Liturgical Calendar

HOMILI PAUS LEO XIV DALAM MISA PENGENANGAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN DI PEMAKAMAN VERANO (ROMA) 2 November 2025

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 12:43-46; Mzm. 143:1-2,5-6,7ab,8ab.10; 1Kor. 15:20-24a.25-28; Yoh. 6:37-40.

 

Saudara-saudari terkasih,

 

Kita berkumpul di sini untuk merayakan Pengenangan Arwah Semua Orang beriman. Kita melakukannya terutama bagi mereka yang dimakamkan di tempat ini, dan dengan kasih sayang yang khusus bagi orang-orang yang kita kasihi. Meskipun mereka meninggalkan kita di hari wafatnya, kita tetap membawa mereka di dalam hati kita, dan kenangan mereka selalu hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Seringkali, sesuatu mengingatkan kita pada mereka, dan kita mengenang pengalaman yang pernah kita bagikan dengan mereka. Banyak tempat, bahkan aroma rumah kita, berbicara kepada kita tentang orang-orang yang kita kasihi dan telah mendahului kita, dengan jelas menyimpan kenangan mereka bagi kita.

 

Namun, hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk mengenang mereka yang telah meninggalkan dunia ini. Iman Kristiani kita, yang didasarkan pada misteri Paskah Kristus, membantu kita menghayati kenangan kita lebih dari sekadar kenangan masa lalu, tetapi juga, dan terutama, sebagai pengharapan untuk masa depan. Bukan tentang melihat ke belakang, melainkan menatap ke depan, menuju tujuan perjalanan kita, menuju pelabuhan yang aman yang telah dijanjikan Allah kepada kita, menuju pesta abadi yang menanti kita. Di sana, di sekitar Tuhan yang bangkit dan orang-orang yang kita kasihi, kita berharap menikmati sukacita perjamuan abadi. Sebagaimana baru saja kita dengar dari Nabi Yesaya: "TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung ini bagi segala bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang berlemak… Ia akan menelan maut untuk seterusnya" (25:6,8).

 

Pengharapan untuk masa depan ini menghidupkan kembali kenangan dan doa kita hari ini. Ini bukan khayalan untuk meredakan rasa sakit perpisahan kita dari orang-orang terkasih, juga bukan sekadar optimisme manusia. Sebaliknya, pengharapan yang didasarkan pada kebangkitan Yesus yang telah menaklukkan maut dan membuka jalan menuju kepenuhan hidup bagi kita. Sebagaimana yang saya katakan dalam katekese baru-baru ini, Tuhan adalah "tujuan perjalanan kita. Tanpa kasih-Nya, perjalanan hidup akan menjadi pengembaraan tanpa tujuan, sebuah kesalahan tragis dengan tujuan yang terlewat... Yesus yang bangkit menjamin kedatangan kita, menuntun kita pulang, tempat kita dinantikan, dikasihi, dan diselamatkan" (Audiensi Umum, 15 Oktober 2025).

 

Tujuan akhir ini, perjamuan, di mana kita akan dikumpulkan Tuhan, akan menjadi perjumpaan kasih. Karena demi kasih, Allah menciptakan kita, melalui kasih Putra-Nya, Ia menyelamatkan kita dari maut, dan dalam sukacita kasih yang sama, Ia menghendaki kita hidup selamanya bersama Dia dan bersama orang-orang yang kita kasihi. Karena alasan ini, setiap kali kita berdiam dalam kasih dan menunjukkan kasih kepada sesama, terutama yang paling lemah dan paling membutuhkan, kita dapat melangkah menuju tujuan kita, dan bahkan sekarang mengantisipasinya melalui ikatan yang tak terpatahkan dengan mereka yang telah mendahului kita. Lebih lanjut, Yesus menyemangati kita dengan kata-kata ini: “… sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjengukku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Mat. 25:35-36).

 

Kasih menaklukkan maut. Dalam kasih, Allah akan mengumpulkan kita bersama orang-orang terkasih kita. Dan, jika kita bersama-sama melakukan perjalanan amal kasih, maka kehidupan kita pun akan menjadi doa yang naik kepada Allah, menyatukan kita dengan mereka yang telah tiada, mendekatkan kita kepada mereka seraya kita menanti untuk bertemu mereka lagi dalam sukacita kehidupan kekal.

 

Saudara-saudari terkasih, meskipun dukacita kita bagi mereka yang telah tiada masih terukir dalam hati kita, marilah kita mempercayakan diri kita kepada pengharapan yang tidak mengecewakan (bdk. Rm. 5:5). Marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada Kristus yang bangkit dan memikirkan orang-orang terkasih kita yang telah tiada, yang diliputi oleh cahaya-Nya. Marilah kita membiarkan janji Tuhan tentang kehidupan kekal bergema dalam hati kita. Ia akan menghancurkan maut selamanya. Sungguh, Ia telah menaklukkannya, membukakan bagi kita jalan menuju kehidupan kekal dengan melewati lembah maut dalam misteri Paskah-Nya. Dengan demikian, bersatu dengan-Nya, kita juga dapat masuk dan melewati lembah maut.

 

Tuhan menanti kita, dan ketika kita akhirnya bertemu dengan Dia di akhir perjalanan hidup kita di dunia, kita akan bersukacita bersama Dia dan bersama orang-orang terkasih yang telah mendahului kita. Semoga janji ini menopang kita, mengeringkan air mata kita, dan mengangkat pandangan kita ke atas menuju pengharapan akan masa depan yang tak pernah pudar.

_____

 

(Peter Suriadi - Bogor, 2 November 2025)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.