Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM PASKAH 26 Maret 2016 : BIARKANLAH DIRIMU DIGERAKKAN OLEH HARAPAN

Bacaan Ekaristi : Kej. 1:1-2:2; Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c atau Mzm. 33:4-5,6-7,12-13,20,22; Kej. 22:1-18 (Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18); Mzm. 16:5,8,9-10,11; Kel. 14:15-15:1; MT Kel. 15:1-2,3-4,5-6,17-18; Yes. 54:5-14; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Bar. 3:9-15,32-4:4; Mzm. 19:8,9,10,11; Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. 42:3,5bcd; Mzm. 43:3.4; kalau ada baptisan: MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6 atau Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Rm. 6:3-11; Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23; Luk. 24:1-12.

"Petrus cepat-cepat pergi ke kubur" (Luk 24:12). Pikiran apa yang terlintas dalam benak Petrus dan yang mendebarkan hatinya ketika ia cepat-cepat pergi ke kubur? Injil mengatakan kepada kita bahwa kesebelas murid, termasuk Petrus, tidak percaya pada kesaksian para perempuan, pemberitaan Paskah mereka. Justru sebaliknya, "kata-kata ini tampak bagi mereka sebuah omong kosong" (ayat 11). Jadi ada keraguan dalam hati Petrus, bersama dengan banyak kekhawatiran lainnya : kesedihan akan kematian Sang Guru tercinta dan kekecewaan karena telah menyangkal Dia tiga kali selama sengsara-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH 24 Maret 2016 : MESKIPUN BERBEDA-BEDA, SEMUA ORANG ADALAH ANAK-ANAK ALLAH


Bacaan Ekaristi : Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; Yoh 13:1-15

Kamis malam, 24 Maret 2016, Paus Fransiskus merayakan Misa Kamis Putih mengenang Perjamuan Tuhan bersama sekitar 900 pengungsi (hampir sebagian besar berasal dari Afrika sub-Sahara) dan lebih dari 100 orang relawan. Kebanyakan dari para pengungsi tersebut beragama Islam, dan beberapa orang beragama Kristen, kebanyakan Kristen Koptik dan Protestan. Misa dirayakan di Pusat Para Pencari Suaka (Centro di Accoglienza per Richiedenti Asilo, atau CARA) di Castelnuovo di Porto, yang terletak 25 kilometer (15 mil) sebelah utara Roma. Selama Misa, Paus Fransiskus membasuh kaki 11 orang pengungsi dan satu orang relawan. Para pengungsi tersebut adalah empat pemuda Katolik dari Nigeria, tiga perempuan Koptik dari Eritrea, tiga orang Muslim, dan satu orang pemuda Hindu dari India.

Dalam homilinya, yang disampaikan tanpa teks, Paus Fransiskus berbicara tentang "gerak isyarat" yang dikenang dalam Misa : gerak isyarat pelayanan Yesus dan gerak isyarat pengkhianatan Yudas. Berikut adalah homili yang disampaikan oleh Bapa Suci dalam Misa tersebut.

********

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KRISMA 24 Maret 2016

Bacaan Ekaristi : Yes 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm 89:21-22,25,27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21

Setelah mendengar Yesus membaca dari kitab Nabi Yesaya dan berkata : "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Luk 4:21), jemaat di sinagoga Nazaret juga mungkin bertepuk tangan. Mereka mungkin kemudian menangis karena bersukacita, seperti yang dilakukan orang-orang ketika Nehemia dan Imam Ezra membaca dari kitab Taurat yang ditemukan saat mereka sedang membangun kembali tembok. Tetapi Injil mengatakan kepada kita bahwa orang sekampung Yesus melakukan sebaliknya; mereka menutup hati mereka terhadap-Nya dan menyuruh-Nya pergi. Pada awalnya, "semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya" (4:22). Tetapi kemudian sebuah pertanyaan busuk mulai berentetan : "Bukankah Ia ini anak Yusuf, si tukang kayu?" (4:22). Dan kemudian, "sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu" (4:28). Mereka ingin melemparkan Dia dari tebing itu. Ini adalah pemenuhan nubuat Simeon yang telah lanjut usia kepada Perawan Maria bahwa ia akan menjadi "tanda perbantahan" (2:34). Dengan kata-kata dan tindakan-tindakan-Nya, Yesus menelanjangi rahasia hati setiap pria dan wanita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU PALMA 20 Maret 2016

Bacaan Ekaristi : Luk 19:28-40. Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Luk. 22:14- 23:56

"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" (bdk. Luk 19:38), kerumunan orang Yerusalem berseru dengan penuh sukacita ketika mereka menyambut Yesus. Kita telah menjadikan antusiasme itu milik kita : dengan melambaikan ranting zaitun dan palma kita, kita telah mengungkapkan pujian kita dan sukacita kita, keinginan kita untuk menerima Yesus yang datang kepada kita. Sama seperti ketika Ia memasuki Yerusalem, Ia demikian ingin memasuki kota kita dan kehidupan kita. Seperti yang Ia lakukan dalam Injil, mengendarai seekor keledai, demikian juga Ia datang kepada kita dalam kerendahan hati; Ia datang "dalam nama Tuhan". Melalui kekuatan cinta ilahi-Nya Ia mengampuni dosa-dosa kita dan mendamaikan kita dengan Bapa dan dengan diri kita sendiri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA TAHBISAN USKUP 19 Maret 2016


Tugas pertama seorang uskup adalah berdoa, Paus Fransiskus menegaskan pada hari Sabtu 21 Maret 2016, pada Hari Raya Santo Yosef, di Basilika Santo Petrus, Vatikan, menambahkan bahwa hal itu membuat seseorang menangis melihat bahwa ada para uskup yang "terlalu sibuk" untuk bertemu dengan para imam mereka.

Paus Fransiskus mengatakan hal ini saat perayaan pentahbisan uskup Mgr. Miguel Ángel Ayuso Guixit, MCCJ, Spanyol, saat ini sekretaris Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, dan Mgr. Peter Bryan Wells, Duta Besar Vatikan untuk Afrika Selatan, Botswana, Lesotho dan Namibia.

"Memang, Kristuslah yang dalam pelayanan uskup terus memberitakan Injil keselamatan dan menguduskan orang-orang percaya melalui sakramen-sakramen iman. ... Kristuslah yang memberitakan Kristus yang menjadikan Gereja, menjadikan Gereja berbuah, Kristus yang menuntun : inilah uskup", Paus Fransiskus menekankan. "Jabatan uskup adalah sebuah pelayanan, bukan suatu kehormatan. Oleh karena itu, uskup pertama-tama harus hidup bagi umat, dan bukan hanya memimpin mereka; karena, berdasarkan mandat Tuhan, yang terbesar harus menjadikan dirinya terkecil, dan barangsiapa yang memimpin harus melayani dengan rendah hati. Jadilah para hamba semua orang, dari yang terbesar hingga yang terkecil di antara kita. Dari semuanya, tetapi selalu para hamba, dalam pelayanan".

"Beritakanlah Sabda dalam setiap kesempatan, yang menguntungkan atau sebaliknya. ... Jangan lupa bahwa tugas pertama uskup adalah berdoa. Ini dikatakan Petrus pada hari pemilihan tujuh diakon. Tugas kedua adalah pemberitaan Dunia. Tugas lainnya mengikuti. Tetapi tugas pertama adalah berdoa. Jika seorang uskup tidak berdoa, ia tidak bisa melakukan apa pun. Bagi Gereja yang dipercayakan kepada kalian jadilah wali dan penyalur yang setia misteri-misteri Kristus, dan ditempatkan oleh Bapa di kepala keluarga-Nya, selalu mengikuti teladan Sang Gembala yang Baik, yang mengenal domba-domba-Nya : di balik setiap kertas yang kalian terima ada seseorang. Di balik setiap surat yang kalian terima, ada seseorang. Semoga setiap orang dikenal oleh kalian, dan semoga kalian mampu mengenal mereka".

"Kasihilah seperti seorang ayah dan seorang saudara mereka yang ditempatkan Allah dalam pemeliharaan kalian, terutama para imam dan para diakon", lanjut Paus Fransiskus. "Orang menangis mendengar bahwa seorang imam telah meminta untuk berbicara dengan uskup dan sang sekretaris mengatakan kepadanya, 'Beliau memiliki banyak janji, untuk tiga bulan berikutnya beliau tidak bisa menerima kamu'". Yang paling dekat dengan uskup adalah para imamnya. Jika kalian tidak mengasihi orang-orang terdekat dengan kalian, kalian tidak akan dapat mengasihi semua orang. Dekatlah dengan para imam, para diakon, para sejawat kalian dalam pelayanan; dekatlah dengan orang-orang miskin, orang-orang yang tak berdaya, dan orang-orang yang membutuhkan sambutan dan bantuan. Lihatlah umat dengan mata! Bukan dengan tidak langsung, tetapi dengan mata, melihat ke dalam hati. Dan semoga umat kalian, entah ia mungkin seorang imam, seorang diakon atau awam, melihat ke dalam hati kalian. Tetapi selalu melihat orang-orang dengan mata".

"Awasilah dengan kasih seluruh umat di mana Roh Kudus telah menempatkan kalian untuk menopang Gereja Allah. Dan lakukanlah hal ini dalam nama Bapa, yang gambar-Nya kalian hadirkan; Putra-Nya, yang daripada-Nya kalian diberi hak menjadi guru, imam dan gembala, dan dalam nama Roh Kudus, yang memberi kehidupan kepada Gereja dan yang kuasa-Nya mendukung kita dalam kelemahan kita. Semoga Tuhan menyertai kalian, dan menjadi dekat dengan kalian di jalan yang kalian jalankan hari ini".

Monsignor Wells adalah klerus dari Keuskupan Tulsa, Oklahoma. Ia lahir pada tanggal 12 Mei di Tulsa, ditahbiskan menjadi imam pada 12 Juli 1991, dan diangkat menjadi Uskup Agung tituler Marcianopolis pada 9 Februari 2016.

Monsignor Ayuso adalah seorang imam dari Institut Misionaris Comboni dari Hati Yesus. Ia lahir pada 17 Juni 1952 di Sevilla, Spanyol, ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 20 September 1980 dan diangkat menjadi Uskup tituler Luperciania pada 29 Januari 2016.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Maret 2016 : BENANG PENGHARAPAN

Bacaan Ekaristi : Kej 17:3-9; Mzm 105:4-5,6-7,8-9; Yoh 8:51-59

Spes kontra Spem, "percaya terhadap segala pengharapan". Ini adalah kartu identitas Kristen yang dikemukakan oleh Santo Paulus yang, mengikuti jejak langkah Abraham, yakin bahwa "benang pengharapan", bahkan dalam masa-masa paling sulit, "menjalankan perjalanan sejarah keselamatan dan, bahkan, merupakan sumber sukacita". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 17 Maret 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, Lebih lanjut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa jangan pernah kehilangan pengharapan, memastikan bahwa pengharapan tidak pernah mengecewakan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Maret 2016 : ULAR YANG MEMBUNUH DAN ULAR YANG MENYELAMATKAN

Bacaan Ekaristi : Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3,16-18,19-21; Yoh 8:21-30

Jika kita ingin memahami "sejarah penebusan kita" kita harus memandang Salib. Homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa pagi 15 Maret 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, berkisar misteri penderitaan dan kematian Yesus, yang menjadi berdosa bagi keselamatan manusia.

Permenungan Paus Fransiskus berfokus pada pesan dikandung dalam sosok ular. Ular, Paus Fransiskus mengatakan, "adalah hewan pertama yang disebutkan dalam Kitab Kejadian", dan digambarkan sebagai "yang paling cerdik". Ular kembali dalam perikop Bacaan Pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan (21:4-9), ketika di padang gurun orang-orang Israel berbicara melawan Allah dan Musa. "Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati". Kemudian orang-orang bertobat dan meminta pengampunan, serta Allah memerintahkan Musa : "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup". Paus Fransiskus menjelaskannya sebagai "misterius : Tuhan tidak membunuh ular, Ia membiarkan mereka di sana. Tetapi jika salah satu dari mereka memagut seseorang", orang tersebut memandang ular tembaga itu dan akan sembuh". Dengan demikian, ular tersebut ditinggikan untuk mendapatkan keselamatan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Maret 2016 : AKU TIDAK MENGERTI TETAPI AKU PERCAYA KEPADA-MU

Bacaan Ekaristi : Dan 13:1-9,15-17,19-30,33-62; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh 8:1-11

Seorang pria tunawisma yang kedapatan meninggal di Roma, empat biarawati kongregasi Bunda Teresa yang terbunuh di Yaman, meningkatnya insiden penyakit di "Terra dei Fuochi" - sebuah daerah di Italia selatan yang terganggu oleh limbah beracun - dan para pengungsi yang dibiarkan kedinginan. Tragedi-tragedi baru-baru ini tersebut bergema dalam doa-doa Paus Fransiskus selama Misa harian Senin pagi, 14 Maret 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. "Tuhan, saya tidak mengerti, saya tidak tahu mengapa hal ini terjadi, tapi saya percaya pada-Mu", beliau berkata. Ini adalah doa yang indah, mungkin satu-satunya doa, beliau menjelaskan, dan juga doa para orang tua dari anak-anak yang cacat yang terkena penyakit langka. Menghadapi banyak "lembah yang gelap" pada masa kita, satu-satunya tanggapan yang mungkin adalah percaya pada Allah yang, Alkitab mengingatkan kita, "tidak pernah meninggalkan umat-Nya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 3 Maret 2016 : MENGAKUI KEDOSAAN UNTUK MENERIMA KERAHIMAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Luk 11:14-23

Hanya jika hati kita terbuka dan kita mengakui diri kita sebagai orang-orang berdosa kita bisa menerima kerahiman Allah. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 3 Maret 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Mengulas Bacaan Pertama dari Kitab Yeremia (7:23-28), Paus Fransiskus menekankan dalam homilinya bahwa "Allah selalu setia, karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya" sementara umat tidak mendengarkan sabda-Nya. Oleh karena itu Yeremia mengatakan "banyak hal yang telah dilakukan Allah untuk menarik hati umat", tetapi, Paus Fransiskus menambahkan, umat tetap tidak setia. Jika hati mengeras dan tertutup, kerahiman Allah tidak masuk.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Maret 2016 : AMPUNILAH SEAKAN-AKAN KALIAN TELAH LUPA

Bacaan Ekaristi : Dan 3:25,34-43; Mzm 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat 18:21-35

Kerahiman adalah fokus permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 1 Maret 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Konsep ini bergaung di seluruh liturgi. Dalam Mazmur Tanggapan kita mengulangi kalimat : "Ingat kerahiman-Mu, ya Tuhan". Hal ini, Paus Fransiskus menjelaskan, bagaikan "mengatakan : Ingatlah nama-Mu, ya Tuhan! Nama-Mu adalah kerahiman". Dalam bacaan pertama juga, yang diambil dari Kitab Nabi Daniel (3:25,34-43), permintaan akan kerahiman berada di pusat cerita. Bahwasanya, ia bercerita tentang "doa Azarya, salah satu orang muda yang dikirim ke tungku karena mereka tidak sudi menyembah patung emas". Azarya "memohonkan kerahiman, bagi dirinya sendiri dan bagi rakyat; ia memohonkan pengampunan kepada Allah". Ia tidak mencari "pengampunan yang dangkal", bukan penghapusan noda yang sederhana "seperti yang mereka lakukan ketika kita membawa pakaian ke binatu". Permintaan tersebut, Paus Fransiskus menekankan, adalah untuk "pengampunan yang tulus" yang, ketika ia berasal dari Allah, "selalu merupakan kerahiman".