Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 November 2016 : KERENDAHAN HATI KRISTIANI ADALAH KEUTAMAAN "SEPERTI ANAK KECIL"

Bacaan Ekaristi : Yes 11:1-10; Mzm 72:2-13,17; Luk 10:21-24.

Kerendahan hati Kristiani yang sesungguhnya adalah keutamaan seperti anak kecil dan tidak pernah merupakan kerendahan hati yang dibuat-buat. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 29 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS 28 November 2016 : TIGA SIKAP DALAM PERJALANAN UNTUK BERJUMPA YESUS


Bacaan Ekaristi : Yes. 2:1-5; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11

Iman kristiani bukanlah sebuah teori atau sebuah ilmu filsafat - ia adalah perjumpaan dengan Yesus. Itulah pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa pagi 28 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menekankan bahwa untuk sungguh berjumpa dengan Yesus kita harus melakukan perjalanan dengan tiga sikap : berjaga-jaga dalam doa, giat beramal, bermegah dalam pujian.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 November 2016 : KUTUKAN KEKAL BUKANLAH RUANG PENYIKSAAN TETAPI MENJAUH DARI ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why. 20:1-4,11-21:2; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a; Luk. 21:29-33

Paus Fransiskus mengatakan kutukan kekal bukanlah ruang penyiksaan tetapi menjauh dari Allah. Selain itu, beliau memperingatkan orang-orang Kristiani agar jangan pernah bergaul dengan setan, yang disebutnya penggoda yang meruntuhkan kehidupan. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 25 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 November 2016 : KORUPSI MERUPAKAN PENGHUJATAN YANG MENGARAH PADA PEMUJAAN UANG

Bacaan Ekaristi : Why 18:1-2,21-23; Mzm 100:2-5; Luk 21:20-28

Korupsi merupakan bentuk penghujatan yang mengarah pada pemujaan uang dan eksploitasi orang lain. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 23 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci merenungkan bacaan-bacaan liturgi hari itu yang berbicara tentang akhir dunia, penghakiman dan penebusan bagi umat Allah yang setia, Beliau berbicara tentang korupsi yang menyebabkan jatuhnya kota besar Babel.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 November 2016 : KEMATIAN TIDAK PERLU DITAKUTI JIKA KITA SETIA KEPADA ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why. 14:14-20; Mzm. 96:10,11-12,13; Luk. 21:5-11.

Paus Fransiskus mengatakan kematian tidak perlu ditakuti jika kita setia kepada Allah, tetapi memperingatkan agar tidak terjebak dengan mendasarkan kehidupan kita di sekitar hal-hal dangkal yang mudah dipahami seolah-olah kita tidak akan meninggal. Itulah pokok permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 12 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN TAHUN YUBILEUM KERAHIMAN (HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM) 20 November 2016 : MESKIPUN PINTU SUCI TELAH DITUTUP, PINTU KERAHIMAN YANG SESUNGGUHNYA ADALAH HATI YESUS YANG SELALU TETAP TERBUKA LEBAR UNTUK KITA

Bacaan Ekaristi : 2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43

Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta adalah mahkota tahun liturgi dan Tahun Suci Kerahiman ini. Injil bahkan memaparkan perajaan Yesus sebagai puncak karya keselamatan-Nya, dan itu dilakukan dengan cara yang mengejutkan. "Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah" (Luk 23:35,37) muncul tanpa kekuasaan atau kemuliaan : Ia berada di kayu salib, di mana Ia tampak lebih merupakan yang ditaklukkan dibandingkan penakluk. Perajaan-Nya berlawanan asas : takhta-Nya adalah kayu salib; mahkota-Nya terbuat dari duri; Ia tidak memiliki tongkat kerajaan, tetapi buluh ditempatkan ke dalam tangan-Nya; Ia tidak memiliki pakaian mewah, tetapi dilucuti jubah-Nya; Ia tidak memakai cincin yang berkilau di jari-Nya, namun tangan-Nya ditikam dengan paku; Ia tidak memiliki harta, tetapi dijual demi tiga puluh keping uang perak.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KONSISTORI PENGANGKATAN 17 KARDINAL BARU 19 November 2016 : DI DALAM HATI ALLAH TIDAK ADA MUSUH; ALLAH HANYA MEMILIKI PUTRA DAN PUTRI

Perikop Injil yang baru saja kita dengar (bdk. Luk 6:27-36) sering disebut sebagai "Khotbah di Dataran". Setelah memilih Kelompok Dua Belas, Yesus turun bersama murid-murid-Nya kepada orang banyak yang sedang menunggu untuk mendengarkan-Nya dan disembuhkan. Panggilan para Rasul terkait dengan "berangkat" ini, turun ke dataran untuk menjumpai orang banyak yang, sebagaimana dikatakan Injil, "bermasalah" (bdk. ayat 18). Alih-alih menahan para Rasul di atas bukit, keterpilihan mereka membawa mereka ke tengah orang banyak; itu menentukan mereka di tengah-tengah orang-orang yang bermasalah, di "dataran" kehidupan sehari-hari mereka. Jadi Tuhan menunjukkan para Rasul, dan diri kita, bahwa ketinggian sejati tercapai di dataran, sementara dataran mengingatkan kita bahwa ketinggian ditemukan dalam sebuah tatapan dan terutama dalam sebuah panggilan : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (ayat 36).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 November 2016 : APAKAH TERAFIM RAHEL TERSEMBUNYI DI HATI KITA?

Bacaan Ekaristi : Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48

Paus Fransiskus memohon kepada Allah untuk menganugerahkan orang-orang percaya keberanian untuk merangkul kemiskinan kristiani, mengatakan umat tidak bisa memaafkan seorang imam yang melekat pada uang. Pernyataan itu disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 18 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 November 2016 : KASIH ALLAH SETIA MELAMPAUI AKAL

Bacaan Ekaristi : Why 5:1-10; Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk 19:41-44

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 17 November 2016, Paus Fransiskus berfokus pada Injil menurut Santo Markus, yang di dalamnya Tuhan kita meratapi dosa-dosa Yerusalem. Bapa Suci membicarakan terutama kontras tajam ketegaran Allah dan kasih setia bagi umat-Nya, serta ketidaksetiaan umat-Nya - yakni ketidaksetiaan kita:

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 November 2016 : JANGANLAH MENJADI ORANG KRISTIANI YANG SUAM-SUAM KUKU KARENA ANDA MELEWATKAN KEINDAHAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why 3:1-6,14-22; Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk 19:1-10

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 15 November 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan orang Kristen terhadap bahaya menjadi 'suam-suam kuku' atau kehilangan pandangan Tuhan. Mengacu bacaan-bacaan liturgi hari itu, Paus Fransiskus mengulangi peringatan keras Kitab Wahyu terhadap jemaat Gereja Laodikia "yang tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM UNTUK ORANG-ORANG YANG TERLANTAR SECARA SOSIAL 13 November 2016 : SATU-SATUNYA NILAI YANG BERTAHAN ADALAH ALLAH DAN SESAMA

Bacaan Ekaristi : Mal 4:1-2a; Mzm 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes 3:7-12; Luk 21:5-11

"Bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya" (Mal 4:2). Kata-kata Nabi Maleakhi, yang kita dengar dalam Bacaan Pertama, menjelaskan Yubileum hari ini. Kata-kata tersebut datang kepada kita dari perikop terakhir nabi Perjanjian Lama. Mereka adalah kata-kata yang ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, yang menempatkan harapan mereka di dalam Dia, yang melihat di dalam diri-Nya kebaikan terbesar kehidupan dan menolak hidup hanya untuk diri mereka sendiri dan kepentingan-kepentingan mereka sendiri. Bagi mereka yang secara jasmani miskin tetapi kaya di dalam Allah, surya keadilan akan terbit. Inilah orang-orang miskin di hadapan Allah, yang kepadanya Yesus menjanjikan kerajaan surga (bdk. Mat 5:3) dan yang kepadanya Allah, melalui kata-kata Nabi Maleakhi, menyebut "milik kesayangan-Ku" (Mal 3:17). Nabi mempertentangkan mereka dengan orang-orang yang angkuh, orang-orang yang mencari kehidupan yang aman dalam kecukupan diri mereka dan harta benda duniawi mereka. Perikop terakhir Perjanjian Lama ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menantang tentang makna utama kehidupan : di mana saya mencari keamanan? Dalam Tuhan atau dalam bentuk keamanan lainnya yang tidak menyenangkan Allah? Ke manakah kehidupanku tertuju, kepada apakah hatiku rindu? Tuhan kehidupan atau hal-hal fana yang tidak bisa memadai?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 November 2016 : KATAKAN TIDAK TERHADAP IDEOLOGI-IDEOLOGI DAN INTELEKTUALISME

Bacaan Ekaristi : 2Yoh. 4-9; Mzm. 119:1,2,10,11,17,18; Luk. 17:26-37.

Kita orang-orang Kristen harus mengatakan tidak terhadap ideologi-ideologi dan intelektualisme. inilah pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian Jumat pagi, 11 November 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menekankan bahwa ideologi tentang kasih dan teori-teori intelektual mengancam melucuti tubuh Gereja dan merusaknya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 November 2016 : JANGAN JADIKAN AGAMA BAGAIKAN PERTUNJUKAN KEMBANG API

Bacaan Ekaristi : Flm. 7-20; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Luk. 17:20-25

Kita orang-orang Kristen diharapkan menjaga dan memelihara harapan kita, dan tidak terpengaruh oleh agama 'pertunjukan atau hiburan' yang terus-menerus mencari hal baru dan pewahyuan, bagaikan kilatan kembang api. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 10 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 November 2016 : WASPADALAH TERHADAP PENGEJARAN KEKUASAAN DAN KEKAYAAN

Bacaan Ekaristi : Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:3-4,18,23,27,29; Luk. 17:7-10

Kita tidak bisa melayani Allah dengan baik jika kita lapar kekuasaan dan kekayaan. Itulah pesan Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 8 November 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM UNTUK PARA TAHANAN 6 November 2016 : DENGAN BELAJAR DARI KESALAHAN-KESALAHAN MASA LALU, ANDA DAPAT MEMBUKA BABAK BARU KEHIDUPAN ANDA

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16-3:5; Luk. 20:27-38

Pesan yang ingin dibawa sabda Allah kepada kita hari ini tentunya pesan harapan.

Salah satu dari tujuh bersaudara yang dihukum mati oleh Raja Antiokhus Epifanes berbicara tentang "harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya" (2 Mak 7:14). Kata-kata ini mempertunjukkan iman para martir tersebut yang, meskipun penderitaan dan penyiksaan, tetap teguh dalam menatap masa depan. Iman mereka adalah iman yang, dengan mengakui Allah sebagai sumber harapan mereka, mencerminkan keinginan untuk mencapai sebuah kehidupan baru.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA UNTUK MENDOAKAN ARWAH PARA KARDINAL DAN USKUP YANG MENINGGAL DALAM KURUN WAKTU SETAHUN TERAKHIR 4 November 2016

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia" (Mzm 103:8)

Bulan November, yang mana kesalehan umat Kristen didedikasikan untuk mengenang umat beriman yang telah meninggal, membangkitkan setiap tahun dalam jemaat Gerejani pemikiran kehidupan setelah kematian dan terutama pemikiran perjumpaan pasti dengan Tuhan. Ia akan menjadi hakim peziarahan duniawi kita, seorang hakim yang wataknya penuh kerahiman dan berlimpah kasih setia, seperti diingatkan pemazmur kepada kita. Menyadari hal ini, kita berkumpul untuk berdoa di sekitar altar Tuhan bagi jiwa-jiwa para kardinal dan para uskup yang mengakhiri hari duniawi mereka sepanjang dua belas bulan terakhir. Dan seraya kita mempercayakan mereka, sekali lagi, terhadap kebaikan Bapa yang penuh kerahiman, kita memperbarui rasa syukur kita bagi umat Kristen dan kesaksian imami yang mereka tinggalkan bagi kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN DI PEMAKAMAN FLAMINIO, PRIMA PORTA (ROMA) 2 November 2016 : KRISTUS MEMBERI KITA HARAPAN - BAHKAN DALAM KEMATIAN

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40

Ayub berada dalam kegelapan. Ia sebenarnya berada di ambang kematian. Dan, pada saat kesedihan yang mendalam, saat nestapa dan saat penderitaan itu, Ayub mewartakan harapan : "Aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu... yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain" (Ayb 19:25,27). Peringatan Arwah Semua Orang Beriman memiliki arti ganda ini. Rasa sedih : pemakaman menyedihkan, mengingatkan kita akan orang-orang terkasih kita yang telah pergi, ia mengingatkan kita juga akan masa depan, kematian, tetapi dalam kesedihan ini, kita membawa bunga, sebagai tanda harapan, saya bahkan bisa mengatakan tentang perayaan, tetapi selanjutnya, tidak sekarang. Dan kesedihan bercampur dengan harapan. Dan inilah apa yang kita semua rasakan hari ini dalam perayaan ini : kenangan akan orang-orang yang kita kasihi, di hadapan jasad mereka, dan harapan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MALMO, SWEDIA - 1 November 2016

Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4.9-14; Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a

Hari ini, bersama seluruh Gereja, kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam melakukannya, kita mengingat bukan hanya mereka yang telah dinyatakan kudus selama berabad-abad, tetapi juga banyak saudara dan saudari yang, dengan cara yang lengang dan sederhana, menjalani kehidupan Kristen mereka dengan penuh iman dan kasih. Sesungguhnya di antara mereka berada banyak kerabat, teman dan kenalan kita.