Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2016

Bacaan Ekaristi : Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14

"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Tit 2:11). Kata-kata Rasul Paulus mengungkapkan misteri malam suci ini : kasih karunia Allah telah tampak, karunia-Nya cuma-cuma; dalam diri Sang Anak yang dikaruniakan kepada kita kasih Allah menjadi terlihat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA ULANG TAHUNNYA YANG KE-80 17 Desember 2016

Bacaan Ekaristi : Kej. 49:2,8-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17; Mat. 1:1-17.

Pada saat di mana pengharapan yang berjaga-jaga menjadi lebih intens dalam perjalanan Adven; pada saat ini yang di dalamnya Gereja hari ini mulai berdoa dengan antifon-antifon yang agung, sebuah saat yang intens yang di dalamnya kita mendekati Natal, Liturgi membuat kita berhenti sejenak. Ia mengatakan : "Marilah kita berhenti sejenak", dan kita memiliki perikop Injil yang kita baca ini. Apa artinya berhenti sejenak pada saat yang sedang berkembang dalam intensitas? Gereja hanya menginginkan kita mengingat : "Berhenti sejenak dan mengingat. Melihat ke belakang, melihat jalan tersebut". Kenangan : Sikap kitab Ulangan yang memberi roh begitu banyak kekuatan. Kenangan yang ditekankan oleh Kitab Suci itu sendiri sebagai cara untuk berdoa, untuk berjumpa dengan Allah. "Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu", penulis Surat Ibrani mengatakan kepada kita (13:7). "Ingatlah akan masa yang lalu..." (Ibr 10:32) : hal yang sama. Dan kemudian, dalam Surat yang sama, yang mempersiapkan kesaksian, dalam bab 11, yang menuntun jalan untuk sampai pada kepenuhan waktu : "Ingatlah, lihatlah ke belakang untuk dapat berjalan maju dengan lebih baik". Inilah arti hari liturgi saat ini : rahmat kenangan. Perlunya memohonkan rahmat ini : janganlah lupa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Desember 2016 : ORANG-ORANG KRISTIANI SEHARUSNYA MEMBUKA JALAN BAGI YESUS

Bacaan Ekaristi : Yes 56:1-3a.6-8; Mzm 67:2-3.5.7-8; Yoh 5:33-36

Orang-orang kristiani seharusnya memandang Yohanes Pembaptis yang "agung" sebagai sokoguru kesaksian yang rendah hati terhadap Yesus, sebagai orang yang menyangkal dirinya, bahkan sampai mati, untuk menunjukkan kedatangan Putra Allah. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 16 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Misa hari itu dipersembahkan untuk para Uskup yang merayakan 50 tahun penahbisan mereka, para pelaku hidup bakti yang merayakan 50 tahun kaul mereka dan para pasutri yang merayakan 50 tahun janji pernikahan mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Desember 2016 : PARA GEMBALA HARUS BERBICARA KEBENARAN DAN PERTAMA-TAMA HARUS MENYAMBUT UMAT

Bacaan Ekaristi : Yes 54:1-10; Mzm 30:2.4-6.11-12a.13b; Luk 7:24-30

Para gembala harus berbicara kebenaran, tetapi pada saat yang sama menyambut umat dengan apa yang mereka mampu berikan : inilah langkah pertamanya; sisanya kita serahkan kepada Tuhan. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 15 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Santo Yohanes Pembaptis adalah pokok homili Paus Fransiskus. Liturgi Adven, terutama dalam hari-hari ini, kerap merenungkan pelayanannya : orang yang tinggal di padang gurun, berkhotbah, dan membaptis.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Desember 2016 : PARA KLERUS JANGAN MERASA LEBIH UNGGUL DARI AWAM


Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-2.9-13; Mzm 34:2-3.6-7.17-18.19.23; Mat 21:28-32

Semangat klerikalisme adalah suatu kejahatan yang hadir di dalam Gereja saat ini dan korban dari semangat ini adalah umat, yang merasa terbuang dan dilecehkan. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 13 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Misa dihadiri para anggota Dewan Kardinal yang sedang rapat dengan Paus Fransiskus pekan ini di Roma.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA BUNDA MARIA DARI GUADALUPE (PELINDUNG AMERIKA LATIN) 12 Desember 2016 : BUNDA MARIA MENGAJARKAN KITA BERPENGHARAPAN DALAM SEGALA KEADAAN

"Berbahagialah ia, yang telah percaya" : dengan kata-kata ini, Elizabet mengurapi kehadiran Maria di rumahnya. Kata-kata lahir dari rahimnya, yang datang dari batin; kata-kata yang berhasil menggemakan semua yang ia alami dengan kunjungan sepupunya : "Ketika suara salammu datang ke telingaku, bayi di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah percaya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Desember 2016 : KEKAKUAN DAN KEDUNIAWIAN ADALAH BENCANA BAGI PARA IMAM

Bacaan Ekaristi : Yes. 48:17-19; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mat. 11:16-19

Para imam perlu melayani sebagai perantara kasih Allah yang otentik, bukan sebagai bukan sebagai penengah - "berjalan di antara" atau "orang tengah" - hanya menyangkut pengutamaan kepentingan mereka sendiri. Itulah pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian Jumat pagi, 9 Desember 2016, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Peran perantara bukanlah sebagai penengah - dan para imam dipanggil untuk menjadi sediakala untuk umat mereka:

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Desember 2016 : KEGELAPAN BATIN TIDAK DAPAT DIISI DENGAN PENGHIBURAN DARI LUAR

Bacaan Ekaristi : Yes. 40:1-11; Mzm. 96:1-2,3,10ac,11-12,13; Mat. 18:12-14.

Barangsiapa yang tidak mengenal kelembutan Allah tidak mengenal ajaran kristiani. Inilah inti homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi, 6 Desember 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Sebuah homili yang berfokus terutama pada sosok Yudas, gambaran injili domba yang hilang.

Mengacu pada Bacaan Injil hari itu (Mat 18:12-14) yang menceritakan perumpamaan tentang domba yang hilang, Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana Tuhan tidak pernah berhenti mencari kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Desember 2016 : YESUS MEMBAWA PERUBAHAN SEJATI DAN MEMPERBAHARUI HATI

Bacaan Ekaristi : Yes. 35:1-10; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 5:17-26.

Marilah kita membiarkan diri kita diubah oleh Kristus; marilah kita membiarkan diri kita dapat diciptakan kembali, membebaskan kita dari dosa-dosa kita. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 5 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus memusatkan homili pada tema pembaharuan yang dibawa Tuhan. Paus Fransiskus menempatkan kita untuk waspada terhadap lukisan atas dosa-dosa kita tanpa benar-benar merasa malu di dalam hati kita. Hanya dengan menyebut dosa-dosa dengan nama mereka, beliau mengatakan, kita akan dapat membiarkan Allah menjadikan kita wanita dan pria baru.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Desember 2016 : KENDALA-KENDALA TERSEMBUNYI YANG MENGHALANGI RAHMAT PERTOBATAN

Bacaan Ekaristi : Yes. 26:1-6; Mzm. 118:1,8-9,19-21,25-27a; Mat. 7:21,24-27.

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 1 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mendorong umat kristiani untuk meminta tolong kepada Tuhan setiap kali mereka merasakan bahwa mereka dapat menghalangi rahmat-Nya. Menemukan inspirasi dalam doa pembukaan Misa hari itu : "Semoga rahmat-Mu mengatasi kendala-kendala yang disebabkan oleh dosa-dosa kami", Paus Fransiskus mengatakan kita masing-masing memiliki kendala-kendala dalam hati kita yang menghalangi rahmat Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 November 2016 : KERENDAHAN HATI KRISTIANI ADALAH KEUTAMAAN "SEPERTI ANAK KECIL"

Bacaan Ekaristi : Yes 11:1-10; Mzm 72:2-13,17; Luk 10:21-24.

Kerendahan hati Kristiani yang sesungguhnya adalah keutamaan seperti anak kecil dan tidak pernah merupakan kerendahan hati yang dibuat-buat. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 29 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS 28 November 2016 : TIGA SIKAP DALAM PERJALANAN UNTUK BERJUMPA YESUS


Bacaan Ekaristi : Yes. 2:1-5; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11

Iman kristiani bukanlah sebuah teori atau sebuah ilmu filsafat - ia adalah perjumpaan dengan Yesus. Itulah pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa pagi 28 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menekankan bahwa untuk sungguh berjumpa dengan Yesus kita harus melakukan perjalanan dengan tiga sikap : berjaga-jaga dalam doa, giat beramal, bermegah dalam pujian.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 November 2016 : KUTUKAN KEKAL BUKANLAH RUANG PENYIKSAAN TETAPI MENJAUH DARI ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why. 20:1-4,11-21:2; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a; Luk. 21:29-33

Paus Fransiskus mengatakan kutukan kekal bukanlah ruang penyiksaan tetapi menjauh dari Allah. Selain itu, beliau memperingatkan orang-orang Kristiani agar jangan pernah bergaul dengan setan, yang disebutnya penggoda yang meruntuhkan kehidupan. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 25 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 November 2016 : KORUPSI MERUPAKAN PENGHUJATAN YANG MENGARAH PADA PEMUJAAN UANG

Bacaan Ekaristi : Why 18:1-2,21-23; Mzm 100:2-5; Luk 21:20-28

Korupsi merupakan bentuk penghujatan yang mengarah pada pemujaan uang dan eksploitasi orang lain. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 23 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci merenungkan bacaan-bacaan liturgi hari itu yang berbicara tentang akhir dunia, penghakiman dan penebusan bagi umat Allah yang setia, Beliau berbicara tentang korupsi yang menyebabkan jatuhnya kota besar Babel.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 November 2016 : KEMATIAN TIDAK PERLU DITAKUTI JIKA KITA SETIA KEPADA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why. 14:14-20; Mzm. 96:10,11-12,13; Luk. 21:5-11.

Paus Fransiskus mengatakan kematian tidak perlu ditakuti jika kita setia kepada Allah, tetapi memperingatkan agar tidak terjebak dengan mendasarkan kehidupan kita di sekitar hal-hal dangkal yang mudah dipahami seolah-olah kita tidak akan meninggal. Itulah pokok permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 12 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN TAHUN YUBILEUM KERAHIMAN (HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM) 20 November 2016 : MESKIPUN PINTU SUCI TELAH DITUTUP, PINTU KERAHIMAN YANG SESUNGGUHNYA ADALAH HATI YESUS YANG SELALU TETAP TERBUKA LEBAR UNTUK KITA

Bacaan Ekaristi : 2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43

Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta adalah mahkota tahun liturgi dan Tahun Suci Kerahiman ini. Injil bahkan memaparkan perajaan Yesus sebagai puncak karya keselamatan-Nya, dan itu dilakukan dengan cara yang mengejutkan. "Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah" (Luk 23:35,37) muncul tanpa kekuasaan atau kemuliaan : Ia berada di kayu salib, di mana Ia tampak lebih merupakan yang ditaklukkan dibandingkan penakluk. Perajaan-Nya berlawanan asas : takhta-Nya adalah kayu salib; mahkota-Nya terbuat dari duri; Ia tidak memiliki tongkat kerajaan, tetapi buluh ditempatkan ke dalam tangan-Nya; Ia tidak memiliki pakaian mewah, tetapi dilucuti jubah-Nya; Ia tidak memakai cincin yang berkilau di jari-Nya, namun tangan-Nya ditikam dengan paku; Ia tidak memiliki harta, tetapi dijual demi tiga puluh keping uang perak.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KONSISTORI PENGANGKATAN 17 KARDINAL BARU 19 November 2016 : DI DALAM HATI ALLAH TIDAK ADA MUSUH; ALLAH HANYA MEMILIKI PUTRA DAN PUTRI

Perikop Injil yang baru saja kita dengar (bdk. Luk 6:27-36) sering disebut sebagai "Khotbah di Dataran". Setelah memilih Kelompok Dua Belas, Yesus turun bersama murid-murid-Nya kepada orang banyak yang sedang menunggu untuk mendengarkan-Nya dan disembuhkan. Panggilan para Rasul terkait dengan "berangkat" ini, turun ke dataran untuk menjumpai orang banyak yang, sebagaimana dikatakan Injil, "bermasalah" (bdk. ayat 18). Alih-alih menahan para Rasul di atas bukit, keterpilihan mereka membawa mereka ke tengah orang banyak; itu menentukan mereka di tengah-tengah orang-orang yang bermasalah, di "dataran" kehidupan sehari-hari mereka. Jadi Tuhan menunjukkan para Rasul, dan diri kita, bahwa ketinggian sejati tercapai di dataran, sementara dataran mengingatkan kita bahwa ketinggian ditemukan dalam sebuah tatapan dan terutama dalam sebuah panggilan : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (ayat 36).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 November 2016 : APAKAH TERAFIM RAHEL TERSEMBUNYI DI HATI KITA?

Bacaan Ekaristi : Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48

Paus Fransiskus memohon kepada Allah untuk menganugerahkan orang-orang percaya keberanian untuk merangkul kemiskinan kristiani, mengatakan umat tidak bisa memaafkan seorang imam yang melekat pada uang. Pernyataan itu disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 18 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 November 2016 : KASIH ALLAH SETIA MELAMPAUI AKAL

Bacaan Ekaristi : Why 5:1-10; Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk 19:41-44

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 17 November 2016, Paus Fransiskus berfokus pada Injil menurut Santo Markus, yang di dalamnya Tuhan kita meratapi dosa-dosa Yerusalem. Bapa Suci membicarakan terutama kontras tajam ketegaran Allah dan kasih setia bagi umat-Nya, serta ketidaksetiaan umat-Nya - yakni ketidaksetiaan kita:

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 November 2016 : JANGANLAH MENJADI ORANG KRISTIANI YANG SUAM-SUAM KUKU KARENA ANDA MELEWATKAN KEINDAHAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why 3:1-6,14-22; Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk 19:1-10

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 15 November 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan orang Kristen terhadap bahaya menjadi 'suam-suam kuku' atau kehilangan pandangan Tuhan. Mengacu bacaan-bacaan liturgi hari itu, Paus Fransiskus mengulangi peringatan keras Kitab Wahyu terhadap jemaat Gereja Laodikia "yang tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM UNTUK ORANG-ORANG YANG TERLANTAR SECARA SOSIAL 13 November 2016 : SATU-SATUNYA NILAI YANG BERTAHAN ADALAH ALLAH DAN SESAMA

Bacaan Ekaristi : Mal 4:1-2a; Mzm 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes 3:7-12; Luk 21:5-11

"Bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya" (Mal 4:2). Kata-kata Nabi Maleakhi, yang kita dengar dalam Bacaan Pertama, menjelaskan Yubileum hari ini. Kata-kata tersebut datang kepada kita dari perikop terakhir nabi Perjanjian Lama. Mereka adalah kata-kata yang ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, yang menempatkan harapan mereka di dalam Dia, yang melihat di dalam diri-Nya kebaikan terbesar kehidupan dan menolak hidup hanya untuk diri mereka sendiri dan kepentingan-kepentingan mereka sendiri. Bagi mereka yang secara jasmani miskin tetapi kaya di dalam Allah, surya keadilan akan terbit. Inilah orang-orang miskin di hadapan Allah, yang kepadanya Yesus menjanjikan kerajaan surga (bdk. Mat 5:3) dan yang kepadanya Allah, melalui kata-kata Nabi Maleakhi, menyebut "milik kesayangan-Ku" (Mal 3:17). Nabi mempertentangkan mereka dengan orang-orang yang angkuh, orang-orang yang mencari kehidupan yang aman dalam kecukupan diri mereka dan harta benda duniawi mereka. Perikop terakhir Perjanjian Lama ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menantang tentang makna utama kehidupan : di mana saya mencari keamanan? Dalam Tuhan atau dalam bentuk keamanan lainnya yang tidak menyenangkan Allah? Ke manakah kehidupanku tertuju, kepada apakah hatiku rindu? Tuhan kehidupan atau hal-hal fana yang tidak bisa memadai?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 November 2016 : KATAKAN TIDAK TERHADAP IDEOLOGI-IDEOLOGI DAN INTELEKTUALISME

Bacaan Ekaristi : 2Yoh. 4-9; Mzm. 119:1,2,10,11,17,18; Luk. 17:26-37.

Kita orang-orang Kristen harus mengatakan tidak terhadap ideologi-ideologi dan intelektualisme. inilah pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian Jumat pagi, 11 November 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menekankan bahwa ideologi tentang kasih dan teori-teori intelektual mengancam melucuti tubuh Gereja dan merusaknya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 November 2016 : JANGAN JADIKAN AGAMA BAGAIKAN PERTUNJUKAN KEMBANG API

Bacaan Ekaristi : Flm. 7-20; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Luk. 17:20-25

Kita orang-orang Kristen diharapkan menjaga dan memelihara harapan kita, dan tidak terpengaruh oleh agama 'pertunjukan atau hiburan' yang terus-menerus mencari hal baru dan pewahyuan, bagaikan kilatan kembang api. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 10 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 November 2016 : WASPADALAH TERHADAP PENGEJARAN KEKUASAAN DAN KEKAYAAN

Bacaan Ekaristi : Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:3-4,18,23,27,29; Luk. 17:7-10

Kita tidak bisa melayani Allah dengan baik jika kita lapar kekuasaan dan kekayaan. Itulah pesan Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 8 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM UNTUK PARA TAHANAN 6 November 2016 : DENGAN BELAJAR DARI KESALAHAN-KESALAHAN MASA LALU, ANDA DAPAT MEMBUKA BABAK BARU KEHIDUPAN ANDA

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16-3:5; Luk. 20:27-38

Pesan yang ingin dibawa sabda Allah kepada kita hari ini tentunya pesan harapan.

Salah satu dari tujuh bersaudara yang dihukum mati oleh Raja Antiokhus Epifanes berbicara tentang "harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya" (2 Mak 7:14). Kata-kata ini mempertunjukkan iman para martir tersebut yang, meskipun penderitaan dan penyiksaan, tetap teguh dalam menatap masa depan. Iman mereka adalah iman yang, dengan mengakui Allah sebagai sumber harapan mereka, mencerminkan keinginan untuk mencapai sebuah kehidupan baru.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA UNTUK MENDOAKAN ARWAH PARA KARDINAL DAN USKUP YANG MENINGGAL DALAM KURUN WAKTU SETAHUN TERAKHIR 4 November 2016

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia" (Mzm 103:8)

Bulan November, yang mana kesalehan umat Kristen didedikasikan untuk mengenang umat beriman yang telah meninggal, membangkitkan setiap tahun dalam jemaat Gerejani pemikiran kehidupan setelah kematian dan terutama pemikiran perjumpaan pasti dengan Tuhan. Ia akan menjadi hakim peziarahan duniawi kita, seorang hakim yang wataknya penuh kerahiman dan berlimpah kasih setia, seperti diingatkan pemazmur kepada kita. Menyadari hal ini, kita berkumpul untuk berdoa di sekitar altar Tuhan bagi jiwa-jiwa para kardinal dan para uskup yang mengakhiri hari duniawi mereka sepanjang dua belas bulan terakhir. Dan seraya kita mempercayakan mereka, sekali lagi, terhadap kebaikan Bapa yang penuh kerahiman, kita memperbarui rasa syukur kita bagi umat Kristen dan kesaksian imami yang mereka tinggalkan bagi kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN DI PEMAKAMAN FLAMINIO, PRIMA PORTA (ROMA) 2 November 2016 : KRISTUS MEMBERI KITA HARAPAN - BAHKAN DALAM KEMATIAN

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40

Ayub berada dalam kegelapan. Ia sebenarnya berada di ambang kematian. Dan, pada saat kesedihan yang mendalam, saat nestapa dan saat penderitaan itu, Ayub mewartakan harapan : "Aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu... yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain" (Ayb 19:25,27). Peringatan Arwah Semua Orang Beriman memiliki arti ganda ini. Rasa sedih : pemakaman menyedihkan, mengingatkan kita akan orang-orang terkasih kita yang telah pergi, ia mengingatkan kita juga akan masa depan, kematian, tetapi dalam kesedihan ini, kita membawa bunga, sebagai tanda harapan, saya bahkan bisa mengatakan tentang perayaan, tetapi selanjutnya, tidak sekarang. Dan kesedihan bercampur dengan harapan. Dan inilah apa yang kita semua rasakan hari ini dalam perayaan ini : kenangan akan orang-orang yang kita kasihi, di hadapan jasad mereka, dan harapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MALMO, SWEDIA - 1 November 2016

Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4.9-14; Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a

Hari ini, bersama seluruh Gereja, kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam melakukannya, kita mengingat bukan hanya mereka yang telah dinyatakan kudus selama berabad-abad, tetapi juga banyak saudara dan saudari yang, dengan cara yang lengang dan sederhana, menjalani kehidupan Kristen mereka dengan penuh iman dan kasih. Sesungguhnya di antara mereka berada banyak kerabat, teman dan kenalan kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Oktober 2016 : YESUS YANG SEDANG BERDOA UNTUK KITA ADALAH BATU PENJURU KEHIDUPAN KITA

Bacaan Ekaristi : Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19

Paus Fransiskus mengatakan batu penjuru kehidupan bagi orang-orang Kristen adalah Yesus yang sedang berdoa untuk kita. Beliau menunjukkan bahwa Yesus selalu beralih pada doa di seluruh saat-saat kunci dalam kehidupan-Nya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 28 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 Oktober 2016 : ALLAH MASIH MENANGISI BENCANA HARI INI DAN PERANG YANG DILANCARKAN DEMI UANG

Bacaan Ekaristi : Ef. 6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 13:31-35

Paus Fransiskus mengatakan Allah menangisi bencana dan perang yang dilancarkan saat ini demi menyembah 'berhala uang' dan karena banyak korban yang tidak bersalah terbunuh oleh bom. Beliau menekankan bahwa Allah menangis karena manusia tidak memahami "kedamaian yang Ia tawarkan kepada kita". Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 27 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Oktober 2016 : KERAJAAN ALLAH TUMBUH MELALUI KETAATAN BUKAN DENGAN BAGAN ORGANISASI

Bacaan Ekaristi : Ef. 5:21-33; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Luk. 13:18-21

Paus Fransiskus mengatakan Kerajaan Allah tumbuh melalui para anggotanya yang menunjukkan ketaatan dan memperingatkan orang-orang Kristen terhadap berkonsentrasi terlalu banyak pada tatanan dan bagan organisasi. Beliau mengatakannya dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 25 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Oktober 2016 : ALLAH MEMANGGIL KITA UNTUK BERMURAH HATI DAN BAIK, BUKAN KAKU

Bacaan Ekaristi : Ef. 4:32-5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17 

Paus Fransiskus memperingatkan terhadap kekakuan yang berlebihan dan mengatakan Allah memberi kita kebebasan dan kelembutan untuk bermurah hati. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 24 Oktober 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Oktober 2016 : ORANG KRISTEN HARUS MENGHINDARI IRI HATI DAN PERSETERUAN SERTA BERKARYA UNTUK KESATUAN

Bacaan Ekaristi : Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59

Paus Fransiskus mengatakan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran adalah tiga sikap utama untuk membangun kesatuan dalam Gereja serta mendesak umat Kristen untuk menghindari iri hati, kedengkian dan perseteruan. Itulah yang dikatakan Bapa Suci dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 21 Oktober 2016, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Oktober 2016 : KATEKISMUS TIDAKLAH MEMADAI UNTUK MENGENAL YESUS, KITA MEMBUTUHKAN DOA

Bacaan Ekaristi : Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53.
Paus Fransiskus mengatakan katekismus pada dirinya sendiri tidaklah memadai untuk benar-benar mengenal Yesus dan kita membutuhkan doa, penyembahan dan mengakui diri kita sebagai orang-orang berdosa. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homili selama Misa harian Kamis pagi 20 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS 18 Oktober 2016 : SEORANG GEMBALA YANG BAIK MENJAUHKAN DIRI DARI KEKUASAAN DAN UANG SERTA TIDAK PERNAH SAKIT HATI

Bacaan Ekaristi : 2Tim. 4:10-17b; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Luk. 10:1-9

Paus Fransiskus mengatakan seorang gembala yang baik adalah orang yang mengikuti Yesus bukan karena kekuasaan, uang atau kelompok tertentu dan bahkan jika ditinggalkan oleh semua orang mungkin sedih tetapi tidak pernah sakit hati. Itulah yang disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 18 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI 16 Oktober 2016

(Santo Salomon Leclercq, Santo José Sánchez Del Río, Santo Manuel González García, Santo Lodovico Pavoni, Santo Alfonso Maria Fusco, Santo José Gabriel Del Rosario Brochero, Santa Elisabeth Catez)

Bacaan Ekaristi : Kel. 17:8-13; Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; 2Tim. 3:14-4:2; Luk. 18:1-8

Pada awal perayaan hari ini, kita memanjatkan doa ini kepada Tuhan : "Ciptakanlah di dalam diri kami hati yang murah hati dan teguh, sehingga kami dapat selalu melayani Engkau dengan kesetiaan dan kemurnian roh" (Doa Singkat).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Oktober 2016 : KEMUNAFIKAN ADALAH SEMACAM SKIZOFRENIA ROHANI

Bacaan Ekaristi : Ef. 1:11-14; Mzm. 33:1-2,4-5,12-13; Luk. 12:1-7

Paus Fransiskus mendesak orang-orang Kristen untuk selalu mengatakan kebenaran demi menghindari mengalah pada kemunafikan yang beliau gambarkan sebagai semacam skizofrenia rohani yang membuat kita mengatakan banyak hal, tetapi tanpa mengamalkannya. Itulah yang beliau katakan dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 14 Oktober 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Dalam homilinya yang mengacu pada bacaan-bacaan liturgi hari itu, Paus Fransiskus merenungkan bahaya kemunafikan dengan memperingatkan orang-orang Kristen terhadap ragi orang Farisi. Memperhatikan bahwa ada ragi yang baik dan ragi yang buruk, beliau mengatakan ragi yang baik membangun kerajaan Allah sedangkan ragi yang buruk hanya menciptakan tampak luar Kerajaan Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Oktober 2016 : ORANG KRISTEN SELALU ADA DI JALAN BERBUAT BAIK

Bacaan Ekaristi : Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54

Orang-orang Kristen selalu merasa perlu diampuni dan ada dalam perjalanan menuju perjumpaan dengan Allah. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 13 Oktober 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus melukiskan potret orang Kristen yang baik yang beliau katakan harus selalu merasakan berkat Tuhan dan pergi untuk berbuat baik.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Oktober 2016 : TIDAK TERHADAP AGAMA "KOSMETIK" YANG SELURUHNYA PAMER

Bacaan Ekaristi : Gal. 4:31b-5:6; Mzm. 119:41,43,44,45,47,48; Luk. 11:37-41

Paus Fransiskus mengatakan Yesus meminta kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan kerendahan hati dan menolak agama "kosmetik" yang hanya mementingkan penampilan lahiriahnya dan berpura-pura tidak menjadi apa adanya. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 11 Oktober 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN YUBILEUM MARIA 9 Oktober 2016

Bacaan Ekaristi : 2Raj. 5:14-17; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 2Tim. 2:8-13; Luk. 17:11-19

Hari Minggu ini (bdk. Luk 17:11-19) Injil mengajak kita untuk mengakui karunia-karunia Allah dengan ketakjuban dan rasa syukur. Dalam perjalanan menuju kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus bertemu sepuluh orang kusta, yang mendekati-Nya, menjaga jarak mereka dan menceritakan masalah-masalah mereka kepada Dia yang dirasakan iman mereka sebagai Sang Penyelamat yang tepat : "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" (ayat 13). Mereka sakit dan mereka sedang mencari seseorang untuk menyembuhkan mereka. Yesus menjawab dengan mengatakan kepada mereka untuk pergi dan memperlihatkan diri kepada para imam, yang menurut hukum Taurat bertanggung jawab menetapkan secara resmi seseorang dianggap sembuh. Dengan cara ini, Yesus tidak hanya menjanjikan mereka; Ia menguji iman mereka. Pada saat itu, sesungguhnya, sepuluh orang kusta tersebut belum sembuh. Mereka dipulihkan kesehatannya setelah mereka mengemukakan ketaatan kepada perintah Yesus. Kemudian, dengan gembira, mereka memperlihatkan diri mereka kepada para imam dan melanjutkan perjalanan mereka. Mereka melupakan Sang Pemberi, Bapa, yang menyembuhkan mereka melalui Yesus, Putra-Nya yang menjadi manusia.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Oktober 2016 : TERBUKALAH TERHADAP ROH KUDUS YANG MEMBAWA KITA MAJU

Bacaan Ekaristi : Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 11:5-13.

Ajaran yang benar bukan suatu kelekatan yang kaku terhadap Hukum, yang mempesona seperti ideologi-ideologi, tetapi sebaliknya merupakan pewahyuan Allah, yang memungkinkan dirinya semakin lengkap ditemukan setiap hari oleh orang-orang yang terbuka terhadap Roh Kudus. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 6 Oktober 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI GEREJA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA, BAKU (AZERBAIJAN) 2 Oktober 2016 : DUA ASPEK PENTING KEHIDUPAN KRISTEN ADALAH IMAN DAN PELAYANAN

Bacaan Ekaristi : Hab. 1:2-3; 2:2-4; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; 2Tim. 1:6-8,13-14; Luk. 17:5-10

Sabda Allah menyampaikan kepada kita hari ini dua aspek penting kehidupan Kristen : iman dan pelayanan. Berkenaan dengan iman, dua permintaan khusus dibuat kepada Tuhan.

Permintaan pertama dibuat oleh Nabi Habakuk, yang memohon kepada Allah untuk campur tangan dengan tujuan membangun kembali keadilan dan perdamaian yang telah dihancurkan manusia dengan kekerasan, pertengkaran dan perselisihan : "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar?" (Hab 1:2), Nabi memohon dengan sangat. Allah, dalam menanggapinya, tidak campur tangan secara langsung, tidak menyelesaikan situasi secara tiba-tiba, tidak menghadirkan diri-Nya dengan unjuk kekuatan. Sebaliknya, Ia mengajak sabar menunggu, tanpa pernah kehilangan harapan; terutama, Ia menekankan pentingnya iman, karena dengan imanlah manusia akan hidup (bdk. Hab 2:4). Allah memperlakukan kita dengan cara yang sama : Ia tidak memanjakan keinginan kita untuk secara tiba-tiba dan berulang kali mengubah dunia dan orang lain. Sebaliknya, Ia berniat terutama menyembuhkan hati, hati saya, hati kalian, dan hati setiap orang; Allah mengubah dunia dengan mengubah hati kita, dan hal ini Ia tidak bisa lakukan tanpa kita. Tuhan menginginkan kita membuka pintu hati kita, agar bisa masuk ke dalam kehidupan kita. Tindakan membuka kepada-Nya ini, kepercayaan kepada-Nya ini justru adalah "kemenangan yang mengalahkan dunia, iman kita" (1 Yoh 5:4). Karena ketika Allah menemukan hati yang terbuka dan percaya, maka Ia dapat mengerjakan keajaiban-keajaiban di sana.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI STADION MIKHEIL MESKHI, TBILISI (GEORGIA) 1 Oktober 2016

Bacaan Ekaristi : Yes. 66:10-14b; Mzm. 131:1.2.3; Mat. 18:1-4.

Di antara banyak khazanah negara yang megah ini, salah satu khazanah yang menonjol adalah pentingnya kaum perempuan. Seperti ditulis Santa Teresa dari Kanak-kanak Yesus, yang kita peringati hari ini : "mereka mengasihi Allah dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada kaum laki-laki" (Otobiografi, Naskah A, VI). Di sini, di Georgia ada sejumlah besar nenek dan ibu yang tak henti-hentinya membela dan meneruskan iman yang ditaburkan di negeri Santo Nino ini; dan mereka membawa air segar penghiburan Allah untuk situasi gersang dan perseteruan yang tak terhitung jumlahnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 September 2016 : TUHAN MENGAJARKAN KITA UNTUK BERDOA DI TENGAH-TENGAH KEHANCURAN ROHANI

Bacaan Ekaristi : Ayb 3:1-3,11-17,20-23; Mzm 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk 9:51-56

Paus Fransiskus mengatakan keheningan dan doa adalah cara untuk mengatasi saat-saat tergelap kita, ketimbang beralih ke obat-obatan atau minuman beralkohol untuk melarikan diri dari kesengsaraan kita. Beliau menyampaikan hal ini dalam homilinya selama Misa harian pagi Selasa 27 September 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA XXVI (MISA YUBILEUM PARA KATEKIS) 25 September 2016

Bacaan Ekaristi : Am 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31

Dalam Bacaan Kedua Rasul Paulus menawarkan kepada Timotius, tetapi juga kepada kita, beberapa saran yang dekat dengan hatinya. Antara lain, ia menuntut dirinya "turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela" (1 Tim 6:14). Ia membicarakan hanya sebuah perintah. Tampaknya ia ingin menjaga perhatian kita tetap teguh pada apa yang penting bagi iman kita. Santo Paulus, memang, tidak sedang menunjukkan segala macam titik perbedaan, tetapi sedang menekankan inti dari iman. Pusat ini yang di sekitarnya segalanya berputar, jantung yang berdetak ini yang memberi kehidupan kepada segalanya adalah pewartaan Paskah, pewartaan yang pertama : Tuhan Yesus telah bangkit, Tuhan Yesus mengasihi kalian, dan Ia telah memberikan hidup-Nya untuk kalian; bangkit dan tetap hidup, Ia dekat dengan kalian dan menunggu kalian setiap hari. Kita tidak boleh melupakan hal ini. Pada Yubileum untuk Para Katekis ini, kita sedang diminta untuk tidak bosan mengedepankan dan mengutamakan pesan utama iman : Tuhan telah bangkit. Tidak ada yang lebih penting; tidak ada yang lebih jelas atau lebih relevan daripada ini. Segalanya dalam iman menjadi indah ketika dihubungkan dengan pusat ini, jika ia jenuh oleh pemakluman Paskah. Jika ia tetap terasing, namun, ia kehilangan akal dan kekuatannya. Kita dipanggil selalu hidup keluar dan memaklumkan kebaruan kasih Tuhan : "Yesus benar-benar mengasihi kalian, seperti apa adanya. Berilah Dia ruang : terlepas dari kekecewaan-kekecewaan dan luka-luka dalam kehidupan kalian, memberi-Nya kesempatan untuk mengasihi kalian. Ia tidak akan mengecewakan kalian".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 September 2016 : KESIA-SIAAN ADALAH OSTEOPOROSIS JIWA

Bacaan Ekaristi : Pkh. 1:2-11; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Luk. 9:7-9

Paus Fransiskus mempertentangkan kegelisahan yang berasal dari Roh Kudus dan kegelisahan yang berasal dari hati nurani yang kotor. Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 22 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, beliau juga berbicara tentang kesombongan, yang "menopengi" kehidupan, membuatnya terlihat tidak seperti seharusnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 September 2016 : TIDAK ADA ALLAH PEPERANGAN; ALLAH ADALAH ALLAH PERDAMAIAN

Bacaan Ekaristi : Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21

Dunia perlu berjalan "mengatasi perpecahan agama-agama", dan merasa "malu" akan peperangan, tanpa menutup "telinga" terhadap jeritan mereka yang sedang menderita : itulah apa yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 20 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci berbicara hanya beberapa jam sebelum beliau berangkat ke Asisi, kota perbukitan Umbria, di mana beliau akan mengambil bagian dalam penutupan KTT internasional para pemimpin lintas agama untuk mendoakan perdamaian dunia. Pertemuan serupa pertama kali diadakan di Asisi atas prakarsa Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1986.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 September 2016 : JANGANLAH MENJADI MAFIA TETAPI TINGGALLAH DALAM TERANG IMAN

Bacaan Ekaristi : Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18

Janganlah mencemburui orang kaya dan orang berkuasa atau bersekongkol melawan sesamamu, melainkan peliharalah terang iman dalam kehidupan kalian. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 19 September 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.