Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RABU ABU DI BASILIKA SANTA SABINA, ROMA (ITALIA) 26 Februari 2020 : KITA ADALAH DEBU YANG DIKASIHI ALLAH


Bacaan Ekaristi : Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat.6:1-6,16-18.

Kita mengawali Masa Prapaskah dengan menerima abu : “Engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (bdk. Kej 3:19). Debu yang ditaburkan di kepala kita membawa kita kembali ke bumi; debu yang ditaburkan tersebut mengingatkan kita bahwa kita adalah debu dan kita akan kembali menjadi debu. Kita lemah, rapuh dan fana. Berabad-abad dan ribuan tahun berlalu serta kita datang dan pergi; di hadapan galaksi dan angkasa yang mahaluas, kita bukan apa-apa. Kita adalah debu di alam semesta. Namun kita adalah debu yang dikasihi Allah. Tuhan berkenan mengumpulkan debu di tangan-Nya dan menghembuskan nafas hidup ke dalamnya (bdk. Kej 2:7). Oleh karena itu kita adalah debu yang berharga, yang ditakdirkan untuk hidup kekal. Kita adalah debu bumi, yang di atasnya Allah telah mencurahkan surga-Nya, debu yang mengandung impian-Nya. Kita adalah harapan Allah, harta dan kemuliaan-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Februari 2020 : KEDUNIAWIAN ADALAH MUSUH ALLAH


Bacaan Ekaristi : Yak. 4:1-10; Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,23; Mrk. 9:30-37.

Keduniaian adalah musuh Allah. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi, 25 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau berkaca pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 9:30-37) yang di dalamnya Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya". Jika kita berkompromi ketika berusaha menghayati Injil, akhirnya kita akan meminum roh dunia, yang mengarah pada menguasai sesama. Sebaliknya, Yesus memanggil kita menuju jalan pelayanan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA VII DI BARI (ITALIA) 23 Februari 2020 : MENGANGKAT BAKU KEMANUSIAAN KITA DENGAN MENGASIHI DAN MENGAMPUNI MUSUH


Bacaan Ekaristi : Im. 19:1-2,17-18; Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13; 1Kor. 3:16-23; Mat. 5:38-48.

Yesus mengutip hukum kuno : “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi” (Mat 5:38; Kel 21:24). Kita tahu apa arti hukum tersebut : ketika seseorang mengambil sesuatu dari dirimu, kamu harus mengambil hal yang sama darinya. Hukum pembalasan ini sebenarnya merupakan suatu tanda kemajuan, karena mencegah pembalasan yang berlebihan. Jika seseorang berbuat jahat kepadamu, maka kamu dapat membalasnya dengan kadar yang sama; kamu tidak dapat melakukan sesuatu yang lebih buruk. Mengakhiri persoalan di sana, dalam suatu pertukaran yang adil, adalah sebuah langkah maju.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Februari 2020 : TIGA LANGKAH UNTUK MEMPELAJARI SIAPA YESUS SESUNGGUHNYA


Bacaan Ekaristi : Yak. 2:1-9; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mrk. 8:27-33.

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 20 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mendesak umat yang hadir untuk melakukan segala yang diperlukan untuk sungguh mengenal Yesus. Beliau berkaca pada dua pertanyaan yang terdapat dalam Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 8:27-33) : "Kata orang, siapakah Aku ini?" dan "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Februari 2020 : INGATAN ADALAH PENANGKAL KETEGARAN HATI


Bacaan Ekaristi : Yak. 1:12-18; Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21.

"Penangkal ketegaran hati adalah ingatan". Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 18 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengajak umat yang hadir untuk tidak melupakan rahmat keselamatan yang menjadikan hati tulus dan mampu berbelas kasihan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Februari 2020 : HARGAI ORANG-ORANG YANG MENYERTAI HIDUP KITA LAKSANA DALAM SEBUAH KELUARGA


Bacaan Ekaristi : 1Raj. 11:29-32-12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-37.

Dalam Misa harian Jumat pagi, 14 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada tema keluarga. Keluarga bukan hanya terdiri dari ayah, ibu, kakak-adik, paman dan kakek-nenek, tetapi juga suatu keluarga besar dari orang-orang yang menyertai kita dalam perjalanan hidup selama beberapa waktu, di tempat kerja atau di tempat menuntut ilmu.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Februari 2020 : JANGAN SAMPAI KITA TANPA SADAR TERGELINCIR KE DALAM KEDUNIAWIAN


Bacaan Ekaristi : 1Raj. 11:4-13; Mzm. 106:3-4,35-36,37,40; Mrk. 7:24-30.

Seringkali kita melupakan Tuhan sehingga hati kita tanpa sadar berkeliaran ke dalam kemurtadan dan tergelincir ke dalam keduniawian. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 13 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Raj. 11:4-13), yang menceritakan tentang "kemurtadan Salomo" ketika ia berpaling dari Tuhan di masa tuanya : "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Februari 2020 : TIDAK ADA KERENDAHAN HATI TANPA KEHINAAN

Bacaan Ekaristi : Sir. 47:2-11; Mzm. 18:31,47,50,51; Mrk. 6:14-29.

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 7 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 6:14-29), Paus Fransiskus berkaca pada kemartiran Yohanes Pembaptis dan Yesus yang wafat dengan jalan yang hina. Jangan "takut akan kehinaan". Marilah kita mohon kepada Tuhan untuk mengirimkan kepada kita “beberapa” jalan kehinaan untuk “membuat kita rendah hati”, sehingga kita dapat “meneladan Yesus dengan lebih baik”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Februari 2020 : TANGISAN DAUD MENUBUATKAN KASIH ALLAH BAGI KITA


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 18:9-10,14b,24-25a,30; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Mrk. 5:21-43.

Kesedihan Daud atas kematian putranya, yang telah berperang melawannya, menubuatkan kasih Allah Bapa bagi kita - kasih yang bahkan meluas hingga wafat Yesus di kayu Salib. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 4 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH (HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA KE-24) DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 1 Februari 2020


Bacaan Ekaristi : Mal. 3:1-4; Mzm. 24:7.8.9.10; Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40

"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu" (Luk 2:30). Inilah kata-kata Simeon, yang dikemukakan Bacaan Injil sebagai orang yang sederhana  : “benar dan saleh”, teks mengatakan (ayat 25). Tetapi di antara semua orang yang ada di Bait Allah pada hari itu, hanya ia yang melihat Yesus sebagai Sang Juruselamat. Apa yang ia lihat? Seorang Anak : seorang Anak yang tak berdaya, sederhana, kecil. Tetapi di dalam diri-Nya ia melihat keselamatan, karena Roh Kudus memperkenankannya untuk mengenali "Dia yang diurapi Tuhan" (ayat 26) dalam diri Kristus yang baru lahir dan lembut itu. Sambil menatang-Nya, ia merasakan dengan iman bahwa di dalam diri-Nya Allah menggenapi janji-Nya. Dan bahwa ia, Simeon, sekarang bisa pergi dalam damai sejahtera : ia telah melihat rahmat-Nya lebih berharga daripada hidup (bdk. Mzm 63:4), dan tidak ada lagi yang dinanti.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 31 Januari 2020 : PERLAHAN-LAHAN TERGELINCIR KE DALAM KEADAAN TIDAK MERASA BERDOSA


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 11:1-4a,5-10a,13-17; Mzm. 51:3-4,5-6a,6bc-7,10-11; Mrk. 4:26-34.

Salah satu kejahatan di zaman kita adalah tergelincir ke dalam keadaan tidak merasa berdosa. Bahkan Daud, seorang raja yang kudus pun, telah jatuh ke dalam pencobaan ini. Paus Fransiskus mengutarakan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 31 Januari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Keduniawian adalah akar dari hal tersebut.