Sulit untuk mengasihi musuh kita, tetapi itulah justru apa yang sedang
Allah minta pada kita untuk dilakukan, kata Paus Fransiskus dalam Misa
Selasa pagi 18 Juni 2013. Beliau mengatakan bahwa kita harus berdoa bagi
mereka yang membenci kita dan telah menyalahkan kita, 'supaya hati batu
mereka dialihkan kepada kelembutan,
supaya mereka merasakan kelegaan dan kasih'. Allah membiarkan matahari
bersinar dan hujan turun bagi orang yang baik dan orang yang jahat, bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar (Mat 5:43-48) dan, Paus
menambahkan, kita harus melakukan hal yang sama, jika tidak kita
bukanlah orang Kristiani.
Paus Fransiskus memulai homilinya, dengan serangkaian pertanyaan yang mencakup beberapa kejadian umat manusia yang paling mendesak. Bagaimana kita bisa mengasihi musuh kita? Paus bertanya, bagaimana kita bisa mengasihi mereka yang memutuskan untuk "melakukan pengeboman dan membunuh begitu banyak orang?" Dan lagi, bagaimana kita bisa "mengasihi mereka yang karena kecintaan uang mereka mencegah orang tua untuk mendapatkan obat yang diperlukan dan meninggalkan mereka mati?" Atau mereka yang hanya mencari "kepentingan terbaik mereka sendiri, kekuasaan untuk diri mereka sendiri dan melakukan begitu banyak kejahatan?" "Tampaknya sulit untuk mengasihi musuh Anda", beliau mencatat, tetapi Yesus memintanya kepada kita. Pada liturgi saat ini, beliau berkata, menawarkan "pembaharuan Yesus terhadap hukum", terhadap hukum Gunung Sinai dengan Hukum Gunung Sabda Bahagia. Paus juga menunjukkan bahwa kita semua memiliki musuh, tetapi jauh di lubuk hati kita juga bisa menjadi musuh orang lain: "Terlalu sering kita menjadi musuh orang lain: kita tidak menghendaki mereka dengan baik. Dan Yesus mengatakan kepada kita untuk mengasihi musuh kita! Dan ini tidak mudah! Tidaklah mudah ... kita bahkan berpikir bahwa Yesus meminta terlalu banyak dari kita! Kita menyerahkan hal ini kepada para biarawati yang menyendiri, yang kudus, kita menyerahkan hal ini kepada beberapa jiwa yang kudus, tetapi hal ini tidak benar bagi kehidupan setiap hari. Meskipun demikian haruslah menjadi benar! Yesus berkata: 'Tidak, kita harus melakukan hal ini! Karena jika tidak, kamu akan menjadi seperti para pemungut cukai, seperti orang-orang kafir. Bukan orang Kristiani'."
Jadi bagaimana kita bisa mengasihi musuh
kita? Paus Fransiskus mencatat bahwa Yesus, "memberitahu kita dua hal":
pertama memandang kepada Bapa yang "membuat matahari terbit bagi orang
yang jahat dan orang yang baik" dan "menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar". Allah "mengasihi setiap orang". Dan
kemudian beliau melanjutkan, Yesus mengatakan kepada kita untuk menjadi
"sempurna seperti Bapa Surgawi adalah sempurna", "meneladan Bapa dengan
kesempurnaan kasih itu". Beliau menambahkan bahwa Yesus "mengampuni
musuh-musuh-Nya", "melakukan segalanya untuk mengampuni mereka". Beliau
memperingatkan bahwa pembalas dendam bukanlah orang Kristiani. Paus
meminta. Tetapi bagaimana kita bisa berhasil dalam mengasihi musuh kita?
Dengan berdoa. "Ketika kita berdoa untuk apa yang membuat kita
menderita - Paus mengatakan - itu seolah-olah Tuhan datang dengan minyak
dan mempersiapkan hati kita untuk perdamaian": "Berdoalah! Inilah apa
yang Yesus nasehati bagi kita: 'Berdoa untuk musuh-musuhmu! Berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu! Berdoalah!'. Dan katakan kepada Allah:
'Ubahlah hati mereka. Mereka memiliki hati batu, tetapi ubahlah itu,
berilah mereka hati yang lembut, sehingga mereka boleh merasakan
kelegaan dan kasih'. Perbolehkan saya hanya mengajukan pertanyaan ini
dan biarkanlah kita masing-masing menjawabnya dalam hati kita sendiri:
'Apakah aku berdoa bagi musuh-musuhku? Apakah aku berdoa bagi mereka
yang tidak mengasihiku? 'Jika kita mengatakan 'ya', saya akan
mengatakan, 'Ayo, lebih banyak berdoa, Anda berada di jalan yang benar!
Jika jawabannya 'tidak', Tuhan berkata: 'Kasihan. Kamu juga adalah
seorang musuh bagi orang lain!'. Berdoalah agar Tuhan boleh mengubah
hati mereka ini. Kita dapat mengatakan: 'Tetapi orang ini benar-benar
menzalimi aku', atau mereka telah melakukan hal-hal buruk dan ini
memiskinkan orang banyak, memiskinkan umat manusia. Dan mengikuti
pemikiran lepas ini kita ingin untuk membalas dendam atau mata ganti
mata, gigi ganti gigi".
Paus Fransiskus menegaskan, memang benar bahwa kasih bagi musuh-musuh kita "memiskinkan kita", karena itu membuat kita miskin "seperti Yesus", yang, ketika Ia datang kepada kita, merendahkan diri-Nya dan menjadi miskin bagi kita. Paus mencatat bahwa beberapa orang bisa berpendapat hal ini tidak bagus "jika musuh membuat saya lebih miskin" dan tentu saja, "sesuai dengan kriteria dunia ini, itu tidak bagus". Tetapi ini, beliau berkata, adalah "jalan yang Yesus lalui" yang dari kaya menjadi miskin bagi kita. Dalam kemiskinan ini, "dalam perendahan diri Yesus - beliau berkata - ada rahmat yang telah membenarkan kita semua, membuat kita semua kaya". Inilah "misteri keselamatan": "Dengan pengampunan, dengan kasih bagi musuh kita, kita menjadi lebih miskin: kasih memiskinkan kita, tetapi kemiskinan itu adalah benih kesuburan dan kasih bagi orang lain. Sama seperti kemiskinan Yesus menjadi anugrah keselamatan bagi kita semua, kekayaan besar.. .. Marilah kita berpikir hari ini pada Misa, marilah kita memikirkan musuh-musuh kita orang-orang yang tidak kita kehendak dengan baik: alangkah baiknya jika kita mempersembahkan Misa bagi mereka: Yesus, pengorbanan Yesus, bagi mereka, bagi mereka yang tidak mengasihi kita. Dan bagi kita juga, sehingga Tuhan mengajarkan kita kebijaksanaan ini yang begitu sulit, tapi begitu indah, karena kebijaksanaan itu membuat kita seperti Bapa, seperti Bapa kita: kebijaksanaan itu menerbitkan matahari bagi setiap orang, yang baik dan yang jahat. Kebijaksanaan itu membuat kita lebih seperti Sang Putra, Yesus, yang dalam kehinaan-Nya menjadi miskin untuk memperkaya kita, dengan kemiskinan-Nya".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.