Perjalanan iman kita bukanlah salah satu perbuatan pengasingan diri,
namun mempersiapkan hati kita untuk melihat wajah Allah yang indah:
inilah pesan Paus Fransiskus dalam misa di Domus Sanctae Marthae pada
hari Jumat 25 April 2013 yang dihadiri oleh staf Tipografi Vatikan,
Kantor Tenaga Kerja Vatikan dan Kepolisian Negara Vatikan.
Injil hari ini (Yoh 14:1-6) menceritakan perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya: "Jangan biarkan hatimu gelisah".
Injil hari ini (Yoh 14:1-6) menceritakan perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya: "Jangan biarkan hatimu gelisah".
"Kata-kata Yesus ini benar-benar merupakan kata-kata yang indah. Pada
saat perpisahan, Yesus berbicara kepada para murid-Nya, benar-benar dari
hati. Ia memahami bahwa murid-murid-Nya sedih, karena mereka menyadari
bahwa segala sesuatu tidak berjalan dengan baik. Ia mengatakan: Jangan
biarkan hatimu gelisah. Dan Ia mulai berbicara seperti itu, seperti
seorang sahabat, bahkan dengan sikap seorang pastor. Saya katakan,
'musik dalam kata-kata Yesus adalah bagaimana pastor harus bersikap,
seperti seorang gembala dengan domba-dombanya, bukan? ... 'Jangan
biarkan hatimu gelisah. Miliki iman dalam Allah, dalam Aku'. Dan Ia
mulai berbicara tentang apa? Tentang Surga, tentang tanah air
definitif?. 'Miliki iman dalam Aku': Aku tetap setia, seolah-olah Ia
mengatakan demikian, bukan? ... seperti seorang insinyur, seperti
seorang arsitek Ia mengatakan kepada mereka apa yang akan Ia lakukan:
'Aku akan mempersiapkan suatu tempat, di dalam rumah Bapa-Ku adalah
tempat tinggal-Ku'. Dan Yesus berjalan untuk menyediakan tempat bagi
kita".
Paus Fransiskus bertanya: "Seperti apakah tempat itu?
Apa yang dimaksud 'mempersiapkan tempat'? Apakah ini berarti menyewa
sebuah kamar di sana? 'Menpersiapkan tempat', berarti mempersiapkan
kemampuan kita untuk menikmati kesempatan - kesempatan kita - untuk
melihat, merasakan, memahami keindahan apa yang ada di depan, yaitu
tanah air yang ke arahnya kita berjalan".
"Dan seluruh hidup
Kristiani adalah karya Yesus, Roh Kudus untuk mempersiapkan tempat,
mempersiapkan mata kita untuk dapat melihat ... 'Tetapi, Bapa, saya
melihat baik-baik saja! Saya tidak perlu kacamata!': Tetapi itu
merupakan jenis penglihatan lain .... Pikirkanlah mereka yang menderita
katarak dan harus menjalani operasi untuk menghilangkannya: mereka masih
bisa melihat, tapi setelah operasi apa yang mereka semua katakan? 'Saya
tidak pernah berpikir Anda bisa melihat dengan baik tanpa kacamata!'.
Mata kita, mata jiwa kita yang mereka butuhkan, mereka harus
mempersiapkan untuk merenungkan wajah Yesus yang indah. Pendengaran kita
harus siap untuk mendengar hal-hal indah, kata-kata indah. Terutama
hati kita harus dipersiapkan: dipersiapkan untuk kasih, untuk lebih
mengasihi".
Dalam perjalanan hidup kita - kata Paus Fransiskus -
Tuhan mempersiapkan hati kita "dengan pencobaan, dengan penghiburan,
dengan penderitaan, dengan hal-hal yang baik":
"Seluruh
perjalanan hidup adalah sebuah perjalanan persiapan. Kadang-kadang Tuhan
harus melakukannya dengan segera, seperti yang Ia lakukan dengan
pencuri yang cakap: Ia hanya memiliki beberapa menit untuk mempersiapkan
dirinya dan dia melakukannya. Tetapi hal-hal yang berjalan normal
menjalankan jalan ini, tidakkah demikian? : dalam mempersiapkan hati,
mata, pendengaran kita untuk mendatangi tanah air ini. Karena itu adalah
tanah air kita. 'Tetapi, Bapa, aku pergi kepada seorang filsuf dan dia
mengatakan kepadaku bahwa semua pikiran ini adalah perbuatan pengasingan
diri, sehingga kita terasing, itulah kehidupan, sesuatu yang nyata, dan
tidak seorang pun mengetahui apa yang di luar...'. Beberapa orang
memikirkan ini demikian ... tapi Yesus mengatakan kepada kita bahwa
tidaklah demikian dan berkata, 'Miliki iman dalam Aku'. Hal yang Aku
katakan kepadamu ini adalah kebenaran: Aku tidak curang, Aku tidak
menipu".
"Mempersiapkan surga - kata Paus - berarti mulai
menyambut-Nya dari jauh. Ini bukan perbuatan pengasingan diri: ini
adalah kebenaran, ini adalah memungkinkan Yesus untuk mempersiapkan hati
kita, mata kita untuk keindahan yang begitu agung. Ini adalah jalan
keindahan dan jalan menuju tanah air".
Paus Fransiskus
mengakhiri dengan doa agar Tuhan sudi memberi kita "harapan yang kuat
ini", keberanian dan kerendahan hati untuk memperbolehkan Tuhan untuk
mempersiapkan "mata kita, hati kita, pendengaran kita" bagi tanah air
surgawi, "tempat tinggal definitif". Terjadilah demikian".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.