Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Oktober 2013 : ALLAH MENCAMPURI HIDUP KITA DAN MENYEMBUHKAN LUKA-LUKA KITA


Bacaan Ekaristi : Rm 5:12,15b,17-19,20b-21; Luk 12:35-38


Permenungan, kedekatan dan kelimpahan adalah tiga kata yang di atasnya Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada Misa Selasa 22 Oktober 2013 di Casa Santa Marta.

Berbicara kepada mereka yang hadir untuk perayaan pagi itu, Paus menegaskan bahwa orang tidak dapat memahami Allah semata-mata dengan pikiran dan menunjukkan bahwa Allah menantang kita dengan "campur tangan" dalam hidup kita untuk menyembuhkan luka-luka kita, sama seperti yang dilakukan Yesus. Kecerdasan - Paus mengatakan - tidak mencukupi untuk masuk ke dalam misteri Allah. Anda memerlukan permenungan, kedekatan dan kelimpahan.

Menarik inspirasinya dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma (5:12,15b,17-19,20b-21), Paus Fransiskus mengatakan hanya ada satu cara sehingga kita dapat mengerti misteri keselamatan kita, dan itu adalah : bersujud, dalam permenungan. Kecerdasan tidak mencukupi - beliau menambahkan : "Anda memerlukan permenungan, kecerdasan, hati, sujud berdoa ... bersama-sama : ini adalah bagaimana kita masuk ke dalam misteri".

Dan Paus melanjutkan untuk berbicara tentang kedekatan. "Satu orang menciptakan dosa, Paus Fransiskus menjelaskan, dan satu orang menyelamatkan kita". Allah dekat, Ia dekat pada sejarah kita. Dari saat pertama ketika Ia memilih bapa kita, Abraham, Ia berjalan bersama umat-Nya. Dan Yesus sendiri - katanya – memiliki pekerjaan pengrajin : seorang pekerja yang menggunakan tangan-Nya. Gambaran yang datang ke pikiran - Paus melanjutkan yaitu gambaran seorang perawat di sebuah rumah sakit yang menyembuhkan luka-luka kita, satu per satu. Sama seperti Allah - beliau menjelaskan - yang terlibat, yang turut campur dalam kesengsaraan kita, Ia dekat dengan luka-luka kita dan menyembuhkan mereka dengan tangan-Nya. Dan untuk benar-benar memiliki tangan - beliau melanjutkan - Ia menjadi manusia. Jadi Allah menyelamatkan kita tidak hanya oleh surat keputusan : "Ia menyelamatkan kita dengan kelembutan dan dengan belaian. Ia menyelamatkan kita dengan hidup-Nya bagi kita". Dan kemudian Paus Fransiskus berbicara tentang " kelimpahan ". Di mana dosa berlimpah – beliau berkata - kasih karunia berlimpah. Kita masing-masing mengetahui kesengsaraan-Nya dan mengetahui bagaimana kesengsaraan itu berlimpah. Tetapi tantangan Allah adalah untuk mengalahkan mereka dan menyembuhkan luka-luka seperti yang dilakukan Yesus dengan kelimpahan kasih karunia dan cinta-Nya. Dan Paus Fransiskus menunjukkan bahwa meskipun beberapa orang tidak suka mengakuinya : mereka yang paling dekat dengan hati Yesus adalah orang-orang berdosa, karena Ia pergi untuk mencari mereka, memanggil mereka dan menyembuhkan mereka, sementara mereka yang berada dalam kesehatan yang baik tidak memerlukan seorang dokter : "Aku telah datang untuk menyembuhkan , untuk menyelamatkan."

Paus mengakhiri homilinya dengan merenungkan bagaimana beberapa orang kudus mengatakan bahwa salah satu dosa yang paling buruk adalah ketidakpercayaan : ketidakpercayaan pada Allah. "Tetapi bagaimana kita bisa waspada terhadap Allah yang begitu dekat, begitu baik, yang lebih menyukai hati yang penuh dosa?". Misteri ini beliau berkata - tidak mudah untuk memahami dengan kecerdasan, tetapi dengan bantuan tiga kata ini : "permenungan, kedekatan dan kelimpahan" karena Allah "selalu menang dengan kelimpahan kasih karunia-Nya, dengan kelembutan-Nya", dengan kekayaan belas kasih-Nya."

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.