Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA UNTUK KELUARGA 27 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : 1Sam 1:20-22,24-28; Mzm 84:2-3,5-6,9-10; 1Yoh 3:1-2,21-24; Luk 2:41-52

Bacaan-bacaan Kitab Suci yang baru saja kita dengar memaparkan kepada kita gambaran dua keluarga pada peziarahan ke rumah Allah. Elkana dan Hana membawa Samuel anak laki-laki mereka ke rumah Tuhan di Silo dan menguduskannya bagi Tuhan (bdk. 1 Sam 1:20-22,24-28). Dengan cara yang sama, Yosef dan Maria, bersama-sama Yesus, pergi berziarah ke Yerusalem pada hari raya Paskah (bdk. Luk 2:41-52).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Yes 9:1-6; Mzm 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

Malam ini "terang yang besar" bersinar (Yes 9:1); terang kelahiran Yesus bersinar seluruhnya di sekitar kita. Alangkah benarnya dan tepat waktu kata-kata Nabi Yesaya yang baru saja kita dengar : "Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar" (9:2)! Hati kita sudah penuh sukacita dalam menantikan saat ini; sekarang sukacita itu berlimpah dan meluap, karena janji akhirnya telah terpenuhi. Sukacita dan kegembiraan adalah sebuah tanda yang pasti bahwa pesan yang terkandung dalam misteri malam ini benar-benar berasal dari Allah. Tidak ada ruang bagi keraguan; marilah kita meninggalkan itu bagi orang-orang skeptis yang, dengan melihat alasannya sendiri, tidak pernah menemukan kebenaran. Tidak ada ruang untuk ketidakpedulian yang memerintah di dalam hati orang-orang yang tidak mampu untuk mengasihi karena takut kehilangan sesuatu. Seluruh kesedihan telah dihalau, karena Kanak-kanak Yesus membawa kenyamanan sejati bagi setiap hati.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN PINTU SUCI DI PUSAT CINTA KASIH BAGI TUNAWISMA DI STASIUN KERETA API TERMINI, ROMA, 18 Desember 2015 : CARILAH ALLAH DALAM KESEDERHANAAN DAN KEMISKINAN

Allah datang untuk menyelamatkan kita. Ia tidak menemukan cara yang lebih baik untuk melakukannya ketimbang berjalan bersama kita, mendiami hidup kita, dan pada saat memilih jalan untuk mendiami Ia tidak memilih sebuah kota besar dari sebuah kekaisaran besar; Ia tidak memilih seorang putri raja, seorang istri bangsawan sebagai ibu-Nya, seorang penting; Ia tidak memilih sebuah istana yang mewah. Tampak seolah-olah semuanya dilakukan dengan sengaja, hampir-hampir dengan cara tersembunyi. Maria seorang gadis berusia 16-17 tahun, tidak lebih tua, di sebuah desa yang terpencil di pinggiran Kekaisaran Romawi, yang tak seorang pun tahu dengan pasti desa itu. Yosef, seorang pemuda yang mencintainya dan ingin menikahinya; seorang tukang kayu yang mendapatkan roti, semuanya dalam kesederhanaan, dengan cara tersembunyi. Dan juga dalam penolakan, karena mereka bertunangan dan di sebuah desa kecil yang kalian tahu betapa penuh pergunjungan. Mereka bergaul ... Dan Yosef menyadari bahwa Maria hamil, tetapi ia adalah orang yang tulus. Semuanya tersembunyi, bahkan bersama fitnah, bersama pergunjungan. Dan Malaikat menjelaskan misteri tersebut kepada Yosef : "Anak yang dikandung tunanganmu adalah karya Allah, karya Roh Kudus. 'Ketika Yosef terbangun dari tidurnya ia melakukan apa yang diperintahkan Malaikat Tuhan kepadanya. Dan ia pergi kepadanya dan menikahinya. Tetapi ia melakukan segalanya dalam sebuah cara yang sederhana, yang tersembunyi. Kota-kota besar dunia tidak tahu apa-apa ...

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Desember 2015 : KEKAYAAN GEREJA TERLETAK PADA ORANG MISKIN, BUKAN PADA KEKAYAAN MATERI

Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-12,9-13; Mat 21:28-32

Apa saja sifat-sifat Umat Allah? Seperti apakah Gereja seharusnya? Inilah tema permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 15 Desember 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Dalam bacaan Injil hari (Mat 21:28-32), Yesus menyatakan kepada imam-imam kepala dan tua-tua : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah". Paus Fransiskus menunjukkan "energi" Yesus dalam menegur orang-orang yang dianggap guru-guru "cara berpikir, menilai, dan menghayati". Nabi Zefanya juga, dalam Bacaan Pertama (3:1-2,9-13), "membawa suara Allah dan berkata: 'Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan! Ia tidak mau mendengarkan teguran siapa pun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap". Pada dasarnya ia adalah "teguran yang sama" yang tertuju "pada umat terpilih, pada para ulama masa-masa itu". Selain itu, Paus Fransiskus menekankan, "mengatakan kepada seorang imam, kepada seorang imam kepala, bahwa seorang perempuan sundal lebih suci dibanding dia dalam kerajaan Surga" adalah pembebanan yang sangat "kuat".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Desember 2015 : HARAPAN DALAM KERAHIMAN ALLAH MEMBERI KITA KEBEBASAN

Bacaan Ekaristi : Bil 24:2-7,15-17a; Mat 21:23-27

"Allah mengampuni segalanya; jika sebaliknya dunia tidak akan ada" : kata-kata ini, yang diucapkan oleh seorang wanita tua berkebangsaan Portugal kepada Jorge Bergoglio pada tahun 1992, menyediakan "pelajaran" yang sesungguhnya pada awal Tahun Suci Kerahiman. Ketika Paus Fransiskus memperingatkan terhadap kejatuhan ke dalam "kekakuan klerus", beliau malahan menyarankan memilih tanpa ragu-ragu jalan harapan dan kerahiman yang membuat kita "bebas". Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi, 14 Desember 2015, di Kapel Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus kembali membuat undangan untuk membiarkan "mata kalian terbuka", sehingga berjalan melampaui untuk melihat dan berbicara kebenaran.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU ADVEN III DI BASILIKA SANTO YOHANES LATERAN 13 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

Undangan yang disampaikan oleh Nabi Zefanya kepada kota kuno Yerusalem juga ditujukan hari ini kepada seluruh Gereja dan kita masing-masing : "Bersukacitalah ... exault!" (Zef 3:14). Alasan untuk bersukacita diungkapkan dengan kata-kata yang mengilhami harapan, dan yang dapat melihat ke masa depan dengan ketenangan. Tuhan telah membatalkan setiap kutukan dan memilih untuk tinggal di antara kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN 12 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya" (Zef 3:17-18). Kata-kata nabi Zefanya ini, yang ditujukan kepada umat Israel, juga ditujukan kepada Maria, Gereja, dan setiap orang, yang semuanya dicintai oleh kasih Allah yang penuh kerahiman. Ya, Allah mengasihi kita sehingga Ia bahkan bersukacita dan mendapat kesenangan di dalam diri kita. Ia mengasihi kita dengan kasih yang cuma-cuma, kasih tanpa batas, dan tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Kasih yang penuh kerahiman ini adalah sifat Allah yang paling mencolok, perpaduan sifat-Nya itu mengentalkan pesan Injil, iman Gereja.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Desember 2015 : ALLAH PENUH KERAHIMAN DAN TEGUH DALAM KASIH-NYA

Bacaan Ekaristi : Yes 41:13-20; Mzm 145:1,9,10-11,12-13ab; Mat 11:11-15

Seorang ayah atau seorang ibu mengatakan kepada anak mereka : "Jangan takut, saya di sini" dan memanjakan anak dengan belaian. Ini adalah keadaan istimewa manusia : kecil, lemah, tetapi diyakinkan, didukung dan diampuni oleh Allah yang jatuh cinta dengannya. Pada awal Yubileum, dalam homilinya Paus Fransiskus mengambil kesempatan untuk kembali ke tema belas kasih Bapa seraya merenungkan bacaan-bacaan liturgi selama Misa harian Kamis pagi 10 Desember 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Para penasehat kardinal juga ikut menghadiri Misa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN TAHUN YUBILEUM KERAHIMAN 8 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Kej 3:9-15.20; Ef 1:3-6.11-12; Luk 1:26-38

Pada hari Selasa, 8 Desember 2015, yang bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, Paus Fransiskus secara resmi membuka Tahun Yubileum Kerahiman dengan perayaan Misa Kudus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. "Tahun Suci Luar Biasa ini dengan sendirinya merupakan sebuah karunia rahmat", kata Paus Fransiskus dalam homilinya. Melewati Pintu Suci berarti menemukan kembali kerahiman Bapa yang tak terbatas yang menyambut semua orang dan berjalan keluar secara pribadi untuk menjumpai mereka masing-masing". Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
********

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI STADION BARTHELEMY BOGANDA, BANGUI - REPUBLIK AFRIKA TENGAH, 30 November 2015

Kita mungkin heran, mendengarkan Bacaan Pertama pagi ini, dengan antusiasme dan gerakan misioner Santo Paulus. "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:15). Kata-kata ini mengilhami kita untuk bersyukur atas karunia iman yang telah kita terima. Mereka juga mengilhami kita untuk merenungkan dengan ketakjuban upaya misioner besar yang - beberapa waktu yang lalu - pertama-pertama membawa sukacita Injil ke tanah Afrika Tengah tercinta ini. Adalah baik, terutama dalam masa-masa kesulitan, pencobaan dan penderitaan, ketika masa depan tidak pasti dan kita merasa lelah dan khawatir, datang bersama-sama di hadapan Tuhan. Datang bersama-sama, seperti yang kita lakukan hari ini, untuk bersukacita di hadapan-Nya dan dalam kehidupan baru serta keselamatan yang Ia tawarkan kepada kita. Karena Ia mengajak kita untuk menyeberang ke pantai lain (bdk. Luk 8:22).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KATEDRAL BANGUI, REPUBLIK AFRIKA TENGAH, 29 November 2015

Bacaan Ekaristi : Yer 33:14-16; Mzm 25:4bc-5ab,8-9,10,14; 1Tes 3:12 - 4:2; Luk 21:25-28,34-36

Pada hari Minggu Adven I, masa liturgis pengharapan yang penuh sukacita akan Sang Juru Selamat dan lambang harapan Kristiani, Allah telah membawa saya di sini di antara kalian, di negeri ini, seraya Gereja universal sedang mempersiapkan pembukaan Tahun Yubileum Kerahiman. Saya sangat senang bahwa kunjungan pastoral saya bertepatan dengan pembukaan Tahun Yubileum ini di negara kalian. Dari katedral ini saya menjangkau, dalam pikiran dan hati, dan dengan penuh kasih sayang, seluruh imam, pelaku hidup bakti, dan pekerja pastoral bangsa, yang bersatu secara rohani dengan kita saat ini. Melalui kalian, saya akan menyapa seluruh rakyat Republik Afrika Tengah : orang-orang sakit, orang-orang yang sudah tua, orang-orang yang telah mengalami luka-luka kehidupan. Beberapa dari mereka mungkin putus asa dan lesu, hanya meminta sedekah, sedekah roti, sedekah keadilan, sedekah perhatian dan kebaikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MAKAM PARA MARTIR UGANDA DI NAMUGONGO, UGANDA 28 November 2015

Pada hari Sabtu pagi, 28 November 2015, Paus Fransiskus merayakan Misa Kudus di Pemakaman National Para Martir Uganda di Namugongo. Makam tersebut dibangun untuk memperingati kemartiran 22 orang muda Katolik selama penganiayaan anti-Kristen yang berlangsung di bawah pemerintahan Raja Mwanga II, Raja Buganda. Berikut adalah homili yang disampaikan Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.

*******

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 November 2015 DI KAMPUS UNIVERSITAS NAIROBI, KENYA

Sabda Allah mengatakan kepada kita di dalam kedalaman hati kita. Hari ini Allah mengatakan kepada kita bahwa kita milik-Nya. Ia menjadikan kita, kita adalah keluarga-Nya, dan Ia akan selalu berada di sana demi kita. "Jangan takut", Ia berkata kepada kita, "Aku telah memilih engkau dan Aku berjanji untuk memberi engkau berkat-Ku" (bdk. Yes 44:2).

Kita mendengar janji ini dalam Bacaan Pertama hari ini. Tuhan mengatakan kepada kita bahwa di padang gurun Ia akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus; Ia akan menyebabkan anak-anak umat-Nya tumbuh seperti rumput dan pohon-pohon gandarusa. Kita tahu bahwa nubuat ini tergenapi dalam pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Tetapi kita juga melihatnya tergenapi dimana pun Injil diberitakan dan bangsa-bangsa baru menjadi anggota-anggota keluarga Allah, Gereja. Hari ini kita bersukacita karena itu tergenapi di negeri ini. Melalui pemberitaan Injil, kalian juga menjadi bagian keluarga besar Kristiani.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 November 2015 : PARA JANDA ADALAH GAMBARAN GEREJA YANG BERUSAHA TETAP SETIA

Bacaan Ekaristi : Dan 1:1-6,8-20; Luk 21:1-4.

"Satu-satunya harta" Gereja adalah Kristus, karena ia beresiko menjadi "suam-suam kuku, biasa-biasa saja dan pada umumnya" jika ia menempatkan keamanannya "dalam kenyataan-kenyataan lain". Maka, dengan sebuah panggilan untuk mengulangi "Datanglah Tuhan Yesus", Paus Fransiskus merayakan Misa harian Senin pagi 23 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 November 2015 : GEREJA SEHARUSNYA TIDAK MEMUJA "SOGOKAN SUCI"

Bacaan Ekaristi : 1Mak 4:36-37,52-59; Luk 19:45-48

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja seharusnya tidak terobsesi oleh uang atau kekuasaan, atau memuja "sogokan suci". Sebaliknya kekuatan dan sukacitanya seharusnya berasal dari kata-kata Kristus. Beliau mengatakan hal itu dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 20 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 November 2015 : HARI INI JUGA YESUS MENANGIS KARENA KITA TELAH MEMILIH JALAN PERANG

Bacaan Ekaristi : 1Mak 2:15-28; Luk 19:41-44

Sama seperti Yesus menangisi Yerusalem, hari ini juga Ia menangisi seluruh dunia, karena kita telah memilih jalan perang, dan tidak mengerti perdamaian. Ini adalah pesan Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 19 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Yesus mendekati Yerusalem, dan melihat kota tersebut di atas bukit dari kejauhan, menangis, dan berkata, "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu". Paus Fransiskus mengulangi kata-kata Tuhan kita kepada Kota Suci, dan kemudian menambahkan : "Hari ini Yesus menangis juga : karena kita telah memilih jalan perang, jalan kebencian, jalan permusuhan. Kita dekat dengan Natal : akan ada lampu-lampu, akan ada pesta-pesta, pohon-pohon terang, bahkan pemandangan Kelahiran - semua mengenakan - sementara dunia terus berperang. Dunia belum mengerti jalan perdamaian".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 November 2015 : TANPA KOMPROMI

Bacaan Ekaristi : 2 Mak 6:18-31; Mzm 3:2-7; Luk 19:1-10

Janganlah kita diperlemah oleh semangat duniawi tetapi hidupilah kehidupan Kristiani dengan saling bertalian, tanpa menyerah atau berkompromi. Itulah kata-kata Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 17 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengikuti jalan yang dengannya "Gereja" dalam hari-hari ini "mempersiapkan kita untuk akhir tahun liturgi", Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi penganiayaan. Dalam melakukannya, beliau kembali ke garis pemikiran yang telah beliau mulai hari sebelumnya ketika beliau merenungkan tentang keduniawian, kemurtadan dan penganiayaan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 November 2015 : KITA TIDAK MENGAJUKAN JATIDIRI KRISTIANI KITA UNTUK DILELANG

Bacaan Ekaristi : 1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Luk 18:35-43

Pemikiran tunggal, humanisme yang mengambil alih tempat Yesus, menghancurkan jatidiri Kristiani. Kita tidak mengajukan kartu jatidiri tersebut untuk dilelang. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 16 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 November 2015 : KEMULIAAN TERBESAR ADALAH ALLAH, SEMUA YANG LAIN MEMUDAR

Bacaan Ekaristi : Keb 13:1-9; Luk 17:26-37

Paus Fransiskus mengatakan Allah adalah kemuliaan terbesar dan memperingatkan orang-orang percaya terhadap godaan untuk mendewakan hal-hal duniawi dan bahkan mengidolakan kebiasaan-kebiasaan kita. Sebaliknya, beliau mengatakan, kita harus memandang melampaui luar hal-hal ini Yang Transenden, Allah Sang Pencipta, yang kemuliaannya tidak pernah memudar. Itulah pokok homili Paus Fransiskus yang disampaikannya pada Misa harian Jumat pagi 13 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI FIORENTINA, ITALIA, 10 November 2015 : HUMANISME BARU DI DALAM YESUS

Pada Injil hari ini Yesus mengajukan kepada murid-murid-Nya dua pertanyaan. Pertanyaan pertama : "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Mat 16:13). Sebuah pertanyaan yang menunjukkan betapa banyak hati dan pandangan Yesus terbuka bagi semua orang. Yesus ingin tahu apa yang dipikirkan orang-orang, bukan untuk menyenangkannya, melainkan untuk berkomunikasi dengan mereka. Tanpa mengetahui apa yang dipikirkan orang-orang, seorang murid terasing dan mulai menghakimi orang-orang menurut pikirannya sendiri dan keyakinannya sendiri. Satu-satunya cara yang dapat membantu, membentuk dan berkomunikasi dengan mereka adalah mempertahankan kontak yang sehat dengan kenyataan, dengan apa yang dihayati orang-orang, dengan air mata mereka dan sukacita mereka. Satu-satunya cara untuk berbicara kepada hati orang-orang, menyentuh pengalaman sehari-hari mereka: pekerjaan, keluarga, masalah-masalah kesehatan, lalu lintas, sekolah, pelayanan kesehatan. Satu-satunya cara membuka hati mereka untuk mendengarkan Allah. Pada kenyataannya, ketika Allah ingin berbicara dengan kita Ia menjelmakan diri-Nya. Murid-murid Yesus tidak boleh lupa dari mana mereka dipilih, yaitu, dari antara orang-orang, dan mereka tidak boleh pernah jatuh ke dalam godaan menganggap sikap terpisah, seolah-olah apa yang dipikirkan dan dihayati orang-orang tidak menyangkut mereka dan tidak penting bagi mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA TAHBISAN USKUP AUKSILER KEUSKUPAN ROMA 9 November 2015

Paus Fransiskus merayakan Misa di Basilika Santo Yohanes Lateran, Gereja Katedral Keuskupan Roma yang dikenal sebagau ibu dan kepala dari Gereja-gereja Roma dan Gereja-gereja di seluruh dunia, pada hari Senin sore, 9 Desember 2015 bertepatan dengan Pesta Pemberkatan Basilika Lateran. Dalam Misa tersebut Pays Fransiskus mentahbiskan  Pastor Angelo De Donatis menjadi Uskup Auksiler Keuskupan Roma. Pastor De Donatis, yang diangkat menjadi uskup pada tanggal 14 September 2015, sebelumnya adalah Pastor Paroki Santo Markus Penginjil di Roma.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 November 2015 : GEREJA DIPANGGIL UNTUK MELAYANI, BUKAN UNTUK DILAYANI

Bacaan Ekaristi : Rm 15:14-21; Luk 16:1-8

Gereja dipanggil untuk melayani, bukan semata-mata berkaitan dengan urusan bisnis; dan bahwa para uskup dan para imam harus mengatasi godaan menjalani "kehidupan ganda". Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 6 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memperingatkan, juga, tentang "para pencari kedudukan", mereka yang melekat pada uang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 November 2015 : ORANG KRISTEN MENYERTAKAN, ORANG FARISI MENGUCILKAN

Bacaan Ekaristi : Rm 14:7-12; Luk 15:1-10

Orang Kristen menyertakan, ia tidak menutup pintu terhadap siapa pun, bahkan jika hal ini memancing perlawanan. Orang yang mengucilkan, karena ia mempercayai dirinya lebih baik, melahirkan perseteruan dan perpecahan, dan tidak mempertimbangkan fakta bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 5 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS PADA MISA UNTUK PARA KARDINAL DAN PARA USKUP YANG MENINGGAL SETAHUN TERAKHIR 3 November 2015 : JIKA ANDA TIDAK MELAYANI, UNTUK APAKAH ANDA HIDUP?

Hari ini kita mengenang saudara kita para kardinal dan para uskup meninggal setahun terakhir. Di bumi ini mereka mencintai Gereja, mempelai mereka, dan kita berdoa agar mereka bisa menikmati sukacita penuh di dalam Allah dalam Persekutuan Para Kudus.

Kita juga memikirkan kembali dengan rasa syukur panggilan para pelayan suci ini : sebagaimana ditunjukkan kata tersebut, terutama adalah melayani. Seraya kita meminta kepada mereka pahala yang dijanjikan bagi "para hamba yang baik dan setia" (bdk. Mat 25:14-30), kita dipanggil memperbaharui pilihan untuk melayani dalam Gereja. Tuhan meminta hal ini dari kita, yang, seperti seorang hamba, membasuh kaki murid-murid-Nya yang paling dekat, sehingga kita juga sudi melakukan seperti yang Ia lakukan (bdk. Yoh 13:14-15). Allah adalah yang pertama melayani kita. Pelayan Yesus, yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani (bdk. Mrk 10:45), tidak bisa tidak pada gilirannya seorang gembala harus siap untuk memberikan hidupnya bagi domba-dombanya. Orang yang melayani dan memberi, tampaknya menjadi pecundang di mata dunia. Pada kenyataannya, dengan kehilangan hidupnya ia menemukannya lagi. Karena kehidupan yang tidak memanjakan dirinya sendiri, kehilangan dirinya dalam cinta, meniru Kristus, mengatasi kematian dan memberi kehidupan kepada dunia. Orang yang melayani, selamat. Sebaliknya, orang yang tidak hidup untuk melayani, tidak ada gunanya untuk hidup.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 November 2015 DI PEKUBURAN VERANO, ROMA : AIR MATA ADALAH PINTU GERBANG MENUJU KELEMBUTAN

Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4,9-14; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a

Pada hari Minggu, 1 November 2015 pukul 16.00 waktu Roma, Paus Fransiskus merayakan Misa Kudus di pintu masuk Pekuburan Verano, Roma, yang diikuti dengan doa untuk orang yang telah meninggal dan memberkati makam. Bapa Suci berkonselebrasi dengan Vikaris Jendral Keuskupan Roma, Agostino Kardinal Vallini; Uskup Agung Filippo Iannone, Wakil Manager Keuskupan Roma; dan pastor paroki Santo Laurensius di luar tembok, Pastor Armando Ambrosi.

Berikut adalah homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.

* * *

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 Oktober 2015 : SEORANG IMAM YANG BAIK TAHU BAGAIMANA BEREMPATI

Bacaan Ekaristi : Rm 9:1-5; Luk 14:1-6

Paus Fransiskus mengatakan seorang imam yang baik tahu bagaimana berempati dan terlibat dalam kehidupan umatnya. Beliau mengatakan Allah mengampuni kita seperti seorang ayah dan tidak seperti seorang pejabat di pengadilan hukum. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 30 Oktober 2015, di kapel kediaman Santa Marta, Vatikan yang disampaikan dalam Bahasa Spanyol.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Oktober 2015 : ALLAH HANYA DAPAT MENGASIHI DAN TIDAK MENGUTUK

Bacaan Ekaristi : Rm 8:31b-39; Luk 13:31-35

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah hanya bisa mengasihi dan tidak mengutuk serta kasih adalah kelemahan-Nya dan kemenangan kita. Beliau mengatakan kita sangat terikat erat dengan kasih Allah yang tak seorang pun dapat memutuskan kita darinya. Itulah pesan pokok homili Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam Misa harian Kamis pagi 29 Oktober 2015 di kapel kediaman Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN SINODE PARA USKUP TENTANG KELUARGA 25 Oktober 2015

Bacaan Ekaristi : Yer 31:7-9; Ibr 5:1-6; Mrk 10:46-52

Tiga Bacaan untuk hari Minggu ini menunjukkan rasa iba Allah, kebapaan-Nya, yang secara definitif terungkap dalam Yesus.

Di tengah suatu bencana nasional, bangsa dideportasi oleh musuh-musuh mereka, nabi Yeremia memberitakan bahwa "Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, sisa-sisa Israel" (31:7). Mengapa Ia menyelamatkan mereka? Karena Ia adalah Bapa mereka (bdk. ayat 9); dan sebagai seorang Bapa, Ia mengurus anak-anak-Nya dan mendampingi mereka dalam perjalanan, menopang "orang buta dan lumpuh, para perempuan yang mengandung dan orang-orang dalam pekerjaan" (31:8). Kebapaan-Nya membuka bagi mereka sebuah jalan ke depan, sebuah cara penghiburan setelah begitu banyak air mata dan kesedihan yang besar. Jika bangsa tetap setia, jika mereka bertekun dalam pencarian mereka kepada Allah bahkan di negeri asing, Allah akan mengubah penahanan mereka menjadi kebebasan, kesendirian mereka ke dalam persekutuan: apa yang orang tabur hari ini dalam air mata, mereka akan menuai besok dalam sukacita (bdk. Mzm 126:6).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Oktober 2015 : ZAMAN BERUBAH DAN ORANG-ORANG KRISTIANI HARUS TERUS MENERUS BERUBAH

Bacaan Ekaristi : Rm 7:18-25a; Luk 12:54-59

Zaman sedang berubah dan kita orang-orang Kristiani harus terus menerus berubah, secara bebas tetapi di dalam kebenaran iman. Paus Fransiskus mendesak orang-orang Kristiani untuk melihat tanda-tanda zaman dan memperingatkan mereka terhadap takluk pada kenyamanan kesesuaian. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 23 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Oktober 2015 : UPAYA-UPAYA KITA MEMBUKA PINTU HATI BAGI ROH KUDUS

Bacaan Ekaristi : Rm 6:19-23; Lukas 12:49-53

Sebagaimana seorang atlet harus berlatih setiap hari untuk mencapai tujuannya, demikian juga kehidupan seorang Kristiani harus ditandai dengan sebuah upaya terus-menerus, sebuah "tugas harian" membuat ruang bagi Allah, "membuka pintu" bagi karunia anugerah keselamatan. Paus Fransiskus menawarkan permenungan yang ditandai oleh pemikiran Paulus tersebut dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 22 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Tema yang mendasari adalah tentang pertobatan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Oktober 2015 : ALLAH MENCARI-CARI KITA DAN KASIH-NYA KEPADA KITA TAK TERBATAS

Bacaan Ekaristi : Rm 5:12.15b.17-19.20b-21; Luk 12:35-38

Paus Fransiskus mengatakan kasih Allah kepada kita tak terbatas sedangkan manusia sering tidak memiliki kemurahan hati dan memiliki kecenderungan untuk menimbang situasi. Itulah pokok permenungan Paus Fransiskus selama homilinya pada Misa harian Selasa pagi 20 Oktober 2015 di kediaman Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Oktober 2015 : BAGAIMANA DAN BERAPA BANYAK KITA MEMBERI?


Bacaan Ekaristi : Rm 4:20-25; Luk 12:13-21

"Ketamakan adalah suatu bentuk penyembahan berhala" yang bertarung dengan kemampuan berbagi, memberi dan memberi diri bagi orang lain. Subyek hubungan yang menimbulkan perselisihan antara manusia dan kekayaan adalah fokus permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 19 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Dimulai dengan perikop dari Injil Lukas (12:13-21) yang bercerita tentang orang kaya yang berkaitan dengan menyimpan tanaman dari hasil panennya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa "Yesus berpendirian tegas terhadap kekayaan", tetapi "bukan tentang kekayaan dan kekayaan itu sendiri" : Allah, pada kenyataannya, "kaya" - Ia" menghadirkan diri-Nya sebagai yang kaya dalam belas kasih, kaya dalam begitu banyak karunia" - tetapi " apa yang dikutuk Yesus benar-benar merupakan keterikatan terhadap harta". Memang, Ia "dengan jelas menyatakan" betapa "sangat sulitnya"  bagi orang kaya, dengan kata lain, seorang yang melekat pada harta, untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI BEATO VINCENZO GROSSI, BEATA MARIA DELL'IMMACOLATA CONCEZIONE, BEATO LUDOVICO MARTIN DAN BEATA MARIA AZELIA GUERIN 18 Oktober 2015

Bacaan Ekaristi : Yes 53:10-11; Ibr. 4:14-16; Mrk 10:35-45

Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini menyajikan tema pelayanan. Mereka memanggil kita untuk mengikuti Yesus di jalan kerendahan hati dan salib.

Nabi Yesaya menggambarkan Hamba Tuhan (53:10-11) dan perutusan keselamatannya. Hamba tersebut bukan seseorang dari keturunan terkemuka; ia dibenci, dijauhi oleh semua orang, seorang yang penuh kesengsaraan. Ia tidak melakukan hal-hal besar atau membuat khotbah-khotbah yang mengesankan; sebaliknya, ia menggenapi rencana Allah melalui keberadaannya yang rendah hati, yang tenang dan penderitaannya. Perutusannya dilakukan dalam penderitaan, dan ini memungkinkan dia untuk memahami mereka yang menderita, memikul kesalahan orang lain dan mengadakan penebusan dosa untuknya. Keputusasaan dan penderitaan Hamba Tuhan, bahkan sampai mati, membuktikan begitu berlimpahnya penebusan dan keselamatan yang mereka bawa bagi banyak orang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Oktober 2015 : WASPADALAH TERHADAP VIRUS KEMUNAFIKAN

Bacaan Ekaristi : Rm 4:1-8; Luk 12:1-7

Kita perlu berdoa agar tidak tertulari "virus" kemunafikan, sebuah sikap merasa benar sendiri yang menggoda dengan kebohongan-kebohongan yang mengintai dalam bayang-bayang. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 16 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendasarkan homilinya pada kata-kata Yesus dalam Injil hari itu (Luk 12:1-7).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Oktober 2015 : WASPADALAH TERHADAP ORANG-ORANG YANG MEMBATASI KECUMA-CUMAAN KESELAMATAN

Bacaan Ekaristi : Rm 3:21-30a; Luk 11:47-54

"Salah satu hal yang paling sulit bagi kita semua orang-orang Kristiani untuk dipahami adalah karunia cuma-cuma keselamatan di dalam Kristus", karena selalu ada "para ahli Taurat" yang menyesatkan dengan membatasi kasih Allah hingga "cakrawala-cakrawala kecil", padahal itu adalah sesuatu "yang sangat luas dan tak terbatas". Hal ini pertama kali disampaikan oleh Yesus sendiri, kemudian oleh Rasul Paulus dan banyak orang kudus lainnya sepanjang sejarah hingga hari ini. Di antara orang-orang kudus ini juga adalah Santa Teresa dari Avila. Pada hari di mana Gereja merayakan mistikus Karmelit ini - yang lahir 500 tahun yang lalu - Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana wanita ini menerima dari Tuhan "rahmat memahami cakrawala-cakrawala kasih".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Oktober 2015 : MEMBEDAKAN DAN WASPADA, BAHKAN DI SAAT-SAAT BAIK

Bacaan Ekaristi : Yl 1:13-15; 2:1-2; Luk 11:15-26

Orang-orang Kristiani harus bisa membedakan segala sesuatu, bahkan ketika segala sesuatunya sedang berjalan dengan baik. Itulah inti homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus memusatkan kata-katanya pada perlunya pembedaan keadaan, apakah itu tampaknya datang dari Allah atau dari si jahat "yang selalu berusaha memperdaya, membuat kita memilih jalan yang salah".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Oktober 2015 : MENGAPA HAL-HAL BAIK TERJADI PADA ORANG-ORANG JAHAT?

Bacaan Ekaristi : Mal 3:13-4:2a; Luk 11:5-13

"Mengapa" yang menyedihkan yang dengan bertubi-tubi diarahkan kepada Allah oleh manusia juga terlihat di banyak surat yang diterima Paus Fransiskus setiap hari. Beliau sendiri berbagi hal ini, menceritakan kisah seorang ibu muda dengan keluarga yang sedang menghadapi kesulitan kanker, dan seorang wanita tua yang berduka karena anaknya dibunuh oleh mafia. Mereka menulis kepada Paus Fransiskus dan bertanya mengapa orang jahat tampak bahagia sementara orang benar selalu dihadapkan dengan kesulitan-kesulitan. Paus Fransiskus menanggapi secara tepat atas pertanyaan serius ini dalam homilinya selama Misa harian 8 Oktober 2015 di Kapel Casa Santa Marta, meyakinkan semua orang bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka yang percaya kepada-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 September 2015

Bacaan Ekaristi : Why 12:7-12ab; Yoh 1:47-51

Pada hari Sabtu pagi, 29 September 2015, Paus Fransiskus memimpin Misa di Kapel Kantor Gubernur untuk Korps Polisi Militer Negara Kota Vatikan, pada kesempatan pesta santo pelindungnya, Santo Mikael Malaikat Agung. Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.

********

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Oktober 2015 : BELAS KASIH PERTAMA-TAMA DAN TERUTAMA

Bacaan Ekaristi : Yun 3:1-10; Luk 10:38-42

Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 6 Oktober 2015 di Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berbicara tentang resiko gagal untuk memahami dan menerima belas kasih Allah. Beliau juga menganjurkan untuk tidak terlalu keras kepala dan kaku memikirkan khotbahnya sendiri, pemikirannya sendiri dan "seluruh daftar perintah" yang orang harus patuhi lebih penting. Pesan Paus Fransiskus adalah sebuah panggilan untuk mematuhi kehendak Allah, untuk membiarkan tindakan belas kasih-Nya, dan tidak menentangnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PEMBUKAAN SIDANG UMUM BIASA SINODE PARA USKUP TENTANG KELUARGA 4 Oktober 2015

Bacaan Ekaristi : Kej 2:18-24; Ibr 2:9:11; Mrk 10:2-16

"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita" (1 Yoh 4:12).

Bacaan Kitab Suci hari Minggu ini tampaknya telah dipilih justru untuk saat rahmat yang sedang dialami Gereja ini : Sidang Umum Biasa Sinode Para Uskup tentang Keluarga, yang dimulai dengan perayaan Ekaristi ini. Bacaan-bacaan berpusat pada tiga tema : kesendirian, cinta antara laki-laki dan perempuan, dan keluarga.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Oktober 2015 : DENGARKANLAH DAN HORMATILAH MALAIKAT PELINDUNG ANDA

Bacaan Ekaristi : Kel 23:20-23a; Mat 18:1-5,10

Allah telah memberikan kita masing-masing seorang malaikat pelindung maka kita dipanggil untuk menghormati dan mendengarkannya. Inilah tema homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi 2 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Pesta Para Malaikat Pelindung. Paus Fransiskus merenungkan peran mereka dalam kehidupan umat beriman. Allah, beliau berkata, memberikan kita masing-masing seorang malaikat untuk menemani kita yang melayani sebagai "duta Allah".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Oktober 2015 : SUKACITA ALLAH ADALAH KEKUATAN KITA

Bacaan Ekaristi : Neh 8:1-4a,5-6,7b-12; Luk 10:1-12

"Nostalgia bagi Allah"-lah yang menuntun kita untuk mencari di dalam Dia "jatidiri" kita yang sesungguhnya. Diperkuat oleh kesadaran ini, yang juga didewasakan sepanjang sepanjang sejarah bangsa Israel, Paus Fransiskus menyarankan agar kita melihat ke dalam diri kita sendiri untuk memastikan bahwa"nostalgia" di dalam hati kita tidak pernah padam. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 1 Oktober 2015, di Casa Santa Marta, yang bertepatan dengan Pesta Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN PERTEMUAN KELUARGA SEDUNIA DI BENJAMIN FRANKLIN PARKWAY, PHILADELPHIA, AMERIKA SERIKAT, 27 September 2015

Bacaan Ekaristi : Bil 11:25-29; Yak 5:1-6; Mrk 9:38-43.45.47-48

Hari ini sabda Allah mengejutkan kita dengan gambaran-gambaran yang kuat dan memancing pemikiran. Gambaran-gambaran yang menantang kita, tetapi juga mengaduk-aduk antusiasme kita.

Dalam bacaan pertama, Yosua mengatakan Musa bahwa dua anggota umat Israel sedang bernubuat, berbicara sabda Allah, tanpa mandat. Dalam Injil, Yohanes mengatakan kepada Yesus bahwa para murid telah mencegah seseorang karena mengusir setan di dalam nama Yesus. Di sinilah kejutannya : baik Musa maupun Yesus menegur orang-orang terdekat mereka karena begitu sempit! Akankah mereka semua bisa menjadi nabi-nabi sabda Allah! Akan semua orang bisa mengerjakan mukjizat-mukjizat dalam nama Tuhan!

HOMILI PAUS FRANSISKUS BERSAMA PARA IMAM DAN PARA PELAKU HIDUP BAKTI DI KATEDRAL SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS, PHILADELPHIA, AMERIKA SERIKAT, 26 September 2015

Pagi ini saya belajar sesuatu tentang sejarah Katedral yang indah ini : cerita di balik dinding dan jendelanya yang tinggi. Saya ingin berpikir, kendati, bahwa sejarah Gereja di kota dan negara bagian ini benar-benar sebuah cerita bukan tentang dinding bangunan, tetapi tentang merobohkannya. Ia adalah sebuah cerita tentang generasi ke generasi umat Katolik yang berkomitmen pergi keluar ke pinggiran, dan pembangunan komunitas-komunitas penyembahan, pendidikan, amal kasih dan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MADISON SQUARE GARDEN, NEW YORK - AMERIKA SERIKAT, 25 September 2015

Kita berada di Madison Square Garden, sebuah tempat yang serupa dengan kota ini. Ini adalah tempat kejadian peristiwa-peristiwa penting atletik, seni dan musik yang menarik orang-orang tidak hanya dari kota ini, tetapi dari seluruh dunia. Di tempat ini, yang mewakili baik keragaman dan kepentingan-kepentingan umum dari begitu banyak orang yang berbeda, kita telah mendengarkan kata-kata : "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar" (Yesaya 9:1).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI JUNIPERO SERRA DI WASHINGTON D.C., AMERIKA SERIKAT - 23 September 2015

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Saya mengatakannya lagi, bersukacita! Inilah kata-kata yang menarik perhatian, kata-kata yang berdampak pada kehidupan kita. Paulus memberitahu kita untuk bersukacita; ia secara praktis memerintahkan kita untuk bersukacita. Perintah ini bergema bersama keinginan yang dimiliki kita semua untuk sebuah kehidupan yang memuaskan, sebuah kehidupan yang penuh makna, sebuah kehidupan yang penuh sukacita. Seolah-olah Paulus bisa mendengar apa yang dipikirkan kita masing-masing dalam hati dan menyuarakan apa yang sedang kita rasakan, apa yang sedang kita alami. Sesuatu dalam diri kita mengajak kita untuk bersukacita dan memberitahu kita untuk tidak menempatkan "pil berbahaya" yang hanya membuat kita nyaman.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI TEMPAT SUCI BUNDA MARIA AMAL KASIH DARI EL COBRE, SANTIAGO - KUBA, 22 September 2015

Injil yang baru saja kita mendengar memberitahu kita tentang sesuatu yang dilakukan Tuhan setiap kali Ia mengunjungi kita: Ia memanggil kita keluar dari rumah kita. Inilah gambaran-gambaran yang diminta dari kita untuk direnungkan lagi dan lagi. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita tidak pernah meninggalkan kita tenang : ia selalu mendorong untuk melakukan sesuatu. Ketika Allah datang, Ia selalu memanggil kita keluar dari rumah kita. Kita dikunjungi sehingga kita dapat mengunjungi orang lain; kita ditemui agar supaya menemui orang lain; kita menerima kasih dengan tujuan memberikan kasih.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PLAZA DE LA REVOLUCION "CALIXTO GARCIA INIGUEZ", HOLGUIN - KUBA 21 September 2015

Bacaan Ekaristi : Ef 4:1-7,11-13; Mat 9:9-13

Kita sedang merayakan Pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil. Kita sedang merayakan kisah sebuah pertobatan. Matius sendiri, dalam Injilnya, memberitahu kita seperti apa itu, perjumpaan yang mengubah hidupnya ini. Ia menunjukkan kita sebuah "pertukaran kilas pandang" mampu mengubah sejarah.

Pada suatu hari seperti orang lain, ketika Matius, sang pemungut cukai, duduk di mejanya, Yesus lewat, melihatnya, datang kepadanya dan berkata : "Ikutlah Aku". Matius bangkit dan mengikuti-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PLAZA DE LA REVOLUCION, HAVANA, KUBA 20 September 2015 : SIAPA YANG TERBESAR?

Bacaan Ekaristi : Keb 2:12,17-20; Mzm 54:3-4,5,6,8; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37

Injil menunjukkan kepada kita Yesus mengajukan sebuah pertanyaan dari murid-murid-Nya yang tampaknya tidak bijaksana : "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?". Ini adalah sebuah pertanyaan yang Ia juga bisa ajukan kepada kita masing-masing hari ini: "Apa yang kamu perbincangkan setiap hari?", "Apa adalah aspirasi kalian?". Injil mengatakan kepada kita bahwa para murid "diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka". Para murid merasa malu menceritakan kepada Yesus apa yang sedang mereka perbincangkan. Sebagaimana dengan murid-murid itu kemudian, kita juga dapat terjebak dalam argumen-argumen yang sama ini : siapa yang terbesar?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 September 2015 TANPA KEIBUAN, GEREJA HANYALAH SEBUAH ORGANISASI YANG KAKU

Bacaan Ekaristi : 1Kor 12:31-13:13 atau Ibr. 5:7-9; Yoh 19:25-27

Dalam sebuah dunia yang tampaknya "yatim piatu" ada harapan bagi suatu "keibuan yang berjangkit" yang membawa penerimaan, kelembutan dan pengampunan. Dalam homilinya selama Misa harian pagi 15 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikaan, pada Pesta Bunda Maria Berdukacita, di hadapan Dewan Kardinal, Paus Fransiskus merenungkan keibuan Maria dan keibuan Gereja yang, tanpa ciri tersebut, akan berkurang menjadi hanya "sebuah organisasi yang kaku". Paus Fransiskus memulai permenungannya dari sebuah perikop Injil Yohanes - "Ibu, inilah, anakmu!", yang diikuti dengan kata-kata kepada murid tersebut, "Inilah, ibumu!" (19:25-27). Beliau menekankan bahwa "itulah kedua kalinya Maria mendengar 'ibu' dari Putranya". Yang pertama, tentu saja, adalah di Kana ketika Yesus mengatakan kepada ibu-Nya: "Saat-Ku belum tiba"; yang kedua adalah saat ini, di kaki Salib, ketika Ia menyerahkan kepadanya anak lainnya.