Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA Kamis 30 Januari 2020 : ALLAH AKAN MENGHAKIMI DENGAN UKURAN YANG KAMU PAKAI UNTUK MENGUKUR


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 7:18-19,24-29; Mzm. 132:1-2,3-5,11,12,13-14; Mrk. 4:21-25.

"Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu" (Mrk. 4:24). Paus Fransiskus menyoroti kata-kata tersebut dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 30 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Kata-kata tersebut, memberitahu kita akan seperti apakah saat tersebut nantinya, bagaimana kita akan dihakimi. Di beberapa titik kehidupan, dan terutama pada akhir keberadaan, kita semua dipanggil untuk menjelaskan bagaimana kita telah menjalani kehidupan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Januari 2020 : ORANG KRISTIANI YANG TIDAK MEMILIKI SUKACITA ADALAH TAHANAN FORMALITAS


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 6:12b-15,17-19; Mzm. 24:7,8,9,10; Mrk. 3:31-35.

Paus Fransiskus mendesak umat Kristiani untuk tidak malu-malu mengungkapkan sukacita pertemuan mereka dengan Allah dan merasakan kedekatan-Nya. Injil hanya akan berlanjut dengan para penginjil yang penuh sukacita, suatu sukacita yang juga berlanjut dalam keluarga di meja bersama dengan Tuhan. Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 28 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA III (HARI MINGGU SABDA ALLAH) DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 26 Januari 2020


Bacaan Ekaristi : Yes. 8:23b-9:3; Mzm. 27:1,4,13-14; 1Kor. 1:10-13,17; Mat. 4:12-23.

“Yesus memberitakan” (Mat 4:17). Dengan kata-kata ini, penginjil Matius memperkenalkan pelayanan Yesus. Dialah Sabda Allah yang telah datang untuk berbicara dengan kita, dalam perkataan-Nya dan dengan hidup-Nya. Pada Hari Minggu Sabda Allah yang pertama ini, marilah kita berjalan menuju akar pemberitaan-Nya, menuju sumber sabda kehidupan yang sesungguhnya. Bacaan Injil hari ini (Mat 4:12-23) membantu kita untuk memahami bagaimana, di mana dan kepada siapa Yesus mulai memberitakan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Januari 2020 : "CACING" KECEMBURUAN DAN KEDENGKIAN DALAM DIRI KITA MEMBUAT KITA SALAH MENILAI ORANG LAIN


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 24:3-21; Mzm. 57:2,3-4,6,11; Mrk. 3:13-19.

Kita harus berhati-hati terhadap kecemburuan dan kedengkian yang membuat kita “salah menilai” orang lain. Paus Fransiskus mengawali homilinya dalam Misa harian Jumat pagi, 24 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mengulas bahwa kedua kata merupakan "benih peperangan". Beliau mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Sam. 24:3-21), yang menggambarkan memudarnya kecemburuan Raja Saul terhadap Daud.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Januari 2020 : KARUNIA ALLAH TIDAK BISA DIBELI


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 16:1-13; Mzm. 89:20,21-22,27-28; Mrk. 2:23-28.

Menjadi orang Kristiani, seorang imam atau seorang uskup adalah semata-mata karunia dari Tuhan serta kekudusan berupa "menjaga" karunia ini yang kita terima dengan cuma-cuma, dan bukan berkat jasa kita. Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 21 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Januari 2020 : KEPATUHAN TERHADAP SABDA ALLAH


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mrk. 2:18-22.

Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 20 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berbicara tentang “kepatuhan” terhadap Sabda Allah, yang “senantiasa baru”. Berkaca pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Sam. 15:16-23), Paus Fransiskus berfokus pada penolakan Allah terhadap Saul sebagai raja, sebuah "nubuat" yang diungkapkan kepada Samuel.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Januari 2020 : INTISARI KEHIDUPAN ADALAH HUBUNGAN KITA DENGAN ALLAH


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12.

Penyakit jiwa perlu disembuhkan dan obatnya adalah memohon pengampunan. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi, 17 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus menyampaikan homilinya dengan mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 2:1-12) yang menceritakan mukjizat penyembuhan seorang lumpuh oleh Yesus. Keempat orang yang menggotong orang lumpuh tersebut tidak dapat membawanya kepada Yesus karena rumah yang disinggahi Yesus di Kapernaum penuh sesak dengan orang banyak. Lalu mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring, dari atap.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Januari 2020 : DOA YANG SEDERHANA BISA MEMBUAT HATI ALLAH TERGERAK


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 4:1-11; Mzm. 44:10-11,14-15,24-25; Mrk. 1:40-45.

Pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 16 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, mengacu pada Bacaan Injil (Mrk. 1:40-45). Bacaan Injil menceritakan seorang yang menderita kusta mendekati Yesus dan mengatakan, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku". Permohonan orang yang menderita kusta tersebut merupakan suatu permohonan yang berasal dari lubuk hati, yang juga mengungkapkan sesuatu tentang Yesus dan belas kasih-Nya untuk kita. Yesus menderita "bersama dan untuk kita", Ia menanggung penderitaan sesama, menghibur mereka dan menyembuhkan mereka dengan nama kasih Bapa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Januari 2020 : KETIDAKSESUAIAN DAN SKIZOFRENIA PASTORAL


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 1:9-20; 1Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd; Mrk. 1:21b-28.

Paus Fransiskus berbicara tentang kerugian yang dilakukan oleh umat kristiani yang "tidak memiliki kesesuaian" dan para gembala yang "skizofrenia" yang tidak memberikan kesaksian. Hal tersebut dengan demikian menjauhkan diri dari cara Tuhan dalam melakukan sesuatu, dari "kuasa"-Nya yang otentik. Beliau menyampaikan pokok penting tersebut dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 14 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA PEMBAPTISAN TUHAN DI KAPEL SISTINA (VATIKAN) 12 Januari 2020 : TANGISAN ADALAH HOMILI YANG INDAH


Dalam Misa Pesta Pembaptisan Tuhan di Kapel Sistina, Vatikan, pada hari Minggu 12 Januari 2020, Paus Fransiskus menerimakan sakramen baptis kepada 32 anak (17 laki-laki, 15 perempuan) keluarga karyawan Vatikan dan diplomat yang terakreditasi pada Takhta Suci yang lahir dalam beberapa minggu terakhir.

Bacaan Ekaristi : Yes. 42:1-4,6-7; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Kis. 10:34-38; Mat. 3:13-17.

Seperti Yesus yang pergi untuk dibaptis, demikian juga kamu telah membawa anak-anakmu.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Januari 2020 : KASIH TERUNGKAP LEWAT PERBUATAN NYATA


Bacaan Ekaristi : 1Yoh. 5:5-13; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk. 5:12-16.

Kasih terungkap lewat perbuatan nyata. Dengan mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Yoh. 5:5-13), yang bertemakan kasih, Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 10 Januari 2020 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Rasul Yohanes, kata Paus Fransiskus, memahami apa itu kasih, mengalaminya, dan sebagaimana kasih tersebut masuk ke dalam hati Yesus, ia memahami bagaimana kasih itu mengejawantahkan dirinya. Dalam Suratnya, Bapa Suci melanjutkan, ia memberitahu kita bagaimana kita mengasihi dan bagaimana kita telah dikasihi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Januari 2020 : PERDAMAIAN DUNIA DIMULAI DENGAN PERDAMAIAN HATI


Bacaan Ekaristi : 1Yoh. 4:19-5:4; Mzm. 72:2,14,15bc,17; Luk. 4:14-22a.

Untuk berada di jalan menuju perdamaian, kita harus “tetap berada di dalam Tuhan” melalui kasih yang terlihat dalam “perkara-perkara kecil”. Kita tidak bisa "menjadi umat kristiani" jika kita bertindak sebagai "penabur perang" dalam keluarga, dalam lingkungan sekitar dan tempat kerja kita. Itulah pokok homili Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam Misa harian Kamis pagi, 9 Januari 2020 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Januari 2020 : ROH KUDUS ADALAH JAMINAN BAHWA ALLAH TETAP DI DALAM KITA


Bacaan Ekaristi : 1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44.

Roh Kudus adalah jaminan bahwa Allah tetap di dalam kita dan kita tidak percaya kepada roh dunia yang membuat kita tidak sadar hingga titik tidak bisa membedakan yang baik dari yang jahat. Hal tersebut disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 7 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Yoh. 4:7-10) yang mengutip nasihat Yesus kepada murid-murid-Nya : "tetap berada di dalam Allah".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 6 Januari 2020 : ORANG-ORANG MAJUS ADALAH TELADAN ORANG YANG SUDI MENYEMBAH ALLAH


Bacaan Ekaristi : Yes. 60:1-6; Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 1:1-12.

Dalam Injil (Mat 2:1-12), orang-orang Majus mengawali dengan menyatakan alasan mengapa mereka datang : "Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia" (ayat 2). Penyembahan adalah akhir dan tujuan dari perjalanan mereka. Memang, ketika mereka tiba di Betlehem, "mereka melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia" (ayat 11). Begitu kita kehilangan indra penyembahan, kehidupan kristiani kita, yang merupakan sebuah perjalanan menuju Tuhan, bukan menuju diri kita sendiri, kehilangan arah. Injil memperingatkan kita tentang resiko ini, karena selain orang-orang Majus tak seorang pun yang sudi menyembah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH (HARI PERDAMAIAN SEDUNIA KE-53) 1 Januari 2020


Bacaan Ekaristi : Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Putra-Nya, yang lahir dari seorang perempuan” (Gal 4:4). Lahir dari seorang perempuan : Yesus datang dengan cara ini. Ia tidak menampakkan diri di dunia sebagai orang dewasa tetapi, seperti dikatakan Injil kepada kita, Ia "dikandung ibu-Nya" (Luk 2;21). Di sanalah Ia menjadi manusia seperti kita : hari demi hari, bulan demi bulan. Di dalam rahim seorang perempuan, Allah dan umat manusia dipersatukan, tidak pernah terpisah lagi. Bahkan sekarang, di surga, Yesus hidup dalam daging yang Ia sandang dalam rahim ibu-Nya. Di dalam diri Allah, ada daging manusiawi kita!