Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS 29 Juni 2015

Bacaan Ekaristi : Kis 12:1-11; 2Tim 4:6-8.17-18;  Mat 16:13-19

Bacaan, yang diambil dari Kisah Para Rasul, berbicara kepada kita tentang jemaat Kristen perdana yang terkepung oleh penganiayaan. Sebuah jemaat yang secara kasar dianiaya oleh Herodes yang "bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat..... menyuruh menahan Petrus..... menyuruh memenjarakannya" (12:1-4).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Juni 2015 : ORANG-ORANG KRISTEN HARUS MENDAPATI TANGAN MEREKA KOTOR DAN MENJAMAH ORANG-ORANG YANG TERKUCIL

Bacaan Ekaristi : Kej 17:1.9-10.15-22; Mat 8:1-4

Dekat dengan orang-orang yang terpinggirkan, memperpendek jarak hingga menjamah mereka tanpa takut kotor. Ini adalah "kedekatan Kristen" yang ditunjukkan Yesus kepada kita secara nyata ketika Ia membebaskan orang kusta dari kenajisan penyakit dan juga dari pengucilan sosial. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi, 26 Juni 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus meminta setiap orang Kristen dan Gereja secara keseluruhan untuk memiliki sikap "kedekatan" ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Juni 2015 : SEORANG NABI BENAR TAHU BAGAIMANA MENDENGARKAN

Bacaan Ekaristi : Kej 16:1-12.15-16; Mat 7:21-29

Bagaimana seorang Kristen dikenali? Dari sikapnya. Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 25 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas Bacaan Injil hari itu (Mat 7:21-29), membandingkan gambaran rumah yang dibangun di atas batu karang dengan kehidupan sehari-hari umat beriman.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Juni 2015 DI LAPANGAN VITTORIO, TURIN - ITALIA

Dalam Doa Pembukaan, kita berdoa: "Berikan umat-Mu, Bapa, karunia hidup selalu dalam penghormatan dan kasih bagi nama-Mu yang kudus, sehingga rahmat-Mu tidak dapat dirampas dari orang-orang yang kepadanya telah Engkau dirikan di atas batu karang kasih-Mu". Dan bacaan-bacaan yang telah kita dengar menunjukkan kepada kita bagaimana kasih Allah ini terhadap kita : itu adalah kasih yang setia, kasih yang menciptakan kembali segalanya, kasil yang teguh dan menjamin.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Juni 2015 : KESERAKAHAN DAN MENGUMPULKAN HARTA UNTUK DIRI SENDIRI MERUPAKAN AKAR DARI BANYAK PEPERANGAN DAN PERPECAHAN KELUARGA

Bacaan Ekaristi : 2Kor 11:18.21b-30; Mat 6:19-23

Harta yang diperhitungkan adalah harta yang diakui oleh "bursa surga". Harta tersebut tidak berdasarkan logika keserakahan manusia, dan ditakdirkan untuk dimakan "ngengat dan karat", dan bahkan menghasut peperangan. Jadi rahasia yang sebenarnya adalah menyalurkan diri kita sebagai para pengurus otentik yang menempatkan semua barang "pada pelayanan orang lain". Saran praktis ini ditawarkan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 19 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Juni 2015 : KITA LEMAH, KITA HARUS MEMOHON KEKUATAN UNTUK MENGAMPUNI

Bacaan Ekaristi : 2Kor 11:1-11; Mat 6:7-15

Kelemahan, doa, dan pengampunan adalah tiga tema yang menjadi pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 18 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengatakan orang-orang Kristen harus memahami bahwa mereka tidak dapat maju dalam kehidupan Kristen tanpa bantuan Allah. Paus Fransiskus juga mencatat bahwa jika kita berdoa dengan baik, kita harus siap untuk mengampuni saudara-saudara kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Juni 2015 : KEKAYAAN DAN KEMISKINAN

Bacaan Ekaristi : 2 Kor 8:1-9; Mat 5:43-48

Fokus homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi 16 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, adalah "teologi kemiskinan". Permenungan Paus Fransiskus dimulai dari Bacaan Pertama liturgi hari itu (2 Kor 8:1-9), yang di dalamnya Santo Paulus "sedang mengelola, di dalam Gereja Korintus, sebuah kolekte untuk Gereja Yerusalem, yang sedang mengalami masa-masa sulit kemiskinan". Untuk mencegah kolekte dari penyalahgunaan, Rasul Paulus menawarkan "beberapa pertimbangan", semacam "teologi kemiskinan". Klarifikasi ini diperlukan karena, Paus Fransiskus menjelaskan, "kemiskinan" adalah sebuah kata "yang selalu memalukan". Memang, betapa sering telah kita dengar: "Imam ini berbicara terlalu banyak tentang kemiskinan, uskup ini berbicara tentang kemiskinan, orang Kristen ini, biarawati ini berbicara tentang kemiskinan .... Mereka agak komunis, bukan?". Tetapi sebaliknya, Paus Fransiskus menekankan, "kemiskinan adalah jantung sesungguhnya dari Injil", sehingga "jika kita menghapus kemiskinan dari Injil, tidak akan mengerti pesan Yesus".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Juni 2015 : MEMBEBASKAN HATI KITA UNTUK MENYAMBUT TUHAN

Bacaan Ekaristi : 2Kor 6:1-10; Mat 5:38-42

Untuk memahami waktu Tuhan, hati harus bebas dari pengaruh negatif, agar menerima kasih karunia dan tidak dilanda "kebisingan" duniawi. Kita harus menjaga hati kita untuk memahami kapan Allah melewatinya. Paus Fransiskus berbicara tentang hal ini dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 15 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA RETRET IMAM SEDUNIA 12 Juni 2015 : PARA IMAN HARUS MENJADI GEMBALA DENGAN KELEMBUTAN

Kelembutan Allah adalah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa selama retret bagi para imam sedunia, yang diselenggarakan oleh Pelayanan Pembaharuan Karismatik Katolik Internasional dan Persaudaraan Katolik, yang diselenggarakan di Basilika Santo Yohanes Lateran, Sabtu malam 12 Juni 2015.

Mengingat kata-kata dari kitab Ulangan, beliau mengatakan kelembutan Allah secara paling baik diungkapkan dalam kedekatan-Nya. Tanpa Tuhan, kita tidak tahu bagaimana berjalan dalam Roh. "Yang Mahakuasa [yang] merendahkan diri-Nya dan mengajarkan saya berjalan", adalah sebuah contoh kelembutan Allah, beliau berkata.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Juni 2015 :TIGA KARAKTERISTIK KESAKSIAN ORANG KRISTIANI YANG SEJATI

Bacaan Ekaristi : Kis 11:21b-26; 13:1-3; Mat 10:7-13.

Berjalan menuju Allah dan menuju orang lain, dalam pelayanan dan dalam kemiskinan. Permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 11 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan dapat disimpulkan seperti ini. Homili Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Injil hari itu (Mat 10:7-13) yang di dalamnya "Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil, kabar baik, Injil keselamatan". Beliau menguraikan "tiga kata kunci untuk menjelaskan pemahaman tentang apa yang diinginkan Yesus dari murid-murid-Nya" dan "dari kita semua yang mengikuti-Nya". Tiga kata tersebut adalah "berjalan", "melayani", dan "kecuma-cumaan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Juni 2015 : JANGAN MELEMAHKAN JATIDIRI KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : 2Kor 1:18-22; Mat 5:13-16

"Jatidiri Kristiani" menemukan kekuatannya dalam kesaksian, dan ia tidak memungkinkan adanya makna ganda : oleh karena itu, Kekristenan tidak dapat "dilemahkan". Sifat dasar "skandal"-nya tidak dapat disembunyikan dengan mengubahnya ke dalam sebuah "gagasan yang indah" bagi mereka yang selalu membutuhkan "kebaruan". Kita juga harus waspada terhadap godaan-godaan duniawi, mereka yang "memperluas hati nurani" sehingga memungkinkan segalanya masuk. Paus Fransiskus menawarkan beberapa pemikiran ini dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 9 Juni 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengingat bahwa "kata terakhir Allah disebut 'Yesus' dan tidak lebih".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI STADION KOSEVO, SARAJEVO - BOSNIA-HERZEGOVINA, 6 Juni 2015 : JADILAH PARA PENGRAJIN PERDAMAIAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ANDA

Saudara dan saudari terkasih,

Kata perdamaian bergema beberapa kali melalui bacaan-bacaan Kitab Suci yang baru saja kita dengar. Ia merupakan sebuah kata kenabian, yang penuh kuasa! Perdamaian adalah mimpi Allah, rencana-Nya bagi umat manusia, bagi sejarah, bagi semua ciptaan. Dan ia adalah sebuah rencana yang selalu menemui pertentangan dari manusia dan dari si jahat. Bahkan di zaman kita, keinginan untuk perdamaian dan komitmen untuk membangun perdamaian berbenturan dengan kenyataan banyak konflik bersenjata saat ini yang mempengaruhi dunia kita. Mereka adalah semacam perang dunia ketiga yang bertempur sedikit demi sedikit dan, dalam konteks komunikasi global, kita merasakan sebuah suasana perang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS 4 Juni 2015 : ROTI KEHIDUPAN TELAH TURUN KEPADA KITA!

Bacaan Ekaristi : Kel 24:3-8; Ibr 9:11-15; Mrk 14:12-16,22-26

Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus memberikan Tubuh-Nya dan Darah-Nya dengan memakai roti dan anggur, meninggalkan kita peringatan akan kurban kasih-Nya yang tak terbatas. Dengan viaticum yang penuh sesak dengan rahmat ini, para murid memiliki segala yang mereka butuhkan untuk perjalanan panjang mereka melalui sejarah, untuk memperluas Kerajaan Allah kepada semua orang. Terang dan kekuatan akan menjadi bagi mereka karunia yang dijadikan Yesus dari diri-Nya, mengorbankan diri-Nya secara sukarela di kayu Salib. Roti Kehidupan ini telah turun kepada kita! Gereja berada dalam kekaguman yang tak berujung di hadapan kenyataan ini - sebuah kekaguman yang tanpa henti memelihara permenungan, penyembahan, kenangan. Ini terlihat dalam sebuah teks indah liturgi hari ini,  Mazmur Tanggapan bacaan kedua dari Bacaan-bacaan resmi, yang mengatakan: "Lihatlah dalam roti ini tubuh Kristus yang tergantung di atas kayu salib, dan dalam cawan ini darah yang mengalir dari lambung-Nya. Ambillah Tubuh-Nya, kemudian, dan makanlah; ambillah darah-Nya dan minumlah, dan kamu akan menjadi anggota-anggota-Nya. Tubuh Kristus adalah ikatan yang mempersatukan kamu kepada-Nya: makanlah, atau kamu tidak akan memiliki bagian di dalam diri-Nya. Darah adalah harga yang Ia bayar untuk penebusanmu : minumlah, jangan sampai kamu putus asa akan kedosaanmu".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Juni 2015 : DARI PENOLAKAN DATANG KESELAMATAN

Bacaan Ekaristi : Tob 1:1a.2a.3;2:1b-8; Mrk 12:1-12

Allah selalu memberikan kehidupan kepada sebuah "kisah cinta" bersama kita masing-masing. Dan meskipun tampak "kegagalan-kegagalan", baik besar maupun kecil, "impian cinta" menang pada akhirnya. Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi, 1 Juni 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan hal ini, perjalanan kita menyusuri sebuah "jalan yang sulit", bersama Allah yang menyelamatkan dengan apa yang ditolak.