Bacaan Ekaristi : Yes. 26:1-6; Mzm. 118:1,8-9,19-21,25-27a; Mat.
7:21,24-27.
Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 5 Desember 2019, di Casa
Santa Marta (Vatikan), dengan mengacu pada Bacaan Injil hari itu (Mat.
7:21,24-27), Paus Fransiskus mendesak umat kristiani untuk membenamkan landasan
hidup mereka ke dalam Kristus, ketimbang mengandalkan pasir penampilan yang sedang
bergeser.
Dalam Injil, Yesus membandingkan orang yang bijaksana yang membangun
rumahnya di atas batu karang dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas
pasir. Orang-orang yang mendengarkan kata-kata Tuhan adalah bijaksana,
sementara orang-orang yang menolak untuk melakukannya hidup seperti orang bodoh
dan mendasarkan segalanya pada penampilan, kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengatakan dua sikap yang berbeda ini berkenaan dengan
harapan dan impian kita. Beliau menambahkan bahwa kita membutuhkan rahmat Allah
untuk bijaksana dalam membenamkan landasan kita.
"Batu Karang. Itulah Tuhan. Orang-orang yang mempercayakan diri
mereka kepada Tuhan akan senantiasa tetap aman, karena landasan mereka terbenam
ke dalam Sang Batu Karang. Itulah yang dikatakan Yesus dalam Injil. Ia
berbicara tentang orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu karang,
yaitu, percaya pada Tuhan dan pada hal-hal yang sesungguhnya. Dan kepercayaan
ini adalah hal yang mulia, karena landasan bangunan kehidupan kita ini pasti
dan kuat".
Orang bijaksana, lanjut Paus Fransiskus, dibangun di atas batu karang,
sementara orang bodoh memilih "pasir yang sedang bergeser" serta
terpesona oleh angin dan hujan.
“Bahkan dalam kehidupan kita sendiri itu bisa terjadi, ketika landasanku
tidak kuat. Badai datang - dan kita semua memiliki badai dalam kehidupan kita,
kita semua - dan kita tidak dapat berdiri tegak. Banyak orang mengatakan :
"Tidak, aku akan mengubah kehidupanku". Mereka berpikir membuat
perubahan hidup adalah seperti merias wajah. Mengubah kehidupanku membutuhkan
perubahan landasan kehidupanku, yaitu, menemukan Sang Batu Karang yang adalah Kristus.
‘Aku ingin merenovasi bangunan ini karena sangat jelek, jadi aku ingin
membuatnya sedikit lebih indah dan memperkuat landasannya’. Tetapi jika seluruh
yang kulakukan hanyalah merias wajah, maka hal-hal tersebut tidak akan berjalan
jauh; hal-hal tersebut akan runtuh. Kehidupan kristiani runtuh ketika
berlandaskan pada penampilan".
Yesus, kata Paus Fransiskus, adalah satu-satunya landasan yang pasti,
sementara penampilan tidak membantu.
Beliau memberi contoh pengakuan dosa. Hanya orang-orang yang mengakui
bahwa mereka adalah orang berdosa, lemah, dan membutuhkan keselamatan, beliau
mengatakan, menunjukkan bahwa kehidupan mereka dibangun di atas batu karang,
dan bahwa mereka percaya dan yakin kepada Yesus sebagai sumber keselamatan.
Maka Paus Fransiskus mendesak kita untuk mempertobatkan kehidupan kita
menjadi sesuatu yang tidak hancur lebur dan terbawa angin.
“Kita tidak bisa membangun kehidupan kita di atas hal-hal yang sedang
berlalu, pada penampilan, pada tindakan seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Kita pergi ke batu karang, tempat keselamatan kita menanti. Dan di sana kita
semua - kita masing-masing - akan berbahagia".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.