Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KAIRO, MESIR, 29 April 2017

Bacaan Ekaristi : Kis 2:14,22-33; Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35

Assalamu'alaikum! Damai selalu besertamu!

Injil hari Minggu Paskah III ini berbicara kepada kita tentang perjalanan menuju Emaus dari kedua murid yang berangkat dari Yerusalem. Injil ini dapat disimpulkan dalam tiga kata : kematian, kebangkitan dan kehidupan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 April 2017 : ORANG-ORANG KRISTIANI DIPANGGIL UNTUK MENJADI SAKSI-SAKSI KETAATAN

Bacaan Ekaristi : Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36.

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 27 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan fakta bahwa menjadi orang kristiani bukanlah sebuah status sosial. Beliau mengatakan bahwa orang-orang kristiani harus menjadi saksi-saksi ketaatan kepada Allah, seperti Yesus.

Mengacu Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 5:27-33), Paus Fransiskus, mengutip kata-kata Petrus di depan Mahkamah Agama, mengatakan, "Kalian harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 April 2017 : INJIL HARUS DIWARTAKAN DENGAN KERENDAHAN HATI

Bacaan Ekaristi : 1Ptr. 5:5b-14; Mzm. 89:2-3,6-7,16-17; Mrk. 16:15-20

Injil harus diwartakan dengan kerendahan hati, mengatasi godaan kesombongan. Itulah nasihat Paus Fransiskus dalam homilinya pada misa harian Selasa pagi 25 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Liturgi hari itu bertepatan dengan Pesta Santo Markus pengarang Injil.

Bapa Suci berbicara tentang perlunya orang-orang kristiani "pergi mewartakan" Kabar Baik. Seorang pengkhotbah, beliau mengatakan, harus selalu berada dalam sebuah perjalanan, dan tidak mengusahakan "polis asuransi", mengusahakan keamanan dengan tetap tinggal di satu tempat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 April 2017 : KETERWUJUDAN IMAN

Bacaan Ekaristi : Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9; Yoh. 3:1-8.

Jangan pernah lupa bahwa iman kita itu berwujud, dan menolak berkompromi dan idealisasi. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 24 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus merenungkan kebebasan yang diberikan Roh Kudus kepada kita, yang menyebabkan pewartaan Injil yang tanpa kompromi atau kaku.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PASKAH 16 April 2017 : KEBANGKITAN BUKAN SEKEDAR PERAYAAN TETAPI MERUPAKAN SUMBER KEHIDUPAN KEKAL

Bacaan Ekaristi : Kis 10:34a,37-43; Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9

Dalam homilinya pada Misa Hari Raya Paskah, Minggu 16 April 2017, di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan umat kristiani bahwa Kebangkitan adalah batu penjuru iman kita - dan bahkan dalam menghadapi tragedi dan penderitaan yang sukar dijelaskan di dunia, kita dapat memaklumkan, “Kristus telah bangkit!”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA VIGILI PASKAH 15 April 2017

Bacaan Ekaristi : Kej. 1:1-2:2 (Kej. 1:1,26-31a); Kel. 14:15-15:1; Yeh. 36:16-17a,18-28; Rm. 6:3-11; Mat. 28:1-10.

“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu” (Mat 28:1). Kita bisa menggambarkan mereka ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka ... Mereka berjalan seperti orang-orang yang sedang pergi ke pemakaman, dengan langkah yang tidak menentu dan gontai, seperti orang-orang yang merasa sulit untuk percaya bahwa inilah bagaimana semuanya berakhir. Kita bisa menggambarkan wajah mereka, pucat dan berurai air mata. Dan pertanyaan mereka : Dapatkah Kasih benar-benar telah wafat?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH DI PENJARA PALIANO, FROSINONE - ITALIA 13 April 2017

Bacaan Ekaristi : Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18 ; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

Yesus berada di perjamuan bersama mereka dalam Perjamuan Terakhir dan, kata Injil, Ia tahu bahwa saat-Nya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini menuju Bapa. Ia tahu bahwa Ia telah dikhianati dan bahwa Ia akan diserahkan malam itu oleh Yudas. “Telah mengasihi kepunyaan-Nya, yang ada di dunia, Ia mengasihi mereka hingga kesudahan”. Allah mengasihi seperti ini : hingga kesudahan. Dan Ia memberikan nyawa-Nya untuk kita masing-masing, serta Ia membanggakan hal ini dan menginginkan hal ini karena Ia adalah kasih : “Mengasihi hingga kesudahan”. Itu tidaklah mudah karena kita semua adalah orang-orang berdosa; kita semua memiliki keterbatasan, aib, begitu banyak hal. Kita semua mampu mengasihi, tetapi kita tidak seperti Allah, yang mengasihi tanpa memandang akibat-akibatnya, hingga kesudahan. Dan Ia memberi teladan : hal ini harus dipahami, Ia yang adalah “kepala”, yang adalah Allah, membasuh kaki murid-murid-Nya. Pembasuhan kaki adalah kebiasaan yang dilakukan pada saat itu, sebelum makan siang dan sebelum makan malam, karena di sana tidak ada trotoar apapun dan orang-orang berjalan dalam debu. Oleh karena itu, salah satu tindakan menerima seseorang di rumah, dan juga makan, adalah membasuh kakinya. Para budak melakukan hal ini, mereka yang diperbudak melakukan hal ini, tetapi Yesus memutarbalikkan segalanya dan melakukannya sendiri. Simon tidak ingin Ia melakukannya, tetapi Yesus menjelaskan kepadanya bahwa haruslah demikian, bahwa Ia datang ke dunia untuk melayani, untuk melayani kita, untuk menjadikan diri-Nya seorang pelayan bagi kita, untuk memberikan nyawa-Nya bagi kita, untuk mengasihi hingga kesudahan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KRISMA 13 April 2017

Bacaan Ekaristi : Yes 61:1–3ab,6a,8b–9; Mzm 89:21–22,25,27; Why 1:5–8; Luk 4:16–21

"Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas" (Luk 4:18-19). Yesus, yang diurapi oleh Roh, membawa kabar baik kepada orang-orang miskin. Segala sesuatu yang Ia wartakan, dan yang juga kita para imam wartakan, adalah kabar baik. Kabar penuh sukacita Injil - sukacita orang-orang yang terurapi dalam dosa-dosa mereka dengan minyak pengampunan dan terurapi dalam karisma mereka dengan minyak perutusan, guna mengurapi orang lain pada gilirannya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU PALMA 9 April 2017

Bacaan Ekaristi : Mat. 21:1-11. Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Mat. 26:14-27:66

Perayaan hari ini dapat dikatakan manis berujung pahit. Sukacita dan dukacita pada saat yang sama. Kita merayakan masuknya Tuhan ke Yerusalem dengan teriakan para murid-Nya yang bersorak-sorai menyambut-Nya sebagai raja. Namun kita juga secara meriah mewartakan kisah Injil sengsara-Nya. Sebaliknya dalam kontras yang memilukan ini, hati kita mengalami dengan beberapa takaran yang kecil apa yang harus dirasakan Yesus sendiri dalam hati-Nya sendiri hari itu, ketika Ia bersukacita dengan sahabat-sahabat-Nya dan menangisi Yerusalem.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 April 2017 : KESETIAAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59.

Allah selalu setia kepada perjanjian-Nya : Ia tetap percaya dengan Abraham dan Ia setia kepada keselamatan yang dijanjikan dalam Putra-Nya. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 6 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menyerukan kepada umat yang hadir untuk berhenti sejenak sepanjang hari guna merenungkan kisah kehidupan mereka sendiri, agar menemukan keindahan kasih Allah, bahkan di tengah-tengah kesulitan, yang menimpa setiap orang dalam kehidupan ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 April 2017 : SALIB BUKANLAH LENCANA KEPEMILIKAN

Bacaan Ekaristi : Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30.

Paus Fransiskus mengatakan orang-orang kristiani tidak memakai salib hanya sebagai lambang kepemilikan tetapi untuk melihat Yesus di kayu salib sebagai Dia yang telah wafat bagi keselamatan kita. Itulah kata-kata yang disampaikan Bapa Suci dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 4 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Tiga kali, Paus Fransiskus mengatakan, dalam Bacaan Injil hari itu (Yoh. 8:21-30), Yesus berkata kepada orang-orang Farisi : “Kamu akan mati dalam dosamu”. Itu karena hati mereka tertutup dan mereka tidak memahami misteri Tuhan. “Mati dalam dosamu”, beliau berkata, adalah suatu hal yang buruk.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 3 April 2017 : KERAHIMAN YESUS MENGGENAPI HUKUM TAURAT

Bacaan Ekaristi : Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 (Dan. 13:41c-62); Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11.

Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 3 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berfokus pada pentingnya penggenapan Hukum Taurat oleh Yesus : apa maknanya, dan bagaimana Ia menyempurnakannya.

Mengacu pada Bacaan Injil (Yoh. 8:1-11) yang menceritakan kerahiman Yesus terhadap perempuan yang kedapatan berbuat zinah, serta Bacaan Pertama (Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62) yang menceritakan kisah Susana (seorang perempuan yang tidak bersalah dan istri yang suci yang dituduh berzinah dengan banyak laki-laki), pengangkatan hakim-hakim atas umat Allah, yang di dalamnya Tuhan pertama-tama mengangkat Daniel sebagai nabi-Nya, menjamin keadilan dalam bentuk pembenaran terhadap Susana dan hukuman bagi para penuduh palsunya, Paus Fransiskus mengatakan :

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI CARPI, ITALIA 2 April 2017 : MENGUNDANG YESUS KE DALAM MAKAM KECIL BATIN KITA UNTUK MENYEMBUHKAN DIRI KITA

Bacaan Ekaristi : Yeh. 37:12-14; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Rm. 8:8-11; Yoh. 11:1-45

Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang Allah kehidupan yang mengatasi kematian. Marilah kita berkutat, khususnya, pada yang terakhir dari tanda-tanda ajaib yang diperbuat oleh Yesus sebelum Paskah-Nya, yaitu makam sahabat-Nya, Lazarus.