Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 31 Maret 2020 : ULAR TEMBAGA MENUBUATKAN YESUS YANG AKAN DITINGGIKAN DI KAYU SALIB


Bacaan Ekaristi : Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30.


Seekor ular tentu bukan binatang yang disukai : ia selalu dikaitkan dengan kejahatan. Juga dalam kitab Wahyu, ular pada kenyataannya adalah binatang yang digunakan iblis untuk berbuat dosa. Dalam sastra apokaliptik tersebut, iblis disebut “si ular tua”, ia yang sejak awal menggigit, meracuni, menghancurkan dan membunuh. Oleh karena itu, ia tidak bisa berhasil. Jika ia ingin berhasil, laksana seseorang yang menawarkan hal-hal yang indah, hal-hal tersebut merupakan khayalan : tetapi kita mempercayai iblis dan kita berdosa. Inilah yang terjadi pada orang-orang Israel : mereka tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Mereka lelah. Dan orang-orang Israel berbicara melawan Allah dan melawan Musa. Bukankah selalu sama? “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini, manna ini, kami telah muak” (bdk. Bil 21:4-5). Dan, kita membaca dalam beberapa hari terakhir, khayalan mereka selalu pergi ke Mesir: “Tetapi, kami baik-baik saja di sana, kami makan enak ...". Dan sepertinya Tuhan tidak menahan hati terhadap orang-orang itu pada saat ini. Ia marah. Murka Tuhan terkadang terlihat .... Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. "Banyak dari orang Israel yang mati" (Bil 21:6). Ular selalu merupakan gambaran kejahatan. Pada saat itu, orang-orang melihat dosa ular; mereka melihat ular yang berbuat jahat. Lalu mereka pergi kepada Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami" (Bil 21:7). Mereka bertobat. Inilah kisah di padang gurun. Musa mendoakan orang-orang itu dan Tuhan bersabda kepada Musa. "Maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup" (Bil 21:8).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 Maret 2020 : BELAS KASIH ALLAH BAGI ORANG-ORANG YANG BERADA DI DALAM LEMBAH KEKELAMAN


Bacaan Ekaristi : Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-63; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11.


Dalam Mazmur Tanggapan kita berdoa : “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Maret 2020 : MARILAH KITA MENANGIS BERSAMA YESUS


Bacaan Ekaristi : Yeh. 37:12-14; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Rm. 8:8-11; Yoh. 11:1-45.

“Saya sedang memikirkan banyak orang yang sedang menangis”, kata Paus Fransiskus, mengawali Misa harian Minggu pagi, 29 Maret 2020, yang bertepatan dengan Hari Minggu Prapaskah V, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Orang-orang yang terasing, berada dalam karantina, orang-orang yang berusia lanjut; orang-orang yang sendirian, di rumah sakit, para orangtua yang telah mengetahui mereka tidak akan menerima gaji dan tidak tahu bagaimana mereka akan memberi makan anak-anak mereka, lanjut Paus Fransiskus. “Banyak orang sedang menangis. Kita juga, dari hati kita, menyertai mereka. Tidak ada salahnya kita sedikit menangis ketika Tuhan kita menangisi segenap umat-Nya”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Maret 2020 : KAUM MISKIN HARUS KITA LAYANI KARENA MEREKA MERUPAKAN BAGIAN DARI UMAT ALLAH


Bacaan Ekaristi : Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53.

Paus Fransiskus mengawali Misa harian Sabtu pagi, 28 Maret 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mendoakan orang-orang yang sedang menderita kelaparan karena pandemi virus Corona. "Dalam hari-hari ini, di beberapa bagian dunia, kita mulai melihat beberapa akibat pandemi ini", katanya. “Orang kelaparan". “Kita mulai melihat orang-orang yang kelaparan karena mereka tidak bisa bekerja. Mereka mungkin tidak memiliki pekerjaan tetap, dan kebanyakan karena keadaan sekitar. Kita mulai melihat ujungnya yang akan datang nanti. Tetapi sekarang sudah mulai terlihat. Kita mendoakan keluarga-keluarga yang mulai berkekurangan karena pandemi”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 Maret 2020 : ADA DUA CARA MEMERANGI ROH JAHAT : BERDIALOG ATAU TINGGAL DIAM


Bacaan Ekaristi : Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30.

Paus Fransiskus mengawali homilinya dalam Misa harian Jumat pagi, 27 Maret 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan menekankan bahwa masa-masa sulit yang sedang kita hadapi telah mengilhami banyak orang untuk semakin memiliki kepedulian menyeluruh terhadap orang lain : terhadap keluarga-keluarga yang tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup, terhadap orang-orang berusia lanjut yang kesepian, terhadap orang-orang sakit di rumah sakit. Mereka sedang mendoakan orang lain, “agar entah bagaimana pertolongan segera tiba”. "Ini adalah suatu pertanda yang baik", kata Paus Fransiskus, "dan kita bersyukur kepada Tuhan, yang membangkitkan kepekaan perasaan ini dalam hati umat beriman".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Maret 2020 : BERHALA-BERHALA TERSEMBUNYI DI DALAM HATI KITA


Bacaan Ekaristi : Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47.

Bacaan Pertama (Kel. 32:7-14) adalah adegan pemberontakan rakyat. Musa telah pergi ke gunung <Sinai> untuk menerima Hukum Taurat, yang diberikan Allah kepadanya di atas loh batu, ditulis dengan jari-Nya. Tetapi orang-orang jenuh serta berkumpul mengerumuni Harun dan berkata kepadanya : "Tetapi Musa ini, karena kadang-kadang kami tidak tahu ke mana dia, ke mana dia pergi dan kami tanpa seorang pembimbing. Buatkan kami ilah yang akan membantu kami untuk terus berjalan”. Dan Harun, yang kelak akan menjadi imam Allah, tetapi di sana ia adalah imam kebodohan berhala-berhala, berkata : "Tetapi ya, berikanlah kepadaku semua emas dan perak yang kamu miliki", dan mereka memberikan semuanya dan menjadikannya anak lembu emas (bdk. Kel 32:1+).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 Maret 2020 : KITA BERHADAPAN DENGAN SEBUAH MISTERI


Bacaan Ekaristi : Yes. 7:10-14 ; 8: 10; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,11; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38.


Penginjil Lukas bisa mengetahui hal ini hanya dari kisah Bunda Maria. Mendengarkan Lukas, kita telah mendengarkan Bunda Maria yang menceritakan misteri ini. Kita berhadapan dengan misteri. Mungkin hal yang terbaik yang dapat kita lakukan sekarang adalah membaca ulang perikop ini (Luk. 1:26-38), memikirkan Bunda Maria yang menceritakannya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Maret 2020 : SIKAP ACUH TAK ACUH MEMBINASAKAN KEHIDUPAN ROHANI KITA


Bacaan Ekaristi : Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16.


Liturgi hari ini membuat kita bercermin pada air, air sebagai lambang keselamatan, karena air adalah sarana keselamatan; namun, air juga merupakan sarana kebinasaan : kita memikirkan peristiwa Air Bah ... Namun, dalam Bacaan-bacaan ini, air adalah untuk keselamatan. Dalam Bacaan Pertama <ada> air yang mengalir menuju kehidupan, yang memulihkan air laut, air baru yang memulihkan. Dan dalam Bacaan Injil, kolam, kolam tempat orang sakit pergi untuk disembuhkan itu penuh air, karena dikatakan bahwa sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu, seperti sebuah sungai, barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Dan ada banyak, banyak yang sakit, seperti yang dikatakan Yesus “sejumlah besar orang cacat, orang buta, orang timpang dan orang lumpuh" berbaring di sana, sedang menunggu untuk disembuhkan, sedang menunggu goncangan air kolam. Di sana ada seorang yang telah sakit selama tiga puluh delapan tahun - tiga puluh delapan tahun di sana, sedang menunggu untuk disembuhkan. Hal ini membuat kita berpikir, bukan? Agak lama ... karena seseorang yang ingin disembuhkan ia akan mengusahakan agar ada seseorang yang membantunya, ia bergerak, agak cepat, agak cerdas ... tetapi orang ini, di sana selama tiga puluh delapan tahun, sampai-sampai tidak diketahui apakah ia sakit atau mati ... Melihatnya terbaring di sana dan mengetahui kenyataan bahwa ia sudah lama berada di sana, Yesus berkata kepadanya : "Maukah engkau sembuh?" Dan jawabannya menarik : ia tidak mengatakan ya, ia berkeluh kesah - tentang penyakitnya? Tidak. Orang yang sakit itu menjawab : "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku" - seorang yang selalu datang terlambat. Yesus berkata kepadanya : "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah". Pada saat itu juga sembuhlah orang itu.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Maret 2020 : IMAN, KETEKUNAN DAN KEKUATAN HATI


Bacaan Ekaristi : Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a; Yoh. 4:43-54.


Ayah ini meminta kesehatan anaknya (bdk. Yoh 4:43-54). Tuhan sedikit menegur orang-orang, dan juga dia : "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya" (bdk. ayat 48). Bukannya tenang dan diam, pegawai istana itu, maju dan berkata kepada-Nya : "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati" (ayat 49). Dan Yesus menjawabnya : "Pergilah, anakmu hidup" (ayat 50).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Maret 2020 : JANGAN SAMPAI KITA TIDAK MENYADARI YESUS LEWAT!


Bacaan Ekaristi : 1Sam. 16:1b,6-7,10-13a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Ef. 5:8-14; Yoh. 9:1-41.


Perikop Injil Yohanes ini (bdk. 9:1-41) berbicara untuk dirinya sendiri. Perikop tersebut merupakan sebuah pemberitaan tentang Yesus Kristus dan juga sebuah katekese. Saya hanya ingin merujuk pada satu hal. Santo Agustinus memiliki ungkapan yang senantiasa melanda saya : "Aku takut akan Kristus ketika Ia lewat" - "Timeo Dominum Transeuntem". "Aku takut bahwa Yesus akan lewat". "Tetapi mengapa kamu takut akan Tuhan?" - “Aku takut tidak menyadari bahwa ada Kristus dan membiarkan-Nya lewat". Satu hal jelas : Di hadapan Yesus, perasaan hati yang sesungguhnya muncul, sikap yang sesungguhnya muncul. Itulah rahmat dan karena itu Agustinus takut untuk membiarkan-Nya lewat tanpa menyadari bahwa Ia sedang lewat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Maret 2020 : DUA GAYA MENDEKATI TUHAN


Bacaan Ekaristi : Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14.


Sabda Tuhan, yang kita dengar kemarin itu : “Berbaliklah, pulanglah” (bdk Hos 14:2); kita juga menemukan jawabannya juga di dalam Kitab nabi Hosea : “Mari, kita berbalik kepada Tuhan” (Hos 6:1). Tanggapan terhadap "pulanglah" menyentuh hati : "Mari, kita berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita [...] “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar” (Hos 6:1.3). Percaya kepada Tuhan adalah pasti. "Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi" (ayat 3). Dan, dengan pengharapan ini, orang-orang berangkat untuk berbalik kepada Tuhan. Itulah salah satu cara menemukan Tuhan dalam doa. Kita berdoa kepada Tuhan, kita berbalik kepada-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Maret 2020 : KEMBALILAH KEPADA BAPAMU


Bacaan Ekaristi : Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34.


Ketika saya membaca atau mendengarkan perikop Nabi Hosea ini, yang kita dengar dalam Bacaan Pertama (Hos. 14:2-10) [yang mengatakan] : “Kembalilah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu”, ketika saya mendengarnya, terlintas dalam benak saya sebuah lagu ("Torna Piccina Mia") yang dinyanyikan Carlo Buti 75 tahun yang lalu, dan keluarga-keluarga Italia di Buenos Aires suka mendengarkannya : "Kembalilah kepada ayahmu, ia kembali akan menyanyikan lagu pengantar tidur untukmu". Kembalilah : tetapi Ayahmulah yang meminta kamu untuk kembali. Allah adalah Ayahmu; Ia bukan seorang hakim; Ia adalah Ayahmu : Kembalilah ke rumah, dengarkanlah, ayo”. Dan kenangan itu - saya masih kecil - segera membawa saya kepada Ayah dalam Injil Lukas bab 15, tentang Ayah itu dikatakan : "Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya", anak itu telah pergi membawa seluruh uang dan telah memboroskannya. Namun, jika ia melihatnya dari jauh, itu karena ia sedang menunggunya. Ia akan naik ke teras - berapa kali sehari! - selama berhari-hari, berbulan-bulan, mungkin, bertahun-tahun menunggu anaknya. Ia melihatnya dari jauh. Kembalilah kepada ayahmu, kembalilah kepada ayahmu. Ia sedang menunggumu. Kelembutan Allah berbicara kepada kita, terutama dalam masa Prapaskah. Inilah saatnya untuk masuk ke dalam diri kita dan mengingat Bapa dan kembali kepada ayah.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTO YUSUF 19 Maret 2020 : SANTO YUSUF MASUK KE DALAM MISTERI ALLAH


Bacaan Ekaristi : 2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a.

Bacaan Injil (Mat 1:16.18-21.24) memberitahu kita bahwa Yusuf "tulus hati", yaitu, orang yang beriman, yang menghayati iman. Seorang yang dapat dicatat dalam daftar semua orang beriman yang kita kenang hari ini dalam Bacaan Ofisi (bdk. Ibr. 11:1-16); orang-orang yang menghayati iman sebagai landasan dari segala sesuatu yang diharapkan, sebagai jaminan dari segala sesuatu yang tidak terlihat, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak terlihat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Maret 2020 : KITA HARUS SALING MENDEKAT KARENA ALLAH TELAH MENDEKATKAN DIRI-NYA


Bacaan Ekaristi : Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19.


Tema dari kedua Bacaan hari ini adalah Hukum (bdk. Ul. 4:1,5-9; Mat. 5:17-19.), Hukum yang diberikan Allah kepada umat-Nya; Hukum yang ingin diberikan Tuhan kepada kita, dan terhadapnya Yesus berkeinginan untuk memberikan penggenapan yang teragung. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian : cara Allah memberikan Hukum. Ia berkata kepada Musa, "Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?" (Ul 4:7). Tuhan memberikan Hukum kepada umat-Nya dengan sikap kedekatan. Hukum bukan segala ketetapan dari seorang penguasa, yang bisa berada nun jauh, atau seorang diktator ... Tidak. Hukum adalah kedekatan. Dan, melalui pewahyuan, kita tahu bahwa kedekatan kebapaan, kedekatan seorang bapa, yang menyertai umat-Nya memberikan mereka karunia Hukum - Allah yang dekat. “Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Maret 2020 : MEMOHON PENGAMPUNAN DAN MENGAMPUNI BERJALAN SEIRING



Bacaan Ekaristi : Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat. 18:21-35.

Yesus baru saja memberikan sebuah katekese tentang kesatuan saudara dan Ia mengakhirinya dengan sebuah kata yang indah : "Sekali lagi Aku berkata kepadamu, jika kalian berdua, dua atau tiga, sepakat dan meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan" <bdk. Mat 18:19>. Kesatuan, persahabatan, perdamaian antarsaudara mendatangkan kemurahan hati Allah. Dan Petrus mengajukan pertanyaan : “Ya, tetapi dengan orang-orang yang menyakiti hati kita, apa yang harus kita lakukan? Jika saudaraku berbuat dosa terhadapku, membuatku sakit hati, berapa kali aku harus mengampuninya? Tujuh kali?" Dan Yesus menjawab dengan kata itu yang dalam bahasa mereka berarti "selalu" : ​​"Tujuh puluh kali tujuh kali". Kita harus selalu mengampuni, dan itu tidak mudah, karena hati kita yang egois selalu terikat pada kebencian, pada balas dendam, pada sakit hati. Kita semua menyaksikan keluarga-keluarga dihancurkan oleh kebencian keluarga yang terulang dari satu generasi ke generasi lainnya; saudara-saudara yang di hadapan peti mati orang tua mereka, tidak saling menyapa karena mereka menanggung dendam masa lalu. Tampaknya melekatkan diri pada kebencian lebih kuat daripada mengasihi dan inilah, pada kenyataannya, - katakanlah - harta iblis. Ia selalu meringkuk di antara sakit hati kita, di antara kebencian kita dan membuat keduanya tumbuh; ia membiarkan keduanya di sana untuk menghancurkan, untuk menghancurkan segalanya. Dan berkali-kali, ia menghancurkan hal-hal kecil. Dan Allah yang tidak datang untuk menghukum tetapi untuk mengampuni ini dihancurkannya juga. Allah yang mampu merayakan satu orang berdosa yang datang kepada-Nya dan Ia melupakan semuanya ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Maret 2020 : KEMARAHAN NAAMAN DAN ORANG-ORANG DI RUMAH IBADAT NAZARET ADALAH AKIBAT MEREKA TIDAK MEMAHAMI KESEDERHANAAN ALLAH



Bacaan Ekaristi : 2Raj. 5:1-15a; Mzm. 42:2,3;43:3,4; Luk. 4:24-30.

Dalam kedua Bacaan liturgi yang kita renungkan hari ini ada sebuah sikap yang menarik perhatian kita, sebuah sikap manusiawi, tetapi bukan sikap yang berjiwa baik : kemarahan. Orang-orang Nazaret mulai mendengarkan Yesus, mereka menyukai cara Ia berbicara, tetapi kemudian seseorang berkata, “Tetapi di perguruan tinggi apakah Ia telah belajar? Ia adalah anak Maria dan Yusuf; Ia menjadi seorang tukang kayu! Apa yang akan Ia katakan kepada kita?" Dan orang-orang menghina-Nya. Mereka menjadi marah (bdk. Luk 4:28). Dan kemarahan ini membuat mereka melakukan kekerasan. Dan Yesus yang mereka kagumi pada awal khotbah, mereka halau untuk dilemparkan dari atas tebing (bdk. ayat 29).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU PRAPASKAH III 15 Maret 2020 : KEBENARANKU AKAN TUHAN - BUKAN KEBENARAN ORANG LAIN - YANG MENUNTUNKU KEPADA IMAN


Bacaan Ekaristi : Kel. 17:3-7; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9;Rm. 5:1-2,5-8; Yoh. 4:5-42.

Paus Fransiskus mengawali liturgi Misa Hari Minggu Prapaskah III, Minggu pagi, 15 Maret 2020 di Casa Santa Marta, Vatikan, dengan mengingat orang-orang yang sedang sakit dan menderita. Kemudian beliau meminta kita semua untuk bersama-sama mendoakan terutama "semua orang yang bekerja untuk memastikan pelayanan umum : orang-orang yang bekerja di apotek, supermarket, transportasi, aparat kepolisian ... sehingga kehidupan sosial dan sipil dapat berlanjut".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Maret 2020 : KITA HARUS MENYADARI APA SESUNGGUHNYA MAKNA HIDUP DI RUMAH BAPA


Bacaan Ekaristi : Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk. 15:1-3,11-32.

“Kita terus mendoakan semua orang yang sakit karena wabah penyakit ini”, kata Paus Fransiskus pada awal Misa harian Sabtu pagi, 14 Maret 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Lalu beliau menyebutkan ujud Misa hari itu : "Hari ini, saya ingin mendoakan khususnya keluarga-keluarga : keluarga-keluarga yang dari hari ke hari mendapati diri mereka berada di rumah bersama anak-anak mereka karena sekolah-sekolah ditutup demi alasan keamanan dan mereka perlu mengelola situasi yang sulit, serta mengelolanya dengan baik ... dengan kedamaian dan sukacita juga. Dan secara khusus, saya memikirkan keluarga-keluarga yang mungkin memiliki anggota keluarga yang menyandang cacat. Pusat penerimaan bagi para penyandang cacat ditutup .... Jadi marilah kita mendoakan keluarga-keluarga, agar mereka tidak kehilangan kedamaian pada saat ini dan agar mereka dapat berhasil mengembangkan seluruh keluarga dengan kekuatan dan sukacita".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Maret 2020 : PERUMPAMAAN TENTANG PARA PENGGARAP KEBUN ANGGUR MERUJUK PADA KEPEDULIAN ALLAH TERHADAP UMAT-NYA



Bacaan Ekaristi : Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46.

Kedua Bacaan merupakan sebuah nubuat tentang sengsara Tuhan. Yusuf dijual sebagai budak seharga dua puluh syikal perak dan diserahkan kepada bangsa kafir. Perumpamaan Yesus yang berbicara dengan jelas, secara simbolis, tentang pembunuhan Sang Putra. Kisah "seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur - ia demikian merawatnya - ia menanam pagar sekelilingnya, ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga - ia membuatnya dengan baik. Kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Maret 2020 : DRAMA ORANG KAYA YANG TIDAK PEDULI TERHADAP LAZARUS ADALAH DRAMA KITA JUGA


Bacaan Ekaristi : Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31.


Kisah Yesus ini (bdk. Luk 16:19-31) sangat jelas; bahkan mungkin tampak seperti cerita anak-anak. Kisah tersebut sangat sederhana. Yesus ingin menarik perhatian kita bukan sebuah kisah semata, tetapi kemungkinan bahwa segenap umat manusia dapat hidup seperti ini. Bahwa kita juga, kita semua, mungkin hidup seperti ini.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Maret 2020 : CARA MEMBEDAKAN BAGAIMANA IBLIS SEDANG BEKERJA



Bacaan Ekaristi : Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.

Bacaan Pertama, sebuah perikop dari nabi Yeremia (18:18-20), benar-benar sebuah nubuat tentang sengsara Tuhan. Apa yang dikatakan para musuh? "Ayo, mari kita merintanginya ketika ia berbicara; janganlah memperhatikan seluruh kata-katanya. Mari kita halangi jalannya. Tidak dikatakan : mari kita kalahkan dia, bunuh dia, tidak; persulit hidupnya, siksa dia. Itulah penderitaan sang nabi, tetapi di sana ada nubuat tentang Yesus.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Maret 2020 : ALLAH MEMANGGIL KITA UNTUK MEMBICARAKAN DOSA-DOSA KITA


Bacaan Ekaristi : Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.


Kemarin, sabda Allah mengajarkan kita bagaimana mengenali dosa-dosa kita dan mengakuinya, tetapi tidak hanya dengan pikiran, juga dengan hati, dengan semangat rasa malu; rasa malu atas dosa-dosa kita sebagai sikap yang paling mulia di hadapan Allah. Dan hari ini Allah memanggil kita semua orang-orang berdosa untuk berdialog dengan-Nya (bdk. Yes 1:10.16-20). Karena dosa menutup kita di dalam diri kita sendiri, dosa membuat kita bersembunyi, atau menyembunyikan kebenaran kita, di dalam diri kita. Itulah apa yang terjadi pada Adam dan Hawa : setelah berbuat dosa mereka menyembunyikan diri karena malu; mereka telanjang (bdk. Kej 3:8-10). Dan orang berdosa, ketika ia merasa malu, kemudian tergoda untuk bersembunyi. Dan Tuhan memanggil : "’Marilah, baiklah kita beperkara – sabda Tuhan’ (Yes 1:18); baiklah kita membicarakan dosamu, baiklah kita membicarakan situasimu. Jangan takut". Dan Ia melanjutkan : “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (ayat 18). “Marilah, karena Aku bisa mengubah segalanya”, Tuhan memberitahu kita. “Jangan takut untuk datang dan berbicara. Beranilah bahkan dengan kesusahanmu”.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Maret 2020 : PENGAKUAN DOSA BUKANLAH PEMBACAAN DAFTAR DOSA


Bacaan Ekaristi : Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38.


Bacaan Pertama, dari kitab Nabi Daniel (9:4-10), adalah sebuah pengakuan dosa. Orang-orang menyadari bahwa mereka telah berdosa. Mereka mengakui bahwa Tuhan telah setia kepada kami, tetapi “kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri” (ayat 5-6). Ada sebuah pengakuan dosa, sebuah pengenalan bahwa kita telah berdosa.