Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2014 : BAGAIMANA KITA MENYAMBUT KELEMBUTAN ALLAH?

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar"(Yes 9:1). "Seorang malaikat Tuhan menampakkan diri [kepada para gembala] dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka" (Luk 2:9). Ini adalah bagaimana caranya liturgi malam Natal yang kudus ini menyajikan kepada kita kelahiran Sang Juru Selamat: sebagai terang yang menembus dan menghalau kegelapan yang paling dalam. Kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya menghapuskan kesedihan kekalahan dan penderitaan perbudakan, dan mengantarkan sukacita dan kebahagiaan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Desember 2014 : GEREJA BUKAN SEORANG PENGUSAHA TETAPI SEORANG IBU

Bacaan Ekaristi : Hak 13:2-7,24-25a; Luk 1:5-25

Ada banyak kemandulan di dalam Gereja dan umat Allah, sebuah kemandulan yang berasal dari kekuasaan dan egoisme. Gereja adalah seorang ibu dan bukan seorang pengusaha. Pernyataan itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 19 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Desember 2014 : ALLAH BERJALAN DALAM SEJARAH BERSAMA KITA DAN MENGATUR HALUANNYA

Bacaan Ekaristi : Yer 23:5-8; Mat 1:18-24



Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 18 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk mengandalkan Allah bahkan pada masa-masa paling gelap, bahkan jika kadang-kadang kita tidak mengerti bagaimana Ia sedang bekerja, karena Ia selalu berjalan bersama kita dalam sejarah keselamatan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Desember 2014 : KESELAMATAN ADALAH KERENDAHAN HATI YANG PERCAYA KEPADA ALLAH




Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-2,9-13; Mat 21:28-32

Allah menyelamatkan "hati yang bertobat", sementara ia yang tidak percaya kepada-Nya menarik "kutukan" atas dirinya sendiri. Pesan ini berada pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian Selasa pagi di Casa Santa Marta, Vatikan. Kerendahan hati menyelamatkan manusia di mata Allah, sedangkan kesombongan adalah pecundang. Kuncinya terletak pada hati. Hati orang yang rendah hati terbuka, ia mengenal pertobatan, ia menerima pembetulan dan percaya kepada Allah. Hati orang yang sombong tepat sebaliknya: ia arogan, tertutup, tidak mengenal rasa malu, ia tidak mempan terhadap suara Allah. Bacaan dari Kitab Nabi Zefanya (Zef 3:1-2,9-13) dan dari Injil hari itu (Mat 21:28-32) menuntun Paus Fransiskus dalam permenungan sejajar. Kedua teks, beliau mencatat, berbicara tentang "penghakiman" yang atasnya keselamatan dan kutukan tergantung.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU ADVEN III DI PAROKI SANTO YOSEF AURELIO, KEUSKUPAN ROMA, 14 Desember 2014

Bacaan Ekaristi : Yes 61:1-2a,10-11; 1Tes 5:16-24; Yoh 1:6-8.19-28

Paus Fransiskus pada hari Minggu 14 Desember 2014 mengunjungi Paroki Santo Yosef Aurelio, di pinggiran kota Monte Spaccato, Roma. Bapa Suci datang lebih awal untuk kunjungan tersebut, dan segera bertemu dengan beberapa anak-anak dari paroki tersebut. Selama pertemuan itu, beliau berbicara tentang pengalamannya sendiri dengan Yesus sebagai seorang anak. Beliau juga berbicara tentang Komuni Pertamanya 70 tahun yang lalu.

Setelah bertemu dengan anak-anak, Paus Fransiskus memiliki kesempatan untuk bertemu dengan umat paroki tersebut, serta terutama mereka yang sakit, dan dengan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak yang dibaptis dalam satu tahun terakhir.

Paus Fransiskus kemudian mendengarkan Pengakuan Dosa beberapa umat. Paus Fransiskus menyimpulkan kunjungannya ke paroki tersebut dengan perayaan Misa Kudus Hari Minggu Adven III.

Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut :

***********

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Desember 2014 : KEKAKUAN ADALAH TANDA HATI YANG LEMAH

Bacaan Ekaristi : Bil 24:2-7,15-17a; Mat 21:23-27

Bacaan Injil hari itu, yang menceritakan bagaimana para imam kepala bertanya kepada Yesus dengan kuasa apakah Ia melakukan karya-karya-Nya, adalah fokus dari homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 15 Desember 2014, di Casa Santa Marta, Vatikan. Ini adalah sebuah permintaan, Paus Fransiskus menjelaskan, yang menunjukkan "hati yang munafik" dari orang-orang itu – orang-orang yang tidak tertarik pada kebenaran, yang mencari hanya kepentingan mereka sendiri, dan pergi kei mana angin bertiup : Anda seharusnya menjalani cara ini, Anda seharusnya menjalani cara itu ...". Mereka adalah baling-baling udara, mereka semua! Mereka semua! Tanpa konsistensi. Hati tanpa konsistensi. Dan maka mereka menegosiasikan segalanya : mereka menegosiasikan kebebasan batin, mereka menegosiasikan iman, mereka menegosiasikan wilayah mereka, segalanya kecuali penampilan". Bagi orang-orang seperti itu, mendapatkan yang terbaik dari setiap situasi adalah hal yang penting.. Mereka adalah para oportunis : "Mereka mendapatkan keuntungan dari situasi-situasi".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE DI BASILIKA SANTO PETRUS 12 Desember 2014

"Semua orang memuji Engkau, Tuhan, semua orang. Kasihanilah kami dan anugerahilah kami berkat-Mu; Tuhan, arahkan mata-Mu ke arah kami. Bumi mengenal kebaikan-Mu dan orang-orang karya keselamatan-Mu. Bangsa-bangsa bermadah tentang Engkau dengan sorak-sorai, karena Engkau menghakimi dunia dengan keadilan" (Mzm 66).

Doa pemazmur, memohon pengampunan dan berkat bagi orang-orang dan bangsa-bangsa dan, dan pada saat yang sama, mengungkapkan dengan pujian penuh sukacita perasaan rohani perayaan Ekaristi ini. Hari ini, dengan rasa syukur dan sukacita, orang-orang dan bangsa-bangsa tanah air Amerika Latin kita yang besar memperingati pesta "pelindung" mereka, Santa Perawan Maria dari Guadalupe, yang devosi kepadanya memanjang dari Alaska hingga Patagonia. Bersama Malaikat Gabriel dan Santa Elisabet, kita mengawali doa bakti kita : "Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu" (Luk 1:28).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Desember 2014 : KITA TIDAK BISA MENJADI TATABUKU KASIH ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yes 41:13-20; Mat 11:11-15

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 11 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah bagaikan seorang ibu, Ia mengasihi kita tanpa syarat, tetapi terlalu sering kita ingin menguasai rahmat ini dengan semacam tatabuku spiritual.

Mengambil isyaratnya dari Kitab Nabi Yesaya (Yes 41:13-20), Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah menyelamatkan umat-Nya tidak dari jauh tetapi dari dekat dan lembut.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Desember 2014 : SUKACITA GEREJA ADALAH MENJADI SEORANG IBU

Bacaan Ekaristi : Yes 40:1-11; Mat 18:12-14

Sukacita Gereja adalah menjadi seorang ibu, pergi keluar dan mencari domba yang hilang. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 9 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja tidak perlu memiliki "bagan organisasi yang sempurna" jika itu akan membuatnya bersedih dan tertutup pada dirinya sendiri, jika itu akan membuatnya "bukan seorang ibu". Beliau kemudian mengajak pendengarnya untuk menjadi "orang-orang Kristen yang penuh sukacita", dengan "penghiburan kelembutan Yesus".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Desember 2014 : KEKUDUSAN TERSEMBUNYI DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI ORANG-ORANG KUDUS


Bacaan Ekaristi : Yes 26:1-6; Mat 7:21,24-27

Ada banyak orang kudus yang tersembunyi kudus, para pria, para wanita, para ayah dan para ibu dari keluarga-keluarga, orang-orang sakit, para imam yang setiap hari mempraktekkan kasih Yesus; dan hal ini memberi kita harapan. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 4 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Desember 2014 : HATI YANG MERENDAH MENGENAL ALLAH, TEOLOGI DILAKUKAN PADA LUTUTNYA


Bacaan Ekaristi : Yes 11:1-10; Luk 10:21-24

Mereka yang mempelajari misteri Allah dihantar ke lutut mereka karena Allah mengungkapkan lebih bagi hati yang merendah. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 2 Desember 2014 di Casa Santa Martha, Vatikan.

Mata orang miskin, kata Paus Fransiskus, adalah yang paling mungkin melihat Kristus dan, melalui Dia, melihat wajah Allah. Orang-orang lainnya yang mengaku memahami misteri ini dengan sumber-sumber kepandaian harus terlebih dahulu menekuk "lutut" mereka, dalam tindakan kerendahan hati, jika tidak "mereka tidak akan mengerti apa-apa".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KATEDRAL ROH KUDUS, ISTAMBUL, TURKI 29 November 2014


Bacaan Ekaristi : 1 Kor 12:1-11; Yoh 7:37-44

Dalam Injil, Yesus menunjukkan diri-Nya menjadi wadah baptis yang digunakan orang-orang yang haus akan keselamatan, sebagai Batu Karang yang daripadanya Bapa menumbuhkan aliran-aliran air hidup bagi semua orang yang percaya kepada-Nya (bdk. Yoh 7:38). Dengan pemakluman secara terbuka nubuat ini di Yerusalem, Yesus menjanjikan karunia Roh Kudus yang darinya para murid akan menerima setelah kemuliaan-Nya, yaitu, setelah kematian dan kebangkitan-Nya (bdk. ayat 39).

Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Ia memberi hidup, Ia melahirkan berbagai karisma yang memperkaya umat Allah dan, terutama, Ia menciptakan kesatuan di antara orang-orang percaya: dari banyak Ia menjadikan satu tubuh, Tubuh Kristus. Seluruh hidup dan perutusan Gereja bergantung pada Roh Kudus; Ia memenuhi segala hal.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 November 2014 : DEPRESI DAN HARAPAN


Bacaan Ekaristi : Why 18:1-2,21-23; Luk 21:20-28

Kenyataan bisa buruk, tetapi meskipun penderitaan, korupsi dan ketidakpedulian di dunia saat ini sebagai orang-orang Kristiani kita harus menegakkan kepala kita dengan harapan, kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 27 November 2014di Casa Santa Marta, Vatikan.

Mendasarkan permenungannya pada Bacaan-bacaan hari itu, Paus Fransiskus berbicara tentang nasib dua kota Babel dan Yerusalem. Paus Fransiskus menunjukkan bahwa baik Bacaan Pertama (Why 18:1-2,21-23) maupun Injil (Luk 21:20-28), menarik perhatian kita kepada akhir dunia ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 November 2014 : SEGALANYA BAGI TUHAN DAN SESAMA


Bacaan Ekaristi : Why 14:1-3,4b-5; Luk 21:1-4

Ketika Gereja rendah hati dan miskin, maka "ia setia" kepada Kristus, memberikan semua yang ia miliki bagi Tuhan dan sesama, tidak meninggalkan apa pun bagi dirinya sendiri. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 24 November 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendasarkan permenungannya pada Injil hari itu (Luk 21:1-4) yang menceritakan adegan janda miskin yang memberikan semua yang ia miliki - dua peser - ke peti persembahan Bait Allah, sementara orang kaya memberikan persembahan dari kelimpahan kekayaan mereka di bawah tatapan Yesus. Paus Fransiskus mengatakan Injil menangkap dua kecenderungan yang selalu hadir dalam sejarah Gereja. Gereja tergoda oleh kesombongan dan "Gereja yang miskin", yang beliau berkata - "harusnya tidak memiliki kekayaan selain Mempelainya", seperti janda yang rendah hati:

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI 6 SANTO/SANTA BARU 23 November 2014


Bacaan Ekaristi : Yeh 34:11-12,15-17; 1Kor 15:20-26,28; Mat 25:31-46
  
Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa Kanonisasi Beato Giovanni Antonio Farina; Beato Kuriakose Elias Chavara dari Keluarga Kudus; Beato Ludovico da Casoria; Beata Nicola da Longobardi; Beata Eufrasia Eluvathingal dari Hati Kudus dan Beato Amato Ronconi yang dirayakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada hari Minggu 23 November 2014 yang bertepatan dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
********

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 November 2014 : MENJAGA KEBERSIHAN BAIT ALLAH


Bacaan Ekaristi : Why 10:8-11; Luk 19:45-48

Umat akan mengampuni seorang imam atau pelayan pastoral yang lemah, tetapi mereka tidak akan mengampuni imam yang serakah atau imam yang salah memperlakukan umat, kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 21 November 2014 seraya beliau menandai Pesta Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah dengan doa agar ia membantu kita untuk menjaga kebersihan Bait Allah. Mendasarkan homilinya pada Injil hari itu (Luk 19:45-48) yang di dalamnya Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah karena mereka telah mengubah rumah doa menjadi sarang penyamun, Paus Fransiskus mengatakan dengan melakukannya Yesus sedang memurnikan Bait Allah karena telah dinajiskan dan dengan itu umat Allah. Bait Allah telah dicemari dengan parahnya dosa-dosa : skandal.