Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Februari 2016 : KESELAMATAN ALLAH BERASAL DARI HAL-HAL KECIL DAN SEDERHANA

Bacaan Ekaristi : 2Raj 5:1-15a; Luk 4:24-30

Keselamatan Allah datang bukan dari hal-hal besar, bukan dari kekuasaan atau uang, bukan dari jaringan klerus atau politik, tetapi dari hal-hal kecil dan sederhana yang kadang-kadang bahkan muncul dari penghinaan. Paus Fransiskus mengajukan permenungan ini dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 29 Februari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Februari 2016 : SEBUAH NAMA ATAU SEBUAH KATA SIFAT

Bacaan Ekaristi : Yer 17:5-10; Luk 16:19-31

Apakah kita terbuka kepada orang lain dan mampu berbelas kasih, atau apakah kita hidup terkurung di dalam diri kita sendiri, budak-budak keegoisan kita? Itulah permenungan tentang mutu hidup Kristiani yang dipaparkan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 25 Februari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mengacu perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31). Mengacu juga ke antifon pembuka (yang diambil dari Mazmur 139[138]:23-24), Paus Fransiskus menekankan pentingnya memohon kepada Tuhan "rahmat untuk mengetahui" apakah kita berada "di jalan kebohongan atau di jalan kehidupan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Februari 2016 : DIALEKTIKA ANTARA BICARA DAN TINDAKAN

Bacaan Ekaristi : Yes 1:10,16-20; Mat 23:1-12.

Tidak ada gunanya menyebut diri kita orang-orang Kristen, karena "Allah bersifat mengamalkan", dan apa yang penting bukanlah perkataan melainkan tindakan. Paus Fransiskus memaparkan kembali dasar-dasar kehidupan Kristen, dan mengajak pemeriksaan batin berdasarkan Sabda Bahagia dan, khususnya, berdasarkan kesaksian seseorang dalam keluarga. Inilah tema pokok homilinya dalam Misa harian Selasa pagi, 23 Februari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM KURIA ROMA DAN PESTA TAKHTA SANTO PETRUS 22 Februari 2016 : APAKAH HIDUPKU MENUNJUKKAN KEDEKATAN ALLAH?

Bacaan Ekaristi : 1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-3.4.5.6; Mat 16:13-19

Pesta liturgi Takhta Santo Petrus menjumpai kita berkumpul untuk merayakan Yubileum Kerahiman sebagai sebuah komunitas pelayanan Kuria Roma, pemerintahan dan lembaga-lembaga yang terkait dengan Takhta Suci. Kita telah melintasi Pintu Suci dan mencapai makam Rasul Petrus untuk membuat pengakuan iman kita, dan hari ini Sabda Allah menerangi gerak isyarat kita dengan cara yang khusus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI CIUDAD JUAREZ, MEKSIKO 17 Februari 2016

Bacaan Ekaristi : Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32

Pada abad kedua, Santo Ireneus menulis bahwa kemuliaan Allah adalah kehidupan manusia. Ia adalah sebuah ungkapan yang terus bergema dalam hati Gereja. Kemuliaan Bapa adalah kehidupan putra dan putri-Nya. Tidak ada kemuliaan yang lebih besar bagi seorang ayah daripada melihat anak-anaknya berkembang, tidak ada kepuasan yang lebih besar daripada melihat anak-anaknya menjadi dewasa, tumbuh dan berkembang. Bacaan pertama yang baru saja kita dengar menunjukkan hal ini. Kota besar Niniwe, menghancurkan diri sebagai akibat dari penindasan dan penghinaan, kekerasan dan ketidakadilan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA PARA IMAM, PARA PELAKU HIDUP BAKTI DAN PARA SEMINARIS DI MORELIA, MEKSIKO 16 Februari 2016 : APAKAH KALIAN INGIN TAHU BAGAIMANA KALIAN HIDUP? MARILAH MELIHAT BAGAIMANA KALIAN BERDOA.


Ada pepatah yang mengatakan "beritahu aku bagaimana kamu berdoa, dan aku akan memberitahu kamu bagaimana kamu hidup; beritahu bagaimana kamu hidup dan aku akan memberitahu kamu bagaimana kamu berdoa. Karena menunjukkan kepadaku bagaimana kamu berdoa, aku akan belajar menemukan Allah yang bagi-Nya kamu hidup, dan tunjukkan bagaimana kamu hidup, aku akan belajar untuk percaya kepada Allah yang kepada-Nya kamu berdoa". Karena kehidupan kita berbicara tentang doa dan doa berbicara tentang kehidupan kita; kehidupan kita berbicara melalui doa kita dan doa kita berbicara melalui kehidupan kita. Berdoa adalah sesuatu yang dipelajari, sama seperti kita belajar berjalan, berbicara, mendengarkan. Sekolah doa adalah sekolah kehidupan dan dalam sekolah kehidupan kita berkembang dalam sekolah doa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI SAN CRISTOBAL DE LAS CASAS, CHIAPAS, MEKSIKO 15 Februari 2016 : DUNIA MEMBUTUHKAN BUDAYA DAN NILAI PENDUDUK PRIBUMI MEKSIKO

Bacaan Ekaristi : Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8.9.10.15; Mat 25:31-46

‘Li smantal Kajvaltike toj lek’ – Hukum Tuhan itu sempurna; ia menghidupkan jiwa. Demikianlah awal Mazmur yang baru saja kita dengar. Hukum Tuhan itu sempurna dan pemazmur dengan tekun mendaftar segala sesuatu yang ditawarkan hukum kepada orang-orang yang mendengar dan mengikutinya : ia menghidupkan kembali jiwa, ia memberikan kebijaksanaan bagi orang-orang sederhana, ia menggembirakan hati, dan ia memberikan terang kepada mata.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI ECATEPEC, MEKSIKO 14 Februari 2016 : TIGA GODAAN YANG MENGANCAM IMPIAN ALLAH BAGI KITA

Bacaan Ekaristi : Ul 26:4-10; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13

Rabu lalu, kita mengawali masa liturgi Prapaskah, yang selama masa itu Gereja mengajak kita untuk mempersiapkan diri kita merayakan hari raya agung Paskah. Inilah waktu khusus untuk mengingat karunia baptisan kita, ketika kita menjadi anak-anak Allah. Gereja mengajak kita untuk memperbaharui karunia yang telah ia berikan kepada kita, tidak membiarkan karunia ini tertidur seolah-olah itu adalah sesuatu dari masa lalu atau terkunci di dalam beberapa "peti kenangan". Masa Prapaskah adalah waktu yang baik untuk menemukan kembali sukacita dan harapan yang membuat kita merasakan putra dan putri tercinta dari Bapa. Bapa yang menunggu kita untuk membuang pakaian kepenatan, keacuhan, ketidakpercayaan kita, dan agar supaya menyandangkan kita dengan martabat yang hanya seorang ayah atau seorang ibu sejati yang tahu bagaimana memberikannya kepada anak-anak mereka, dengan pakaian yang lahir dari kelembutan dan kasih.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI BASILIKA BUNDA MARIA DARI GUADALUPE, MEKSIKO 13 Februari 2016

Kita baru saja mendengar bagaimana Maria pergi menemui sepupunya Elizabet. Ia berangkat tanpa menunda-nunda, tanpa keraguan, tanpa mengurangi langkahnya, untuk berada bersama kerabatnya yang dalam bulan-bulan terakhir kehamilannya. Perjumpaan Maria dengan malaikat tidak mencegahnya karena ia tidak menganggap dirinya istimewa, atau membuatnya ragu-ragu dalam meninggalkan orang-orang di sekelilingnya. Sebaliknya, itu memperbarui dan mengilhami sikap Maria karenanya, dan selalu, akan dikenal : ia adalah wanita yang mengatakan "ya", sebuah "ya" penyerahan kepada Allah dan, pada saat yang sama, sebuah "ya" penyerahan kepada saudara dan saudarinya. Inilah "ya" yang mendorongnya untuk memberikan yang terbaik dari dirinya, pergi keluar untuk bertemu orang lain.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RABU ABU 10 Februari 2016

Bacaan Ekaristi : Yl 2:12-18; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18

Pada awal perjalanan Prapaskah, Sabda Allah mengamanatkan kepada Gereja dan kepada kita masing-masing dua ajakan.

Ajakan yang pertama adalah ajakan Santo Paulus : "didamaikan dengan Allah" (2 Kor 5:20). Itu tidak hanya saran kebapaan yang baik dan bahkan hanya sekedar anjuran; itu adalah doa permohonan yang benar dan tepat dalam nama Kristus: "dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah" (2 Kor 5:20). Mengapa seruan sungguh-sungguh dan remuk hati seperti itu? Karena Kristus tahu betapa rapuhnya dan berdosanya kita, Ia tahu kelemahan hati kita; Ia melihatnya terluka oleh kejahatan yang telah kita lakukan dan segera, Ia tahu berapa banyak kita membutuhkan pengampunan, Ia tahu bahwa kita harus merasa dikasihi untuk berbuat baik. Hanya kita tidak mampu: Oleh karena itu, Rasul Paulus tidak memberitahu kita untuk melakukan sesuatu, tetapi membiarkan diri kita didamaikan oleh Allah, mengizinkan Ia untuk mengampuni kita, dengan kepercayaan, karena "Allah lebih besar daripada hati kita (1 Yoh 3:20). Ia mengalahkan dosa dan mengangkat kita dari penderitaan kita, jika kita mempercayakan diri kita kepada-Nya. Itu karena kita mengakui diri kita membutuhkan kerahiman : itu adalah langkah pertama perjalanan Kristen; itu adalah tentang masuk melalui pintu yang terbuka yang adalah Kristus, di mana Ia sendiri, Sang Juruselamat, menanti kita dan menawarkan kita suatu kehidupan yang baru dan penuh sukacita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA KOMUNITAS KAPUSIN SEDUNIA 9 Februari 2016 : APAKAH ENGKAU MELAKUKAN SEPERTI YESUS ATAU SEPERTI IBLIS?

Bacaan Ekaristi : 1Raj 8:22-23.27-30; Mrk 7:1-13

Dua sikap dirasakan dalam Liturgi Sabda hari ini. Sikap di hadapan kemegahan Allah, yang dinyatakan dalam kerendahan hati Raja Salomo, dan lainnya sikap kepicikan yang digambarkan oleh Yesus sendiri : sikap yang dimiliki para ahli Taurat, bagi mereka segalanya seksama, yang meninggalkan Hukum Taurat di satu sisi demi mengamat-amati tradisi-tradisi kecil mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Februari 2016 : ALLAH BERJAYA MELALUI KERENDAHAN HATI

Bacaan Ekaristi : Sir 47:2-11; Mrk 6:14-29

Yohanes Pembaptis, "yang terbesar dari para nabi", mengajarkan kita aturan dasariah kehidupan Kristen : merendahkan diri kita sehingga Yesus dapat tumbuh. Inilah "pendekatan Allah", yang bertentangan dengan "pendekatan manusia". Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi, 5 Februari 2016, di Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Februari 2016 : IMAN ADALAH WARISAN TERBESAR YANG DAPAT KITA TINGGALKAN

Bacaan Ekaristi : 1Raj 2:1-4.10-12; Mrk 6:7-13


Iman adalah warisan terbesar yang dapat ditinggalkan seorang pria atau wanita. Imanlah yang mendorong kita untuk tidak takut mati, yang hanya merupakan awal kehidupan lain. Inilah titik pusat permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 4 Februari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN TAHUN HIDUP BAKTI 2 Februari 2016 : PARA PELAKU HIDUP BAKTI HARUS BERANI MEMILIH

Bacaan Ekaristi : Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40

Hari ini, di depan mata kita ada fakta sederhana, rendah hati dan agung : Maria dan Yosef membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem. Ia adalah seorang anak seperti kebanyakan anak lain, sama seperti anak lain, tetapi Ia unik : ia adalah Putra Tuhan yang tunggal yang telah datang untuk semua umat manusia. Anak ini telah membawa kerahiman dan kelembutan Allah : Yesus adalah wajah Kerahiman Bapa. Ini adalah ikon yang ditawarkan Injil kepada kita pada akhir Tahun Hidup Bakti, satu tahun yang telah dijalani dengan banyak antusiasme. Seperti sebuah sungai, ia sekarang mengalir ke lautan kerahiman, ke dalam misteri kasih yang sangat besar yang sedang kita alami melalui Yubileum Luar Biasa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Februari 2016 : TIDAK ADA KERENDAHAN HATI TANPA KEHINAAN

Bacaan Ekaristi : 2Sam 15:13-14.30;16:5-13a; Mrk 5:1-20

Tidak bisa ada kerendahan hati atau kekudusan tanpa mengambil jalan kehinaan. Paus Fransiskus berbicara tentang kebenaran ini saat beliau teringat kisah Daud dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi, 1 Februari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan.