"Di mana ada Yesus, di
sana selalu ada kerendahan hati, kelemahlembutan,
dan kasih". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam Misa Selasa pagi 3
September 2013 di Casa Santa Marta. Paus menekankan
perbedaan antara "terang
menentramkan" Yesus yang berbicara kepada hati kita, dan terang dunia, sebuah "terang buatan" yang membuat kita sombong dan angkuh.
Jatidiri orang Kristiani, Bapa Suci mengatakan,
adalah "sebuah
jatidiri terang, bukan jatidiri
kegelapan". Paus Fransiskus mengawali homilinya dari kata-kata Santo Paulus kepada murid-murid pertama Yesus: "Kamu, saudara-saudara,
kamu tidak hidup di dalam kegelapan.... kamu
semua adalah anak-anak terang” (1Tes 5:4-5). Terang ini, beliau mengamati, sangat tidak disukai
oleh dunia. Tetapi Yesus datang justru untuk
menyelamatkan kita dari dosa: "Terang-Nya
menyelamatkan kita dari kegelapan". Di sisi lain, beliau melanjutkan, hari ini "orang mungkin berpikir bahwa ada
kemungkinan" memiliki terang "dengan begitu banyak hal ilmiah, dan begitu banyak hal kemanusiaan".
"Anda bisa tahu segalanya, Anda bisa memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu dan terang pada hal-hal
ini. Tetapi
terang Yesus adalah sesuatu yang lain.
Bukan sebuah terang ketidaktahuan, tidak! Sebuah terang kebijaksanaan dan kecerdasan, sesuatu yang lain selain terang dunia. Terang
yang ditawarkan
dunia kepada kita adalah terang buatan, kuat, mungkin -
tetapi terang Yesus lebih kuat, eh! - kuat seperti kembang api, seperti kilatan fotografi. Sebaliknya, terang Yesus
adalah terang
yang menenangkan, terang kedamaian, seperti terang pada malam Natal: tanpa dibuat-buat”.
Itulah, Paus mengatakan, sebuah terang yang "menawarkan dan memberi kedamaian". Terang Yesus, beliau melanjutkan, "tidak diletakkan pada sebuah pertunjukan. Sebuah terang yang datang ke dalam hati". Namun, beliau memperingatkan, “benar bahwa berkali-kali iblis datang berpakaian sebagai seorang malaikat terang: ia suka meniru Yesus dan berbuat baik, ia berbicara kepada kita secara diam-diam, seperti ia berbicara kepada Yesus setelah puasa di padang gurun. "Itulah mengapa kita harus memohon pada Tuhan "hikmat kebijaksanaan untuk memahami kapan itu Yesus yang memberi kita terang, dan kapan itu iblis, yang menyamar sebagai seorang malaikat terang".
"Seberapa banyak mempercayai mereka sedang hidup dalam terang dan mereka berada dalam kegelapan, tetapi mereka tidak menyadarinya? Apakah terang seperti yang ditawarkan Yesus kepada kita? Terang Yesus dapat diketahui karena merupakan terang yang rendah hati, bukan terang yang memaksakan diri: bersifat rendah hati. Sebuah terang yang lemah lembut, dengan kekuatan kelemahlembutan. Sebuah terang yang berbicara kepada hati, dan juga sebuah terang yang menawarkan Anda Salib. Jika kita, dalam terang batin kita lemah lembut, jika kita mendengar suara Yesus dalam hati dan memandang Salib tanpa takut: itulah terang Yesus".
Tetapi
jika, di sisi lain, sebuah terang datang sehingga “membuat Anda sombong”,
beliau memperingatkan, sebuah terang yang "membawa Anda melihat pada orang lain dari tempat tinggi" untuk memandang rendah orang lain, "yang akan membawa Anda kepada keangkuhan" – itu
bukan terang
Yesus: itu terang iblis, yang
menyamar
sebagai Yesus, sebagai seorang
malaikat
terang". Paus menunjukkan cara untuk membedakan terang sejati dari terang palsu:" Di mana ada
Yesus, di
sana selalu
ada kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, dan Salib".
Tetapi, beliau menambahkan, kadang-kadang "kita menemukan seorang
Yesus yang tidak rendah hati, yang tidak lemah lembut, yaitu tanpa kasih, dan tanpa Salib".
Jadi
kita harus
mengikuti Yesus
yang sesungguhnya
"tanpa
rasa takut", mengikuti terang-Nya karena terang Yesus
"indah dan melakukan begitu banyak kebaikan".
Dalam Injil hari ini (Luk 4:31-37), beliau menyimpulkan, Yesus mengusir setan dan orang-orang dilepaskan dari rasa takut dalam rupa sebuah sabda yang mengusir roh jahat: "Yesus tidak perlu sepasukan tentara untuk mengusir roh-roh jahat, Dia tidak membutuhkan keangkuhan, tidak perlu kekuatan, tidak perlu kesombongan. 'Apakah di sana tentang sabda-Nya? Karena dengan kewenangan dan kuasa Dia memerintahkan roh-roh jahat, dan mereka keluar'. Inilah sebuah sabda yang rendah hati, lemah lembut, dengan begitu banyak kasih; sebuah sabda yang menyertai kita dalam saat-saat Salib. Marilah kita mohon Tuhan memberi kita hari ini rahmat terang-Nya, dan mengajarkan kita untuk membedakan kapan terang berasal dari-Nya, dan kapan itu merupakan terang buatan, yang dibuat oleh musuh untuk memperdaya kita".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.