Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Mei 2015 : TIGA GAYA HIDUP

Bacaan Ekaristi : Sir 44:1.9-12; Mrk 11:11-28

Dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 29 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa ada "tiga gaya hidup". Beliau menarik homilinya dari perikop Injil menurut Markus (11:11-25), yang menyajikan tiga sikap terkait dengan banyak gambaran : gambaran "pohon ara", "pedagang di Bait Allah" dan "orang beriman".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Mei 2015 : ORANG KRISTEN MACAM APAKAH KITA?

Bacaan Ekaristi : Sir 42:15-25; Mrk 10:46-52

Orang-orang Kristen ruang pamer - entah mementingkan diri sendiri, para pengusaha, duniawi atau orang-orang kaku - mencoba untuk mengesampingkan orang-orang yang mencari Yesus. Paus Fransiskus memperingatkan godaan ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 28 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Sambil mengundang setiap orang untuk melakukan "pemeriksaan hati nurani", Paus Fransiskus mengingatkan bahwa orang-orang Kristen harus mampu mendengar "berteriak minta tolong" orang-orang dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka untuk mendekati Tuhan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Mei 2015 : UPAH KITA BERASAL DARI YESUS

Bacaan Ekaristi : Sir 35:1-12; Mrk 10:28-31

Upah seorang Kristen yaitu ia menanggung "keserupaan dengan Yesus" : tidak ada imbalan berupa uang atau kekuasaan bagi orang yang benar-benar mengikuti Tuhan, karena jalan tersebut hanyalah jalan pelayanan dan memberi secara bebas. Jika kita malahan mencari "kesepakatan yang bagus" dalam istilah duniawi "kekayaan, kesombongan dan kebanggaan", "kepala kita membengkak" dan kita menanggung "kontra-kesaksian" dalam Gereja. Ini adalah godaan yang terhadapnya Paus Fransiskus memperingatkan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Mei 2015 : KEKAYAAN YANG TIDAK DIBAGIKAN MENGHASILKAN KORUPSI

Bacaan Ekaristi : Sir 17:24-29; Mrk 10:17-27

Khayalan kebahagiaan dan kekuasaan, kurangnya cakrawala dan pengharapan. Kesulitan hubungan manusia dengan kekayaan merupakan pokok permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 25 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 24 Mei 2015 : KARUNIA ROH KUDUS MEMPERBAHARUI BUMI

Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; Gal 5:16-25; Yoh 15:26-27.16:12-15

"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu .... Terimalah Roh Kudus" (Yoh 20:21-22). Karunia Roh pada malam Kebangkitan terjadi sekali lagi pada hari Pentakosta, diintensifkan saat ini dengan tanda-tanda luar biasa. Pada malam Paskah, Yesus menampakkan diri kepada para Rasul dan menghembusi mereka Roh-Nya (Yoh 20:22); pada pagi hari Pentakosta pencurahan terjadi dengan cara berkumandang, seperti angin yang mengguncang tempat para Rasul berada, memenuhi pikiran dan hati mereka. Mereka menerima sebuah kekuatan baru sebegitu besar sehingga mereka dapat memberitakan kebangkitan Kristus dalam bahasa-bahasa yang berbeda: "Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4). Bersama-sama mereka adalah Maria, Bunda Yesus, murid pertama dan Bunda Gereja yang baru lahir. Dengan kedamaiannya dan senyumnya, ia menemani Sang Mempelai muda yang penuh sukacita, Gereja Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Mei 2015 : TIGA SIKAP BERBEDA DARI TATAPAN YESUS KEPADA PETRUS

Bacaan Ekaristi : Kis 25:13-21; Yoh 21:15-19

"Bagaimana Yesus menatapku hari ini?". Paus Fransiskus mengajukan pertanyaan ini, yang secara langsung menantang setiap orang Kristen dengan kekuatan yang sama dari tatapan Tuhan atas Petrus pada tiga kesempatan untuk memahami "antusiasme panggilan, penyesalan dan perutusan". Bapa Suci menjelaskan hal ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 22 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Mei 2015 : KESATUAN TIDAK DIBUAT DENGAN LEM

Bacaan Ekaristi : Kis 22:30.23:6-11; Yoh 17:20-26

Kesatuan dalam Gereja merupakan pokok permenungan homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 21 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengacu pada Bacaan Injil hari itu (Yoh 17:20-26), Paus Fransiskus memberi penekanan khusus bagaimana "itu menghibur semua orang untuk mendengarkan kata-kata ini : Bapa, 'bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka'". Ini adalah kata-kata Yesus ketika Ia mengucapkan perpisahan kepada para Rasul. Pada saat itu Yesus berdoa kepada Bapa bagi para murid dan "juga berdoa bagi kita".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Mei 2015 : KITA SEHARUSNYA MEMIKIRKAN TENTANG PERPISAHAN TERAKHIR KITA

Bacaan Ekaristi : Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a

Paus Fransiskus mengingat penderitaan rakyat Rohingya di Myanmar, yang ditolak dan ditinggalkan di tengah laut, dan para pengungsi Kristen dan Yazidi "yang diusir dari rumah mereka" di Irak. Tragedi-tragedi ini sedang berlangsung hari ini tepat di depan mata kita. Merayakan Misa harian Selasa pagi, 19 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menawarkan sebuah permenungan tentang makna pokok dari setiap perpisahan, besar atau kecil, dengan kata "selamat tinggal" (sebuah penciutan dari "Tuhan menyertai kamu"), yang mengungkapkan suatu tindakan pemercayaan kepada Bapa. Beliau juga mengambil kesempatan untuk berbicara tentang kesedihan dan ketakutan semua ibu yang menyaksikan anak-anak mereka berangkat untuk berperang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI BEATA MARIAM BAOURDY, BEATA MARIE-ALPHONSINE DANIL GHATTAS, BEATA JEANNE EMILIE DE VILLENEUVE DAN BEATA MARIA CHRISTINA DARI YANG DIKANDUNG TANPA NODA DARI BRANDO 17 Mei 2015

Bacaan Ekaristi : Kis 1:15-17.20a.20c-26; 1Yoh 4:11-16; Yoh 17:11b-19

Kisah Para Rasul telah menetapkan di hadapan kita Gereja awal ketika ia memilih orang yang dipanggil Allah untuk mengambil tempat Yudas dalam dewan para Rasul. Hal ini harus dilakukan tidak demi sebuah pekerjaan, tetapi demi pelayanan. Memang, Matias, yang padanya pilihan jatuh, menerima sebuah perutusan yang diartikan Petrus dalam kata-kata ini : "Seorang dari mereka... untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya", kebangkitan Kristus (Kis 1:21-23). Dengan cara ini Petrus merangkum apa artinya menjadi bagian dari Kelompok Dua Belas : itu berarti menjadi seorang saksi kebangkitan Yesus. Fakta bahwa ia mengatakan "dengan kami" membawa kita untuk menyadari bahwa perutusan memberitakan Kristus yang bangkit bukanlah merupakan sebuah usaha perorangan : itu harus dilakukan bersama-sama, dengan dewan apostolik dan dengan jemaat. Para Rasul memiliki sebuah pengalaman kebangkitan yang langsung dan luar biasa; mereka adalah para saksi mata bagi peristiwa itu. Berkat kesaksian berwibawa mereka, banyak orang datang untuk percaya; dari iman dalam Tuhan yang bangkit, jemaat-jemaat Kristen telah dilahirkan dan dilahirkan terus-menerus. Kita juga, hari ini, mendasarkan iman kita dalam Tuhan yang bangkit pada kesaksian para Rasul, yang telah sampai kepada kita melalui perutusan Gereja. Iman kita dengan kuat terkait kepada kesaksian mereka, mengenai sebuah rantai yang tak terputuskan yang membentang berabad-abad, terdiri tidak hanya oleh para penerus dari para Rasul, tetapi juga oleh generasi-generasi orang Kristen berikutnya. Seperti para Rasul, masing-masing pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi seorang saksi kebangkitan-Nya, terutama dalam tatacara manusiawi tersebut di mana melupakan Allah dan kehilangan pedoman manusiawi paling nyata.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Mei 2015 : JEMAAT YANG TAKUT DAN TANPA SUKACITA BUKANLAH UMAT KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a

Ketakutan dan kesedihan menyebabkan penyakit dalam umat dan bahkan dalam Gereja; mereka menyebabkan kelumpuhan dan keegoisan, dan pada akhirnya mengganggu suasana sebuah komunitas, yang tergantung sebuah tanda "terlarang" di pintunya, takut akan segalanya. Namun, seorang Kristiani yang ditopang oleh takut akan Allah dan oleh Roh Kudus memiliki sikap sukacita yang teguh, yang dalam penderitaan menjadi kedamaian. Ini adalah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada hari Jumat pagi, 15 Mei 2015 selama misa di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN SIDANG UMUM CARITAS INTERNATIONALIS DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN,12 Mei 2015 : SIAPA PUN YANG MENGHAYATI PERUTUSAN "CARITAS" ADALAH SEORANG SAKSI KRISTUS YANG SEJATI

Bacaan Ekaristi : Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34) bahwa baru saja kita dengar menyajikan kepada kita sebuah karakter yang agak khusus. Itu adalah kepala penjara di Filipi, tempat Paulus dan Silas dipenjara menyusul sebuah kecamuk massa menentang mereka. Para pembesar kota pertama-tama mendera Paulus dan Silas dan kemudian mengirimkan ke penjara, memerintahkan kepala penjara untuk melakukan sebuah penjagaan yang baik. Maka, sepanjang malam, ketika orang itu merasakan gempa bumi dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia penuh keputusasaan dan berpikir untuk bunuh diri. Tetapi Paulus meyakinkan dia; serta gemetar dan penuh keheranan, orang itu berlutut dan sangat memohon keselamatan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Mei 2015 : BAHKAN HARI INI ORANG-ORANG KRISTIANI DIBUNUH DALAM NAMA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a

Orang-orang Koptik yang dipenggal kepalanya karena mereka adalah orang-orang Kristen, meninggal "dengan nama Yesus di bibir mereka"; mereka benar-benar memahami "skandal Salib". "Jalan para martir" adalah bagian dari kehidupan orang Kristen sehari-hari, juga dalam keluarga, membela hak asasi manusia dan dalam pengalaman orang sakit. Roh Kuduslah yang membantu kita memahami bagaimana memberikan kesaksian dan menyambut "seluruh kebenaran". Paus Fransiskus mengatakan hal ini dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 11 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Pada Misa tersebut beliau juga ingat panggilan teleponnya pada hari Minggu kepada Patriark Gereja Koptik Tawadros pada kesempatan hari persahabatan antara Gereja Koptik dan Gereja Katolik, yang merayakan ulang tahun kedua pertemuan mereka di Vatikan pada 10 Mei 2013.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2015 : GEREJA ADALAH TENTANG KESATUAN, BUKAN MEMBENTUK PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MENANG

Bacaan Ekaristi : Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17

Pada Pesta Bunda Maria dari of Lujan, Santa Pelindung Argentina, Paus Fransiskus mempersembahkan Misa harian Jumat pagi 8 Mei 2015 di Kapel Domus Sanctae Marthae, Vatikan, untuk tanah airnya. Beliau berdoa agar kita tahu bagaimana mengikuti gerakan-gerakan yang dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam diri kita masing-masing dan di seluruh Gereja : gerakan-gerakan yang dalam penampilannya tampak menyebabkan kebingungan tetapi selalu menyebabkan kesatuan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Mei 2015 : KASIH SEJATI BERKARYA, BERKOMUNIKASI

Bacaan Ekaristi : Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11

Dalam Misa harian Kamis pagi 7 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada karakter kasih otentik yang nyata dan berkomunikasi.

Dalam bacaan Injil (Yoh 15:9-11), Tuhan kita meminta kita untuk tinggal di dalam kasih-Nya. "Ada dua kriteria", kata Paus Fransiskus, "yang akan membantu kita untuk membedakan kasih sejati, dari yang bukan kasih sejati". Kriteria pertama yaitu kasih adalah, "lebih dalam perbuatan daripada kata-kata", itu bukan, "sebuah kisah opera sabun", atau "sebuah khayalan", kisah-kisah yang "membuat jantung kita berdenyut sedikit lebih cepat, tetapi tidak lebih". Kasih sejati berada, "dalam fakta-fakta kaku". Yesus memperingatkan para murid-Nya "'Bukan setiap orang yang mengatakan kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan', akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi hanya orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga'" :

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 MEI 2015 : KESULITAN, KEPERCAYAAN DAN DAMAI SEJAHTERA

Bacaan Ekaristi : Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a

Dalam "kesulitan-kesulitan hidup" yang terelakkan orang Kristen harus mempercayakan dirinya kepada Tuhan dalam doa, dengan kepastian bahwa ia akan menerima "perdamaian sejati" tersebut yang menanamkan "keberanian dan pengharapan". Paus Fransiskus mengatakan hal ini dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 5 Mei 2015, di Kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PAROKI REGINA PACIS, OSTIA 3 Mei 2015

Bacaan Ekaristi : Kis 9:26-31; 1Yoh 3:18-24; Yoh 15:1-8

Pada hari Minggu, 3 Mei 2015, pukul 18.00 waktu setempat, Paus Fransiskus mengunjungi Paroki Regina Pacis (Ratu Perdamaian), Ostia Lido, sebuah paroki di pinggiran selatan Keuskupan Roma. Dalam homilinya beliau menarik inspirasi dari Bacaan Injil hari itu (Yoh 15:1-8), yang di dalamnya Yesus mengatakan kepada para murid-Nya perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.

**************

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PERAYAAN BEATO JUNIPERO SERRA 2 Mei 2015

Bacaan Ekaristi : Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14

Paus Fransiskus pada hari Sabtu 2 Mei 2015 melakukan perjalanan singkat ke  untuk Kolose Kepausan Amerika Utara, seminari nasional untuk Amerika Serikat di.Bukit Janiculum, Roma. Kolose tersebut menjadi tuan rumah hari refleksi Beato Junipero Serra, misionaris Fransiskan bagi California yang akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus selama perjalanannya ke Washington DC, Amerika Serikat, pada bulan September 2015. Kolose Kepausan Amerika Utara telah terdaftar selama empat tahun, mencerminkan peningkatan secara keseluruhan dalam panggilan imamat di Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir.

Dalam kesempatan tersebut Paus Fransiskus mempersembahkan Misa. Dalam homilinya, beliau mengulas tiga aspek kehidupan Beato Serra - semangat misionernya, devosinya kepada Bunda Maria, dan kesaksian kekudusannya. Berikut adalah homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.


************