Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 29 Juni 2019 : SANTO PETRUS DAN PAULUS ADALAH SAKSI-SAKSI KEHIDUPAN, PENGAMPUNAN DAN BAGI YESUS


Bacaan Ekaristi : Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19.

Rasul Petrus dan Paulus berdiri di depan kita sebagai para saksi. Mereka tidak pernah lelah berkhotbah dan melakukan perjalanan sebagai misionaris dari negeri Yesus menuju Roma itu sendiri. Di sini mereka memberikan kesaksian pamungkas mereka, mempersembahkan nyawa mereka sebagai martir. Jika kita masuk ke inti kesaksian itu, kita dapat melihat mereka sebagai para saksi kehidupan, para saksi pengampunan dan para saksi bagi Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS DI WILAYAH CASAL BERTONE, ROMA (ITALIA), 23 Juni 2019 : MENGUCAP DAN MEMBERI


Bacaan Ekaristi : Kej. 14:18-20; Mzm. 110:1,2,3,4; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17.

Hari ini, sabda Allah membantu kita untuk semakin dalam menghargai dua kata kerja yang sederhana namun penting untuk kehidupan sehari-hari : mengucap dan memberi.

Mengucap. Dalam Bacaan Pertama, Melkisedek mengucapkan : "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi ... dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi" (Kej 14:19-20). Bagi Melkisedek, mengucap adalah memberkati. Ia memberkati Abraham, di dalam dirinya semua kaum keluarga di muka bumi akan mendapat berkat (bdk. Kej 12:3; Gal 3:8). Segalanya dimulai dengan berkat : ucapan kebaikan menciptakan sebuah sejarah kebaikan. Hal yang sama terjadi dalam Injil : sebelum penggandaan roti, Yesus memberkati roti-roti tersebut : "Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya" (Luk 9:16). Berkat mengubah lima roti menjadi makanan yang cukup untuk sejumlah besar orang banyak : berkat mengeluarkan sebuah riam kebaikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA TAHBISAN EPISKOPAL MGR. ALBERTO RICCARDO LORENZELLI DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 22 JunI 2019


Bacaan Ekaristi : Yes 6:1-3a; Flp 4:4-9; Yoh 10:11-16


Saudara-saudara dan anak-anak yang terkasih,

Marilah kita merenungkan dengan seksama tentang apa tanggung jawab gerejawi tertinggi yang dipromosikan kepada saudara kita. Tuhan kita Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa untuk menebus manusia mengutus dua belas rasul ke dunia, sehingga penuh dengan kuasa Roh Kudus mereka akan memberitakan Injil kepada semua orang dan mengumpulkan mereka bersama di bawah satu gembala, menguduskan mereka dan membawa mereka kepada keselamatan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI CAMERINO, ITALIA, 16 Juni 2019 : MENGINGAT, HARAPAN DAN KEDEKATAN


Bacaan Ekaristi : Ams. 8:22-31; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Rm. 5:1-5; Yoh. 16:12-15.

“Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?”, kita mendoakan Mazmur (8:5) tersebut. Kata-kata ini muncul di benak saya ketika sedang memikirkan kalian. Di hadapan apa yang kalian lihat dan derita, di hadapan berbagai rumah dan bangunan yang runtuh menjadi puing-puing, pertanyaan ini muncul : “Apakah manusia? Apakah dia, jika apa yang ia bangun bisa runtuh dalam sekejap? Apakah ia, jika harapannya bisa berakhir menjadi debu? Apakah manusia? Jawabannya tampaknya berasal dari kelanjutan ungkapan tersebut : Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Tentang kita, sama seperti kita, dengan kerapuhan-kerapuhan kita, Allah mengingat <kita>. Dalam ketidakpastian yang kita rasakan secara lahiriah dan batiniah, Tuhan memberi kita kepastian : Ia mengingat kita. Ia berbalik dengan hati-Nya kepada kita, karena Ia peduli tentang kita. Dan sementara di sini terlalu banyak hal yang dilupakan dengan tergesa-gesa, Allah tidak membiarkan kita terlupakan. Tidak ada seorang pun yang hina di mata-Nya; masing-masing orang memiliki nilai tak terbatas bagi-Nya : kita kecil di bawah langit dan tidak berdaya ketika gempa bumi, tetapi bagi Allah, kita lebih berharga daripada apa pun.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA ARWAH USKUP AGUNG LÉON KALENGA BADIKEBELE, NUNCIO UNTUK ARGENTINA, DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN), 15 Juni 2019


Ekaristi ini diakhiri dengan doa pamitan, yaitu kata perpisahan : “mengucapkan kata perpisahan” kepada saudara. Kata perpisahan tersebut seperti mengatakan : kami memperkenankan kamu pergi kepada Allah, pergi ke tangan Allah. Kitab Suci memberitahu kita dalam Kitab Kebijaksanaan bahwa jiwa orang benar ada di tangan Allah (bdk. 3:1). Tangan Allah, yang merupakan tangan yang paling indah, terluka dengan kasih, tangan yang terluka dengan kasih. Dan kita mempercayakan saudara kita ke tangan Allah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA Selasa 11 Juni 2019 : BERIKANLAH DENGAN CUMA-CUMA APA YANG TELAH KAMU PEROLEH DENGAN CUMA-CUMA


Bacaan Ekaristi : Kis. 11:21b-26;13:1-3; Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6; Mat. 10:7-13.

"Berikanlah dengan cuma-cuma apa yang telah kamu peroleh dengan cuma-cuma", kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 11 Juni 2019, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut untuk membahas hubungan umat Kristiani dengan Allah. Kita dipanggil untuk melayani dan mengasihi saudara dan saudari kita dengan cara yang sama seperti yang telah diperbuat Allah dengan kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA DI LAPANGAN SANTO PETRUS (VATIKAN) 9 Juni 2019 : ROH KUDUS MEREMAJAKAN PARA RASUL


Bacaan Ekaristi : Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac, 29bc-30,31,34; Rm. 8:8-17; Yoh. 14:15-16,23b-26.

Pentakosta tiba, bagi para murid, setelah lima puluh hari ketidakpastian. Benar, Yesus telah bangkit. Dengan sangat gembira, mereka telah melihat-Nya, mendengarkan kata-kata-Nya dan bahkan makan bersama dengan-Nya. Namun mereka tidak mengatasi keraguan dan ketakutan mereka: mereka bertemu di balik pintu yang tertutup (bdk. Yoh 20:19.26), tidak yakin akan masa depan dan tidak siap untuk mewartakan Tuhan yang bangkit. Kemudian Roh Kudus datang dan kekhawatiran mereka lenyap. Sekarang para rasul menunjukkan diri mereka tanpa rasa takut, bahkan di hadapan orang-orang dikirim untuk menangkap mereka. Sebelumnya, mereka khawatir akan keselamatan hidup mereka; sekarang mereka tidak takut mati. Sebelumnya, mereka telah berkumpul di Ruang Atas; sekarang mereka pergi untuk membawa kabar ke setiap bangsa. Sebelum kenaikan Yesus, mereka menantikan kerajaan Allah datang kepada mereka (bdk. Kis 1:6); sekarang mereka dipenuhi semangat untuk melakukan perjalanan ke negeri-negeri tak dikenal. Sebelumnya, mereka hampir tidak pernah berbicara di depan umum, dan ketika mereka melakukannya, mereka sering melakukan kekeliruan, seperti ketika Petrus menyangkal Yesus; sekarang mereka berbicara dengan terus terang kepada semua orang. Perjalanan para murid tampaknya telah mencapai garis akhir ketika tiba-tiba mereka diremajakan oleh Roh Kudus. Diliputi dengan ketidakpastian, ketika mereka berpikir segalanya sudah berakhir, mereka diubahrupa oleh sukacita yang memberi mereka kelahiran baru. Roh Kudus melakukan hal ini. Roh Kudus jauh dari kenyataan yang abstrak : Ia adalah Pribadi yang paling berwujud dan dekat, Pribadi yang mengubah hidup kita. Bagaimana Ia melakukan hal ini? Marilah kita memperhatikan para Rasul. Roh Kudus tidak menjadikan segalanya lebih mudah bagi mereka, Ia tidak melakukan berbagai mukjizat yang spektakuler, Ia tidak mengenyahkan berbagai kesulitan dan seteru mereka. Roh Kudus membawa kerukunan ke dalam kehidupan para murid yang tidak rukun, kerukunan-Nya, karena Ia adalah kerukunan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA VIGILI PENTAKOSTA DI LAPANGAN SANTO PETRUS (VATIKAN) 8 Juni 2019


Bacaan Ekaristi : Kej 11:1-9; Yl 3:1-5; Rm 8:22-27; Yoh 7:37-39


Malam ini juga, malam hari terakhir Masa Paskah, Hari Raya Pentakosta, Yesus ada di antara kita dan memberitakan dengan lantang : "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (Yoh 7:37-38).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI GUA MARIA SUMULEU-CIUC (RUMANIA) 1 Juni 2019 : BUNDA MARIA MENGAJARKAN KITA UNTUK MENENUN MASA DEPAN

Dengan bersukacita dan bersyukur kepada Allah, saya bergabung dengan kalian hari ini, saudara dan saudari terkasih, di Gua Maria yang dicintai ini, yang begitu kaya akan sejarah dan iman. Kita datang ke sini sebagai anak-anak untuk bertemu dengan Bunda kita dan mengakui bahwa kita semua adalah saudara dan saudari. Berbagai gua Maria adalah laksana "sakramen-sakramen" dari sebuah Gereja yang merupakan sebuah rumah sakit darurat : berbagai gua Maria tetap menghidupkan ingatan umat Allah yang, di tengah-tengah kesusahan besar, terus mencari sumber air hidup yang memperbarui pengharapan kita. Berbagai gua Maria adalah tempat pesta dan perayaan, air mata dan permohonan. Kita tiba di kaki Bunda kita, dengan sedikit kata-kata, guna memperkenankan dia menatap kita, dan dengan tatapan itu membawa kita kepada Yesus, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KATEDRAL SANTO YOSEF, BUCHAREST (RUMANIA) 31 Mei 2019 : MARIA ADALAH SOKOGURU PERJUMPAAN DAN SUKACITA

Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
Bacaan Ekaristi : Zef. 3:14-18a; Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:46-53.

Bacaan Injil (Luk 1:46-53) yang baru saja kita dengar menarik kita ke dalam perjumpaan antara dua perempuan yang berpelukan, dipenuhi dengan sukacita dan pujian. Sang anak melompat kegirangan dalam rahim Elisabet dan ia menyatakan sanaknya berbahagia karena imannya. Maria melambungkan kidung puji-pujian tentang perbuatan-perbuatan besar yang telah diperbuat Tuhan terhadap hamba-Nya yang rendah hati; kidung puji-pujiannya adalah kidung pengharapan yang besar bagi mereka yang tidak dapat lagi bernyanyi karena mereka kehilangan suara mereka. Kidung pengharapan itu juga dimaksudkan untuk membangunkan kita hari ini, dan membuat kita menggabungkan suara kita kepadanya. Dari hal ini ada tiga unsur yang berharga yang dapat kita renungkan di dalam diri para murid yang pertama : Maria melakukan perjalanan, Maria mengalami perjumpaan, Maria bergembira.