Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 November 2019 : KEMATIAN MERUPAKAN SEBUAH PERJUMPAAN DENGAN TUHAN


Bacaan Ekaristi : Dan. 7:2-14; Dan. 3:75,76,77,78,79,80,81; Luk. 21:29-33.

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 29 November 2019, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa dalam pekan terakhir tahun liturgi ini Gereja mengundang kita untuk bercermin pada kesudahan : kesudahan dunia dan kesudahan kita masing-masing. Tema ini, beliau mengatakan, digemakan dalam Bacaan Injil (Luk. 21:29-33) melalui ucapan Yesus: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu". Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada bagaimana “segalanya akan berakhir” tetapi “Ia akan tetap” dan beliau mengundang umat yang hadir untuk merenungkan saat kematian mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI TOKYO DOME, TOKYO (JEPANG) 25 November 2019


Bacaan Injil yang telah kita dengar adalah bagian dari khotbah besar Yesus yang pertama. Kita mengenalnya sebagai Khotbah di Bukit, dan bagi kita Khotbah tersebut menggambarkan keindahan jalan yang harus kita ambil. Dalam Kitab Suci, bukit adalah tempat Allah mewahyukan diri-Nya dan menjadikan diri-Nya dikenal. "Berfirmanlah Ia kepada Musa: 'Naiklah menghadap Tuhan'" (bdk. Kel 24:1). Sebuah bukit yang puncaknya tidak terjangkau oleh kemauan keras atau pendakian sosial, tetapi hanya dengan mendengarkan Sang Guru dengan penuh perhatian, sabar dan peka di setiap persimpangan perjalanan kehidupan. Puncak itu menyajikan kepada kita sudut pandang yang selalu baru di sekeliling kita, yang berpusat pada kasih sayang Bapa. Di dalam Yesus, kita menemukan puncak dari apa artinya menjadi manusia; Ia menunjukkan kepada kita jalan yang mengarah pada penggenapan yang melebihi segala harapan dan pengharapan kita. Dalam Dia, kita menemukan sebuah kehidupan baru, tempat kita memahami kebebasan mengetahui bahwa kita adalah anak-anak kesayangan Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM DI STADION BASEBALL, NAGASAKI (JEPANG) 24 November 2019


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43.

“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Luk 23:42).

Pada hari Minggu terakhir tahun liturgi ini, kita mempersatukan suara kita dengan suara penjahat yang disalibkan di samping Yesus, yang mengakui dan menyatakan Dia sebagai seorang raja. Di tengah teriakan ejekan dan penghinaan, setidaknya momen kemenangan dan kejayaan memungkinkan, penjahat itu mampu berbicara dan membuat pengakuan imannya. Kata-katanya adalah kata-kata terakhir yang didengar Yesus, dan kata-kata Yesus sendiri sebagai jawaban adalah kata-kata terakhir yang Ia ucapkan sebelum menyerahkan diri-Nya kepada Bapa : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA KAUM MUDA DI KATEDRAL SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA, BANGKOK (THAILAND) 22 November 2019 : BERAKARLAH DALAM IMAN MELALUI PERSAHABATAN DENGAN YESUS


Marilah kita pergi menemui Kristus, Tuhan, karena ia akan datang!

Injil yang baru saja kita dengar mengundang kita untuk berangkat, memandang masa depan untuk menemukan hal yang paling indah yang dapat membawa kita : kedatangan Kristus yang pasti ke dalam kehidupan dan dunia kita. Marilah kita menyambut-Nya di tengah-tengah kita dengan sukacita dan kasih yang sangat besar, karena hanya kalian kaum muda yang bisa melakukannya! Bahkan sebelum kita berangkat untuk mencari-Nya, kita tahu bahwa Tuhan sedang mencari kita; Ia keluar untuk menemui kita dan memanggil kita untuk membuat, menciptakan, dan membentuk masa depan. Kita berangkat dengan penuh sukacita, karena kita tahu Ia sedang menanti kita di sana.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI STADION NASIONAL, BANGKOK (THAILAND) 21 November 2019


"Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" (Mat 12:48).

Dengan pertanyaan ini, Yesus menantang kerumunan pendengar-Nya untuk merenungkan sesuatu yang tampaknya sudah jelas dan tidak perlu diragukan lagi : Siapakah anggota keluarga kita, kerabat kita, dan orang-orang yang kita kasihi? Setelah memberikan waktu untuk meresapkan pertanyaan, Yesus kemudian menjawab, “Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (ayat 50). Dengan cara ini, Ia menumbangkan tidak hanya jaminan keagamaan dan hukum pada waktu itu, tetapi juga setiap klaim yang tidak semestinya dari pihak yang menganggap diri mereka berada di atas-Nya. Injil adalah sebuah undangan dan sebuah hak yang diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang yang ingin mendengarnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI ORANG MISKIN SEDUNIA (HARI MINGGU BIASA XXXIII) DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 17 November 2019


Bacaan Ekaristi : Mal. 4:1-2a; Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes. 3:7-12; Luk. 21:5-19.

Dalam Bacaan Injil hari ini (Luk. 21:5-19), Yesus mengejutkan orang-orang sezamannya dan kita. Sementara semua orang mengagumi Bait Allah yang megah di Yerusalem, Yesus memberitahu mereka bahwa tidak ada "satu batu" pun akan dibiarkan terletak "di atas batu yang lain" (Luk 21:6). Mengapa Ia mengucapkan perkataan tentang lembaga yang begitu sakral ini, yang bukan hanya bangunan tetapi lambang keagamaan yang unik, rumah Allah dan umat beriman? Mengapa Ia menubuatkan kepastian teguhnya umat Allah akan runtuh? Mengapa, pada akhirnya, Tuhan membiarkan kepastian kita runtuh, ketika dunia kita memiliki semakin sedikit kepastian?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 November 2019 : SETAN MENGHANCURKAN KARENA IA DENGKI


Bacaan Ekaristi : Keb. 2:23-3:9; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19; Luk. 17:7-10.

Setan ada, menabur kebencian dan maut di seluruh dunia. Ia dengki karena Putra Allah menjadi manusia. Inilah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi, 12 November 2019, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus berkaca pada Bacaan Pertama (Keb. 2:23-3:9), khususnya ayat pertama yang dimulai dengan : "Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri". Ayat yang sama berlanjut dengan : "Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA PEMBERKATAN BASILIKA LATERAN 9 November 2019



Bacaan Ekaristi : Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor 3:10-17; Yoh. 2:13-22

Sore ini, dalam perayaan Pesta Pemberkatan Basilika Lateran ini, saya ingin menawarkan kepadamu tiga ayat yang diambil dari Sabda Allah sehingga kamu dapat menjadikannya obyek meditasi dan doa.

Saya merasa ayat yang pertama dialamatkan kepada kita semua, kepada seluruh umat Keuskupan Roma. Ayat tersebut adalah Mazmur Tanggapan : "Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai" (46:5). Umat kristiani yang tinggal di kota ini seperti sungai yang mengalir dari bait suci : aliran-aliran tersebut membawa sebuah Sabda kehidupan dan Sabda harapan yang sanggup membuat gurun hati berbuah, seperti aliran air yang deras yang digambarkan dalam penglihatan Yehezkiel (lihat bab 47) menyuburkan gurun Arab dan memulihkan perairan Laut Mati yang asin dan tanpa kehidupan. Hal yang penting yakni aliran sungai keluar dari bait suci dan menuju ke tanah yang tampak berseteru. Kota tersebut tidak bisa tidak bersukacita ketika melihat umat kristiani menjadi para pewarta yang penuh sukacita, bertekad untuk membagikan khazanah Sabda Allah kepada orang lain dan bekerja demi kebaikan bersama. Tanah yang tampaknya ditakdirkan selamanya gersang mengungkapkan suatu potensi yang luar biasa : tanah itu menjadi sebuah taman dengan pohon-pohon hijau dan dedaunan serta buah-buahan dengan khasiat penyembuhan. Yehezkiel menjelaskan alasan dari begitu banyak kelimpahan tersebut : "mendapat air dari tempat kudus itu" (47:12). Allah adalah rahasia kekuatan kehidupan yang baru ini!

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 November 2019 : TUHAN MENANTI SETIAP ORANG, ORANG BAIK MAUPUN ORANG JAHAT


Bacaan Ekaristi : Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 5 November 2019, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berkaca Bacaan Injil hari itu (Luk. 14:15-24). Beliau mengajak kita untuk bertanya apakah kita menerima undangan perjamuan Tuhan, atau tetap tertutup dalam diri kita sendiri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA ARWAH BAGI 9 KARDINAL DAN 154 USKUP YANG TELAH MENINGGAL DALAM SETAHUN TERAKHIR DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 4 November 2019


Bacaan Ekaristi : 2Mak 12:43-46; Flp 3:20-21; Yoh 6:37-40

Bacaan-bacaan yang telah kita dengar mengingatkan kita bahwa kita datang ke dunia untuk dibangkitkan : kita tidak dilahirkan untuk kematian, tetapi untuk kebangkitan. Faktanya, Santo Paulus menulis dalam Bacaan Kedua, bahkan sekarang “kewargaan kita adalah di dalam surga” (Flp 3:20) dan, seperti yang dikatakan Yesus dalam Bacaan Injil, kita akan dibangkitkan pada akhir zaman (lihat Yoh 6:40). Dan dalam Bacaan Pertama juga terlintas pemikiran akan kebangkitan dalam diri Yudas Makabe “sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat" (2Mak 12.43). Hari ini kita juga dapat bertanya pada diri sendiri : apa yang terlintas dalam pikiranku sehubungan dengan kebangkitan? Bagaimana aku menanggapi panggilanku untuk bangkit kembali?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENGENANGAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN DI KATAKOMBE PRISKILA, ROMA (ITALIA) 2 November 2019 : JATIDIRI, TEMPAT DAN PENGHARAPAN


Bacaan Ekaristi : 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6b-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40.

Perayaan Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman di sebuah katakombe - bagi saya inilah pertama kalinya dalam hidup saya memasuki sebuah katakombe, ini merupakan sebuah kejutan - menceritakan banyak hal kepada kita. Kita dapat memikirkan kehidupan orang-orang itu, yang harus bersembunyi, yang memiliki budaya menguburkan orang mati dan merayakan Ekaristi di sini ... Inilah momen sejarah yang buruk, tetapi belum teratasi : bahkan hingga hari ini. Ada banyak. Banyak katakombe di negara-negara lain, di mana mereka bahkan harus berpura-pura mengadakan pesta atau ulang tahun untuk merayakan Ekaristi, karena di tempat itu dilarang melakukannya. Bahkan dewasa ini umat kristiani teraniaya, melebihi abad-abad pertama, lebih banyak. Ini - katakombe, penganiayaan, umat kristiani - dan Bacaan-bacaan ini, membuat saya memikirkan tiga kata : jatidiri, tempat dan pengharapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 31 Oktober 2019 : KASIH KRISTUS BUKANLAH OPERA SABUN


Bacaan Ekaristi : Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35

Roh Kudus membantu kita untuk memahami “kasih Kristus bagi kita” dan mempersiapkan hati kita untuk “memperkenankan diri kita dikasihi” oleh Tuhan. Paus Fransiskus menyatakan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 31 Oktober 2019 dengan mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (Rm 8:31b-39).