Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 Januari 2018 : PARA GEMBALA SEHARUSNYA MENUNJUKKAN KELEMBUTAN DAN KEDEKATAN YESUS

Bacaan Ekaristi : 2Sam 18:9-10.14b.24-25a.30-19:3; Mzm 86:1-2.3-4.5-6; Mrk 5:21-43

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 30 Januari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan mereka yang dipercayakan menggembalakan umat Allah seharusnya senantiasa menunjukkan kelembutan dan kedekatan Yesus. Paus Fransiskus menyampaikan homilinya dengan mengacu Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk 5:21-43) yang menunjukkan "keseharian kehidupan Yesus".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Januari 2018 : TIDAK ADA KERENDAHAN HATI TANPA HINAAN

Bacaan Ekaristi : 2Sam 15:13-14.30;16:5-13a; Mzm 3:2-3.4-5.6-7; Mrk 5:1-20

Sesungguhnya tidak ada kerendahan hati sejati tanpa hinaan. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 29 Januari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (2Sam 15:13-14.30;16:5-13a) yang berbicara tentang penghinaan Raja Daud.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA PEMINDAHAN IKON "SALUS POPULI ROMANI" DI BASILIKA SANTA MARIA MAGGIORE (ROMA) 28 Januari 2018 : KETIKA MARIA ADA DI RUMAH, IBLIS TIDAK BISA MASUK

Sebagai umat Allah dalam perjalanan, kita berada di sini berdiri di Basilika Santa Maria Maggiore. Kehadiran Bunda Maria menjadikan basilika ini sebuah rumah keluarga bagi kita anak-anaknya. Bersama dengan generasi-generasi umat Roma, kita mengenal rumah ibu ini, kediaman kita, rumah tempat kita menemukan penyegaran, kenyamanan, perlindungan, [dan] persinggahan. Umat kristiani telah memahami, sejak awal, bahwa dalam kesulitan dan pencobaan, kita harus sering mendatangi Bunda Maria, seperti yang ditunjukkan oleh antifon Maria yang paling kuno : Di bawah perlindunganmu, kami mencari perlindungan, Bunda Allah yang kudus : janganlah memandang hina permohonan kami yang sedang mengalami pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari segala bahaya, ya Perawan yang mulia dan terberkati.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Januari 2018 : IMAN DITERUSKAN MELALUI KESAKSIAN

Bacaan Ekaristi : 2Tim 1:1-8; Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8a.10; Luk 10:1-9

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 26 Januari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas tentang bagaimana meneruskan iman. Mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (2Tim 1:1-8) yang di dalamnya Rasul Paulus berbicara kepada muridnya, Timotius, mengingatkan "imannya yang tulus ikhlas" yang pertama-tama hidup di dalam neneknya, Lois, dan kemudian di dalam ibunya, Eunike, Paus Fransiskus menyoroti kata-kata yang menunjukkan bagaimana iman diteruskan : "anak", sebagaimana Paulus memanggil Timotius, "ibu", "nenek", dan akhirnya "kesaksian".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PANGKALAN UDARA LAS PALMAS, LIMA (PERU) 21 Januari 2018 : HATI-HATI DENGAN SINDROM YUNUS


"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu" (Yun 3:2). Dengan kata-kata ini, Tuhan berbicara kepada Yunus dan menyuruhnya berangkat ke kota besar itu, yang akan dihancurkan karena banyak kejahatannya. Di dalam Injil, kita juga melihat Yesus berangkat ke Galilea untuk mewartakan Kabar Baik (bdk. Mrk 1:14). Kedua bacaan tersebut mengungkapkan Allah yang mengalihkan pandangan-Nya ke kota masa lalu dan kota masa kini. Tuhan berangkat melakukan perjalanan : ke Niniwe, ke Galilea, ke Lima, ke Trujillo dan Puerto Maldonado ... Tuhan datang ke sini. Dia berangkat untuk masuk ke dalam sejarah pribadi dan nyata kita. Kita merayakannya belum lama ini: Dialah Imanuel, Allah yang senantiasa ingin bersama kita. Ya, berada di sini, di Lima, atau di manapun kalian tinggal, dalam rutinitas hidup dan pekerjaan sehari-hari kalian, dalam mendidik untuk berpengharapan yang kalian berikan kepada anak-anak kalian, di tengah cita-cita dan kecemasan kalian; dalam privasi rumah dan suara jalanan-jalanan kita yang memekakkan telinga. Di sanalah, di sepanjang jalan-jalan sejarah yang berdebu, Tuhan datang untuk bertemu kalian masing-masing.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI HUANCHACO, TRUJILLO (PERU) 20 Januari 2018

Negeri ini memiliki cita rasa Injil. Segala sesuatu di sekitar kita, dengan latar belakang lautan yang sangat luas ini, semakin membantu kita untuk memahami pengalaman yang dimiliki oleh para rasul bersama Yesus dan kita juga diundang untuk menghidupkannya kembali. Saya senang mengetahui bahwa kalian berasal dari berbagai wilayah di Peru utara untuk merayakan sukacita Injil ini.

Murid-murid tersebut, seperti kebanyakan dari kalian hari ini, mencari nafkah dari menjala ikan. Mereka pergi ke perahu, seperti beberapa orang dari kalian yang terus-menerus pergi ke caballitos de totora kalian (perahu gelagah tradisional), karena alasan yang sama seperti yang kalian lakukan : untuk memperoleh roti harian kalian. Sebagian besar kelelahan harian kita persis berkaitan dengan hal ini : berusaha menunjang keluarga-keluarga kita dan memberi mereka dengan apa yang akan membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KAMPUS LOBITO, IQUIQUE (CILI) 18 Januari 2018


"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tandaNya" (Yoh 2:11)

Inilah kata-kata terakhir dari Injil yang baru saja kita dengar, yang menggambarkan penampilan Yesus di muka umum : di sebuah pesta, kurang lebih. Tidak mungkin sebaliknya, karena Injil adalah undangan terus menerus untuk bersukacita. Sejak awal, malaikat mengatakan kepada Maria : "Bersukacitalah!" (Luk 1:28). Bersukacitalah, ia berkata kepada para gembala; bersukacitalah, ia berkata kepada Elisabet, seorang perempuan tua dan mandul ...; bersukacita, Yesus berkata kepada penjahat, karena hari ini kamu akan menyertai Aku di surga (bdk. Luk 23:43).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI BANDARA MAQUEHUE, TEMUCO (CILI) 17 Januari 2018


Mari, Mari” [Selamat pagi!]

Küme tünngün ta niemün” [“Damai sejahtera bagi kamu!" (Luk 24:36)]

Saya bersyukur kepada Allah karena telah mengizinkan saya untuk mengunjungi bagian yang indah dari benua ini, Araucanía. Araucanía adalah tanah yang diberkati oleh Sang Pencipta dengan lahan-lahan hijau yang sangat luas dan subur, dengan hutan-hutan yang penuh dengan araucaria yang mengesankan - "pujian" kelima yang ditawarkan oleh Gabriela Mistral ke negeri Cili ini[1] - dan dengan gunung-gunung berapinya yang tertutup salju yang megah, danau-danaunya dan sungai-sungainya yang penuh dengan kehidupan. Pemandangan ini melambungkan kita kepada Allah, dan dengan mudah melihat tangan-Nya dalam semua ciptaan. Banyak generasi telah mengasihi tanah ini dengan rasa syukur yang sungguh-sungguh. Di sini saya ingin berhenti sejenak dan menyapa khususnya para anggota masyarakat Mapuche, juga masyarakat adat lainnya yang tinggal di negeri selatan ini : suku Rapanui (dari Pulau Paskah), suku Aymara, suku Quechua dan suku Atacameños, dan banyak suku lagi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI TAMAN O'HIGGINS, SANTIAGO (CILI) 16 Januari 2018

"Ketika Yesus melihat orang banyak itu ..." (Mat 5:1). Dalam kata-kata pertama Injil hari ini tersebut, kita menemukan bagaimana Yesus ingin berjumpa kita, cara di mana Allah senantiasa mengejutkan umat-Nya (bdk. Kel 3:7). Hal pertama yang dilakukan Yesus adalah memandang dan melihat wajah umat-Nya. Wajah itu membangkitkan kasih Allah yang mendalam. Hati Yesus tidak tergerak oleh gagasan atau paham, tetapi oleh wajah, pribadi. Dengan kehidupan berseru kepada Sang Kehidupan yang ingin diberikan Bapa kepada kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MIGRAN DAN PENGUNGSI SEDUNIA KE-104 14 Januari 2018

Bacaan Ekaristi : 1Sam 3:3b-10.19; Mzm 40:2.4ab.7-8a.8b-9.10; 1Kor 6:13c-15a.17-20; Yoh 1:35-42

Tahun ini saya ingin merayakan Hari Migran dan Pengungsi Sedunia dengan Misa yang mengundang dan menyambut kalian khususnya para migran, para pengungsi dan para pencari suaka. Beberapa dari kalian baru saja tiba di Italia, ada juga yang telah lama menetap dan bekerja di sini, dan ada juga yang merupakan "generasi kedua".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Januari 2018 : CIRI KHAS DOA KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : 1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12.

Beriman kepada Yesus dan keberanian untuk mengatasi kesulitan seperti yang telah dilakukan oleh banyak orang kudus adalah ciri khas doa kristiani. Hal tersebut disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 12 Januari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengambil inspirasi homilinya dari dua kisah penyembuhan yang diceritakan dalam Injil (Mrk 1:40-45;2:1-12).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Januari 2018 : KEWIBAWAAN PARA GEMBALA BERASAL DARI ALLAH

Bacaan Ekaristi : 1Sam 1:9-20; MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd; Mrk 1:21b-28.

Emosi, kedekatan dan kemantapan dalam bertindak itulah yang menjadi ciri khas wibawa Yesus Sang Gembala. Itulah pokok permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 9 Januari 2018 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengambil acuannya dari Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk 1:21b-28) yang menceritakan Yesus mengajar dengan berwibawa di rumah ibadat di Kapernaum dan mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Januari 2018 : MENGHINA ORANG LEMAH ADALAH KARYA SETAN

Bacaan Ekaristi : 1Sam 1:1-8; Mzm 116:12-13,14-17,18-19; Mrk 1:14-20

Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 8 Januari 2018, Paus Fransiskus merenungkan banyak kisah Alkitab yang menceritakan tentang orang kuat yang mempermalukan orang yang lebih lemah dan lebih rentan. Iblis berada di balik sikap semacam ini, kata Paus Fransiskus, karena tidak ada belas kasihan di dalam dirinya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA PEMBAPTISAN TUHAN 7 Januari 2018 : BAPTIS ADALAH PENERUSAN IMAN

Kalian telah membawa anak-anak kalian untuk menerima Sakramen Pembaptisan. Inilah langkah pertama dalam tugas yang harus kalian penuhi : tugas meneruskan iman. Tetapi kita membutuhkan Roh Kudus untuk meneruskan Iman, kita tidak dapat melakukannya sendiri. Meneruskan iman adalah rahmat yang berasal dari Roh Kudus dan inilah sebabnya kalian membawa anak-anak kalian ke sini untuk menerima Roh Kudus, untuk menerima Allah Tritunggal - Bapa, Putra, dan Roh Kudus - yang akan bersemayam dalam hati mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN 6 Januari 2018 : MELIHAT BINTANG, BERANGKAT DAN MEMBAWA PERSEMBAHAN


Bacaan Ekaristi : Yes 60:1-6; Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef 3:2-3a,5-6; Mat 2:1-12

Tiga tindakan para Majus membimbing perjalanan kita menuju Tuhan, yang hari ini dinyatakan sebagai terang dan keselamatan bagi seluruh bangsa. Para Majus melihat bintang, mereka berangkat dan mereka membawa persembahan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA MARIA BUNDA ALLAH 1 Januari 2018 : BUNDA ALLAH ADALAH TITIK TOLAK BAGI TAHUN BARU

Bacaan Ekaristi : Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

Tahun dibuka atas nama Bunda Allah. Bunda Allah adalah gelar Maria yang terpenting. Tetapi kita mungkin bertanya mengapa kita mengatakan Bunda Allah dan bukan Bunda Yesus. Di masa lalu, beberapa orang menginginkan berpuas diri hanya dengan gelar Bunda Yesus, tetapi Gereja telah menyatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah. Kita seharusnya bersyukur karena kata-kata ini mengandung kebenaran yang luar biasa tentang Allah dan tentang diri kita. Sejak saat di mana Tuhan kita menjelma di dalam diri Maria, dan untuk selama-lamanya, Ia mengambil kemanusiaan kita. Tidak ada lagi Allah tanpa manusia; rupa daging yang diambil Yesus dari ibunya adalah rupa daging kita, sekarang dan untuk selama-lamanya. Menyebut Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan hal ini : Allah dekat dengan umat manusia, bahkan seperti seorang anak kecil dekat dengan sang ibu yang mengandungnya.