Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 September 2016 : TUHAN MENGAJARKAN KITA UNTUK BERDOA DI TENGAH-TENGAH KEHANCURAN ROHANI

Bacaan Ekaristi : Ayb 3:1-3,11-17,20-23; Mzm 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk 9:51-56

Paus Fransiskus mengatakan keheningan dan doa adalah cara untuk mengatasi saat-saat tergelap kita, ketimbang beralih ke obat-obatan atau minuman beralkohol untuk melarikan diri dari kesengsaraan kita. Beliau menyampaikan hal ini dalam homilinya selama Misa harian pagi Selasa 27 September 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA XXVI (MISA YUBILEUM PARA KATEKIS) 25 September 2016

Bacaan Ekaristi : Am 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31

Dalam Bacaan Kedua Rasul Paulus menawarkan kepada Timotius, tetapi juga kepada kita, beberapa saran yang dekat dengan hatinya. Antara lain, ia menuntut dirinya "turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela" (1 Tim 6:14). Ia membicarakan hanya sebuah perintah. Tampaknya ia ingin menjaga perhatian kita tetap teguh pada apa yang penting bagi iman kita. Santo Paulus, memang, tidak sedang menunjukkan segala macam titik perbedaan, tetapi sedang menekankan inti dari iman. Pusat ini yang di sekitarnya segalanya berputar, jantung yang berdetak ini yang memberi kehidupan kepada segalanya adalah pewartaan Paskah, pewartaan yang pertama : Tuhan Yesus telah bangkit, Tuhan Yesus mengasihi kalian, dan Ia telah memberikan hidup-Nya untuk kalian; bangkit dan tetap hidup, Ia dekat dengan kalian dan menunggu kalian setiap hari. Kita tidak boleh melupakan hal ini. Pada Yubileum untuk Para Katekis ini, kita sedang diminta untuk tidak bosan mengedepankan dan mengutamakan pesan utama iman : Tuhan telah bangkit. Tidak ada yang lebih penting; tidak ada yang lebih jelas atau lebih relevan daripada ini. Segalanya dalam iman menjadi indah ketika dihubungkan dengan pusat ini, jika ia jenuh oleh pemakluman Paskah. Jika ia tetap terasing, namun, ia kehilangan akal dan kekuatannya. Kita dipanggil selalu hidup keluar dan memaklumkan kebaruan kasih Tuhan : "Yesus benar-benar mengasihi kalian, seperti apa adanya. Berilah Dia ruang : terlepas dari kekecewaan-kekecewaan dan luka-luka dalam kehidupan kalian, memberi-Nya kesempatan untuk mengasihi kalian. Ia tidak akan mengecewakan kalian".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 September 2016 : KESIA-SIAAN ADALAH OSTEOPOROSIS JIWA

Bacaan Ekaristi : Pkh. 1:2-11; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Luk. 9:7-9

Paus Fransiskus mempertentangkan kegelisahan yang berasal dari Roh Kudus dan kegelisahan yang berasal dari hati nurani yang kotor. Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 22 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, beliau juga berbicara tentang kesombongan, yang "menopengi" kehidupan, membuatnya terlihat tidak seperti seharusnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 September 2016 : TIDAK ADA ALLAH PEPERANGAN; ALLAH ADALAH ALLAH PERDAMAIAN

Bacaan Ekaristi : Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21

Dunia perlu berjalan "mengatasi perpecahan agama-agama", dan merasa "malu" akan peperangan, tanpa menutup "telinga" terhadap jeritan mereka yang sedang menderita : itulah apa yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 20 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci berbicara hanya beberapa jam sebelum beliau berangkat ke Asisi, kota perbukitan Umbria, di mana beliau akan mengambil bagian dalam penutupan KTT internasional para pemimpin lintas agama untuk mendoakan perdamaian dunia. Pertemuan serupa pertama kali diadakan di Asisi atas prakarsa Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1986.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 September 2016 : JANGANLAH MENJADI MAFIA TETAPI TINGGALLAH DALAM TERANG IMAN

Bacaan Ekaristi : Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18

Janganlah mencemburui orang kaya dan orang berkuasa atau bersekongkol melawan sesamamu, melainkan peliharalah terang iman dalam kehidupan kalian. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 19 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA PARA DUTA BESAR VATIKAN 17 September 2016

Bacaan Ekaristi : 1Kor 15:35-37.42-49; Mzm 56:10-14; Luk 8:4-15

Paus Fransiskus menjadi selebran utama dalam Misa pada hari Sabtu pagi 17 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang dihadiri para duta besar Vatikan yang sedang berada di Roma untuk pertemuan besar Tahun Yubileum Kerahiman. Dalam homilinya, Bapa Suci mengucapkan terima kasih kepada para diplomat kepausan tersebut atas kesediaan mereka memperbaharui komitmen mereka untuk pelayananan di negara-negara baru dan berbeda dengan sukacita dan antusiasme, serta mendorong para anggota perwakilan diplomatik untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mengatasi keterbatasan kekuatan dan kemampuan mereka dalam rangka untuk membawa Injil Kristus ke segala penjuru dunia.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 September 2016 : LOGIKA HARI ESOK


Bacaan Ekaristi : 1Kor 15:12-20; Mzm 17:1.6-7.8b.15; Luk 8:1-3

Logika hari esok : itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 16 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci merenungkan "logika" iman Kristen - cara pemikiran mendasar yang muncul dari persetujuan nyata terhadap klaim kebenaran yang memajukan Kekristenan - sebuah logika yang beliau gambarkan sebagai logika "hari esok" - sebuah logika menanti-nantikan kebangkitan badan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 September 2016 : MARIA ADALAH BUNDA KITA, YANG MELINDUNGI KITA

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 12:31-13:13; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27

Dalam "dunia yang menderita krisis keyatimpiatuan yang besar", kita memiliki seorang ibu yang menyertai dan melindungi kita. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 15 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Pesta Santa Perawan Maria Berdukacita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MENGENANG PASTOR JACQUES HAMEL 14 September 2016

Hari ini, Gereja merayakan Pesta Salib Suci. Kita memahami itu adalah sebuah misteri.

Misteri pembinasaan ini, misteri kedekatan kepada kita. Berada dalam keadaan Allah, Paulus mengatakan, [Yesus], yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 September 2016 : BEKERJA BAGI SEBUAH BUDAYA PERJUMPAAN

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 12:12-14,27-31a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 7:11-17

Undangan untuk bekerja bagi "budaya perjumpaan" dengan cara yang sederhana "seperti yang dilakukan Yesus" : tidak hanya melihat tetapi memperhatikan, tidak hanya mendengar tetapi mendengarkan, tidak hanya melewati orang-orang tetapi berhenti bersama mereka, tidak hanya mengatakan "Sungguh memalukan, orang-orang miskin", tetapi membiarkan diri kalian tergerak oleh belas kasihan; "dan kemudian mendekat, menjamah dan mengatakan : 'Janganlah menangis' dan memberikan setidaknya satu tetes kehidupan". Paus Fransiskus menggunakan kata-kata ini dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 13 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, untuk menggambarkan pesan yang terkandung dalam bacaan-bacaan liturgi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 September 2016 : IBLIS BERUSAHA MEMECAH BELAH GEREJA PADA AKAR KESATUAN

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 11:17-26; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Luk. 7:1-10

Perpecahan menghancurkan Gereja, dan iblis berusaha menyerang akar kesatuan : perayaan Ekaristi. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 12 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Pesta Nama Tersuci Santa Perawan Maria.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 September 2016 : PENGINJILAN BUKANLAH SEKEDAR TUGAS RUTIN

Bacaan Ekaristi : 1Kor 9:16-19.22b-27; Mzm 84; Luk 6:39-42

Dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 9 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berfokus pada sifat karya penginjilan : ia adalah seni dan disiplin - tidak pernah sebuah laga-lagaan dan tidak pernah sebuah tugas yang dilakukan dengan rutinitas belaka - dan karya penginjilan tidak pernah, tidak pernah, "sesuatu kesenangan yang mudah dilakukan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 September 2016 : PERBINCANGAN TIDAK MENCAPAI PERDAMAIAN JIKA HATI BERPERANG

Bacaan Ekaristi : Mi 5:2-5a atau Rm 8:28-30; Mzm 13:6ab.6cd; Mat 1:1-16. 18-23

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 8 September 2016, Misa pertama setelah liburan musim panas, di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus berbicara tentang pentingnya berkarya untuk perdamaian dalam tindakan-tindakan kecil, tindakan sehari-hari - karena, beliau mengatakan, dalam gerakan-gerakan harian kecillah perdamaian pada skala global terlahir.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI BEATA TERESA DARI KALKUTA 4 September 2016

Bacaan Ekaristi : Keb. 9:13-18; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33

"Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?" (Keb 9:13). Pertanyaan dari Kitab Kebijaksanaan yang baru saja kita dengar dalam Bacaan Pertama ini menunjukkan bahwa hidup kita adalah sebuah misteri dan bahwa kita tidak memiliki kunci untuk memahaminya. Selalu ada dua tokoh utama dalam sejarah : Allah dan manusia. Tugas kita adalah memahami panggilan Allah dan kemudian melakukan kehendak-Nya. Tetapi untuk melakukan kehendak-Nya, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, "Apa kehendak Allah dalam hidupku?"