Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Oktober 2013

Bacaan Ekaristi : 2 Raj 5:14-17; Mzm 98:1-4; 2 Tim 2:8-13; Luk 17:11-19

Dalam Mazmur kita mengatakan : “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib” (Mzm 98:1). Hari ini kita memikirkan salah satu perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan Tuhan : Maria! Ciptaan yang hina dan lemah seperti kita, ia dipilih untuk menjadi Bunda Allah, Bunda Penciptanya.

Memikirkan Maria dalam terang bacaan-bacaan yang baru kita dengar, saya ingin merenungkan bersama kalian pada tiga hal : pertama, Allah mengejutkan kita, kedua, Allah meminta kita untuk setia, dan ketiga, Allah adalah kekuatan kita.

1. Pertama : Allah mengejutkan kita. Kisah Naaman, panglima tentara raja Aram, luar biasa. Agar disembuhkan dari penyakit kusta, ia berpaling kepada nabi Allah, Elisa, yang tidak melakukan sihir atau menuntut apa pun yang tak lazim padanya, tetapi hanya meminta dia percaya pada Allah dan mandi di sungai. Tetapi bukan dalam salah satu sungai besar di Damsyik, tetapi dalam Sungai Yordan yang berarus kecil. Naaman dibiarkan terkejut, bahkan kaget. Tuhan macam apakah ini yang meminta sesuatu yang begitu sederhana? Ia ingin pulang, tetapi kemudian ia berjalan ke depan, ia menenggelamkan dirinya di Sungai Yordan dan langsung sembuh (bdk. 2 Raj 5:1-4). Di situ : Allah mengejutkan kita. Justru dalam kemiskinan, dalam kelemahan dan dalam kerendahan hati di mana Ia mengungkapkan diri-Nya dan memberi kita kasih-Nya, yang menyelamatkan kita, menyembuhkan kita dan memberi kita kekuatan. Dia hanya meminta kita mentaati sabda-Nya dan percaya kepada-Nya.

Ini adalah pengalaman Perawan Maria. Saat pesan malaikat, ia tidak menyembunyikan keterkejutannya. Merupakan keheranan menyadari bahwa Allah, untuk menjadi manusia, telah memilih dia, seorang gadis sederhana dari Nazaret. Bukan seseorang yang tinggal di sebuah istana di tengah kekuasaan dan kekayaan, atau seorang yang telah melakukan hal-hal yang luar biasa, tetapi hanya seorang yang terbuka kepada Allah dan menaruh kepercayaannya dalam Dia, bahkan tanpa memahami segala sesuatunya : "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk 1:38). Itulah jawabannya. Allah terus mengejutkan kita, Ia merusakkan penggolongan-penggolongan kita, Ia membuat kekacauan dengan rencana kita. Dan Ia mengatakan kepada kita : Percayalah pada-Ku, jangan takut, biarkan dirimu terkejut, tinggalkan dirimu dan ikutlah Aku!

Hari ini marilah kita semua bertanya pada diri kita sendiri apakah kita takut akan apa yang Allah mungkin tanyakan, atau takut akan apa yang Ia tanyakan. Apakah saya membiarkan diri saya dikejutkan oleh Allah, seperti Maria, atau apakah saya tetap terjebak dalam daerah aman saya sendiri: dalam bentuk benda-benda, keamanan intelektual atau ideologis, berlindung dalam rancangan dan rencana saya sendiri? Apakah saya benar-benar membiarkan Allah ke dalam hidup saya? Bagaimana saya menjawab-Nya?

2. Dalam bagian dari surat Santo Paulus yang telah kita dengar, Rasul Paulus memberitahu muridnya Timotius : Ingatlah Yesus Kristus; jika kita bertekun bersama Dia, kita juga akan ikut memerintah bersama Dia (bdk. 2 Tim 2:8-13). Ini adalah hal kedua : ingat Kristus selalu menjadi sadar akan Yesus Kristus - dan dengan demikian bertekun dalam iman. Allah mengejutkan kita dengan kasih-Nya, tetapi Ia menuntut agar kita menjadi setia dalam mengikuti-Nya. Kita bisa menjadi tidak setia, tetapi Ia tidak bisa : Ia adalah "yang setia" dan Ia menuntut kita ketaatan yang sama itu. Pikirkan tentang seluruh saat ketika kita bersemangat tentang sesuatu atau lainnya, beberapa prakarsa, beberapa tugas, tetapi setelah itu, pada gelagat kesulitan pertama, kita melemparkan handuk. Sayangnya, hal ini juga terjadi dalam kasus keputusan pokok, seperti pernikahan. Merupakan kesulitan untuk tetap teguh, setia pada keputusan yang telah kita buat dan komitmen yang telah kita buat. Seringkali cukup mudah mengatakan "ya", tetapi kemudian kita gagal mengulang "ya" ini setiap hari. Kita gagal untuk setia.

Maria mengatakan "ya"-nya kepada Allah : sebuah "ya" yang melemparkan hidupnya yang sederhana di Nazaret ke dalam kekacauan, dan tidak hanya sekali. Beberapa kali ia harus mengucapkan sebuah "ya" yang tulus pada saat-saat sukacita dan dukacita, yang berpuncak dalam "ya" yang ia katakan di kaki Salib. Di sini saat ini ada banyak ibu hadir, berpikir tentang sepenuhnya kesetiaan Maria kepada Allah: melihat Putra tunggalnya tergantung di kayu Salib. Perempuan yang setia, tetap berdiri, benar-benar patah hati, namun setia dan kuat.

Dan saya bertanya pada diri saya sendiri: Apakah saya seorang Kristiani oleh kecocokan dan awalan, atau saya seorang Kristiani purnawaktu? Budaya kelekasan, kenisbian kita, juga memberinya jalan bebas hambatan pada cara kita menghayati iman kita. Allah meminta kita untuk setia kepada-Nya, sehari-hari, dalam kehidupan kita setiap hari. Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa, bahkan jika kita kadang-kadang tidak setia kepada-Nya, Ia tetap setia. Dalam belas kasih-Nya, Ia tidak pernah lelah merentangkan tangan-Nya untuk mengangkat kita, mendorong kita melanjutkan perjalanan kita, datang kembali dan menceritakan kepada-Nya tentang kelemahan kita, sehingga Ia dapat memberikan kita kekuatan-Nya. Ini adalah perjalanan yang nyata: berjalan bersama Tuhan selalu, bahkan pada saat-saat kelemahan, bahkan dalam dosa-dosa kita. Tidak pernah lebih menyukai jalan darurat milik kita sendiri. Itu membunuh kita. Iman adalah ketaatan pokok, seperti ketaatan Maria.

3. Hal terakhir: Allah adalah kekuatan kita. Saya berpikir tentang sepuluh orang kusta dalam Injil yang disembuhkan oleh Yesus. Mereka mendekati-Nya dan, menjaga jarak mereka, mereka memanggil: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" (Luk 17:13). Mereka sakit, mereka membutuhkan kasih dan kekuatan, dan mereka sedang mencari seseorang untuk menyembuhkan mereka. Yesus menanggapi dengan membebaskan mereka dari penyakit mereka. Namun, secara mencolok, hanya salah satu dari mereka datang kembali sambil memuliakan Allah dan bersyukur kepada-Nya dengan suara nyaring. Yesus mencatat hal ini: sepuluh orang minta disembuhkan dan hanya satu yang kembali untuk memuliakan Allah dengan suara nyaring dan mengakui bahwa Ia adalah kekuatan kita. Memahami bagaimana bersyukur, memberikan pujian bagi segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan bagi kita.

Ikuti
Maria. Setelah Kabar Sukacita, tindakan pertamanya adalah salah satu amal kasih terhadap kerabat perempuannya Elizabeth yang berusia lanjut. Kata-kata pertamanya adalah : "Jiwaku memuliakan Tuhan", dengan kata lain, sebuah kidung pujian dan syukur kepada Allah tidak hanya untuk apa yang Ia lakukan untuknya, tetapi untuk apa yang telah dilakukan-Nya sepanjang sejarah keselamatan. Segalanya adalah karunia-Nya. Jika kita dapat menyadari bahwa segala sesuatu adalah karunia Allah, betapa akan bahagianya hati kita! Segalanya adalah karunia-Nya. Dia adalah kekuatan kita! Mengatakan "terima kasih" adalah sebuah hal yang mudah, dan tidak begitu sulit! Seberapa sering kita saling mengatakan "terima kasih" dalam keluarga kita? Ini adalah kata-kata penting bagi kehidupan kita bersama. "Maaf", "maafkan saya", "terima kasih". Jika keluarga-keluarga bisa mengatakan tiga hal ini, mereka akan baik-baik saja. "Maaf", "maafkan saya", "terima kasih". Seberapa sering kita mengatakan "terima kasih" dalam keluarga kita? Seberapa sering kita mengatakan "terima kasih" kepada mereka yang membantu kita, mereka yang dekat dengan kita, orang-orang di pihak kita sepanjang hidup? Terlalu sering kita semua mengambil segala sesuatu untuk diberikan! Hal ini terjadi dengan Allah juga. Sangat mudah mendekati Tuhan untuk meminta sesuatu, tetapi untuk pergi dan berterima kasih pada-Nya : "Yah, saya tidak perlu".

Karena kita melanjutkan perayaan Ekaristi kita, marilah kita memohon pengantaraan Maria. Semoga ia membantu kita untuk terbuka bagi kejutan Allah, untuk menjadi setia kepada-Nya setiap hari, dan untuk memuliakan dan bersyukur kepada-Nya, karena Ia adalah kekuatan kita. Amin.

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.