Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Mei 2018 : JANGAN TERIKAT PADA POLA PIKIR DAN PERILAKU DUNIAWI YANG MENGAMBIL KEBEBASAN KITA

Bacaan Ekaristi : 1Ptr 1:10-16; Mzm 98:1.2-3ab.3c-4; Mrk 10:28-31

Paus Fransiskus memperingatkan umat kristiani agar tidak terikat pada pola pikir dan perilaku duniawi dan menjauhinya sebelum ia memperbudak kita. Hal tersebut disampaikan Bapa Suci dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 29 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Mei 2018 : SUKACITA ADALAH NAPAS UMAT KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : 1Ptr 1:3-9; Mzm 111:1-2.5-6.9.10c; Mrk 10:17-27

Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 28 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengangkat kembali tema menjadi laki-laki dan perempuan yang bersukacita. Dengan mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk 10:17-27) yang menceritakan seorang muda kaya yang dengan sedih berjalan menjauhi Yesus karena ia tidak bisa meninggalkan harta miliknya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa umat kristiani tidak boleh seperti itu.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Mei 2018 : PERKAWINAN ADALAH GAMBAR DAN RUPA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yak. 5:9-12; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mrk. 10:1-12.

Meskipun kesulitan-kesulitan dalam perkawinan dan kehidupan keluarga, Paus Fransiskus mengundang kita untuk memikirkan indahnya perkawinan. Hal tersebut disampaikannya dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 25 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Di antara umat yang hadir dalam Misa tersebut terdapat tujuh pasangan suami-istri yang sedang merayakan ulang tahun perkawinan mereka yang ke-25 dan ke-50.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Mei : JANGAN DIPERBUDAK OLEH KEKAYAAN

Bacaan Ekaristi : Yak. 5:1-6; Mzm. 49:14-15ab,15cd-16,17-18,19-20; Mrk. 9:41-50.

Dengan mendedikasikan Misa harian Kamis pagi 24 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, kepada “rakyat Tionghoa yang mulia” yang sedang merayakan pesta Bunda Maria dari Sheshan, dalam homilinya Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk berhati-hati dengan kekayaan, yang dapat merayu dan memperbudak. Kita harus menjauhkan hati kita dari kekayaan, karena kekayaan diberikan kepada kita agar kita dapat memberikannya kepada orang lain.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Mei 2018 : GEREJA, SEPERTI MARIA, ADALAH PEREMPUAN DAN IBU

Bacaan Ekaristi : Kej 3:9-15,20; Mzm 87:1-2,3,5,6-7; Yoh 19:25-34.

“Gereja bersifat feminin, Gereja adalah seorang ibu”. Ketika ciri ini tidak ada, Paus Fransiskus melanjutkan, Gereja hanya menyerupai "sebuah badan amal, atau sebuah tim sepak bola"; ketika ia menjadi "Gereja yang maskulin", ia secara menyedihkan menjadi "sebuah gereja jejaka tua", "tidak mampu mengasihi, tidak mampu menghasilkan buah".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 20 Mei 2018 : ROH KUDUS MENGUBAH HATI DAN SITUASI

Bacaan Ekaristi : Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; Gal. 5:16-25; Yoh. 15:26-27;16:12-15.

Dalam Bacaan Pertama liturgi hari ini (Kis 2:1-11), kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta diibaratkan dengan “tiupan angin keras” (ayat 2). Apa yang dikatakan gambaran ini kepada kita? Gambaran tersebut membuat kita memikirkan daya yang kuat yang bukan merupakan tujuan itu sendiri, tetapi mengakibatkan perubahan. Angin, pada kenyataannya, membawa perubahan: kehangatan ketika udara dingin, kesejukan ketika udara panas, hujan ketika tanah kering kerontang ... inilah sebabnya angin membawa perubahan. Roh Kudus, pada tingkatan yang sangat berbeda, melakukan hal yang sama. Ia adalah daya ilahi yang mengubah dunia. Sekuensia mengingatkan kita akan hal ini : Roh Kudus “pemberi anugerah, penyejuk yang lembut; pelipur yang sendu". Maka kita memohon kepada-Nya : "Pulihkanlah luka-luka kami, perbaharuilah daya kami; pada kekeringan kami curahkanlah embun-Mu; enyahkanlah noda rasa bersalah”. Roh Kudus memasuki situasi dan mengubahnya. Ia mengubah hati dan Ia mengubah situasi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Mei 2018 : JANGAN MEMBUANG-BUANG WAKTU DENGAN MENJADI ORANG YANG SIBUK MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : Kis 25:13-21; Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab; Yoh 21:15-19

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 18 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan para uskup dan seluruh gembala untuk “mengasihi, menggembalakan domba-dombanya, dan mempersiapkan diri untuk salib”, tidak membuang-buang waktu dengan mencampuri kehidupan orang lain. Beliau mengacu homilinya pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Yoh 21:15-19) yang menceritakan perjumpaan terakhir antara Yesus dan Petrus. Paus Fransiskus mengatakan Yesus menuntun Petrus dalam perjalanan rohani melalui hubungan mereka. Yesus, kata Paus Fransiskus, ingin melakukan hal yang sama untuk kita masing-masing, sehingga kita “mengingat perjalanan bersama kita”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Mei 2018 : SEMOGA PERSATUAN SEJATI MENJADI TUJUAN KITA

Bacaan Ekaristi : Kis. 22:30;23:6-11; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Yoh. 17:20-26.

Paus Fransiskus mengulas dua macam persatuan dalam homilinya selama Misa harian hari Kamis pagi 17 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menyebutnya persatuan "sejati" dan persatuan "palsu". Bacaan Pertama (Kis 22:30,23:6-11) dan Bacaan Injil (Yoh 17:20-26) menunjukkan dua macam persatuan tersebut, kata Paus Fransiskus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Mei 2018 : JADILAH USKUP BAGI KAWANAN DOMBAMU, BUKAN BAGI KARIRMU

Bacaan Ekaristi : Kis. 20:17-27; Mzm. 68:10-11,20-21; Yoh. 17:1-11a.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia berdoa agar seluruh uskup meneladani Rasul Paulus dengan ketaatannya kepada Roh Kudus dan kasihnya kepada umatnya. Beliau mengatakan hal itu dalam homilnya pada Misa harian Selasa pagi, 15 Mei 2018, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 20:17-27) yang menceritakan Paulus, “dipaksa oleh Roh Kudus”, meninggalkan para penatua Gereja di Efesus untuk pergi ke Yerusalem. “Ini adalah langkah yang menentukan, langkah yang menjamah hati, ini juga merupakan langkah yang menunjukkan kepada kita jalan bagi setiap uskup ketika tiba saatnya untuk purnabakti dan mundur”, kata Paus Fransiskus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Mei 2018 : "TAKDIR" ORANG KRISTIANI ADALAH HIDUP DALAM PERSAHABATAN DENGAN YESUS

Bacaan Ekaristi : Kis. 1:15-17,20-26; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17.

Kita telah menerima persahabatan kita dengan Yesus melalui "membuang undi", yaitu "takdir", bukan secara "kebetulan", dan panggilan kita justru tetap menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 14 Mei 2018, yang bertepatan dengan Pesta Santo Matias rasul, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendasarkan homilinya pada kata “membuang undi” yang muncul beberapa kali dalam Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis. 1:15-17,20-26) dan doa kepada Santo Matias, yang dipilih dengan membuang undi untuk mengisi tempat Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2018 : JANGAN BERDIALOG DENGAN SETAN, SANG PEMBOHONG BESAR

Bacaan Ekaristi : Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11.

Jangan pernah mendekati iblis atau berbicara dengannya : ia "dikalahkan" tetapi berbahaya karena ia menggoda dan, seperti seekor anjing yang dirantai yang marah, menggigit jika kamu pergi untuk menepuknya. Paus Fransiskus menawarkan nasihat ini dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 8 Mei 2018, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PAROKI SAKRAMEN MAHAKUDUS TOR DE 'SCHIAVI (ROMA) 6 Mei 2018 : LIDAHMU ADALAH "TERMOMETER" UNTUK MENGUKUR SUHU KASIHMU TERHADAP ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : Kis 10:25-26.34-35.44-48; Mzm 98:1.2-3b.3c-4; 1Yoh 4:7-10; Yoh 15:9-17

Yesus, sebelum pergi ke Taman Zaitun untuk memulai sengsara-Nya - Yesus sangat menderita di Taman Zaitun - menyampaikan pengajaran yang panjang ini di meja bersama murid-murid-Nya. Dan Ia menasihati sesuatu yang kuat; Ia memberi nasihat yang sangat kuat : “Tinggallah di dalam kasih-Ku”. Inilah nasihat yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum menderita dan wafat. Dan itu juga merupakan nasihat yang Ia berikan kepada kita, kepada kita masing-masing. Yesus berkata kepada kita : “Tinggallah di dalam kasih-Ku. Jangan pergi dari kasih-Ku”. Dan kita masing-masing dapat bertanya dalam hati - dalam hati kita masing-masing - “Apakah aku tinggal di dalam kasih Tuhan? Ataukah apakah aku pergi mencari hal lain, hiburan lain, arah kehidupan lain?” Namun, "tinggal di dalam ckasih” adalah apa yang dilakukan Yesus bagi kita. Ia memberikan hidup-Nya. Ia adalah hamba kita : Ia datang untuk melayani kita. “Tinggal di dalam kasih” berarti melayani orang lain, berada pada pelayanan bagi orang lain. Apa itu kasih? Apakah kita ingin memikirkan apa itu kasih?“ Ah, ya, saya melihat sebuah film televisi tentang kasih, film tersebut indah ... Dan film tersebut melibatkan pasangan ... Dan kemudian film tersebut berakhir dengan buruk, terlalu buruk! Bukan seperti ini. Kasih adalah sesuatu yang lain. Kasih adalah memikul beban orang lain. Kasih bukanlah bermain biola, semuanya romantis ... Kasih adalah karya. Berapa banyak di antara kalian adalah para ibu, pikirkanlah ketika anak-anak masih kecil : bagaimana kalian mengasihi anak-anak kalian? Dengan karya. Merawat mereka. Mereka menangis ... mereka harus dirawat, diubah, ini, itu ... Kasih selalu berkarya untuk orang lain, karena kasih terlihat dalam perbuatan, bukan dalam kata-kata.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Mei 2018 : USKUP YANG BAIK SELALU MENGAWASI UMATNYA

Bacaan Ekaristi : Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17.

“Oh, uskup ini! Ya, ia baik, tetapi ia tidak terlalu memperhatikan kami, ia selalu sibuk”. Dan “uskup ini ikut campur dalam bisnis, ia adalah sedikit seorang pengusaha dan itu tidak baik”. “Uskup yang satu ini berhubungan dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan perutusannya”, “ia selalu membawa koper, selalu bepergian, ke mana-mana”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 3 Mei 2018 : MENERUSKAN IMAN ADALAH PROSES KELAHIRAN

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14.

Dalam Misa harian Kamis pagi 3 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, bertepatan dengan Pesta Santo Filipus dan Yakobus, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada ciri khas yang dibutuhkan untuk menyertai penerusan iman. Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu yang diambil dari 1 Kor 15:1-8.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 April 2018 : WASPADALAH TERHADAP KEINGINTAHUAN DALAM DUNIA MAYA

Bacaan Ekaristi : Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26.

Paus Fransiskus mengatakan anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan mereka menemukan banyak hal buruk melalui daring. Mereka seharusnya dibantu untuk tidak menjadi tawanan dari keingintahuan ini. Hal itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 30 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.