Bacaan Ekaristi : Rm
4:20-25; Luk 12:13-21
Keserakahan, keterikatan pada uang, menghancurkan orang-orang, menghancurkan keluarga-keluarga dan hubungan
dengan orang lain. Itulah pesan Paus Fransiskus selama Misa Senin
pagi 21 Oktober 2013 di
Casa Santa Marta. Undangan
tersebut
dengan sendirinya bukan untuk memilih kemiskinan, tetapi untuk
menggunakan kekayaan yang diberikan Allah kepada kita untuk membantu mereka yang
membutuhkan.
Mengomentari Injil hari itu (Luk
12:13-21), yang
di dalamnya seseorang meminta Yesus untuk menyelesaikan masalah warisan dengan saudaranya, Paus berbicara
tentang masalah hubungan kita dengan uang:
"Ini adalah masalah sehari-hari. Berapa banyak keluarga yang
telah kita lihat dihancurkan oleh masalah uang? Saudara
melawan saudara, ayah melawan anak. Ini
adalah hasil pertama yang dilakukan sikap melekat pada uang ini
: sikap itu menghancurkan! Ketika seseorang melekat pada
uang, ia menghancurkan dirinya sendiri, ia menghancurkan keluarga. Uang menghancurkan!
Memang, bukan? Sikap itu mengikat Anda. Uang berfungsi
untuk membawa banyak hal yang
baik, begitu banyak karya bagi pengembangan manusia, tetapi ketika hati Anda terlekat dalam cara ini, sikap itu menghancurkan Anda."
Yesus
menceritakan perumpamaan tentang
orang kaya yang hidup untuk mengumpulkan “harta
bagi dirinya sendiri, tetapi tidak kaya dalam apa yang berarti bagi Allah".
Peringatan Yesus adalah menjauh dari segala
bentuk keserakahan:
"Itulah apa yang
mencelakakan : keserakahan dalam hubungan saya dengan uang. Memiliki lebih, memiliki lebih, memiliki lebih... Membawa Anda kepada penyembahan berhala, menghancurkan hubungan Anda
dengan orang lain. Bukan uang, tetapi sikap, apa yang kita sebut keserakahan. Kemudian juga keserakahan ini membuat Anda sakit, karena membuat Anda berpikir tentang segala
sesuatu dalam bentuk uang. Bisa menghancurkan Anda, membuat Anda sakit. Dan pada akhirnya - ini
adalah hal yang paling penting -
keserakahan adalah alat penyembahan berhala karena menyelusuri
sebuah
jalan bertentangan dengan apa yang telah dilakukan Allah bagi kita. Santo Paulus mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus, yang adalah kaya, menjadikan diri-Nya miskin
untuk memperkaya kita. Itulah
jalan Allah : kerendahan hati, merendahkan diri untuk melayani. Keserakahan, di sisi lain, membawa kita pada jalan sebaliknya
: Anda, yang
adalah seorang manusia miskin,
menjadikan diri Anda Allah demi
kesombongan itu. Itulah penyembahan berhala!"
Inilah
alasannya, Paus melanjutkan, mengapa
Yesus mengatakan hal-hal "terhadap kelekatan pada uang ini begitu keras, begitu tajam. Ia mengatakan kepada kita bahwa Anda tidak dapat mengabdi kepada dua tuan
: Allah
maupun uang. Ia mengatakan kepada kita untuk
tidak khawatir, karena Allah mengetahui apa yang kita butuhkan" dan Ia mengundang
kita "untuk mempercayakan selebihnya kepada Bapa, yang membuat bunga bakung di ladang berbunga, dan memberi makan burung-burung". Orang kaya dari perumpamaan tersebut terus memikirkan tentang kekayaannya semata, tetapi Allah berkata kepadanya: "Hai engkau orang bodoh, pada
malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu”. Jalan ini bertentangan dengan jalan Allah", Paus mengakhiri. "Merupakan kebodohan, membawa Anda jauh dari kehidupan, menghancurkan
semua persaudaraan manusia" :
"Tuhan mengajarkan kita jalan tersebut : bukan jalan kemiskinan demi kemiskinan
itu. Tidak! Jalan kemiskinan sebagai sebuah alat, supaya Allah menjadi
Allah, sehingga Ia akan menjadi satu-satunya Tuhan! Bukan berhala-hala keemasan! Dan semua barang yang kita miliki, Tuhan memberikan mereka kepada kita untuk memajukan dunia, untuk memajukan umat manusia, untuk
membantu, untuk membantu orang lain. Hari ini semoga Sabda Tuhan tetap dalam hati kita : "Berhati-hatilah untuk berjaga terhadap semua keserakahan, karena meskipun orang menjadi kaya, hidupnya tidak terdiri dari kepemilikan."
Sumber : Radio
Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.