Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 JULI 2013 : SUKACITA PENGHIBURAN, SALIB DAN DOA

Paus Fransiskus menyampaikan homili pada Misa hari Minggu pagi 7 Juli 2013 bersama para seminaris dan para novis yang berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk menandai akhir konferensi empat hari tentang panggilan, pemahaman dan pembentukan di Roma. Berikut adalah homili lengkap Bapa Suci pada Misa tersebut.
************************************************
Saudara dan saudari terkasih,
Kemarin saya merasa senang bertemu denganmu, dan hari ini sukacita kita bahkan lebih besar, karena kita telah berkumpul untuk Ekaristi pada Hari Tuhan. Kamu adalah para seminaris, para novis, orang-orang muda pada perjalanan panggilan, dari setiap bagian dari dunia. Kamu mewakili orang muda Gereja! Jika Gereja adalah Mempelai Kristus, kamu dalam arti tertentu mewakili saat pertunangan, musim semi panggilan, musim penemuan, pemahaman, pembentukan. Dan itulah musim yang sangat indah, yang di dalamnya landasan diletakkan untuk masa depan. Terima kasih sudah datang!

Hari ini sabda Allah berbicara kepada kita tentang perutusan. Dari mana perutusan berasal? Jawabannya sederhana: perutusan berasal dari suatu panggilan, panggilan Tuhan, dan ketika Ia memanggil orang-orang, Ia melakukannya dengan maksud untuk mengutus mereka keluar. Tetapi bagaimana seseorang yang diutus dimaksudkan untuk tinggal? Apa saja pokok acuan perutusan Kristiani? Bacaan-bacaan yang telah kita dengar mengusulkan tiga hal : sukacita penghiburan, Salib dan doa.

Unsur pertama: sukacita penghiburan. Nabi Yesaya sedang menyampaikan pesan kepada orang-orang yang telah melalui masa gelap pembuangan, suatu pencobaan yang sangat sulit. Tetapi sekarang saat penghiburan telah tiba bagi Yerusalem; kesedihan dan ketakutan harus memberi jalan kepada sukacita: "Bersukacitalah .... bersorak-soraklah ....bergiranglah bersama-sama dia", kata Sang Nabi (66:10). Undangan yang bagus untuk bersukacita. Mengapa? Karena alasan apa? Karena Tuhan akan mencurahkan atas Kota Suci dan penduduknya suatu "curahan deras" penghiburan, kelembutan seorang ibu: "Kamu akan digendong dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu" (ayat 12-13). Setiap orang Kristiani, terutama Anda dan saya, dipanggil untuk menjadi pembawa pesan pengharapan ini yang memberikan ketenangan dan sukacita: penghiburan Allah, kelembutan-Nya terhadap semua orang. Tetapi jika kita awalnya mengalami sukacita dihibur oleh-Nya, dikasihi oleh-Nya, maka kita dapat membawa sukacita itu kepada orang lain. Hal ini penting jika perutusan kita untuk menjadi berbuah: merasakan penghiburan Allah dan menyampaikannya kepada orang lain! Undangan Yesaya harus bergema dalam hati kita: "Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku" (40:1) dan harus mengarah pada perutusan. Orang-orang saat ini tentu membutuhkan kata-kata, tetapi kebanyakan dari mereka semua membutuhkan kita untuk menjadi saksi bagi belas kasihan dan kelembutan Tuhan, yang menghangatkan hati, menghidupkan harapan, dan menarik orang-orang ke arah kebaikan. Betapa sukacitanya membawa penghiburan Allah kepada orang lain!

Titik acuan perutusan yang kedua adalah Salib Kristus. Santo Paulus, menulis kepada jemaat di Galatia, mengatakan: "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (6:14). Dan ia berbicara tentang "tanda-tanda Yesus", yaitu, luka-luka Tuhan yang disalibkan, sebagai tanda balasan, sebagai tanda khusus hidup-Nya sebagai seorang Rasul Injil. Dalam karya pelayanannys Paulus mengalami penderitaan, kelemahan dan kekalahan, tetapi juga sukacita dan penghiburan. Inilah misteri Paskah Yesus: misteri kematian dan kebangkitan. Dan justru dengan membiarkan dirinya menjadi serupa dengan kematian Yesus maka Santo Paulus menjadi pengikut dalam kebangkitan-Nya, dalam kemenangan-Nya. Dalam saat kegelapan dan kesengsaraan, fajar cahaya dan keselamatan sudah hadir dan bekerja. Misteri Paskah adalah berdebarnya jantung perutusan Gereja! Dan jika kita tetap di dalam misteri ini, kita terlindung baik dari gambaran perutusan yang bersifat duniawi maupun yang bersifat kemenangan dan dari keputusasaan yang dapat dihasilkan dari kesengsaraan dan kegagalan. Kelimpahan pemberitaan Injil diukur bukan oleh keberhasilan atau kegagalan menurut kriteria evaluasi manusia, tetapi oleh menjadi serupa dengan logika Salib Yesus, yang merupakan logika melangkah ke luar diri sendiri dan menghabiskan diri sendiri, logika kasih. Itulah Salib - Salib yang selalu hadir bersama Kristus - yang menjamin kelimpahan perutusan kita. Dan dari Saliblah, tindakan tertinggi belas kasihan dan kasih, sehingga kita dilahirkan kembali sebagai "ciptaan baru" (Gal 6:15).

Akhirnya unsur ketiga: doa. Dalam Injil kita mendengar: "Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Luk 10:2). Para buruh untuk panenan tidak dipilih melalui kampanye iklan atau permintaan untuk pelayanan dan kemurahan hati, tetapi mereka "dipilih" dan "diutus" oleh Allah. Untuk ini, doa adalah penting. Gereja, sebagaimana sering ditegaskan oleh Paus Benediktus XVI, bukan milik kita, tetapi milik Allah; lahan untuk dibudidayakan adalah milik-Nya. Maka, perutusan terutama adalah tentang rahmat. Dan jika Rasul lahir dari doa, ia menemukan dalam doa cahaya dan kekuatan untuk tindakannya. Perutusan kita berhenti berbuah, bahwasanya, perutusan dipadamkan saat hubungan dengan sumbernya, dengan Tuhan, terganggu.

Para seminaris terkasih, para novis terkasih, orang-orang muda terkasih camkan panggilan Anda: "evangelisasi dilakukan pada lutut seseorang", ketika salah satu dari Anda mengatakan kepada saya lain hari. Jadilah selalu pria dan wanita doa! Tanpa suatu hubungan terus menerus dengan Allah, perutusan menjadi suatu pekerjaan. Resiko paham aktivis, terlalu banyak mengandalkan pada struktur, adalah sebuah bahaya yang selalu hadir. Jika kita memandang ke arah Yesus, kita melihat bahwa sebelum keputusan atau peristiwa penting apapun Ia memusatkan diri-Nya dalam doa yang intens dan berkelanjutan. Marilah kita memupuk dimensi kontemplatif, bahkan di tengah angin puyuh tugas yang lebih penting dan mendesak. Dan semakin perutusan memanggil kamu untuk pergi keluar ke pinggiran eksistensi, biarkan hatimu menjadi lebih erat bersatu dengan hati Kristus, puncak belas kasih dan kasih. Di sinilah letak rahasia kelimpahan seorang murid Tuhan!

Yesus mengutus para pengikut-Nya dengan tidak ada "bekal, pundi-pundi, kasut" (Luk 10:4). Penyebaran Injil tidak dijamin baik oleh jumlah orang, ataupun oleh kewibawaan lembaga, ataupun oleh jumlah sumber daya yang tersedia. Yang penting adalah diresapi oleh kasih Kristus, membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus dan mencangkokkan hidup miliknya sendiri kepada pohon kehidupan, yang adalah Salib Tuhan.

Sahabat-sahabat terkasih, dengan keyakinan yang besar saya mempercayakan kamu kepada perantaraan Maria yang Tersuci. Ia adalah Bunda yang membantu kita untuk mengambil keputusan hidup secara bebas dan tanpa rasa takut. Semoga ia membantu kamu untuk menjadi saksi bagi sukacita penghiburan Allah, untuk menyesuaikan dirimu dengan logika kasih dari Salib, untuk bertumbuh dalam kesatuan yang lebih dalam dengan Tuhan. Maka hidupmu akan menjadi kaya dan berlimpah! Amin.

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.