Bacaan
Ekaristi : Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a.
"Tuhan
berkenan kepada umat-Nya" (Mzm 149:4) kita menyanyikan, refren lagu
antarbacaan dan juga kebenaran yang diulang-ulang oleh orang Israel, ia suka
mengulangi : "Tuhan berkenan kepada umat-Nya" dan dalam masa-masa
buruk, senantiasa "Tuhan berkenan". Kita harus berharap bagaimana
perkenanan ini dapat terwujud. Ketika Tuhan mengutus seorang nabi, seorang
manusia Allah demi perkenanan ini, reaksi orang-orang adalah : "Allah
telah melawat umat-Nya" (Luk 7:16, bdk. Luk 1:68; Kel 4:31), karena ia berkenan
kepadanya, "Ia melawat" . Dan ayat yang sama mengatakan orang banyak
yang mengikuti Yesus melihat hal-hal yang dilakukan Yesus : "Allah telah
melawat umat-Nya". Dan hari ini kita dapat mengatakan di sini : seratus
tahun yang lalu Tuhan melawat umat-Nya, mengutus seorang manusia,
mempersiapkannya untuk menjadi uskup dan memimpin Gereja. Mengenang Santo
Yohanes Paulus II, kita kembali membicarakan hal ini : "Tuhan berkenan
kepada umat-Nya", Tuhan melawat umat-Nya, mengutus seorang gembala. Dan
apa, katakanlah, "jejak" seorang gembala yang baik yang dapat kita
temukan dalam diri Santo Yohanes Paulus II? Sangat banyak! Tetapi katakan saja
tiga. Ketika mereka mengatakan bahwa para Yesuit selalu mengatakan sesuatu ...
tiga, katakanlah tiga : doa, kedekatan dengan umat, dan cinta akan keadilan.
Santo Yohanes Paulus II adalah manusia Allah karena ia berdoa dan banyak
berdoa. Tetapi bagaimana bisa seorang manusia yang memiliki begitu banyak yang
harus dikerjakan, begitu banyak pekerjaan untuk membimbing Gereja ... memiliki
begitu banyak waktu doa? Ia tahu betul bahwa tugas pertama seorang uskup adalah
berdoa dan hal ini tidak dikatakan oleh Konsili Vatikan II, Santo Petrus
mengatakannya, ketika bersama kelompok dua belas Rasul mengangkat para diakon,
mereka berkata : "Dan supaya kami para uskup, berdoa dan mewartakan
Sabda"(bdk. Kis 6:4). Tugas pertama seorang uskup adalah berdoa. Dan ia
mengetahuinya, ia melakukannya. Model uskup yang berdoa, tugas pertama. Dan ia
mengajarkan kita bahwa ketika seorang uskup melakukan pemeriksaan batin pada
malam hari ia harus bertanya pada dirinya sendiri: berapa jam aku telah berdoa
hari ini? Manusia yang sedang berdoa.