Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Februari 2020 : HARGAI ORANG-ORANG YANG MENYERTAI HIDUP KITA LAKSANA DALAM SEBUAH KELUARGA


Bacaan Ekaristi : 1Raj. 11:29-32-12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-37.

Dalam Misa harian Jumat pagi, 14 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada tema keluarga. Keluarga bukan hanya terdiri dari ayah, ibu, kakak-adik, paman dan kakek-nenek, tetapi juga suatu keluarga besar dari orang-orang yang menyertai kita dalam perjalanan hidup selama beberapa waktu, di tempat kerja atau di tempat menuntut ilmu.


Paus Fransiskus mengambil gagasan homilinya berkenaan dengan purnabakti salah seorang karyawati Casa Santa Marta yang hadir dalam Misa, Patrizia. Paus Fransiskus membandingkan Casa Santa Marta, tempat beliau tinggal, dengan "sebuah keluarga besar" yang terdiri dari orang-orang yang menyertai perjalanan hidup kita. Mereka bekerja di sana setiap hari dengan penuh dedikasi dan perhatian, yang membantu jika seorang rekan sakit, yang merasa sedih jika seorang rekan pergi.

Wajah, senyuman, dan salam, kata Paus Fransiskus, ibarat benih yang ditaburkan di dalam hati setiap orang. Pada saat perpisahan, ada baiknya kita "mengingat dan mengucap syukur" serta juga meminta maaf kepada orang-orang yang menyertai perjalanan kita.

Mengenang Patrizia yang pergi setelah 40 tahun pelayanan, Bapa Suci mengatakan bahwa ada baiknya orang-orang di Casa Santa Marta memikirkan bahwa mereka disertai dalam sebuah keluarga. Demikian pula, orang-orang yang tidak bekerja di Casa Santa Marta seharusnya memikirkan sesama, sahabat, rekan mereka di tempat kerja atau di tempat menuntut ilmu ... Tuhan menginginkan kita tidak menyendiri berada di dalam persekutuan. Ia tidak menginginkan kita egois. Mementingkan diri sendiri adalah sebuah dosa.

Bapa Suci mengenang kemurahan hati banyak rekan kerja yang merawat orang-orang yang jatuh sakit. Setiap nama, sebuah kehadiran, sebuah sejarah, sebuah kunjungan singkat meninggalkan kesan. Berkenaan dengan hal ini, Paus Fransiskus menyebut Luisa, Cristina dan nenek rumah, Suster Maria, yang bekerja sejak masih muda dan memutuskan untuk mengabdikan diri di sana. Beliau juga mengenang Miriam, yang pergi bersama anaknya, dan Elvira, teladan perjuangan dalam hidup. Sulit, beliau mengatakan, untuk melupakan orang-orang yang telah purnabakti atau pindah ke tempat lain tersebut.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa ada baiknya hari ini kita mengingat dengan penuh syukur orang-orang yang menyertai perjalanan hidup kita dan juga bersyukur kepada Allah, berterima kasih kepada-Nya karena tidak meninggalkan kita sendirian. Senantiasa ada masalah di mana pun kita berada, termasuk di Casa Santa Marta. Kita berdoa dan berbincang, serta terkadang, kita juga berdosa terhadap pengamalan kasih.

Dosa, kesabaran, dan permintaan maaf atas kekurangan semuanya ada dalam keluarga, kata Paus Fransiskus, dan menjadikan perpisahan Patrizia sebagai sebuah kesempatan untuk mengingat, berterima kasih, dan meminta maaf kepada semua orang yang menyertai kita. Beliau mendesak umat yang hadir untuk melakukannya dalam situasi mereka. Seraya menyampaikan "banyak terima kasih" kepada orang-orang yang bekerja di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus mengharapkan 40 tahun kedua dalam hidup Patrizia.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.