Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 April 2013 : KEBERANIAN UNTUK MELAKUKAN HAL-HAL BESAR, KERENDAHAN HATI UNTUK MENGHARGAI HAL-HAL KECIL

Dalam homilinya pada Misa Kamis pagi 25 April 2013 di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus berfokus pada bagaimana orang Kristiani harus memberitakan Injil sebagaimana diamanatkan oleh Yesus dan diceritakan dalam Injil Markus (Mrk 16:15-20) yang dibacakan dalam Liturgi Sabda.

Merayakan Pesta Santo Markus, Penginjil, Paus Fransiskus mengatakan dalam berbagi Injil, orang Kristiani harus memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal besar, tetapi pada saat yang sama, kerendahan hati untuk menghargai hal-hal kecil.

Hadir dalam liturgi Kamis pagi tersebut para anggota Sekretariat Sinode Para Uskup, didampingi Sekretaris Jenderal Uskup Agung Nikola Eterovic, dan sekelompok polisi dari Gendarmerie Vatikan.

Homili Paus Fransisks berfokus pada perikop Injil Markus yang menggambarkan Kenaikan Tuhan Yesus. Sebelum naik ke surga Dia mengutus para rasul untuk memberitakan Injil "ke ujung dunia", bukan hanya di Yerusalem atau di Galilea.

Pergilah ke "seluruh dunia. Cakrawala ... cakrawala yang agung ... Dan seperti yang Anda lihat, inilah perutusan Gereja. Gereja terus memberitakan ini kepada semua orang, di seluruh dunia. Tapi Gereja tidak pergi keluar sendirian: Gereja pergi keluar bersama Yesus. Jadi mereka pergi keluar dan memberitakan ke segala penjuru, sementara Tuhan bertindak bersama mereka". Tuhan bekerja bersama semua orang yang memberitakan Injil. Inilah keluhuran budi yang harus orang Kristiani miliki. Seorang Kristiani yang kecut hati tak mengerti: keluhuran budi ini adalah bagian dari panggilan Kristiani: selalu lebih dan lebih, lebih dan lebih, lebih dan lebih, selalu seterusnya!"

"Surat Pertama Santo Petrus (5:5b-14) - Paus mengatakan - mendefinisikan gaya pewartaan orang Kristiani sebagai salah satu kerendahan hati:

"Gaya pewartaan injili harus memiliki sikap ini: kerendahan hati, pelayanan, amal, kasih persaudaraan. 'Tetapi ... Tuhan, kita harus menaklukkan dunia!'. Kata itu, menaklukkan, tidak bekerja. Kita harus mewartakan dalam dunia. Orang Kristiani tidak harus seperti para tentara yang ketika mereka memenangkan pertempuran melakukan sapu bersih segala sesuatu".

Orang Kristiani - lanjut Paus - "memberitakan Injil dengan kesaksiannya, bukan dengan kata-kata". Dan dengan disposisi ganda, seperti Santo Thomas Aquinas katakan: jiwa yang agung tidak takut akan hal-hal besar, yang bergerak maju menuju cakrawala yang tak terbatas, dan kerendahan hati memperhitungkan hal-hal kecil. Paus mengamati, "Ini bersifat ilahi seperti ketegangan antara yang besar dan yang kecil" dan "kegiatan perutusan Kristiani" berjalan "di sepanjang jalan ini".

Injil Santo Markus - kata Paus - berakhir dengan "sebuah ungkapan yang indah" di mana dikatakan bahwa Yesus sedang bekerja dengan para murid, menegaskan "kata dengan tanda-tanda yang menyertainya".

"Ketika kita pergi keluar dengan keluhuran budi dan kerendahan hati ini, ketika kita tidak takut akan hal-hal besar, dengan cakrawala, tetapi juga mengambil tanggung jawab hal-hal kecil - kerendahan hati, amal sehari-hari - Tuhan menegaskan Sabda. Dan kita bergerak maju. Kemenangan Gereja adalah Kebangkitan Yesus. Tetapi Salib yang pertama-tama. Hari ini kita memohon pada Tuhan untuk menjadikan misionaris dalam Gereja, para rasul dalam Gereja tetapi dalam semangat ini: keluhuran budi yang besar dan kemurahan hati yang besar. Terjadilah demikian".

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.