Paus Fransiskus mengamanatkan dua perbedaan penting yang mengancam
kemajuan Gereja pada Misa Rabu pagi 12 Juni 2013 : Ketakutan akan setiap
perubahan terhadap status quo yang menghentikan Gereja bergerak maju
dan kecenderungan untuk mengikuti setiap perubahan yang didiktekan oleh
budaya saat ini, yang beliau gambarkan sebagai 'paham kemajuan yang belum matang' yang beresiko umat 'yang keluar rel'.
Sebaliknya, jalan maju bagi Gereja, seperti yang ditunjukkan oleh Roh
Kudus, yakni "kebebasan", dalam pembedaan kehendak Allah secara terus
menerus dan, beliau menambahkan, aturan yang membunuh karisma tidak
boleh dipaksakan. Masalah dan godaan, kata Paus Fransiskus, adalah
karena kita tidak dapat mengendalikan Roh Kudus.
Homili Paus
berpusat sekitar kata-kata Yesus dalam Injil hari ini, "Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi" (Mat 5:17). Beliau mengatakan perikop Injil ini yang
mengikuti Sabda Bahagia adalah "sebuah ungkapan hukum baru" yang lebih
menuntut daripada hukum Musa. Hukum ini, Paus menambahkan, adalah "buah
Perjanjian" dan tidak dapat dipahami tanpanya. "Perpaduan ini, hukum ini
kudus karena ia membawa umat kepada Allah". Paus Fransiskus menyamakan
"kematangan hukum ini" dengan "kuntum yang membuka dengan keras yang
menyingkapkan bunga". Yesus "adalah ungkapan kematangan hukum". Paus
mencatat bahwa Paulus berbicara tentang dua kali "tanpa melanggar
kelanjutan" antara hukum sejarah dan hukum Roh: "Waktu penggenapan
hukum, adalah ketika hukum mencapai kematangannya ketika ia menjadi
hukum Roh. Bergerak maju di jalan ini agak beresiko, tetapi itu adalah
satu-satunya jalan menuju kematangan, meninggalkan saat-saat di mana
kita tidak matang. Bagian perjalanan hukum menuju kematangan, yang
datang dengan pewartaan Yesus, selalu melibatkan ketakutan; ketakutan
akan kebebasan yang diberikan Roh kepada kita. Hukum Roh menjadikan kita
bebas! Kebebasan ini sedikit menakutkan kita, karena kita takut kita
akan merancukan kebebasan Roh dengan kebebasan manusiawi".
Paus
Fransiskus melanjutkan, hukum Roh, "membawa kita pada sebuah jalan
pembedaan yang terus menerus untuk melakukan kehendak Allah" dan ini
dapat menakutkan kita. Paus memperingatkan bahwa ketakutan ini "membawa
dua godaan bersamanya". Yang pertama, adalah "mundur" dengan mengatakan
bahwa "itu mungkin hingga titik ini, tetapi tidak mungkin melewati titik
ini" yang berakhir menjadi "mari kita tinggal di sini". Ini, beliau
memperingatkan, "adalah godaan ketakutan akan kebebasan, ketakutan akan
Roh Kudus". Suatu ketakutan bahwa "lebih baik memainkannya dengan aman".
Paus Fransiskus kemudian menceritakan sebuah kisah tentang seorang
superior jenderal yang, pada tahun 1930, berkeliling menyusun daftar
peraturan bagi kaum religiusnya,"sebuah karya yang memakan waktu
bertahun-tahun". Kemudian ia pergi ke Roma untuk bertemu seorang abbas
Benediktin, yang, setelah mendengar semua yang telah ia lakukan,
menjawab bahwa dengan berbuat demikian ia "telah membunuh karisma
Kongregasinya", "ia telah membunuh kebebasannya" karena "karisma ini
berbuah dalam kebebasan dan ia telah menghentikan karisma tersebut".
"Ini adalah godaan untuk mundur, karena kita 'lebih aman' kembali ke
belakang: tetapi keamanan tuntas dalam Roh Kudus yang membawa Anda maju,
yang memberi kita kepercayaan ini - seperti yang dikatakan Paulus -
yang adalah lebih menuntut karena Yesus mengatakan kepada kita: "Amin,
Aku berkata kepadamu, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi". Ini lebih menuntut! Tetapi ini tidak memberi kita
keamanan manusiawi tersebut. Kita tidak bisa mengendalikan Roh Kudus:
itulah masalahnya! Ini adalah suatu godaan".
Paus Fransiskus
mencatat bahwa ada godaan lain: yaitu "paham kemajuan yang belum
matang", yang membuat kita keluar rel. Godaan ini terletak dalam
memandang suatu budaya dan "tidak memisahkan diri kita daripadanya".
"Kita mengambil nilai-nilai budaya ini sedikit dari sini, sedikit dari
sana, ... Mereka ingin membuat hukum ini? Baiklah mari kita pergi ke
depan dan membuat hukum ini. Mari kita memperluas batas-batas sedikit di
sini. Pada akhirnya, biarkan saya memberitahu Anda, ini bukan kemajuan
yang sesungguhnya. Ini adalah paham kemajuan yang belum matang: persis
seperti para remaja yang dalam antusiasme mereka ingin memiliki
segalanya dan pada akhirnya Anda tergelincir... Ini seperti ketika jalan
tertutup es dan mobil tergelincir dan keluar jalur... Ini adalah godaan
lain pada saat ini! Kita, pada saat ini dalam sejarah Gereja, kita
tidak bisa mundur atau keluar jalur!".
Paus Fransiskus
menyimpulkan: jalur tersebut "yakni kebebasan dalam Roh Kudus yang
menjadikan kita bebas, dalam pembedaan kehendak Tuhan yang terus menerus
untuk bergerak maju di jalan ini, tanpa kembali dan tanpa keluar
jalur". Mari kita memohon pada Tuhan "rahmat sehingga Roh Kudus memberi
kita untuk bergerak maju".
Pada Misa tersebut Paus Fransiskus
berkonselebrasi dengan João Braz Kardinal de Aviz, yang didampingi oleh
para imam, kaum religius dan awam staf Kongregasi untuk Lembaga Hidup
Bakti.
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.