Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN SIDANG UMUM BIASA SINODE TENTANG KAUM MUDA, IMAN DAN KEARIFAN PANGGILAN DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN, 28 Oktober 2018

Bacaan Ekaristi : Yer. 31:7-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ibr. 5:1-6; Mrk. 10:46-52.

Kisah yang baru saja kita dengar adalah kisah terakhir dari kisah-kisah penginjil Markus yang berkaitan dengan pelayanan keliling Yesus, yang akan memasuki Yerusalem untuk wafat dan bangkit. Bartimeus dengan demikian adalah orang terakhir dari orang-orang yang mengikuti Yesus di sepanjang jalan : dari seorang pengemis di sepanjang jalan menuju Yerikho, ia menjadi seorang murid yang berjalan bersama murid-murid lainnya dalam perjalanan menuju Yerusalem. Kita juga telah berjalan saling berdampingan; kita telah menjadi sebuah "sinode". Injil ini memetereikan tiga langkah dasariah dalam perjalanan iman.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Oktober 2018 : KERENDAHAN HATI, KELEMAHLEMBUTAN DAN KESABARAN MENYEBABKAN PERDAMAIAN

Bacaan Ekaristi : Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59.

Jalan menuju perdamaian di dunia, di dalam masyarakat kita dan juga di dalam keluarga kita adalah kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Inilah inti pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 26 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama hari itu (Ef 4:1-6), di mana Santo Paulus dalam kesendirian di dalam penjara menulis kepada jemaat Efesus "madah menuju kesatuan" yang sesungguhnya, mengingatkan "martabat panggilan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Oktober 2018 : SIAPAKAH YESUS KRISTUS BAGIKU?

Bacaan Ekaristi : Ef. 4:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53.

Siapa Yesus Kristus bagimu? Paus Fransiskus mengajukan pertanyaan ini dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 25 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Jika seseorang mengajukan pertanyaan kepada kita, “Siapakah Yesus Kristus?”, kita seharusnya mengatakan apa yang telah kita pelajari : Dialah Juruselamat dunia, Putra Bapa, yang “kita ucapkan dalam Syahadat”. Tetapi, Paus Fransiskus mengatakan bahwa menjawab pertanyaan tentang siapakah Yesus Kristus "bagiku" sedikit lebih sulit. pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang dapat sedikit membuat kita canggung, karena untuk menjawab pertanyaan itu, "Aku harus menggali ke dalam hatiku"; yaitu, kita harus memulai dari pengalaman kita sendiri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Oktober 2018 : HARAPAN ADALAH HIDUP DALAM PENGHARAPAN AKAN PERJUMPAAN NYATA DENGAN YESUS

Bacaan Ekaristi : Ef. 2:12-22; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 12:35-38.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 23 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menjelaskan "harapan" dengan gambaran seorang perempuan hamil yang sedang menantikan kelahiran anaknya. Harapan, beliau mengatakan, bukanlah sesuatu yang tidak nyata. Sebaliknya, harapan berarti hidup dalam pengharapan akan perjumpaan nyata dengan Yesus. Dan kebijaksanaan mencakup kemampuan untuk bersukacita dalam "perjumpaan-perjumpaan kecil kehidupan bersama Yesus".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Oktober 2018 : RAGI ORANG FARISI DAN RAGI ROH KUDUS

Bacaan Ekaristi : Ef. 1:11-14; Mzm. 33:1-2,4-5,12-13; Luk. 12:1-7.

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 19 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama (Ef 1:11-14) dan Bacaan Injil (Luk 12:1-7) liturgi hari itu. Beliau membandingkan “ragi” orang Farisi dengan ragi Roh Kudus yang mengarah pada dekapan “warisan” yang ditinggalkan Tuhan bagi semua orang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Oktober 2018 : TIGA BENTUK KEMISKINAN YANG HARUS DIJALANI SEORANG MURID

Bacaan Ekaristi : 2Tim. 4:10-17b; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Luk. 10:1-9.

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 18 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas tiga bentuk kemiskinan yang harus dijalani seorang murid : kemiskinan yang pertama adalah meninggalkan kekayaan, dengan hati yang tidak terikat uang, kemiskinan yang kedua adalah menerima penganiayaan, besar atau kecil, bahkan fitnah, oleh karena Injil, dan kemiskinan yang ketiga adalah kemiskinan karena kesepian, merasa sendirian di akhir hayat. Beliau mengawali permenungannya dengan Doa Pembukaan, yang menekankan bahwa melalui Santo Lukas, Tuhan ingin mengungkapkan kesukaan-Nya terhadap orang-orang miskin. Bacaan Injil hari itu (Luk 10:1-9) kemudian berbicara tentang pengutusan 72 murid ke dalam kemiskinan - "Janganlah membawa pundi-pundi, bekal atau kasut" - karena Tuhan menginginkan jalan sang murid menjadi jalan kemiskinan. Murid yang terikat pada uang atau kekayaan bukanlah murid yang sejati.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Oktober 2018 : BERHATI-HATILAH DI SEKITAR UMAT KRISTIANI YANG KAKU

Bacaan Ekaristi : Gal. 4:31b-5:6; Mzm. 119:41,43,44,45,47,48; Luk. 11:37-41.

“Keselamatan adalah karunia dari Allah”, Ia memberi kita “roh kebebasan”. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 16 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memperingatkan kita untuk waspada terhadap orang-orang munafik, yang hatinya tidak terbuka terhadap rahmat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI 14 Oktober 2018 : DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PARA KUDUS MENGAMALKAN SABDA TUHAN DALAM KEHIDUPAN MEREKA

Bacaan Ekaristi : Keb. 7:7-11; Mzm. 90:12-13,14-15, 16-17; Ibr. 4:12-13; Mrk. 10:17-30.

Bacaan Kedua (Ibr 4:12-13) mengatakan kepada kita bahwa “Sabda Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun" (ayat 12). Sesungguhnya : Sabda Allah bukan hanya seperangkat kebenaran atau kisah rohani yang membesarkan hati; bukan - sabda Allah adalah sabda yang hidup yang menyentuh kehidupan kita, yang mengubah kehidupan kita. Di sanalah, Yesus secara pribadi, Sabda Allah yang hidup, berbicara kepada hati kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Oktober 2018 : BERHATI-HATILAH TERHADAP IBLIS YANG "SANTUN" DAN BERSAHABAT

Bacaan Ekaristi : Gal. 3:7-14; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 11:15-26.

Ketika iblis tidak dapat menghantam dengan keburukan, peperangan atau ketidakadilan, ia melakukannya secara halus, secara bertahap menuntun orang-orang ke dalam roh dunia, membuat mereka merasa tidak ada yang salah. Itulah kata-kata yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 12 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Oktober 2018 : YESUS MENGAJARKAN KITA UNTUK "MENDESAK" DALAM BERDOA

Bacaan Ekaristi : Gal. 3:1-5; Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 11:5-13.

Kita harus berani ketika kita memohon kepada Tuhan. Allah adalah sahabat yang dapat memberi kita apa yang kita butuhkan. Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 11 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Bapa Suci mengambil inspirasi homilinya dari Bacaan Injil hari itu (Luk 11:5-13) yang bertema bagaimana kita harus berdoa. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya tentang seorang yang, pada tengah malam, mengetuk rumah seorang sahabatnya untuk meminta roti. Dan sang sahabat menjawab bahwa bukanlah saat yang tepat untuk meminta roti, karena ia sudah berada di tempat tidur, tetapi kemudian bangun dan memberikan apa yang ia minta.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Oktober 2018 : ORANG KRISTIANI SEJATI JATUH CINTA KEPADA TUHAN

Bacaan Ekaristi : Gal. 1:13-24; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Luk. 10:38-42.

Maria dan Marta mengajarkan kita bagaimana kehidupan kristiani harus dijalani : jatuh cinta kepada Tuhan. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 9 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengajak kita untuk merenungkan cara kita bekerja maupun saat kita melakukan kontemplasi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 OKTOBER 2018 : UMAT KRISTIANI SEJATI TIDAK TAKUT MENDAPATI TANGAN MEREKA KOTOR

Bacaan Ekaristi : Gal. 1:6-12; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c; Luk. 10:25-37.

Sebuah undangan untuk menjadi "umat kristiani yang bertekad", umat kristiani yang "tidak takut mendapati tangan mereka kotor, pakaian mereka, ketika mereka mendekat", umat kristiani "terbuka terhadap kejutan-kejutan" dan yang, seperti Yesus, "membayar untuk orang lain". Itu adalah kata-kata yang disampaikan Paus Fransiskus selama homilinya pada misa harian Senin pagi 8 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengacu pada Bacaan Injil hari itu (Luk 10:25-37), Paus Fransiskus mengulas "enam watak" dari perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus kepada para ahli Taurat yang, untuk "mencobai"-Nya, bertanya kepada-Nya : "Siapakah sesamaku manusia?". Kemudian beliau menyebutkan keenam watak tersebut, yaitu para penyamun, orang yang terluka, imam, orang Lewi, orang Samaria, dan pemilik penginapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Oktober 2018 : ORANG KRISTIANI YANG MUNAFIK BERPERILAKU SEPERTI ORANG KAFIR

Bacaan Ekaristi : Ayb. 38:1,12-21;39:36-38; Mzm. 139:1-3,7-8,9-10, 13-14ab; Luk. 10:13-16.

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 5 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas Bacaan Injil hari itu (Luk 10:13-16), di mana Yesus menegur orang-orang Betsaida, Khorazim, dan Kapernaum, yang menolak untuk percaya kepada-Nya meskipun telah melihat mukjizat-mukjizat yang Ia lakukan. Bapa Suci mengajak kita semua untuk melakukan pemeriksaan hati nurani.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN SIDANG UMUM BIASA SINODE TENTANG KAUM MUDA, IMAN DAN PEMAHAMAN PANGGILAN 3 Oktober 2018

“Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26).

Secara langsung Yesus menawarkan jaminan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan menyertai seluruh karya misioner yang dipercayakan kepada mereka : pertama-tama Roh Kuduslah yang akan melestarikan, menjaga tetap hidup dan bersangkut paut ingatan akan Tuhan dalam hati murid-murid-Nya. Roh Kuduslah yang menjamin bahwa kekayaan dan keindahan Injil akan menjadi sumber sukacita dan kesegaran yang berkesinambungan.

Pada awal saat rahmat untuk seluruh Gereja ini, dan seturut sabda Allah, kita memohon Sang Penolong untuk membantu kita melestarikan ingatan akan Tuhan dan mengobarkan kembali di dalam diri kita sabda-Nya yang telah membuat hati kita berkobar-kobar (bdk. Luk 24:32). Hasrat dan gairah Injil yang mengarah pada hasrat dan gairah demi Yesus. Ingatan yang dapat mengobarkan kembali dan memperbarui dalam diri kita kemampuan untuk bermimpi dan berharap. Karena kita tahu bahwa kaum muda kita akan mampu bernubuat dan berpandangan jauh ke depan bahwa kita, yang sudah dewasa atau lanjut usia, dapat bermimpi dan dengan demikian dapat menjangkitkan dalam berbagi mimpi dan harapan yang kita bawa di dalam hati kita (bdk. Yoel 2:28).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Oktober 2018 : MALAIKAT PELINDUNG ADALAH PINTU GERBANG HARIAN KITA MENUJU BAPA

Bacaan Ekaristi : Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10.

"Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan”. Paus Fransiskus memilih kata-kata ini, yang diambil dari Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kel 23:20-23a) yang bertepatan dengan Pesta Para Malaikat Pelindung, sebagai dasar permenungannya dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 2 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Para malaikat pelindung adalah “para penolong khusus” yang “dijanjikan Tuhan kepada umat-Nya dan kepada kita yang melakukan perjalanan sepanjang jalan kehidupan”.