Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA UNTUK KELUARGA 27 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : 1Sam 1:20-22,24-28; Mzm 84:2-3,5-6,9-10; 1Yoh 3:1-2,21-24; Luk 2:41-52

Bacaan-bacaan Kitab Suci yang baru saja kita dengar memaparkan kepada kita gambaran dua keluarga pada peziarahan ke rumah Allah. Elkana dan Hana membawa Samuel anak laki-laki mereka ke rumah Tuhan di Silo dan menguduskannya bagi Tuhan (bdk. 1 Sam 1:20-22,24-28). Dengan cara yang sama, Yosef dan Maria, bersama-sama Yesus, pergi berziarah ke Yerusalem pada hari raya Paskah (bdk. Luk 2:41-52).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Yes 9:1-6; Mzm 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

Malam ini "terang yang besar" bersinar (Yes 9:1); terang kelahiran Yesus bersinar seluruhnya di sekitar kita. Alangkah benarnya dan tepat waktu kata-kata Nabi Yesaya yang baru saja kita dengar : "Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar" (9:2)! Hati kita sudah penuh sukacita dalam menantikan saat ini; sekarang sukacita itu berlimpah dan meluap, karena janji akhirnya telah terpenuhi. Sukacita dan kegembiraan adalah sebuah tanda yang pasti bahwa pesan yang terkandung dalam misteri malam ini benar-benar berasal dari Allah. Tidak ada ruang bagi keraguan; marilah kita meninggalkan itu bagi orang-orang skeptis yang, dengan melihat alasannya sendiri, tidak pernah menemukan kebenaran. Tidak ada ruang untuk ketidakpedulian yang memerintah di dalam hati orang-orang yang tidak mampu untuk mengasihi karena takut kehilangan sesuatu. Seluruh kesedihan telah dihalau, karena Kanak-kanak Yesus membawa kenyamanan sejati bagi setiap hati.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN PINTU SUCI DI PUSAT CINTA KASIH BAGI TUNAWISMA DI STASIUN KERETA API TERMINI, ROMA, 18 Desember 2015 : CARILAH ALLAH DALAM KESEDERHANAAN DAN KEMISKINAN

Allah datang untuk menyelamatkan kita. Ia tidak menemukan cara yang lebih baik untuk melakukannya ketimbang berjalan bersama kita, mendiami hidup kita, dan pada saat memilih jalan untuk mendiami Ia tidak memilih sebuah kota besar dari sebuah kekaisaran besar; Ia tidak memilih seorang putri raja, seorang istri bangsawan sebagai ibu-Nya, seorang penting; Ia tidak memilih sebuah istana yang mewah. Tampak seolah-olah semuanya dilakukan dengan sengaja, hampir-hampir dengan cara tersembunyi. Maria seorang gadis berusia 16-17 tahun, tidak lebih tua, di sebuah desa yang terpencil di pinggiran Kekaisaran Romawi, yang tak seorang pun tahu dengan pasti desa itu. Yosef, seorang pemuda yang mencintainya dan ingin menikahinya; seorang tukang kayu yang mendapatkan roti, semuanya dalam kesederhanaan, dengan cara tersembunyi. Dan juga dalam penolakan, karena mereka bertunangan dan di sebuah desa kecil yang kalian tahu betapa penuh pergunjungan. Mereka bergaul ... Dan Yosef menyadari bahwa Maria hamil, tetapi ia adalah orang yang tulus. Semuanya tersembunyi, bahkan bersama fitnah, bersama pergunjungan. Dan Malaikat menjelaskan misteri tersebut kepada Yosef : "Anak yang dikandung tunanganmu adalah karya Allah, karya Roh Kudus. 'Ketika Yosef terbangun dari tidurnya ia melakukan apa yang diperintahkan Malaikat Tuhan kepadanya. Dan ia pergi kepadanya dan menikahinya. Tetapi ia melakukan segalanya dalam sebuah cara yang sederhana, yang tersembunyi. Kota-kota besar dunia tidak tahu apa-apa ...

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Desember 2015 : KEKAYAAN GEREJA TERLETAK PADA ORANG MISKIN, BUKAN PADA KEKAYAAN MATERI

Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-12,9-13; Mat 21:28-32

Apa saja sifat-sifat Umat Allah? Seperti apakah Gereja seharusnya? Inilah tema permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 15 Desember 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Dalam bacaan Injil hari (Mat 21:28-32), Yesus menyatakan kepada imam-imam kepala dan tua-tua : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah". Paus Fransiskus menunjukkan "energi" Yesus dalam menegur orang-orang yang dianggap guru-guru "cara berpikir, menilai, dan menghayati". Nabi Zefanya juga, dalam Bacaan Pertama (3:1-2,9-13), "membawa suara Allah dan berkata: 'Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan! Ia tidak mau mendengarkan teguran siapa pun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap". Pada dasarnya ia adalah "teguran yang sama" yang tertuju "pada umat terpilih, pada para ulama masa-masa itu". Selain itu, Paus Fransiskus menekankan, "mengatakan kepada seorang imam, kepada seorang imam kepala, bahwa seorang perempuan sundal lebih suci dibanding dia dalam kerajaan Surga" adalah pembebanan yang sangat "kuat".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Desember 2015 : HARAPAN DALAM KERAHIMAN ALLAH MEMBERI KITA KEBEBASAN

Bacaan Ekaristi : Bil 24:2-7,15-17a; Mat 21:23-27

"Allah mengampuni segalanya; jika sebaliknya dunia tidak akan ada" : kata-kata ini, yang diucapkan oleh seorang wanita tua berkebangsaan Portugal kepada Jorge Bergoglio pada tahun 1992, menyediakan "pelajaran" yang sesungguhnya pada awal Tahun Suci Kerahiman. Ketika Paus Fransiskus memperingatkan terhadap kejatuhan ke dalam "kekakuan klerus", beliau malahan menyarankan memilih tanpa ragu-ragu jalan harapan dan kerahiman yang membuat kita "bebas". Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi, 14 Desember 2015, di Kapel Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus kembali membuat undangan untuk membiarkan "mata kalian terbuka", sehingga berjalan melampaui untuk melihat dan berbicara kebenaran.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU ADVEN III DI BASILIKA SANTO YOHANES LATERAN 13 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

Undangan yang disampaikan oleh Nabi Zefanya kepada kota kuno Yerusalem juga ditujukan hari ini kepada seluruh Gereja dan kita masing-masing : "Bersukacitalah ... exault!" (Zef 3:14). Alasan untuk bersukacita diungkapkan dengan kata-kata yang mengilhami harapan, dan yang dapat melihat ke masa depan dengan ketenangan. Tuhan telah membatalkan setiap kutukan dan memilih untuk tinggal di antara kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN 12 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya" (Zef 3:17-18). Kata-kata nabi Zefanya ini, yang ditujukan kepada umat Israel, juga ditujukan kepada Maria, Gereja, dan setiap orang, yang semuanya dicintai oleh kasih Allah yang penuh kerahiman. Ya, Allah mengasihi kita sehingga Ia bahkan bersukacita dan mendapat kesenangan di dalam diri kita. Ia mengasihi kita dengan kasih yang cuma-cuma, kasih tanpa batas, dan tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Kasih yang penuh kerahiman ini adalah sifat Allah yang paling mencolok, perpaduan sifat-Nya itu mengentalkan pesan Injil, iman Gereja.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Desember 2015 : ALLAH PENUH KERAHIMAN DAN TEGUH DALAM KASIH-NYA

Bacaan Ekaristi : Yes 41:13-20; Mzm 145:1,9,10-11,12-13ab; Mat 11:11-15

Seorang ayah atau seorang ibu mengatakan kepada anak mereka : "Jangan takut, saya di sini" dan memanjakan anak dengan belaian. Ini adalah keadaan istimewa manusia : kecil, lemah, tetapi diyakinkan, didukung dan diampuni oleh Allah yang jatuh cinta dengannya. Pada awal Yubileum, dalam homilinya Paus Fransiskus mengambil kesempatan untuk kembali ke tema belas kasih Bapa seraya merenungkan bacaan-bacaan liturgi selama Misa harian Kamis pagi 10 Desember 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Para penasehat kardinal juga ikut menghadiri Misa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN TAHUN YUBILEUM KERAHIMAN 8 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Kej 3:9-15.20; Ef 1:3-6.11-12; Luk 1:26-38

Pada hari Selasa, 8 Desember 2015, yang bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, Paus Fransiskus secara resmi membuka Tahun Yubileum Kerahiman dengan perayaan Misa Kudus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. "Tahun Suci Luar Biasa ini dengan sendirinya merupakan sebuah karunia rahmat", kata Paus Fransiskus dalam homilinya. Melewati Pintu Suci berarti menemukan kembali kerahiman Bapa yang tak terbatas yang menyambut semua orang dan berjalan keluar secara pribadi untuk menjumpai mereka masing-masing". Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
********