"Ketika
seseorang tidak memiliki keinginan ini, ada sesuatu yang hilang dalam
diri orang ini. Sesuatu yang salah. Kita semua, ada, menjadi sempurna,
agar menjadi dewasa, kita perlu merasakan sukacita kebapaan: bahkan
mereka di antara kita yang hidup selibat. Kebapaan adalah memberikan
kehidupan bagi orang lain, memberikan kehidupan, memberikan kehidupan
... Bagi kita, itulah hal kebapaan pastoral, kebapaan rohani, tetapi ini
adalah tetap memberikan kehidupan, ini tetap menjadi bapa".
Paus Fransiskus diilhami oleh perikop bacaaan hari Rabu ini, dari Kitab
Kejadian (15:1-12,17-18), yang di dalamnya Allah menjanjikan Abram yang
sudah tua sukacita seorang anak, bersama dengan keturunan yang banyak
seperti bintang di langit. Untuk memetereikan perjanjian ini, Abram
mengikuti petunjuk Allah dan mempersiapkan pengorbanan hewan yang
kemudian ia bela dari serangan burung pemangsa. "Itu membuat saya - kata
Paus - menggambarkan orang tua berusia sembilan puluh tahun ini dengan
tongkat di tangannya", membela pengorbanannya. "Itu membuat saya
berpikir tentang seorang bapa yang membela keluarganya, anak-anaknya":
"Seorang bapa yang memahami apa artinya melindungi anak-anaknya. Dan
ini adalah sebuah rahmat yang kita para imam harus tanyakan bagi diri
kita sendiri: Menjadi seorang bapa, menjadi seorang bapa. Rahmat
kebapaan, rahmat hal kebapaan pastoral, rahmat kebapaan rohani. Kita
mungkin memiliki banyak dosa, tetapi inilah commune sanctorum : Kita
semua memiliki dosa. Tetapi tidak memiliki anak-anak, tidak pernah
menjadi seorang bapa, itu seperti sebuah kehidupan yang tidak lengkap:
sebuah kehidupan yang berhenti setengah jalan. Dan karena itu kita harus
menjadi para bapa. Rupanya itulah sebuah rahmat yang Tuhan berikan.
Umat berkata kepada kita: 'Bapa, Bapa, Bapa ...'. Mereka ingin kita
menjadi ini, para bapa, oleh rahmat kebapaan pastoral".
Paus
Fransiskus kemudian beralih ke Kardinal De Giorgi, yang menandai 60
tahun ulang tahun tahbisan imamatnya. "Saya tidak tahu apa yang
dilakukan Salvatore kita yang terkasih", tetapi "saya yakin bahwa beliau
adalah seorang bapa". "Dan ini sebuah tanda", beliau menunjuk kepada
banyak imam yang menyertai Kardinal De Giorgi. "Sekarang terserah pada
Anda" beliau berkata, dan menambahkan: setiap pohon "menghasilkan
buahnya sendiri, dan jika pohon itu baik, buah tersebut harus baik,
bukan?". Maka, Paus menyimpulkan dengan ringan, "jangan biarkan dia
terlihat buruk...".
"Kita berterima kasih kepada Allah atas
rahmat kebapaan ini dalam Gereja, yang diturunkan dari bapa kepada
putera, dan seterusnya ... Dan saya pikir, akhirnya, kedua ikon ini dan
satunya lagi: ikon Abram yang memohon seorang anak, ikon Abraham dengan
tongkat di tangannya, membela keluarganya, dan ikon Simeon tua di Bait
Allah, ketika ia menerima hidup baru: ini adalah sebuah liturgi yang
bersifat spontan, liturgi sukacita, dalam Dia. Dan bagi Anda, hari ini
Tuhan memberi hadiah sukacita yang besar".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.