Bacaan
Ekaristi : Yak. 2:1-9; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mrk. 8:27-33.
Dalam
homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 20 Februari 2020, di Casa Santa Marta,
Vatikan, Paus Fransiskus mendesak umat yang hadir untuk melakukan segala yang
diperlukan untuk sungguh mengenal Yesus. Beliau berkaca pada dua pertanyaan
yang terdapat dalam Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 8:27-33) : "Kata
orang, siapakah Aku ini?" dan "Tetapi apa katamu, siapakah Aku
ini?".
"Injil
mengajarkan kita tiga langkah yang membantu kita untuk mempelajari siapa Yesus
sesungguhnya", kata Paus Fransiskus. Ketiga langkah tersebut yaitu
mengenal, mengakui dan menerima jalan yang telah dipilih Allah bagi-Nya.
Paus
Fransiskus mengatakan bahwa mengenal Yesus adalah apa yang dilakukan kita semua
“ketika kita membaca Injil, ketika kita membawa anak-anak ke katekese ... ke
Misa”. Namun, ini "hanya langkah pertama". Langkah kedua adalah
mengakui Yesus di depan umum, dan untuk melakukannya, beliau melanjutkan, kita
membutuhkan kuasa Allah, kuasa Roh Kudus. Kita tidak dapat melakukannya
sendirian dan “oleh karena itu jemaat Kristiani harus senantiasa mengusahakan
kuasa Roh Kudus untuk mengakui Yesus, untuk mengatakan bahwa Ia adalah Allah,
bahwa Ia adalah Putra Allah”.
Tetapi
apa tujuan hidup Yesus, mengapa Ia datang, tanya Paus Fransiskus. Menjawab
pertanyaan ini berarti membuat langkah ketiga dalam perjalanan untuk
mengenal-Nya. Dan beliau mengingatkan, "Yesus mulai mengajar rasul-rasul-Nya
bahwa Ia harus menderita, dibunuh dan kemudian bangkit kembali".
Mengakui
Yesus adalah mengakui wafat-Nya, kebangkitan-Nya; mengakui Yesus bukanlah
mengakui : "Engkau adalah Allah" dan berhenti di situ. Bukan :
"Engkau datang untuk kami dan Engkau wafat untukku. Engkau dibangkitkan.
Engkau memberi kami kehidupan, Engkau menjanjikan Roh Kudus kepada kami untuk
menuntun kami". Mengakui Yesus berarti menerima jalan yang telah dipilih
Bapa bagi-Nya : kehinaan. Paulus, yang menulis kepada jemaat di Filipi,
mengatakan bahwa Allah mengutus Putra-Nya, yang “telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba .... Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”. Jika kita tidak
menerima jalan Yesus, jalan kehinaan yang telah dipilih-Nya untuk penebusan,
bukan saja umat Kristiani : kita layak menerima apa yang dikatakan Yesus kepada
Petrus : "Enyahlah Iblis!".
Paus
Fransiskus mencatat bahwa Iblis mengenali Yesus adalah Putra Allah, tetapi ia
menolak untuk “mengakui”-Nya serupa dengan adegan Petrus menarik Yesus ke
samping ketika ia menolak jalan yang dipilih Yesus. Mengakui Yesus berarti
mengikuti jalan kerendahan hati dan kehinaan. “Ketika Gereja tidak mengikuti
jalan ini, ia keliru, dan menjadi duniawi”.
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya dengan ajakan untuk memohonkan "rahmat
kemantapan bertindak secara Kristiani", rahmat untuk mengikuti jalan
Yesus, bahkan menuju kehinaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.