Ketika kita tidak membiarkan Roh Kudus untuk bekerja, perpecahan dalam
Gereja tumbuh. Inilah pesan pokok homili Paus Fransiskus pada Kamis pagi
2 Mei 2013. Beliau berkonselebrasi dengan Malcolm Ranjith Albert
Kardinal Patabendige, Uskup Agung Kolombo Sri Lanka, dan staf Museum
Vatikan.
Paus Fransiskus berfokus pada bacaan pertama dari Kisah Para Rasul (15:7-21) yang menceritakan langkah pertama Gereja yang, setelah Pentakosta, pergi ke "pinggiran iman" untuk memberitakan Injil. Paus mencatat bahwa Roh Kudus melakukan dua hal: "pertama-tama mendorong" dan menciptakan "masalah" serta kemudian "memupuk keselarasan dalam Gereja". Di Yerusalem, ada banyak pendapat di kalangan para murid pertama tentang menyambut orang bukan Yahudi ke dalam Gereja. Ada yang mengatakan "tidak" untuk permufakatan apapun, dan sebaliknya yang mengatakan terbuka:
Paus Fransiskus berfokus pada bacaan pertama dari Kisah Para Rasul (15:7-21) yang menceritakan langkah pertama Gereja yang, setelah Pentakosta, pergi ke "pinggiran iman" untuk memberitakan Injil. Paus mencatat bahwa Roh Kudus melakukan dua hal: "pertama-tama mendorong" dan menciptakan "masalah" serta kemudian "memupuk keselarasan dalam Gereja". Di Yerusalem, ada banyak pendapat di kalangan para murid pertama tentang menyambut orang bukan Yahudi ke dalam Gereja. Ada yang mengatakan "tidak" untuk permufakatan apapun, dan sebaliknya yang mengatakan terbuka:
"Ada Gereja 'tidak' yang mengatakan, 'Kamu
tidak bisa; tidak, tidak, kamu seharusnya tidak' dan Gereja 'ya' yang
mengatakan, 'meskipun demikian ... mari kita berpikir tentang hal ini,
mari kita menjadi terbuka untuk hal ini, Roh sedang membuka pintu bagi
kita'. Roh Kudus belum melakukan tugas-Nya yang kedua: memupuk
keselarasan antarkeadaan ini, keselarasan Gereja, antara mereka di
Yerusalem, dan antara mereka dan orang-orang kafir. Ia selalu melakukan
pekerjaan yang baik, Roh Kudus, sepanjang sejarah. Dan ketika kita tidak
membiarkan-Nya bekerja, perpecahan di Gereja dimulai, sekte-sekte,
semua hal ini ... karena kita tertutup untuk kebenaran Roh".
Tetapi kemudian apakah kata kunci dalam perselisihan ini dalam Gereja
awal? Paus Fransiskus mengingat kembali kata-kata terinspirasi dari
Yakobus, Uskup Yerusalem, yang menekankan bahwa kita tidak harus
memaksakan kuk pada bahu para murid yang tidak dapat dibawa oleh para
bapa yang sama: "Ketika pelayanan Tuhan menjadi sebuah kuk yang begitu
berat, pintu komunitas Kristiani tertutup: tidak ada yang mau datang
kepada Tuhan Sebaliknya, kita percaya bahwa melalui kasih karunia Tuhan
Yesus kita diselamatkan. Pertama-tama ini sukacita dari karisma
memberitakan kasih karunia, kemudian mari kita melihat apa yang bisa
kita lakukan. Kata ini, kuk, datang pada hati saya, datang pada
pikiran".
Kemudian Paus berefreksi pada apa artinya membawa kuk
hari ini dalam Gereja. Yesus meminta kita semua untuk tinggal dalam
kasih-Nya. Dari teramat kasih inilah ketaatan akan perintah-Nya lahir.
Ini, beliaumenegaskan, adalah "komunitas Kristiani yang mengatakan ya".
Kasih ini, kata Paus, membawa kita untuk menjadi setia kepada Tuhan"...
"Saya tidak akan melakukan ini atau itu karena saya mengasihi Tuhan ":
"Sebuah komunitas 'ya' dan 'tidak' adalah hasil dari 'ya' ini. Kita
memohon kepada Tuhan supaya Roh Kudus membantu kita selalu untuk menjadi
sebuah komunitas kasih, kasih bagi Yesus yang begitu mengasihi kita.
Komunitas dari 'ya' ini. Dan dari 'ya' ini perintah-perintah tergenapi.
Sebuah komunitas pintu terbuka. Dan kmonunitas tersebut membela kita
dari cobaan untuk memungkinkan teguh pada iman, dalam arti kata secara
etimologis, untuk mencari kemurnian persiapan penginjilan, daripada
menjadi komunitas 'tidak'. Karena Yesus meminta kita pertama-tama bagi
kasih, kasih bagi-Nya, dan tetap berada dalam kasih-Nya".
Paus
Fransiskus menyimpulkan: "tatkala kehidupan komunitas Kristiani dalam
kasih, mengakukan dosa-dosanya, menyembah Tuhan, mengampuni
pelanggaran-pelanggaran, itu adalah amal kasih terhadap orang lain dan
mengejawantahkan kasih" dan dengan demikian "merasakan kewajiban
kesetiaan kepada Tuhan untuk mematuhi perintah-perintah".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.