Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Januari 2016 : ORANG-ORANG BERDOSA, YA; TETAPI JANGAN PERNAH KORUP

Bacaan Ekaristi : 2Sam 11:1-4a.5-10a.13-17; Mrk 4:26-34


Bagi seluruh Gereja : semoga ia tidak pernah jatuh dari dosa menjadi korupsi. Paus Fransiskus menyerukan doa ini selama Misa harian Jumat pagi, 29 Januari 2016, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.


Mengacu pada Bacaan Pertama, yang diambil dari Kitab Kedua Samuel (11:1-4,5-10,13-17), Paus Fransiskus memulai dengan menunjukkan : "Kita mendengar tentang dosa Daud, dosa berat Raja Daud yang suci. Karena Daud suci, tetapi orang berdosa juga, ia adalah orang berdosa". Bahkan, "ada sesuatu yang berubah dalam kisah orang ini". Begitulah terjadi bahwa "pada saat pertempuran, Daud mengutus Yoab dan hamba-hambanya bersamanya untuk berperang, sementara Daud tetap di istana". Biasanya, "ia akan berada di barisan depan tentara", tetapi kali ini ia melakukan sebaliknya. Kisah Alkitab, Paus Fransiskus menjelaskan, "menunjukkan kepada kita Daud yang agak nyaman, yang agak tenang, tetapi tidak dalam arti kata yang baik". Kemudian, "suatu larut sore, setelah tidur siang, saat ia berjalan di atas atap istana, ia melihat seorang wanita dan merasakan gairah, godaan hawa nafsu, dan ia jatuh ke dalam dosa". Wanita itu Batsyeba, istri Uria, orang Het. Dengan demikian, ia sebesar "sebuah dosa". Dan, Paus Fransiskus mengamati, "Allah benar-benar mengasihi Daud".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Januari 2016 : ORANG KRISTIANI MEMILIKI HATI YANG BESAR UNTUK MENYAMBUT SEMUA ORANG

Bacaan Ekaristi : 2Sam 7:18-19.24-29; Mrk 4:21-25



Tema kesaksian, sebagai unsur dasariah kehidupan Kristiani, adalah fokus permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 28 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Apa saja ciri-ciri kesaksian ini? Paus Fransiskus menarik jawaban atas pertanyaan ini langsung dari perikop Injil hari itu (Mrk 4:21-25), yang muncul segera setelah "perumpamaan tentang benih". Setelah berbicara "tentang benih yang berhasil berbuah" dan benih yang, sebaliknya, setelah jatuh "di tanah yang miskin tidak dapat berbuah", Yesus "menceritakan kepada kita tentang pelita", yang tidak ditempatkan di bawah gantang tetapi dalam kaki dian. Ini, Paus Fransiskus menjelaskan, "adalah terang, dan Injil Yohanes memberitahu kita bahwa misteri Allah adalah terang dan bahwa terang datang ke dunia, tetapi kegelapan tidak menyambutnya". Teranglah, beliau menambahkan, yang seharusnya tidak tersembunyi, tetapi yang berfungsi "menerangi".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Januari 2016 : KECEMBURUAN DAN IRI HATI ADALAH DOSA-DOSA YANG MEMBUNUH DENGAN KATA-KATA

Bacaan Ekaristi : 1 Sam 18:6-9,19:1-7; Mrk 3:7-12

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 21 Januari 2016, pada Pesta Santa Agnes, Perawan dan Martir, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan terhadap iri hati, sebuah dosa yang dapat menyebabkan seseorang membunuh. Bacaan pertama diambil dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9,19:1-7). Ia memberitahu, Paus Fransiskus mencatat, tentang "Raja Saul memasuki kota setelah kemenangan melawan orang-orang Filistin", yang dimenangkan oleh "duel antara Daud dan Goliat". Sesungguhnya "itu adalah kemenangan seluruh rakyat". Karena alasan ini orang-orang "merayakan : itu hampir-hampir sebuah perayaan ritual". Kitab Suci, Paus Fransiskus menjelaskan, menceritakan "bahwa ketika Raja Saul tewas dalam pertempuran, tentara kembali dalam keheningan setelah matahari terbenam : mereka menang, tetapi tidak merayakan karena raja sudah mati". Kali ini, bagaimanapun, "mereka merayakan sebagai sebuah kebiasaan".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Januari 2016 : DUA BELAS SOKOGURU

Bacaan Ekaristi : 1Sam 24:3-21; Mrk 3:13-19.

"Berdoa dan bersaksi" adalah "dua tugas para uskup", yang merupakan "para sokoguru Gereja". Tetapi haruskah mereka melemahkan Umat Allah yang menderita. Inilah sebabnya, Paus Fransiskus menganjurkan doa yang terus-menerus untuk para penerus Dua Belas Rasul.dalam homilinya selama misa harian, Jumat pagi 22 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Januari 2016 : TIDAK ADA ORANG KUDUS TANPA DOSA, TIDAK ADA PENDOSA TANPA MASA DEPAN

Bacaan Ekaristi : 1Sam 16:1-13; Mrk 2:23-28.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah memandang melampaui penampilan dan ke dalam hati. Beliau menyampaikan hal itu dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 19 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Menarik inspirasi dari Bacaan Pertama liturgi hari itu yang menceritakan tentang pemilihan Daud muda sebagai raja Israel, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa bahkan dalam kehidupan orang-orang kudus pun ada godaan dan dosa, seperti ditunjukkan oleh kehidupan Daud.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Januari 2016 : KANTONG ANGGUR YANG BARU

Bacaan Ekaristi : 1Sam 15:16-23; Mrk 2:18-22.

Seorang Kristen yang bersembunyi di balik gagasan bahwa "hal ini adalah bagaimana itu selalu dilakukan ..." sedang berbuat dosa, menjadi berhala dan tidak taat, dan menjalani "kehidupan tambal-sulam, setengah-setengah", karena hatinya tertutup terhadap "kebaruan Roh Kudus". Undangan untuk membebaskan dirinya dari "kebiasaan" dengan tujuan membuat ruang untuk "kejutan Allah" ditawarkan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama misa harian Senin pagi 18 Januari 2016 di Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Januari 2016 : BUKTI IMAN ADALAH MEMUJI ALLAH

Bacaan Ekaristi : 1Sam 8:4-7; Mrk 2:1-12

"Bagaimana imanku di dalam Yesus Kristus?". Inilah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 15 Januari 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci yang memusatkan homilinya terutama pada bacaan Injil (Mrk 2:1-12), menekankan bahwa, dalam rangka benar-benar memahami Yesus, kita seharusnya tidak memiliki "hati yang tertutup", tetapi harus mengikuti jalan pengampunan dan kerendahan hati. "Iman", beliau berkata, "adalah sesuatu yang tak seorang pun dapat membelinya", ia adalah "karunia" yang mengubah hidup kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Januari 2016 : IMAN MERUPAKAN KARUNIA, MILIK KITA KARENA DIMOHON

Bacaan Ekaristi : 1Sam 4:1-11; Mrk 1:40-45

Iman selalu menang, karena ia ternyata bahkan mengalah menjadi kemenangan, tetapi ia bukan sesuatu yang "magis" - ia adalah hubungan pribadi dengan Allah yang tidak dapat dipelajari dalam buku-buku, dan pada kenyataannya sebuah karunia dari Allah, sebuah karunia yang kita minta : inilah inti permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 14 Januari 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Januari 2016 : SEBUAH PERGUMULAN BERSAMA ALLAH

Bacaan Ekaristi : 1Sam 1:9-20; Mrk 1:21b-28

Kekuatan doa, kekuatan pendorong yang sebenarnya kehidupan Gereja, adalah fokus dari homili Paus Fransiskus selama Misa harian Selasa pagi, 12 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Permenungan Paus Fransiskus diilhami oleh bacaan liturgi hari itu dari Kitab Pertama Samuel (1:9-20), yang berbicara tentang tiga tokoh utama : Hana, imam Eli, dan Tuhan. Wanita itu, Paus Fransiskus menjelaskan, "bersama keluarganya, bersama suaminya, pergi ke Bait Allah untuk menyembah Allah". Hana adalah seorang wanita yang taat dan saleh, penuh iman; namun, ia "memikul dalam dirinya sebuah salib yang menyebabkannya banyak menderita : ia mandul. Ia menginginkan seorang anak laki-laki".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA PEMBAPTISAN TUHAN 10 Januari 2016

Empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, Yesus dibawa ke Bait Allah. Maria dan Yosef membawa-Nya untuk mempersembahkan-Nya kepada Allah. Hari ini, pada Pesta Pembaptisan Tuhan, kalian, para orang tua, membawa anak-anak kalian untuk dibaptis, untuk menerima apa yang kalian minta di awal, ketika saya mengajukan kepada kalian semua pertanyaan pertama : "Iman. Aku menginginkan iman bagi anakku". Dan maka, iman diteruskan dari generasi ke generasi, seperti sebuah rantai, dalam perjalanan waktu.

Bayi-bayi laki-laki dan perempuan ini, selama bertahun-tahun, akan mengambil tempat kalian bersama anak lainnya - cucu-cucu kalian - dan mereka akan meminta hal yang sama : iman. Iman yang diberikan Baptisan kepada kita. Iman yang dihasilkan Roh Kudus dalam hati, jiwa, dan dalam kehidupan anak-anak kalian.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Januari 2016 : PELUKAN KASIH ALLAH MEMBUNGKAM DOSA-DOSA KITA

Bacaan Ekaristi : 1Yoh 5:5-13; Mzm 147:12-13,14-15,19-20; Luk 5:12-16

Tahun Suci Kerahiman mengingatkan kita bahwa "Allah selalu mengasihi terlebih dahulu", tanpa syarat, dan menyambut kita seperti adanya, dengan memeluk kita dan mengampuni kita seperti seorang bapa. Paus menyampaikan kata-kata ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 8 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menyampaikannya terutama kepada mereka yang mengakui diri mereka sebagai orang-orang berdosa, mengingatkan mereka tentang kepastian kasih Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Januari 2016 : KARYA KERAHIMAN DI JANTUNG IMAN KITA

Bacaan Ekaristi : 1Yoh 4:19-5:4; Mzm 72:1-2,14,15bc,17; Luk 4:14-22a

Mereka yang menerapkan karya-karya kerahiman meneguhkan bahwa tindakan-tindakan mereka berasal dari Allah. Satu-satunya kriteria untuk mengukur hal ini pada kenyataannya mengarah pada penjelmaan yang sesungguhnya, pada "Yesus Kristus yang telah datang dalam daging". Oleh karena itu tidaklah masuk akal "memikirkan metode-metode baru untuk menggambar orang-orang mendekat" jika iman di dalam Yesus yang menjelma tidak menyebabkan kita melayani orang lain. Paus Fransiskus menekankan pesan ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 7 Januari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau juga memperingatkan terhadap mereka yang hanya memiliki penampilan kerohanian - karena, beliau berkata, jika roh itu tidak berasal dari Allah, itu adalah "antikristus", ungkapan "keduniawian".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN 6 Januari 2016 : GEREJA TIDAK BERSINAR DARI TERANGNYA SENDIRI

Bacaan Ekaristi : Yes 60:1-6;Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef 3:2-3a,5-6; Mat 2:1-12

Kata-kata Nabi Yesaya - yang ditujukan kepada Kota Suci Yerusalem - juga berarti bagi kita. Kata-kata tersebut memanggil kita pergi keluar, meninggalkan semua yang membuat kita tertutup diri, pergi keluar dari diri kita sendiri dan mengenali kesemarakan terang yang menerangi hidup kita : "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu" (60:1). "Terang" itu adalah kemuliaan Tuhan. Gereja tidak bisa memperdaya dirinya ke dalam pemikiran bahwa ia bersinar dengan terangnya sendiri. Santo Ambrosius mengungkapkan hal ini secara baik dengan menghadirkan bulan sebagai metafora bagi Gereja : "Bulan sebenarnya adalah Gereja ... [ia] bersinar bukan dengan terangnya sendiri, tetapi dengan terang Kristus. Ia menarik kecerahannya dari Sang Matahari Keadilan, dan maka ia bisa mengatakan : "Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Hexaemeron, IV, 8, 32). Kristus adalah terang sejati yang bersinar dalam kegelapan. Sejauh itu Gereja tetap berlabuh dalam dirinya, sejauh itu ia membiarkan dirinya diterangi oleh-Nya, ia mampu membawa terang ke dalam kehidupan pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa. Karena alasan ini para Bapa Gereja melihat di dalam dirinya mysterium lunae.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH (HARI PERDAMAIAN SEDUNIA) 1 Januari 2016

Hari Perdamaian Sedunia ke-49
Bacaan Ekaristi : Bil 6:22-27; Mzm 67:2-3,5,6,8; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21

Kita telah mendengar kata-kata Rasul Paulus : "Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan" (Gal 4:4).

Apa artinya mengatakan bahwa Yesus lahir dalam "kegenapan waktu"? Jika kita menganggap itu saat tertentu sejarah, kita mungkin akan cepat tertipu. Roma telah menaklukkan sebagian besar dunia yang dikenal dengan kekuatan militernya. Kaisar Agustus telah tiba untuk berkuasa setelah lima perang sipil. Israel sendiri telah ditaklukkan oleh Kekaisaran Romawi dan Bangsa Terpilih telah kehilangan kebebasan mereka. Bagi orang-orang sezaman Yesus, itu pasti bukan masa-masa yang terbaik. Untuk mendefinisikan kegenapan waktu, maka, kita seharusnya tidak melihat ke ranah geopolitik.