Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Mei 2013 : KEKUATAN SEJATI, BAHKAN DALAM GEREJA, ADALAH DALAM MELAYANI ORANG LAIN


Bagi orang Kristiani, kemajuan sejati terletak dalam merendahkan diri kita seperti yang dilakukan Yesus. Inilah fokus homili Paus Fransiskus pada Misa pagi 21 Mei 2013 di Casa Santa Marta. Paus juga menegaskan bahwa kekuatan sejati adalah dalam pelayanan dan bahwa tidak ada ruang untuk perebutan kekuasaan di dalam Gereja. Selama doa umat Paus Fransiskus juga berdoa bagi para korban tragedi tornado Oklahoma.


Dalam bacaan hari ini (Mrk 9:30-37), sumber refleksi Bapa Suci, Yesus berbicara tentang penderitaan-Nya. Namun murid-murid-Nya, mulai berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Mengomentari 'episode pahit' ini Paus mencatat: "Perjuangan untuk kekuasaan dalam Gereja bukan hal baru", sebenarnya "hal tersebut pada waktu itu dimulai dengan Yesus". Paus mengatakan: "Dalam Injil Yesus, perebutan untuk kekuasaan dalam Gereja tidak harus ada" karena kekuatan sejati, apa yang Tuhan " oleh teladan-Nya telah mengajarkan kita", adalah "kekuatan pelayanan".

"Kekuatan sesungguhnya adalah pelayanan. Seperti yang Ia lakukan, Ia yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan pelayanan-Nya adalah pelayanan Salib. Ia merendahkan diri-Nya sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib bagi kita, untuk melayani kita, untuk menyelamatkan kita. Dan tidak ada cara lain dalam Gereja untuk bergerak maju. Bagi orang Kristiani, semakin maju, berkembang, berarti merendahkan diri sendiri. Jika kita tidak belajar kaidah Kristiani ini, kita tidak akan pernah dapat memahami pesan sejati Yesus mengenai kekuasaan".

Paus mengatakan bahwa berkembang "berarti merendahkan diri kita", itu berarti "selalu menjadi pelayan" bagi orang lain. Dalam Gereja, beliau menambahkan, "yang terbesar adalah orang yang paling melayani, orang yang berada pada pelayanan orang lain". "Inilah kaidahnya". Namun, kata Paus Fransiskus, dari awal sampai sekarang telah ada "perebutan kekuasaan di dalam Gereja", bahkan "dalam cara kita berbicara": "Ketika seseorang diberi pekerjaan, yang di mata dunia adalah peran yang unggul, mereka mengatakan: 'Ah, perempuan ini telah dipromosikan menjadi presiden lembaga itu, atau laki-laki ini dipromosikan ...'. Kata kerja ini, mempromosikan: ya, itu adalah kata kerja yang bagus dan salah satu yang harus kita gunakan dalam Gereja. Ya, Ia dipromosikan menjadi salib, Ia dipromosikan menjadi penghinaan. Itulah promosi sejati [kemajuan], yang membuat kita tampak lebih menyerupai Yesus!"

Paus kemudian mengingatkan kembali bahwa Santo Ignatius Loyola, yang dalam Latihan Rohaninya, meminta pada Tuhan yang Tersalib "rahmat penghinaan". Ini, beliau menegaskan, adalah "kekuatan sejati dari pelayanan Gereja". Ini adalah jalan Yesus yang sejati, kemajuan sejati dan bukan duniawi: "Jalan Tuhan adalah berada dalam pelayanan-Nya: sebagaimana Ia melaksanakan pelayanan-Nya, kita harus mengikuti-Nya, pada jalan pelayanan. Itulah kekuatan sesungguhnya dalam Gereja. Hari ini saya hendak berdoa bagi kita semua, sehingga Tuhan memberi kita rahmat untuk memahami bahwa: kekuatan sesungguhnya dalam Gereja adalah pelayanan. Dan juga untuk memahami kaidah emas bahwa Ia mengajar kita melalui teladan-Nya: untuk orang Kristiani, perkembangan, kemajuan, berarti menjadi rendah hati. Kita memohon rahmat ini".

Staf dari Radio Vatikan dan Kantor Pemerintahan hadir pada Misa Selasa pagi tersebut. Juga hadir Direktur Civilta Cattolica, Pastor Antonio Spadaro SJ, dan Maria Voce dan Giancarlo Faletti, Presiden dan Wakil Presiden Gerakan Focolare.

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.