Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 31 Mei 2020 : ROH KUDUS ADALAH KARUNIA PEMBERIAN DIRI


Bacaan Ekaristi : Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab, 24ac,29bc-30,31,34; 1Kor. 12:3b-7,12-13; Yoh. 20:19-23.

“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh” (1 Kor 12:4), sebagaimana ditulis Rasul Paulus kepada jemaat Korintus. Ia melanjutkan : “Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang” (ayat 5-6). Keanekaragaman dan kesatuan : Santo Paulus mempersatukan dua kata yang tampaknya saling bertentangan. Ia ingin memberitahu kita bahwa Roh Kuduslah yang mempersatukan banyak orang; dan Gereja dilahirkan dengan cara ini : kita semua berbeda, namun dipersatukan oleh Roh Kudus yang sama.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 100 TAHUN KELAHIRAN SANTO YOHANES PAULUS II 18 Mei 2020 : JEJAK SANTO YOHANES PAULUS II SEBAGAI SEORANG GEMBALA YANG BAIK


Bacaan Ekaristi : Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a.

"Tuhan berkenan kepada umat-Nya" (Mzm 149:4) kita menyanyikan, refren lagu antarbacaan dan juga kebenaran yang diulang-ulang oleh orang Israel, ia suka mengulangi : "Tuhan berkenan kepada umat-Nya" dan dalam masa-masa buruk, senantiasa "Tuhan berkenan". Kita harus berharap bagaimana perkenanan ini dapat terwujud. Ketika Tuhan mengutus seorang nabi, seorang manusia Allah demi perkenanan ini, reaksi orang-orang adalah : "Allah telah melawat umat-Nya" (Luk 7:16, bdk. Luk 1:68; Kel 4:31), karena ia berkenan kepadanya, "Ia melawat" . Dan ayat yang sama mengatakan orang banyak yang mengikuti Yesus melihat hal-hal yang dilakukan Yesus : "Allah telah melawat umat-Nya". Dan hari ini kita dapat mengatakan di sini : seratus tahun yang lalu Tuhan melawat umat-Nya, mengutus seorang manusia, mempersiapkannya untuk menjadi uskup dan memimpin Gereja. Mengenang Santo Yohanes Paulus II, kita kembali membicarakan hal ini : "Tuhan berkenan kepada umat-Nya", Tuhan melawat umat-Nya, mengutus seorang gembala. Dan apa, katakanlah, "jejak" seorang gembala yang baik yang dapat kita temukan dalam diri Santo Yohanes Paulus II? Sangat banyak! Tetapi katakan saja tiga. Ketika mereka mengatakan bahwa para Yesuit selalu mengatakan sesuatu ... tiga, katakanlah tiga : doa, kedekatan dengan umat, dan cinta akan keadilan. Santo Yohanes Paulus II adalah manusia Allah karena ia berdoa dan banyak berdoa. Tetapi bagaimana bisa seorang manusia yang memiliki begitu banyak yang harus dikerjakan, begitu banyak pekerjaan untuk membimbing Gereja ... memiliki begitu banyak waktu doa? Ia tahu betul bahwa tugas pertama seorang uskup adalah berdoa dan hal ini tidak dikatakan oleh Konsili Vatikan II, Santo Petrus mengatakannya, ketika bersama kelompok dua belas Rasul mengangkat para diakon, mereka berkata : "Dan supaya kami para uskup, berdoa dan mewartakan Sabda"(bdk. Kis 6:4). Tugas pertama seorang uskup adalah berdoa. Dan ia mengetahuinya, ia melakukannya. Model uskup yang berdoa, tugas pertama. Dan ia mengajarkan kita bahwa ketika seorang uskup melakukan pemeriksaan batin pada malam hari ia harus bertanya pada dirinya sendiri: berapa jam aku telah berdoa hari ini? Manusia yang sedang berdoa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Mei 2020 : ROH KUDUS MENGINGATKAN BAHWA KITA BUKAN YATIM PIATU KARENA KITA MEMILIKI SEORANG BAPA


Bacaan Ekaristi : Kis. 8:5-8,14-17; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20; 1Ptr. 3:15-18; Yoh. 14:15-21.



Dalam perpisahan dari para murid (bdk. Yoh 14:15-21), Yesus memberi mereka kedamaian, memberikan kedamaian, dengan sebuah janji : "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu" (ayat 18). Janji tersebut melindungi mereka dari kesusahan itu, dari perasaan yatim piatu yang menyusahkan itu. Hari ini di dunia ada perasaan yatim piatu yang luar biasa : banyak orang yang memiliki banyak hal, tetapi Bapa beranjak lenyap. Dan dalam sejarah umat manusia hal ini diulangi : ketika Bapa beranjak lenyap, ada sesuatu yang beranjak lenyap dan selalu ada keinginan untuk bertemu, menemukan Bapa, bahkan dalam mitologi kuno. Kita memikirkan mitologi Oedipus, mitologi Telemakus, banyak mitologi lainnya : selalu mencari Bapa yang beranjak lenyap. Hari ini kita dapat mengatakan bahwa kita hidup dalam sebuah masyarakat di mana Bapa beranjak lenyap, perasaan yatim piatu yang memengaruhi kepemilikan dan persaudaraan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Mei 2020 : PENJELASAN TENTANG ROH DUNIAWI


Bacaan Ekaristi : Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21.

Yesus beberapa kali, dan khususnya dalam perpisahan-Nya dengan para rasul, berbicara tentang dunia (bdk. Yoh 15:18-21). Dan di sini Ia berkata : "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu" (ayat 18). Jelas dikatakan tentang kebencian yang dimiliki dunia terhadap Yesus dan akan terhadap kita. Dan dalam doa yang Ia buat di meja bersama para murid pada Perjamuan Malam, Ia meminta Bapa untuk tidak mengambil mereka dari dunia, tetapi melindungi mereka dari roh dunia (bdk. Yoh 17:15).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Mei 2020 : BAHAYA KEKAKUAN


Bacaan Ekaristi : Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17.


“Dalam Kitab Kisah Para Rasul kita melihat bahwa pada mulanya ada masa-masa damai di dalam Gereja”, tetapi “ada juga masa-masa penganiayaan” dan “masa-masa gangguan. Dan inilah keberatan dari Bacaan Pertama hari ini : masa gangguan". Kebetulan orang-orang Kristen yang berasal dari kekafiran “telah percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Baptisan dan bahagia : mereka telah menerima Roh Kudus. Mereka beralih dari kekafiran ke agama Kristen tanpa tahap peralihan”. Namun, ada orang-orang Kristiani yang “menganut paham Yahudi” yang “berpikir hal ini tidak boleh dilakukan. Jika seseorang adalah kafir, ia harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, orang Yahudi yang baik, dan kemudian menjadi Kristen. ”Dan orang-orang Kristen yang bertobat dari kekafiran tidak memahami hal ini. “Bagaimana bisa, kita adalah orang-orang Kristen kelas dua? Tidak bisakah seseorang beralih dari kekafiran ke kekristenan?”. Mereka bertanya-tanya apakah kebangkitan Kristus telah membawa Hukum kuno ke dalam penggenapan yang lebih besar. Mereka bermasalah dan ada banyak silang pendapat di antara mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Mei 2020 : BANYAK PANDEMI LAIN SELAIN PANDEMI VIRUS CORONA


Bacaan Ekaristi : Yun 3:1-10; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17.

Dalam Bacaan Pertama kita mendengar kisah Yunus, dengan corak masa itu. Karena, kita tidak tahu, ada "beberapa pandemi" di kota Niniwe, "pandemi moral, mungkin, [kota] akan segera dihancurkan (bdk. Yun 3:1-10). Dan Allah mengutus Yunus untuk berkhotbah : doa dan silih, doa dan puasa (bdk. ayat 7-8). Dalam menghadapi pandemi itu, Yunus menjadi takut dan melarikan diri (bdk. Yun 1:1-3). Kemudian Tuhan memanggilnya untuk kedua kalinya dan ia setuju untuk pergi dan memberitakan hal ini (bdk. Yun 3:1-2). Dan hari ini kita semua, saudara dan saudari dari semua tradisi keagamaan, berdoa. <Hari ini adalah> Hari Doa dan Puasa, Silih <Sedunia>, diadakan oleh Komite Tinggi Persaudaraan Umat Manusia. Kita masing-masing berdoa, komunitas-komunitas berdoa, para penganut agama berdoa, mereka berdoa kepada Allah: semua saudara, bersatu dalam persaudaraan, yang mendekatkan kita dalam saat dukacita dan tragedi ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Mei 2020 : "TINGGAL" YANG TIMBAL BALIK


Bacaan Ekaristi : Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8.

Tuhan kembali ke "tinggal di dalam Aku"-Nya, dan mengatakan kepada kita : "Kehidupan Kristiani harus tinggal di dalam Aku" - tinggal (bdk. Yoh 15:1-8). Dan di sini Ia menggunakan gambaran pokok anggur, karena ranting-rantingnya tinggal di dalam pokok anggur. Dan tinggal ini bukan tinggal yang pasif, jatuh tertidur di dalam Tuhan : ini akan mungkin, mungkin, "tidur yang penuh kebahagiaan", tetapi bukan ini. Tinggal ini adalah tinggal yang aktif; tinggal ini juga timbal balik, mengapa? Karena Ia berkata: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (ayat 4). Ia juga tinggal di dalam kita, bukan hanya kita di dalam Dia. Sebuah tinggal yang timbal balik. Di bagian lain, Ia berkata : Bapa-Ku dan Aku “akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23). Ini adalah misteri, tetapi misteri kehidupan, misteri yang paling indah adalah tinggal yang timbal balik. Juga dengan contoh ranting-ranting : memang benar, tanpa pokok anggur ranting-ranting tidak dapat berbuat apa-apa karena getah tidak mengalir; ranting-ranting membutuhkan getah untuk tumbuh dan berbuah. Namun, pohon, pokok anggur membutuhkan ranting-ranting, karena buah tidak melekat pada pohon, pada pokok anggur. Kebutuhan yang timbal balik; tinggal yang timbal balik untuk menghasilkan buah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Mei 2020 : KEDAMAIAN YANG DIBERIKAN YESUS


Bacaan Ekaristi : Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13ab,21; Yoh. 14:27-31a.


Sebelum berpisah, Tuhan memberi salam kepada murid-murid-Nya dan memberi <mereka> karunia kedamaian (bdk. Yoh 14:27-31), damai sejahtera Tuhan: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (ayat 27). Bukan tentang kedamaian universal, kedamaian tanpa perang, yang selalu kita inginkan, tetapi kedamaian hati, kedamaian jiwa, kedamaian yang kita miliki di dalam diri kita masing-masing. Dan Tuhan memberikannya, tetapi Ia menekankan: “tidak seperti yang diberikan dunia” (ayat 27). Bagaimana dunia memberikan kedamaian dan bagaimana Tuhan memberikan kedamaian? Apakah kedamaian mereka yang berbeda? Iya. Dunia memberimu "kedamaian batin", kita sedang berbicara tentang hal ini, kedamaian kehidupanmu, hidupmu dengan "hati dalam damai". Dunia memberimu kedamaian batin sebagai kepunyaanmu, sebagai sesuatu yang menjadi milikmu dan mengasingkanmu dari orang lain, dunia membuatmu tetap berada dalam dirimu sendiri; dunia merupakan perolehanmu : aku memiliki kedamaian. Dan, tanpa disadari, kamu menutup diri dalam kedamaian itu, sedikit kedamaian untukmu, untuk kita, untuk kita masing-masing; kedamaian semata, kedamaian yang membuatmu tenang, juga bahagia. Dan dalam ketenangan ini, dalam kebahagiaan ini kamu sedikit tertidur, kedamaian tersebut membiusmu dan membuatmu tetap bersama dirimu dalam ketenangan tertentu. Agak egois : kedamaian untukku; tertutup dalam diriku. Demikianlah dunia memberikannya (bdk. ayat 27). Suatu kedamaian yang mahal karena kamu harus terus-menerus mengubah "sarana kedamaian" : ketika sesuatu yang membangkitkan kegairahanmu, ketika sesuatu yang memberimu kedamaian berakhir, kamu harus menemukan yang lain ... Biayanya mahal karena sifatnya sementara dan gersang.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Mei 2020 : TUGAS ROH KUDUS ADALAH MENGAJARKAN DAN MENGINGATKAN


Bacaan Ekaristi : Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26.


Perikop Injil hari ini adalah pamitan Yesus pada Perjamuan <Terakhir> (bdk. Yoh 14:21-26). Tuhan mengakhiri dengan ayat-ayat ini : “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (ayat 25-26). Pamitan tersebut adalah janji akan Roh Kudus, Roh yang tinggal di dalam diri kita serta yang diutus oleh Bapa dan Putra. Roh Kuduslah "yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku", kata Yesus, untuk menyertai hidup kita. Dan kita menyebut-Nya Penghibur. Inilah tugas Roh Kudus. Dalam bahasa Yunani, Penghibur adalah orang yang mendukung kita. Dan Tuhan menjanjikan kepada kita dukungan ini yaitu Allah sebagaimana adanya, yaitu Roh Kudus. Apa yang dilakukan Roh Kudus dalam diri kita? Tuhan memberitahu kita : "Dia akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (ayat 26). Mengajarkan dan mengingatkan : inilah tugas Roh Kudus. Ia mengajarkan kita; Ia mengajarkan kita misteri iman; Ia mengajarkan kita untuk masuk ke dalam misteri tersebut, dan sedikit semakin memahami misteri itu. Ia mengajarkan kita ajaran Yesus dan Ia mengajarkan kita bagaimana mengembangkan iman kita tanpa kesalahan, karena ajaran itu bertumbuh, tetapi selalu dalam arah yang sama : ajaran itu bertumbuh dalam pemahaman. Dan Roh Kudus membantu kita bertumbuh dalam pemahaman iman, semakin memahaminya, memahami apa yang dikatakan iman. Iman bukanlah sesuatu yang statis; ajaran bukan sesuatu yang statis, iman bertumbuh. Iman bertumbuh seperti pohon bertumbuh, selalu sama tetapi semakin besar, dengan buah, tetapi selalu sama, ke arah yang sama. Dan Roh Kudus menghindari ajaran yang salah; menghindarinya tetap berkutat di sana, tanpa bertumbuh di dalam diri kita. Ia akan mengajarkan kita apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita, Ia akan mengembangkan di dalam diri kita pemahaman tentang apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita, Ia akan membuat ajaran Tuhan bertumbuh di dalam diri kita menuju kedewasaan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Mei 2020 : DOA MENGHIDUPI GEREJA


Bacaan Ekaristi : Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; 1Ptr. 2:4-9; Yoh. 14:1-12.

Dalam perikop Injil (bdk. Yoh. 14:1-14), pidato perpisahan Yesus ini, Yesus mengatakan bahwa Ia pergi kepada Bapa. Dan Ia mengatakan bahwa Ia akan berada bersama Bapa dan sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Ia pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Nya, Ia akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak" (ayat 12-14). Kita dapat mengatakan bahwa perikop Injil Yohanes ini adalah deklarasi pendakian kepada Bapa.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Mei 2020 : GEREJA BERGERAK MAJU DI ANTARA PENGHIBURAN ALLAH DAN PENGANIAYAAN DUNIA


Bacaan Ekaristi : Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14.

Kita mendaraskan dalam Mazmur : "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa" (Mzm. 98:1-2). Ini benar. Tuhan telah melakukan berbagai keajaiban. Tetapi betapa banyak upaya. Betapa sulitnya bagi jemaat Kristiani untuk melanjutkan berbagai keajaiban Tuhan ini. Dalam perikop Kisah Para Rasul (bdk. Kis 13:44-52) kita merasakan sukacita : seluruh kota Antiokhia berkumpul untuk mendengarkan sabda Tuhan, karena Paulus, para rasul berkhotbah dengan lantang, dan Roh Kudus membantu mereka.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2020 : TIGA BENTUK PENGHIBURAN YESUS : KEDEKATAN, KEBENARAN DAN HARAPAN


Bacaan Ekaristi : Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6.


Percakapan Yesus dengan para murid ini sekali lagi di meja, selama makan malam (bdk. Yoh 14:1-6). Yesus sedih dan mereka semua sedih : Yesus mengatakan bahwa salah seorang dari mereka akan mengkhianati-Nya (bdk. Yoh 13:21), dan semuanya merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Yesus mulai menghibur diri-Nya. Tuhan menghibur murid-murid-Nya dan di sini kita melihat cara Yesus menghibur. Kita memiliki begitu banyak cara untuk menghibur, dari yang paling tulen, dari yang lebih dekat hingga yang lebih formal, seperti telegram belasungkawa. “Sangat berdukacita atas ...". Cara tersebut tidak menghibur siapa pun, cara tersebut sebuah kepura-puraan; cara tersebut adalah sebuah penghiburan formalitas. Tetapi, bagaimana cara Tuhan menghibur? Mengetahui hal ini penting karena kita juga, ketika dalam hidup harus melewati saat-saat kesedihan, <harus> mempelajari apa yang merupakan penghiburan Tuhan yang sesungguhnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Mei 2020 : MENJADI KRISTIANI BERARTI MENJADI MILIK UMAT ALLAH


Bacaan Ekaristi : Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25-27; Yoh. 13:16-20.

Ketika Paulus diundang untuk berbicara di rumah ibadat Antiokhia, untuk menjelaskan ajaran baru ini, yaitu, untuk menjelaskan Yesus, untuk memberitakan Yesus, Paulus mengawalinya dengan berbicara tentang sejarah keselamatan (bdk. Kis 13:13-21). Paulus berdiri dan mulai : "Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir" (Kis. 13:17) … dan [ia menceritakan] seluruh keselamatan, sejarah keselamatan. Stefanus melakukan hal yang sama sebelum kemartirannya (bdk. Kis 7:1-54) dan Paulus juga melakukannya di lain waktu. Penulis Surat kepada Orang-orang Ibrani melakukan hal yang sama ketika ia menceritakan kisah Abraham dan "seluruh nenek moyang" (bdk. Ibr 11:1-39). Kita melantunkan hal yang sama hari ini : “Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun” (Mzm 89:2). Kita melantunkan kisah Daud : “Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku” (ayat 21). Matius (bdk. 1:1-14) dan Lukas (bdk. 3:23-38) melakukan hal yang sama : ketika mereka mulai berbicara tentang Yesus, mereka mengambil silsilah Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Mei 2020 : JANGAN TAKUT AKAN TERANG YESUS


Bacaan Ekaristi : Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Yoh. 12:44-50.

Perikop Injil Yohanes ini (bdk. 12:44-50) membuat kita melihat keintiman yang ada antara Yesus dan Bapa. Yesus melakukan apa yang diperintahkan Bapa. Oleh karena itu, Ia berkata : "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku" (ayat 44). Kemudian Ia memerinci perutusan-Nya : "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan" (ayat 46). Ia menghadirkan diri-Nya sebagai terang. Perutusan Yesus adalah untuk menerangi - terang. Ia sendiri mengatakan : “Akulah terang dunia” (Yoh 8:12). Nabi Yesaya telah menubuatkan terang ini : "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar" (ayat 9:1). Janji terang, yang akan menerangi bangsa. Dan membawa terang juga merupakan perutusan para Rasul. Paulus mengatakannya kepada Raja Agripa : “Aku dipilih untuk menerangi, membawa terang ini - yang bukan terangku, yaitu Terang lain, tetapi membawa terang” (bdk. Kis 26:18). Perutusan Yesus : membawa terang. Dan perutusan para rasul adalah membawa terang Yesus, menerangi, karena dunia berada dalam kegelapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Mei 2020 : HAL-HAL YANG MENGHENTIKAN KITA UNTUK MENJADI KAWANAN DOMBA YESUS


Bacaan Ekaristi : Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30.

Paus Fransiskus mengawali Misa harian Selasa pagi, 5 Mei 2020, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mendoakan para korban balada virus Corona. "Hari ini kita mendoakan orang-orang yang telah meninggal karena pandemi. Mereka telah meninggal sendirian, tanpa belaian orang-orang yang mereka cintai. Begitu banyak yang bahkan tidak dimakamkan. Semoga Tuhan menyambut mereka dalam kemuliaan-Nya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Mei 2020 : SATU KAWANAN DENGAN SEORANG GEMBALA


Bacaan Ekaristi : Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3;43:3,4; Yoh. 10:11-18.

Ketika Petrus pergi ke Yerusalem, orang-orang percaya berselisih pendapat dengannya (bdk. Kis 11:1-8). Mereka berselisih pendapat dengannya karena ia pergi ke rumah orang-orang yang tidak disunat dan makan bersama mereka, dengan orang-orang kafir. Hal tersebut tidak bisa dilakukan; sebuah dosa. Kemurnian Hukum tidak memperkenankan hal ini. Namun, Petrus melakukannya karena Rohlah yang membawanya ke sana. Selalu ada dalam Gereja - dan banyak dalam Gereja perdana karena masalahnya tidak jelas - semangat "kita benar, orang lain <adalah> orang-orang berdosa" ini. “Kita dan orang lain” ini, “kita dan orang lain”, - <menciptakan> perpecahan. "Kita, pada kenyataannya, memiliki posisi yang tepat di hadapan Allah". Sebaliknya, ada "orang lain," bahkan sudah dikatakan : "Mereka yang orang-orang terkutuk". Dan inilah penyakit Gereja, suatu penyakit yang lahir dari ideologi atau pesta keagamaan ... Pikirkan bahwa pada zaman Yesus ada setidaknya empat pesta keagamaan : pesta orang Farisi, pesta orang Saduki, pesta orang Zelot dan pesta orang Eseni, dan masing-masing menafsirkan Hukum menurut “gagasan” yang dimilikinya. Dan gagasan ini adalah sebuah sekolah "di luar hukum" ketika cara berpikir duniawi, cara merasakan menjadikan dirinya penafsir Hukum. Mereka juga berselisih pendapat dengan Yesus karena masuk ke dalam rumah para pemungut cukai - yang, menurut mereka, adalah orang-orang berdosa - dan makan bersama-sama mereka, dengan orang-orang berdosa, karena kemurnian Hukum tidak memperkenankannya; dan mereka tidak mencuci tangan sebelum makan siang ... selalu berselisih pendapat yang menyebabkan perpecahan : inilah apa yang penting, yang ingin saya garis bawahi.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU PASKAH IV 3 Mei 2020 : GEMBALA YANG BAIK


Bacaan Ekaristi : Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10.


Surat Pertama Rasul Petrus, yang telah kita dengar, adalah langkah ketenangan (bdk. 2:20-25). Ia berbicara tentang Yesus. Ia berkata : "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu" (ayat 24-25).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Mei 2020 : MENGELOLA MASA-MASA DAMAI DAN MASA-MASA KRISIS


Bacaan Ekaristi : Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69.


Bacaan pertama dimulai : "Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus" (Kis 9:31). Masa damai. Dan Gereja berkembang. Gereja penuh kedamaian, memiliki kenyamanan Roh Kudus, berada dalam penghiburan. Masa-masa yang indah ... Penyembuhan Eneas mengikuti, lalu Petrus membangkitkan seorang perempuan yang bernama Tabita ... hal-hal yang dilakukan dengan damai.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Mei 2020 : MANUSIA DIPANGGIL UNTUK BEKERJA


Bacaan Ekaristi : Kej 1:26b-2:3; Mzm 90:2,3-4,12-13,14,16; Mat 13:54-58.


“Maka Allah menciptakan” (Kej. 1:27). Seorang Pencipta; Ia menciptakan dunia; Ia menciptakan manusia dan memberi manusia sebuah perutusan : mengelola, bekerja, dan melanjutkan penciptaan. Dan kata "bekerja" adalah kata yang dipergunakan Kitab Suci untuk menggambarkan kegiatan Allah ini. "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu" (Kej. 2:2), dan Ia menyerahkan kegiatan ini kepada manusia : Kamu harus melakukan ini, melindungi itu <dan > dan lain-lain; kamu harus bekerja bersama-Ku untuk menciptakan - seolah-olah Ia berkata demikian - dunia ini, sehingga dunia terus berkembang (bdk. Kej 2:15.19-20). Sampai pada titik tertentu pekerjaan bukan hanya kelanjutan dari pekerjaan Allah : pekerjaan manusia adalah panggilan manusia yang diterima dari Allah pada akhir penciptaan alam semesta.