Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS 29 Juni 2017 : KEHIDUPAN SEORANG RASUL MERUPAKAN PENGAKUAN, PENGANIAYAAN DAN DOA

Bacaan Ekaristi : Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2 Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19.

Liturgi hari ini menawarkan tiga kata penting untuk kehidupan seorang rasul : pengakuan, penganiayaan dan doa.

Pengakuan. Petrus melakukan pengakuan imannya dalam Injil, ketika pertanyaan Tuhan beralih dari umum menjadi khusus. Pada awalnya, Yesus bertanya : "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Mat 16:13). Hasil "jajak pendapat" ini menunjukkan bahwa Yesus secara luas dianggap sebagai nabi. Kemudian Sang Guru mengajukan pertanyaan yang menentukan kepada murid-murid-Nya : "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (ayat 15). Pada titik ini, Petrus sendiri menjawab : "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (ayat 16). Mengakui iman berarti hal ini : mengakui di dalam diri Yesus Mesias yang telah lama dinanti-nantikan, Allah yang hidup, Tuhan kehidupan kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 TAHUN TAHBISAN EPISKOPALNYA DI KAPEL PAULINE, VATIKAN, 27 Juni 2017

Dalam Bacaan Pertama, kita mendengar bagaimana dialog berlanjut antara Allah dan Abraham, dialog yang dimulai dengan "Pergilah dari negerimu ..." (Kej 12:1) itu. Dan dalam kelanjutan dialog ini, kita menemukan tiga perintah : "Bangkitlah!", "Lihatlah!", "Berharaplah!". Tiga perintah yang menandai jalan yang harus dilakukan Abraham dan juga jalan untuk melakukannya, sikap batin : bangkit, melihat, berharap.

"Bangkitlah!" Bangkitlah, berjalanlah, janganlah diam saja. Kamu memiliki sebuah perutusan, kamu memiliki sebuah perutusan dan kamu harus melakukannya di jalan. Janganlah duduk diam : bangkitlah; berdirilah. Dan Abraham mulai berjalan, selalu di jalan. Dan lambang dari hal ini adalah tenda. Kitab Kejadian mengatakan bahwa Abraham pergi dengan tenda, dan ketika ia berhenti, tenda itu ada di sana. Abraham tidak pernah membuat sebuah rumah untuk dirinya sendiri sementara ada perintah ini : "Bangkitlah!" Ia hanya membangun sebuah mezbah, benda satu-satunya, untuk menyembah Dia yang telah memerintahkannya untuk bangkit, berada di jalan, dengan tenda. "Bangkitlah!".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Juni 2017 : ORANG KRISTIANI TIDAK PERLU MEMBACA HOROSKOP UNTUK MERAMALKAN MASA DEPAN

Bacaan Ekaristi : Kej. 12:1-9; Mzm. 33:12-13,18-19,20,22; Mat. 7:1-5.

Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 26 Juni 2017 - Misa harian terakhir sebelum liburan musim panas dan kunjungan apostoliknya ke Kolombia 6-11 September 2017 - Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang-orang kristiani tidak perlu membaca horoskop atau berkonsultasi dengan para peramal untuk meramalkan masa depan; tetapi mengizinkan Allah membimbing mereka dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan kejutan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Juni 2017 : TUHAN MEMILIH ORANG-ORANG KECIL

Bacaan Ekaristi : Ul 7:6-11; Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10; 1 Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30

Untuk mendengarkan suara Tuhan, kalian perlu menjadikan diri kalian kecil. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 23 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Hari itu liturgi Gereja bertepatan dengan Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Juni 2017 : TIGA CIRI GEMBALA YANG BAIK

Bacaan Ekaristi : 2Kor. 11:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,7-8; Mat 6:7-15.

Seorang gembala harus bergairah, harus tahu bagaimana membedakan dan bagaimana mencela kejahatan. Kata-kata tersebut disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 22 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Dalam homilinya beliau memusatkan perhatian pada sosok Rasul Paulus dan kemudian mengalihkan perhatiannya pada teladan yang ditawarkan oleh Don Lorenzo Milani. Pada hari Selasa, 20 Juni 2017, Paus Fransiskus melakukan perjalanan sehari untuk berdoa di makam Don Lorenzo Milani, di Barbiana, dan Don Primo Mazzolari, di Bozzolo.Seperti Pastor Paroki Barbiana tersebut, kata Paus Fransiskus, kita seharusnya peduli akan sesama kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS DI LAPANGAN DEPAN BASILIKA SANTO YOHANES LATERAN 18 Juni 2017

Bacaan Ekaristi : Ul 8:2-3.14b-16a; Mzm 147:12-13.14-15.19-20; 1 Kor 10:16-17; Yoh 6:51-58

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, gagasan tentang ingatan muncul berulang kali. Musa berkata kepada orang-orang Israel : "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu [...] jangan [...] engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang di padang gurun memberi engkau makan manna" (Ul 8:2,14,16). Yesus mengatakan kepada kita : "Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (1Kor 11:24). "Roti hidup yang telah turun dari sorga" (Yoh 6:51) adalah sakramen ingatan, mengingatkan kita, secara nyata dan kasat mata, tentang kisah kasih Allah bagi kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Juni 2017 : KEKUATAN ALLAH MENYELAMATKAN KITA DARI KELEMAHAN DAN DOSA

Bacaan Ekaristi : 2 Kor. 4:7-15; Mzm. 116:10-11,15-16,17-18; Mat. 5:27-32.

Agar diselamatkan dan disembuhkan oleh Allah kita harus menyadari bahwa kita lemah, rentan dan berdosa seperti bejana tanah liat dan hal ini akan membawa kita kepada kebahagiaan. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 16 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau merenungkan Bacaan Pertama (2Kor 4:7-15) yang di dalamnya Santo Paulus berbicara tentang misteri Kristus. Beliau mengatakan kita memiliki harta Kristus ini dalam kerapuhan dan kerentanan kita karena kita adalah bejana yang terbuat dari tanah liat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Juni 2017 : KESAKSIAN KRISTIANI ADALAH GARAM DAN TERANG

Bacaan Ekaristi : 2Kor. 1: 18-22; Mzm. 119:129,130,131,132,133,135; Mat. 5:13-16

Kristus memanggil seluruh umat kristiani untuk menjadi garam dan terang di dalam dan bagi dunia. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi 13 Juni 2017 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus mengawali dengan menekankan bahwa pemberitaan Injil bersifat "menentukan" - bahwa tidak ada "nuansa" untuk mengatakan "ya" atau "tidak" bagi Injil. Setiap upaya untuk memberikan tanggapan "bernuansa" terhadap Injil akan "membawa kalian untuk mencari keamanan buatan", seperti halnya dengan "permainan kata-kata".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Juni 2017 : DUA LANGKAH AGAR KITA DAPAT MENERIMA PENGHIBURAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : 2Kor. 1:1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12

Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 12 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa agar dapat menerima penghiburan Allah, dua langkah harus diambil. Pertama, kita harus memiliki kerendahan hati untuk mengenali keterbatasan-keterbatasan kita. Kedua, tidak bersifat narsis, dan bahkan memberi penghiburan kepada orang lain.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Juni 2017 : APA YANG HARUS DILAKUKAN PADA MASA-MASA KEGELAPAN? BERDOA, BERSABAR DAN BERHARAP KEPADA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Tob 11:5-17; Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10; Mrk 12:35-37

Umat kristiani jangan jatuh ke dalam perangkap kesia-siaan pada masa-masa penderitaan dan dukacita tetapi lebih sering berdoa, bersabar dan berharap kepada Allah. Jangan disesatkan oleh "kecantikan kosmetik" kesia-siaan, tetapi biarkanlah "sukacita Allah" masuk ke dalam hati kalian, bersyukurlah kepada Tuhan atas "keselamatan" yang Ia berikan kepada kita. Itulah nasehat Paus Fransiskus yang disampaikan dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 9 Juni 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Juni 2017 : KEMUNAFIKAN MENGHANCURKAN KOMUNITAS DAN MELUKAI GEREJA

Bacaan Ekaristi : Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 6 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mendesak umat kristiani untuk menjadi orang yang selalu mengatakan yang sebenarnya. Beliau juga memperingatkan mereka terhadap godaan kemunafikan dan sanjungan.

Kemunafikan - Paus Fransiskus mengatakan - bukanlah bahasa Yesus, juga bukanlah bahasa umat kristiani. Pada kenyataannya, beliau berkata, "Orang munafik mampu menghancurkan suatu komunitas".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Juni 2017 : KARYA KERAHIMAN BERARTI AMBIL BAGIAN DALAM PENDERITAAN ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12.

Melakukan karya-karya kerahiman tidak berarti hanya memberikan uang untuk menenangkan suara hati kita. Sebaliknya, karya-karya kerahiman berarti ambil bagian dalam penderitaan orang lain, bahkan dengan mengorbankan diri kita sendiri. Itulah pesan utama homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 4 Juni 2017 : UMAT YANG BARU DAN HATI YANG BARU ADALAH KEBARUAN YANG DIBAWA OLEH ROH KUDUS

Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; Mzm 104:1.24.29-30.31.34; 1Kor 12:3b-7.12-13; Yoh 20:19-23

Hari ini akhir Masa Paskah, lima puluh hari yang, dari kebangkitan Yesus sampai hari Pentakosta, ditandai dengan cara tertentu oleh kehadiran Roh Kudus. Roh Kudus pada kenyataannya adalah karunia Paskah yang sangat istimewa. Dialah Roh Pencipta, yang selalu menyebabkan hal-hal baru. Bacaan-bacaan hari ini menunjukkan kepada kita dua hal baru tersebut. Dalam Bacaan Pertama (Kis 2:1-11), Roh Kudus menjadikan para murid sebuah umat yang baru; dalam Bacaan Injil (Yoh 20:19-23), Ia menciptakan dalam diri para murid sebuah hati yang baru.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Juni 2017 : YESUS MEMILIH PETRUS, RASUL YANG PALING BERDOSA, UNTUK MENGGEMBALAKAN UMAT ALLAH

Bacaan Ekaristi : Kis 25:13-21; Yoh 21:15-19.

Yesus mempercayakan domba-domba-Nya kepada Petrus, rasul yang paling berdosa dari sebelas rasul yang tersisa, dan mengajaknya untuk menggembalakan Umat Allah dengan kerendahan hati dan kasih, terlepas dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 2 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Juni 2017 : PEWARTAAN, PENGANIAYAAN DAN DOA YANG MENANDAI KEHIDUPAN SANTO PAULUS DAPAT DIJADIKAN SOKOGURU

Bacaan Ekaristi : Kis 22:30.23:6-11; Yoh 17:20-26.

Kehidupan Santo Paulus, yang ditandai dengan pewartaan, penganiayaan dan doa, dapat menjadi sokoguru bagi seluruh umat kristiani saat ini. Itulah tema homili Paus Fransiskus pada misa harian Kamis pagi 1 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 22:30.23:6-11), Paus Fransiskus menggambarkan Santo Paulus sebagai manusia tindakan yang utama. Sulit membayangkannya, bersantai di bawah sebuah payung pantai, beliau mengatakan, karena ia selalu berada di perjalanan dan jarang ditemukan duduk di depan meja.