Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2017 : JANTUNG NATAL ADALAH HARAPAN

Bacaan Ekaristi : Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14.

Maria "melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan" (Luk 2:7). Dengan kata-kata yang jelas dan polos ini, Lukas membawa kita ke jantung malam kudus tersebut : Maria melahirkan; ia memberi kita Yesus, Sang Terang dunia. Sebuah kisah sederhana yang menceburkan kita ke dalam peristiwa yang mengubah sejarah kita untuk selama-lamanya. Semuanya, malam itu, menjadi sumber harapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Desember 2017 : ORANG KRISTIANI SEHARUSNYA BERSUKACITA

Bacaan Ekaristi : Zef. 3:14-18a; Mzm. 33:2-3,11-12,20-21; Luk. 1:39-45.

Membandingkan raut muka penuh sukacita dari orang yang telah diampuni dan ditebus, dengan raut muka orang yang sedang dalam keadaan terbangun, Paus Fransiskus menyampaikan homili tentang sukacita yang timbul dari pengampunan dosa dan kedekatan dengan Tuhan. Bacaan Pertama (Zef. 3:14-18a) dan Bacaan Injil (Luk. 1:39-45) hari itu berbicara tentang sukacita mendalam yang datang dari sanubari, yang sangat berbeda dari kesenangan yang kita rasakan pada sebuah pesta. Seluruh liturgi berseru, "Bersukacitalah, bersukacitalah!".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Desember 2017 : KESUBURAN ADALAH BERKAT

Bacaan Ekaristi : Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 19 Desember 2017, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah penuh kesuburan dan menginginkan kita untuk menjadi demikian juga, hidup bagi orang lain dan memberi kehidupan. Beliau mengajak umat yang hadir untuk merenungkan palungan yang masih kosong yang sedang menunggu Kanak-kanak Yesus dan memastikan bahwa hati tidak tertutup seperti pajangan museum.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Desember 2017 : SANTO YOSEF MENGAJARKAN KITA BERJALAN DALAM KEGELAPAN, MENDENGARKAN SUARA ALLAH DAN MELANGKAH MAJU DALAM KEHENINGAN

Bacaan Ekaristi : Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2,12-13,18-19; Mat. 1:18-24

Dalam kesulitan, dalam kesukaran, dalam kegelapan, kita belajar dari Santo Yosef yang tahu "bagaimana berjalan dalam kegelapan", "bagaimana cara mendengarkan suara Allah", "bagaimana melangkah maju dalam keheningan". Itulah permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 18 Desember 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, mengulas Bacaan Injil hari itu (Mat 1:18-24). Yesus, beliau menjelaskan, lahir dari Maria, tunangan Yosef, putra Daud.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Desember 2017 : BETAPA LEMBUTNYA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yes. 41:13-20; Mzm. 145:9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15

Kelembutan Allah, sebagai ciri khas-Nya, adalah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 14 Desember 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan. Tema tersebut diambil dari Bacaan Pertama (Yes 41:13-20) dan Mazmur di mana Allah bersabda tentang diri-Nya : "... kelembutan-Nya membentang atas seluruh makhluk".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA MARIA DARI GUADALUPE (MISA UNTUK AMERIKA LATIN) 12 Desember 2017 : BUNDA MARIA ADALAH POLA GEREJA


Bacaan Ekaristi : Za 2:14-17; Ydt 13:18bcde,19; Luk 1:26-38

Injil (Luk 1:26-38) yang baru saja dikumandangkan adalah kata pengantar dua kidung agung : kidung Maria yang dikenal sebagai "Magnificat" dan kidung Zakaria, "Benedictus", dan saya suka menyebutnya "kidung Elisabet atau kidung kesuburan". Ribuan umat kristiani di seluruh dunia mengawali hari menyanyikan : "Terpujilah Tuhan", dan mereka mengakhiri hari "mengumandangkan keagungan-Nya karena Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya". Jadi, hari demi hari, orang-orang percaya dari berbagai bangsa berusaha mengingat, mengingat bahwa dari generasi ke generasi kerahiman Allah meluas ke semua bangsa, seperti yang dijanjikan-Nya kepada para nenek moyang kita. Dan dalam konteks kenangan penuh syukur ini, kidung Elisabet berkembang dalam bentuk sebuah pertanyaan : "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?". Kita mendapati Elisabet, perempuan yang ditandai dengan tanda kemandulan, berkidung di bawah tanda kesuburan dan keheranan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Desember 2017 : BIARKANLAH DIRI KITA DIHIBUR OLEH ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yes. 35:1-10; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 5:17-26

Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 11 Desember 2017 di Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita harus belajar untuk membiarkan diri kita dihibur oleh Tuhan, meninggalkan dendam dan keluhan kita.

Merenungkan Bacaan Pertama (Yes. 35:1-10), beliau mengatakan bahwa Tuhan telah datang untuk menghibur kita. Sama seperti murid-murid pertama yang sulit dapat mempercayai sukacita kebangkitan, kita sering kali merasa sulit untuk membiarkan diri kita dihibur oleh mukjizat-mukjizat yang diperlihatkan Allah dalam kehidupan kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Desember 2017 : MENGUSAHAKAN BENIH BERTUMBUH DAN MELINDUNGI PERTUMBUHANNYA

Bacaan Ekaristi : Yes. 11:1-10; Mzm. 72:2,7-8,12-13,17; Luk. 10:21-24.

Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 5 Desember 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menunjukkan dua aspek dasariah bagi setiap orang kristiani : tugas mengusahakan dan langgam menjaga. Beliau memusatkan permenungan homilinya pada perikop dari kitab nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama (Yes 11:1-10).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA TAHBISAN IMAMAT 16 DIAKON DI LAPANGAN SUHRAWARDY, DHAKA (BANGLADESH) 1 Desember 2017 : JALANKANLAH PELAYANAN KRISTUS DENGAN SUKACITA TERUS MENERUS DAN KASIH SEJATI

Saudara dan saudari terkasih : karena putra-putra kita ini, yang adalah para kerabat dan para sahabat kalian, sekarang ditingkatkan ke dalam jajaran para imam, mempertimbangkan dengan seksama jenis tingkatan dalam Gereja tempat mereka diangkatkan. Memang benar bahwa Allah telah menjadikan seluruh umat-Nya yang kudus sebuah imamat rajawi di dalam Kristus. Meskipun demikian, Imam agung kita sendiri, Yesus Kristus, memilih murid-murid tertentu untuk menjalankan secara terbuka atas nama-Nya, dan atas nama umat manusia, sebuah jabatan imamat dalam Gereja. Karena Kristus diutus oleh Bapa dan Ia, pada gilirannya, mengutus para Rasul ke dalam dunia, sehingga melalui mereka dan para penerus mereka, para Uskup, Ia dapat terus menjalankan jabatan Guru, Imam, dan Gembala-Nya. Memang, para imam adalah rekan kerja jajaran para Uskup, yang dengannya mereka tergabung dalam jabatan imamat dan dengannya mereka dipanggil untuk melayani umat Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KAUM MUDA DI KATEDRAL SANTA MARIA YANG DIKANDUNG TANPA DOSA, YANGON (MYANMAR) 30 November 2017 : KAUM MUDA ADALAH PEMBAWA KABAR BAIK

Bacaan Ekaristi : Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22

Seiring kunjungan saya ke negara kalian yang indah semakin dekat, saya mengikutsertakan kalian untuk bersyukur kepada Allah atas banyak rahmat yang telah kita terima akhir-akhir ini. Memandang ke luar pada kalian, kaum muda Myanmar, dan semua orang yang bersatu dengan kita di luar katedral ini, saya ingin berbagi dengan kalian sebuah ungkapan dari Bacaan Pertama hari ini yang bergema di dalam diri saya. Diambil dari nabi Yesaya, ungkapan tersebut digemakan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada kaum muda kristiani di Roma. Marilah kita mendengarkan sekali lagi kata-kata itu : "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik" (Rm. 10:15; bdk. Yes 52:7).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI LAPANGAN KYAIKKASAN, YANGON (MYANMAR) 29 November 2017

Bacaan Ekaristi : Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28; MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19

Saudara dan saudari terkasih,

Sebelum datang ke negara ini, saya sangat menanti-nantikan saat ini. Banyak di antara kalian yang datang dari daerah-daerah pegunungan yang jauh dan terpencil, beberapa orang bahkan berjalan kaki. Saya telah datang sebagai sesama peziarah untuk mendengarkan dan belajar dari kalian, dan juga untuk menawarkan beberapa kata pengharapan dan penghiburan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 November 2017 : GEREJA ADALAH TEMPAT PELAYANAN, BUKAN SUPERMARKET

Bacaan Ekaristi : 1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48

Paus Fransiskus menyarankan perhatian, pelayanan dan ketulusan sebagai tiga sikap yang dapat membantu kita menjaga kebersihan bait Roh Kudus. Itulah pokok homili Bapa Suci dalam Misa harian Jumat pagi 24 November 2017 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Mak 4:36-37,52-59) yang menceritakan Yudas dan saudara-saudaranya sedang mentahirkan ulang Bait Allah yang dicemarkan oleh orang-orang kafir, dan Bacaan Injil (Luk 19:45-48) yang menceritakan Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, yang berubah menjadi sarang penyamun.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 November 2017 : PENJAJAHAN IDEOLOGI MENYINGKIRKAN KEBEBASAN DAN KENANGAN

Bacaan Ekaristi : 1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44.

Menyingkirkan kebebasan, menghapus kenangan, mengindoktrinasi kaum muda adalah tiga penanda penjajahan budaya dan ideologi selama berabad-abad. Itulah kata-kata yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 23 November 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau kembali ke pokok bahasan penjajahan budaya dan ideologi, yang diilhami sekali lagi oleh Bacaan-bacaan liturgi pekan ini, yang menceritakan penindasan Raja Antiokhus Epifanes terhadap orang-orang Makabe yang setia kepada hukum leluhur mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 November 2017 : PENJAJAHAN BUDAYA BERAKHIR DALAM PENINDASAN

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10

Penjajahan budaya dan ideologi tidak mentolerir perbedaan dan menyamaratakan segalanya, mengakibatkan penindasan bahkan terhadap orang-orang percaya. Itulah permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 21 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memusatkan homilinya pada kemartiran Eleazar yang diceritakan dalam kitab Makabe pada Bacaan Pertama (2Mak 6:18-31).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA XXXIII (HARI ORANG SEDUNIA I) DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 19 November 2017 : ORANG MISKIN ADALAH 'PASPOR' KITA KE SURGA

Bacaan Ekaristi : Ams. 31:10-13,19-20,30-31; Mzm. 128:1-2,3,4-5; 1Tes. 5:1-6; Mat. 25:14-30

Kita memiliki sukacita memecah-mecahkan roti sabda Allah, dan sebentar lagi, kita akan memiliki sukacita memecah-mecahkan dan menerima Roti Ekaristi, santapan untuk perjalanan hidup. Kita semua, tanpa kecuali, membutuhkan hal ini, karena kita semua adalah para pengemis ketika itu menyangkut apa yang penting : kasih Allah, yang memberi makna bagi kehidupan kita dan sebuah kehidupan yang tak berkesudahan. Jadi hari ini juga, kita mengangkat tangan kita kepada-Nya, memanjatkan untuk menerima karunia-karunia-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 November 2017 : MELUANGKAN WAKTU UNTUK MEMIKIRKAN KEMATIAN

Bacaan Ekaristi : Keb. 13:1-9; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 17:26-37.

Dengan Bacaan-bacaan hari ini, Gereja mengundang kita untuk merenungkan akhir dunia, tetapi juga pada akhir kehidupan kita sendiri. Paus Fransiskus mendasarkan homilinya pada Bacaan Injil (Luk 17:26-37), di mana Tuhan berbicara tentang kehidupan sehari-hari laki-laki dan perempuan pada zaman sebelum air bah, atau pada zaman Lot - mereka menjalani kehidupan seperti biasa, makan dan minum, berdagang, menikah. Tetapi "hari pernyataan diri Tuhan" tiba - dan segala sesuatunya berubah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 November 2017 : KERAJAAN ALLAH ADA DI DALAM DIRI KITA

Bacaan Ekaristi : Why. 4:1-11; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 19:11-28.

Kerajaan Allah bukanlah suatu pertunjukan, apalagi suatu karnaval; Kerajaan Allah tidak berjalan mencari publisitas. Pertumbuhannya berasal dari Roh Kudus, bukan dari "rencana-rencana pastoral". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 16 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 November 2017 : SKANDAL MELUKAI HATI DAN MEMBUNUH HARAPAN

Bacaan Ekaristi : Keb. 1:1-7; Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; Luk. 17:1-6

Skandal melukai hati dan membunuh harapan : inilah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 13 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. "Hal-hal yang menyebabkan dosa pasti akan terjadi", kata Paus Fransiskus, mengingat kata-kata Tuhan kita dalam Bacaan Injil (Luk 17:1-6), "tetapi celakalah orang yang mengadakannya". Oleh karena itu peringatan kepada murid-murid-Nya: "Jagalah dirimu!".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 November 2017 : KECERDIKAN KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : Flp. 3:17-4:1; Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5; Luk. 16:1-8.

Paus Fransiskus sekali lagi menyerang jaringan korupsi yang kuat, mengingatkan mereka yang terlibat bahwa mereka berurusan dengan milik orang lain, bukan milik mereka. Menyampaikan homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 10 November 2017,di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas Bacaan Injil (Luk 16:1-8) di mana Yesus menceritakan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur yang kemudian melakukan kesepakatan dengan orang-orang yang berhutang kepada tuannya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 November 2017 : MEMBANGUN DAN MEMURNIKAN GEREJA DIMULAI DARI DIRI KITA

Bacaan Ekaristi : Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 9 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berbicara tentang tiga tugas setiap orang kristiani : membangun, melindungi dan memurnikan Gereja. Liturgi hari itu bertepatan dengan Pesta Pemberkatan Basilika Lateran, Katedral Keuskupan Roma, yang dikenal sebagai "ibu dari semua Gereja". Paus Fransiskus mengatakan bahwa gelar ini bukan "perkara kebanggaan tetapi perkara pelayanan dan kasih".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 November 2017 : MENANGGAPI UNDANGAN ALLAH ADALAH UNGKAPAN BAHWA KITA MERASA DIKASIHI OLEH-NYA

Bacaan Ekaristi : Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24.

Paus Fransiskus telah mendesak umat kristiani untuk tidak kehilangan kemampuan merasa dikasihi. Meskipun memungkinkan untuk memulihkan kemampuan mengasihi yang lenyap, jika kita tidak lagi memiliki kemampuan merasa dikasihi, semuanya akan lenyap. Itulah yang disampaikan Bapa Suci dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 7 November 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 November 2017 : KARUNIA ALLAH TAK TERBATALKAN

Bacaan Ekaristi : Rm. 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk. 14:12-14.

Ketika Allah memberi suatu karunia, karunia tersebut tak terbatalkan : Ia tidak memberikan sesuatu pada suatu hari, dan mengambilnya kembali hari berikutnya. Ketika Allah memanggil kita, panggilan itu tetap merupakan keseluruhan hidup kita. Paus Fransiskus mengawali homilinya dengan permenungan ini, yang diilhami oleh tema "pemilihan oleh Allah" kita, pilihan Allah terhadap kita masing-masing, yang diambil dari Bacaan Pertama (Rm 11:29-36).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA UNTUK MENDOAKAN ARWAH PARA KARDINAL DAN PARA USKUP YANG MENINGGAL DALAM KURUN WAKTU SETAHUN TERAKHIR 3 November 2017

Bacaan Ekaristi : Dan 12:1-3; 1Tim 2:8-13; Yoh 6:51-58

Perayaan hari ini sekali lagi menetapkan di hadapan kita kenyataan kematian. Perayaan ini memperbaharui dukacita kita atas kehilangan orang-orang yang terkasih dan baik terhadap kita. Namun, yang lebih penting, liturgi tersebut meningkatkan pengharapan kita untuk mereka dan untuk diri kita sendiri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PERINGATAN MULIA ARWAH ORANG BERIMAN DI PEMAKAMAN NETTUNO (ITALIA) 2 November 2017 : BUAH PERANG ADALAH KEMATIAN

Kita semua, hari ini, berkumpul di sini dengan harapan. Kita masing-masing, di dalam hati kita sendiri, dapat mengulangi kata-kata Ayub, yang telah kita dengar dalam Bacaan Pertama : "Aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu" (19:25). Harapan untuk kembali bertemu Allah, harapan pertemuan kita semua sebagai saudara : dan harapan ini tidak mengecewakan. Paulus dengan tegas mengungkapkan hal itu dalam Bacaan Kedua : "Pengharapan tidak mengecewakan" (Rm 5:5). Namun, harapan sering terlahir dan berakar dalam begitu banyak luka manusia, dalam begitu banyak penderitaan manusia dan saat dukacita, saat kesakitan, saat penderitaan, membuat kita memandang Surga dan berkata : "Aku percaya bahwa Penebusku hidup, tetapi hentikanlah, Tuhan". Dan ini merupakan, mungkin, doa yang terjadi dari kita semua, ketika kita memandang pemakaman ini. "Aku yakin, Tuhan, bahwa saudara-saudara kita ini bersama-sama dengan Engkau".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 31 Oktober 2017 : KEBERANIAN DIPERLUKAN UNTUK BERTUMBUHNYA KERAJAAN ALLAH


Bacaan Ekaristi : Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 13:18-21

Untuk membantu bertumbuhnya Kerajaan Allah diperlukan keberanian untuk menabur biji sesawi dan mencampur ragi, di hadapan banyak orang yang lebih memilih "kepedulian pemeliharaan pastoral" tanpa mengotori tangan mereka. Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 31 Oktober 2017 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Luk 13:18-21) di mana Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan biji sesawi dan ragi, yang meskipun kecil, "memiliki sebuah kekuatan untuk bertumbuh di dalamnya". Demikian juga, kuasa Kerajaan Allah berasal dari dalam.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 Oktober 2017 : SEORANG GEMBALA YANG BAIK SELALU DEKAT DENGAN UMATNYA

Bacaan Ekaristi : Rm. 8:12-17; Mzm. 68:2,6-7ab,20-21; Luk. 13:10-17.

Seorang gembala yang baik selalu dekat dengan umatnya, sementara seorang imam yang buruk hanya tertarik pada kekuasaan dan uang. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 30 Oktober 2017, di Casa Santa, Vatikan. Homili Bapa Suci mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Luk 13:10-17).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Oktober 2017 : TIDAK ADA ORANG KRISTIANI YANG MENGGAMPANGKAN

Bacaan Ekaristi : Rm. 6:19-23; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 12:49-53.

"Yesus memanggil kita untuk mengubah hidup kita, untuk mengubah jalan, memanggil kita untuk bertobat". Dan hal ini berarti berperang melawan kejahatan, bahkan di dalam hati kita sendiri, "sebuah perjuangan yang tidak memberi kalian kemudahan, tetapi memberi kalian kedamaian", pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 26 Oktober 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Diilhami oleh Injil hari itu (Luk 12:49-53), Paus Fransiskus menjelaskan bahwa inilah "api" yang dilemparkan Yesus ke bumi - sebuah api, beliau mengatakan, yang menyerukan perubahan:

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Oktober 2017 : MASUK KE DALAM MISTERI YESUS

Bacaan Ekaristi :Rm. 5:12,15b,17-19,20b-21; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Luk. 12:35-38.

Pusat misteri Yesus Kristus yaitu Ia "mengasihiku" dan "menyerahkan diri-Nya" hingga wafat, bagiku. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 24 Oktober 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang beliau katakan adalah sebuah meditasi tentang Sengsara Tuhan, Jalan Salib. Pergi ke Misa, berdoa adalah baik, menjadi umat kristiani yang baik, lanjut Paus Fransiskus, namun pertanyaan utamanya adalah apakah kalian telah memasuki misteri Yesus Kristus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Oktober 2017 : BERHALA UANG MENYEBABKAN BANYAK HAL BURUK

Bacaan Ekaristi : Rm. 4:20-25; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 12:13-21.

Di masa-masa ini, dengan banyak malapetaka dan ketidakadilan di media, terutama mengenai anak-anak, marilah kita memanjatkan doa yang sungguh-sungguh agar Allah mengubah hati manusia untuk dapat mengenal Tuhan dan tidak menyembah uang sebagai Allah. Inilah desakan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 23 Oktober 2017, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Oktober 2017 : KEMUNAFIKAN DAN TIPU MUSLIHAT TIDAK BAIK BAGI KITA

Bacaan Ekaristi : Rm. 4:1-8; Mzm. 32:1-2,5,11; Luk. 12:1-7.

Semoga Allah menganugerahkan kita rahmat kebenaran batin, ketimbang menjalani suatu kehidupan munafik dan tipu muslihat. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 20 Oktober 2017 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (Rm 4:1-8), Paus Fransiskus menjelaskan bahwa pengampunan Allah selalu diberikan secara bebas dan tidak diperoleh dari apa yang kita lakukan. Karya yang kita lakukan, beliau melanjutkan, adalah tanggapan kita terhadap kasih dan pengampunan Allah yang cuma-cuma, yang mengangkat dosa asal dan yang mengampuni dosa-dosa kita setiap kali kita berpaling kepada-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Oktober 2017 : KARUNIA KESELAMATAN ALLAH MEMBUKAKAN PINTU UNTUK SEMUA ORANG

Bacaan Ekaristi : Rm. 3:21-30; Mzm. 130:1-2,3-4b,4c-6; Luk. 11:47-54

Tuhan memberi kita kenangan akan keselamatan Allah yang merupakan suatu "karunia" dan dekat dengan terwujudnya karya-karya kerahiman yang Ia inginkan kita lakukan, entah karya kerahiman "jasmani atau rohani" : maka kita akan menjadi orang-orang yang membantu "membukakan pintu" untuk diri kita dan orang lain. Itulah doa Paus Fransiskus pada Misa harian Kamis pagi 19 Oktober 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengingat perikop Injil Lukas yang menceritakan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menganggap diri mereka benar, dan Yesus mengatakan kepada mereka bahwa hanya Allah yang benar, Paus Fransiskus menjelaskan mengapa para praktisi hukum telah "mengangkut pengetahuan" dengan "konsekuensi tidak dapat masuk Kerajaan Surga atau membiarkan orang lain memasukinya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Oktober 2017 : KEBODOHAN UMAT KRISTIANI YANG BERKERAS HATI

Bacaan Ekaristi : Rm. 1:16-25; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 11:37-41.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 17 Oktober 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Pesta Santo Ignasius dari Antiokia, Paus Fransiskus merenungkan "kebodohan" orang-orang yang tidak dapat mendengar Sabda Allah, lebih menyukai penampilan, berhala-berhala, atau ideologi-ideologi - seperti orang-orang Yerusalem, yang ketidakpercayaannya menyebabkan Tuhan kita berurai air mata nostalgia.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI 35 ORANG KUDUS BARU 15 Oktober 2017 : ORANG-ORANG KUDUS MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAGAIMANA MENGATAKAN "YA" TERHADAP KASIH ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Flp. 4:12-14,19-20; Mat. 22:1-14.

Perumpamaan yang baru saja kita dengar menggambarkan Kerajaan Allah sebagai pesta perkawinan (bdk. Mat 22:1-14). Tokoh utamanya adalah putra raja, mempelai laki-laki, yang di dalamnya kita dapat dengan mudah melihat Yesus. Perumpamaan tersebut tidak menyebutkan tentang mempelai wanita, tetapi hanya para tamu yang diundang dan diharapkan, dan mereka yang mengenakan pakaian pesta perkawinan. Kita adalah tamu-tamu itu, karena Tuhan ingin "merayakan perkawinan" bersama kita. Perkawinan tersebut meresmikan persahabatan seumur hidup, persekutuan yang Allah ingin nikmati bersama kita semua. Oleh karena itu, hubungan kita dengan Dia harus lebih dari sekedar hubungan bakti kawula dengan raja mereka, para hamba yang setia dengan tuan mereka, atau murid-murid yang berbakti dengan guru mereka. Hubungan tersebut terutama merupakan hubungan mempelai wanita tercinta dengan mempelai prianya. Dengan kata lain, Tuhan menginginkan kita, Ia pergi mencari kita dan Ia mengundang kita. Bagi-Nya, tidaklah cukup kita seharusnya melakukan tugas kita dan mematuhi hukum-hukum-Nya. Ia menginginkan sebuah persekutuan kehidupan yang sejati dengan kita, sebuah hubungan yang berdasarkan dialog, kepercayaan dan pengampunan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Oktober 2017 : WASPADALAH TERHADAP KEDUNIAWIAN

Bacaan Ekaristi : Yl. 1:13-15; 2:1-2; Mzm. 9:2-3,6,16,8-9; Luk. 11:15-26.

Hanya Kristus yang disalibkan akan menyelamatkan kita dari setan yang membuat kita "perlahan-lahan tergelincir ke dalam keduniawian", menyelamatkan kita juga dari "kebodohan" yang disampaikan Santo Paulus kepada jemaat di Galatia, dan dari rayuan. Inilah pesan utama homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi, 13 Oktober 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau merenungkan Bacaan Injil (Luk 11:15-26) yang menceritakan Yesus mengusir penghulu setan, yang oleh beberapa orang ditafsirkan melalui kuasa iblis.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA SATU ABAD BERDIRINYA KONGREGASI UNTUK GEREJA-GEREJA TIMUR DI BASILIKA SANTA MARIA MAGGIORE (ROMA) 12 Oktober 2017

Bacaan Ekaristi : Mal 3:13-20a; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:5-13.

Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan atas berdirinya Kongregasi untuk Gereja-gereja Timur dan Institut Kepausan Asia Timur, karya Paus Benediktus XV seratus tahun yang lalu, pada tahun 1917. Perang Dunia Pertama sedang mengamuk pada saat itu; hari ini, seperti telah saya katakan, kita sedang hidup dalam perang dunia lainnya, jika sedikit demi sedikit. Dan kita melihat banyak saudara dan saudari kristiani kita di Gereja-gereja Asia Timur yang mengalami penganiayaan-penganiayaan dramatis dan sebuah diaspora yang semakin meresahkan. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, banyak "mengapa", yang mirip dengan Bacaan Pertama hari ini, dari kitab Maleakhi (3:13-20a).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Oktober 2017 : KEMAHAKUASAAN ALLAH TERWUJUD DALAM BELAS KASIH-NYA

Bacaan Ekaristi : Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8; Luk. 10:38-42

Paus Fransiskus mengingatkan bahwa belas kasih Allah yang tak terbatas berlaku atas semua orang. Tetapi beliau memperingatkan agar tidak berlaku kaku dan mengajak umat untuk selalu membuka hati mereka. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi 10 Oktober 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Oktober 2017 : ORANG SAMARIA YANG BAIK MENGEJAWANTAHKAN MISTERI KRISTUS

Bacaan Ekaristi : Yun. 1:1-17;2:10; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c; Luk. 10:25-37.

Paus Fransiskus mendesak umat kristiani untuk meneladan sosok orang Samaria yang baik dan membantu orang-orang yang membutuhkan untuk bangun, seperti Kristus yang "terus membayar" kita. Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 9 Oktober di Casa Santa Marta, Vatikan, beliau merenungkan sikap dari berbagai pelaku dalam perumpamaan Orang Samaria yang Baik dalam Injil Lukas (10:25-37), yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan ahli Taurat tentang siapa sesamaku.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Oktober 2017 : BAGI ORANG BERDOSA, RASA MALU ADALAH RAHMAT ALLAH

Bacaan Ekaristi : Bar. 1:15-22; Mzm. 79:1-2,3-5,8-9; Luk. 10:13-16

"Tidak ada seorang pun yang bisa mengatakan, 'Aku benar' atau 'Aku tidak seperti dia'. Aku adalah orang berdosa, saya akan mengatakan bahwa inilah nama pertama yang kita semua miliki - orang-orang berdosa". Dalam Misa harian Jumat pagi, 6 Oktober 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada keberdosaan manusia dan butuhnya penyesalan. Beliai mengulas Bacaan Pertama liturgi hari itu (Bar. 1:15-22) yang mengatakan, "Keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan malu muka pada kami".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Oktober 2017 : ORANG KRISTIANI TANPA AKAR ADALAH ORANG YANG TIDAK BAHAGIA

Bacaan Ekaristi : Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11; Luk. 10:1-12.

Orang kristiani tanpa akar adalah orang yang tidak bahagia. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 5 Oktober 2017 di Kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci merenungkan pentingnya tetap terikat pada akar kita - terutama akar rohani kita - dan menghindari apa yang beliau sebut "pengasingan psikologis".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 3 Oktober 2017 : MOHONKANLAH KEPADA TUHAN KEBERANIAN UNTUK MENGIKUTI YESUS

Bacaan Ekaristi : Ayb. 3:1-3,11-17,20-23;Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56.

Paus Fransiskus mengajak umat kristiani untuk berpaling kepada Allah guna mengusahakan keberanian dan kekuatan yang dibutuhkan untuk mengikuti Yesus dalam kehidupan mereka.

Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 3 Oktober 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan perjalanan Yesus ke Yerusalem ketika saat penyaliban-Nya sudah dekat. Menerima kehendak Bapa-Nya, Yesus - beliau mengatakan - dengan tegas bertekad untuk melakukan perjalanan tersebut dan menyatakan maksud-Nya kepada para murid.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI STADION DALL'ARA, BOLOGNA (ITALIA) 1 Oktober 2017 : MENJADI ORANG-ORANG BERDOSA YANG BERTOBAT ATAU MENJADI ORANG-ORANG BERDOSA YANG MUNAFIK?

Bacaan Ekaristi : Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11; Mat. 21:28-32.

Saya merayakan bersama kalian hari Minggu Sabda pertama, Sabda Allah membuat hati berkobar-kobar (bdk. Luk 24:32), karena Sabda Allah membuat kita merasa dikasihi dan dihibur oleh Tuhan. Bunda Maria menurut Santo Lukas, Penginjil, juga dapat membantu kita untuk memahami kelembutan keibuan dari Sabda yang "hidup" yang, bagaimanapun, pada saat yang sama "menusuk", seperti dalam Injil hari ini : pada kenyataannya, Sabda Allah menembus jiwa (bdk. Ibr 4:12) dan menerangi rahasia dan perbantahan hati.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 September 2017 : PARA MALAIKAT AGUNG ADALAH TEMAN-TEMAN SEPERJALANAN KITA

Bacaan Ekaristi : Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51.

Dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 29 September 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Pesta Para Malaikat Agung Mikael, Gabriel dan Rafael, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita mengikutsertakan panggilan mereka dengan "bekerja sama dalam rencana penyelamatan Allah". Beliau merenungkan Doa Singkat liturgi hari itu yang di dalamnya kita memuji Tuhan di hadapan para malaikat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 September 2017 : PENYESALAN ADALAH TANDA KESELAMATAN

Bacaan Ekaristi : Hag. 1:1-8; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 9:7-9.

Jangan takut "berbicara kebenaran tentang kehidupan kita", dengan mengenali dosa-dosa kita dan mengakuinya kepada Tuhan. Itulah pesan homili Paus Fransiskus pada Misa harian Kamis pagi 28 September 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Bapa Suci merenungkan Bacaan Injil liturgi hari itu (Luk. 9:7-9) tentang tanggapan Herodes terhadap pewartaan Yesus. Beliau mencatat bahwa beberapa orang mengaitkan Yesus dengan Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang nabi. Herodes, beliau mengatakan, tidak tahu harus berpikir apa tentang Yesus, tetapi "ia merasakan" sesuatu di dalam batinnya. Ini bukan sekadar keingintahuan, kata Paus Fransiskus, tetapi "penyesalan dalam jiwa dan hatinya". Herodes berusaha menemui Yesus "untuk menenangkan dirinya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 September 2017 : KEAKRABAN DENGAN YESUS MEMBEBASKAN KITA

Bacaan Ekaristi : Ezr. 6:7-8,12b,14-20; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 8:19-21

"Orang-orang yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya" : inilah konsep keluarga bagi Yesus, sebuah konsep keluarga yang "lebih luas daripada konsep dunia". Itulah fokus homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi 26 September 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Dalam Bacaan Injil (Luk. 8:19-21), Yesus mengatakan bahwa justru mereka yang datang kepada-Nya, dan mendengarkan pewartaan-Nya, adalah "ibu-Nya", dan "saudara-saudara-Nya" : keluarga-Nya. Dan hal ini, kata Paus Fransiskus, membuat kita memikirkan konsep keakraban dengan Allah dan dengan Yesus, yang merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar "murid" atau bahkan "sahabat"; keakraban bukanlah sikap "formal" atau "sopan", apalagi sikap "diplomatis". Maka, beliau bertanya, "Apakah arti sesungguhnya kata ini - keakraban - yang begitu sering digunakan para bapa rohani Gereja, dan telah mengajarkan kita?"

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI ULANG TAHUN KE-201 BERDIRINYA KORPS GENDARMES (KORPS KEPOLISIAN VATIKAN) DI GUA LOURDES VATIKAN 25 September 2017 : BAGI ALLAH TIDAK PERNAH ADA KATA TERLAMBAT

Dalam Bacaan Pertama, nabi Yesaya menasihati kita untuk mencari Tuhan, mengubah diri kita : "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya" (Yes 55:6). Itulah pertobatan. Ia mengatakan kepada kita bahwa begitulah caranya : mencari Tuhan, mengubah hidup kita, bertobat. . . Dan hal ini benar. Namun, Yesus mengubah nalar dan melampauinya, dengan nalar yang tidak dapat dipahami oleh siapapun : itulah nalar kasih Allah. Memang benar, kamu harus mencari Tuhan dan melakukan semua yang kamu bisa untuk menemukan Dia, tetapi yang apa penting adalah Ia sedang mencarimu. Ia sedang mencarimu. Yang lebih penting ketimbang mencari Tuhan adalah menyadari bahwa Ia sedang mencariku.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 September 2017 : PENGHIBURAN ALLAH MENUNTUN KEPADA PERDAMAIAN

Bacaan Ekaristi : Ezr. 1:1-6; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 8:16-18

Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengenali penghiburan sejati dan melestarikannya. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 25 September 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Bercermin pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (Ezr 1:1-6), Paus Fransiskus mengatakan bahwa Tuhan "melawat umat-Nya dan mengembalikan mereka ke Yerusalem". Kata "melawat", beliau menjelaskan, penting dalam sejarah keselamatan, karena "setiap tindakan penebusan oleh Allah adalah sebuah lawatan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 September 2017 : UNTUK MENJANGKAU YESUS, UMAT KRISTIANI HARUS MENGAKUI BAHWA MEREKA ADALAH ORANG-ORANG BERDOSA

Bacaan Ekaristi : Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13

Jika kamu menginginkan belas kasihan, ketahuilah bahwa kamu adalah orang-orang berdosa. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 21 September 2017 yang bertepatan dengan Pesta Santo Matius, rasul dan pengarang Injil, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Homili Bapa Suci mengacu pada kisah pertobatan dan panggilan pemuridan Santo Matius yang dikisahkan Bacaan Injil liturgi hari itu (Mat. 9:9-13). Bapa Suci memusatkan perhatiannya pada tiga tahap kisah tersebut : panggilan, perjamuan, dan pergunjungan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 September 2017 : BERBELAS KASIHAN, MENDEKATI DAN MENGEMBALIKAN

Bacaan Ekaristi : 1Tim. 3:1-13; Mzm. 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6; Luk. 7:11-17

"Berbelas kasihan", "mendekati", "mengembalikan". Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 19 September 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus berdoa kepada Tuhan agar Ia sudi memberi kita "rahmat" memiliki belas kasihan kepada semua orang yang sedang menderita; mendekati orang-orang ini dengan "memegang mereka" untuk mengembalikan mereka ke tempat "harga diri yang dikehendaki Allah bagi mereka".