Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 September 2013 : MERENUNGKAN “PENDERITAAN KEMANUSIAAN” YESUS DAN “KEMANISAN” MARIA

Dalam rangka menghidupi pesan Injil, seorang Kristiani harus merenungkan "dua kutub" tentang "penderitaan kemanusiaan" Yesus dan "kemanisan" Maria. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya Kamis pagi 12 September 2013 dalam Misa di Casa Santa Marta

Injil (Luk 6:27-38), beliau berkata, sedang menuntut, membutuhkan "hal-hal yang kuat" dari seorang Kristiani: kemampuan untuk mengampuni, kemurahan hati, kasih untuk musuh ... Hanya ada satu cara untuk dapat mempraktekkannya: "merenungkan Sengsara, kemanusiaan Yesus" dan meneladan perilaku bunda-Nya. Justru kepada Maria, yang Nama Tersucinya dirayakan dalam Pesta hari ini, sehingga Paus mendedikasikan bagian pertama dari homilinya. Pada suatu saat, beliau berkata, pesta hari ini dikenal sebagai pesta “Nama Maria yang Termanis”. Kemudian gelar ini diubah - tetapi dalam doa, beliau mengamati, "kemanisan namanya" tetap:

"Bahkan hari ini, kita berdiri dalam kebutuhan akan kemanisan Madonna ini, untuk memahami hal-hal yang diminta Yesus dari kita, bukan? Karena daftar [hal-hal] ini tidak mudah untuk dijalani. Mengasihi musuh, berbuat baik, meminjamkan tanpa mengharapkan apa-apa... kepada mereka yang menampar pipi Anda, berikanlah pipi lainnya; kepada mereka yang mengoyak jubah Anda, janganlah menanggalkan baju ... Tetapi ini adalah hal yang sulit, bukan? Tetapi Madonna, dengan caranya sendiri, menjalani semua hal ini: itulah rahmat kelemahlembutan, rahmat kelembutan".

Santo Paulus, juga, dalam surat kepada jemaat Kolose (3:12-17) dalam liturgi hari ini, mengajak orang-orang Kristiani untuk "mengenakan... belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan.... bersabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan yang lain”. Tetapi bagaimana saya bisa melakukan hal ini? Bagaimana saya dapat mempersiapkan diri untuk melakukan hal ini? Apa yang harus saya pelajari untuk melakukan hal ini?”. Jawabannya, Paus mengatakan, jelas : "Kita tidak bisa melakukan hal ini melalui usaha kita sendiri. Kita tidak bisa melakukan hal ini! Hanya sebuah rahmat dapat mencapai hal ini dalam diri kita". Dan rahmat ini, beliau menambahkan, datang sepanjang sebuah jalan yang pasti:

"Arahkan pikiran Anda pada Yesus saja. Jika hati kita, jika pikiran kita bersama Yesus, Sang Pemenang yang telah menaklukkan kematian, dosa, setan, segala sesuatu, kita bisa melakukan apa yang diinginkan Yesus sendiri dari kita, dan apa yang diminta Rasul Paulus dari kita: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Jika kita tidak memandang kepada Yesus, jika kita tidak bersama Yesus, kita tidak bisa melakukan hal ini. Itu adalah sebuah rahmat : itu adalah sebuah rahmat yang berasal dari permenungan akan Yesus".

Secara khusus, Paus Fransiskus melanjutkan, ada suatu segi tertentu dari kehidupan Yesus yang kepadanya permenungan orang Kristiani harus selalu kembali: Sengsara-Nya, “penderitaan kemanusiaan"-Nya. Dan, beliau bersikeras, melalui permenungan “akan Yesus, akan kehidupan kita ini tersembunyi bersama Yesus dalam Allah, maka kita mampu untuk maju dengan sikap ini, kebajikan-kebajikan yang Tuhan minta dari kita ini. Tidak ada jalan lain":

"Memikirkan tentang keheningan-Nya yang lemah lembut: hal ini akan menjadi usaha keras Anda. Dia akan melakukan sisanya. Dia akan melakukan segala sesuatu yang masih kurang. Tetapi Anda harus melakukan hal itu: menyembunyikan kehidupan Anda dalam Allah bersama Kristus. Hal ini dilakukan melalui permenungan akan kemanusiaan Yesus, akan penderitaan kemanusiaan. Tidak ada jalan lain - tidak ada satupun. Itulah satu-satunya cara. Menjadi orang-orang Kristiani yang baik, merenungkan kemanusiaan Yesus, penderitaan kemanusiaan. Agar bersaksi, agar mampu memberikan kesaksian ini. Agar tidak membenci sesama, renungkanlah penderitaan Yesus. Agar jangan bergosip terhadap sesama, renungkanlah penderitaan Yesus. Itulah satu-satunya cara. Sembunyikan kehidupan Anda bersama Kristus dalam Allah: inilah nasihat yang diberikan Rasul Paulus. Inilah nasihat untuk menjadi rendah hati, lemah lembut dan baik, murah hati, baik hati".

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.