Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS 1 November 2013


Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4,9-14; Mat 5:1-12a


Pukul 4 sore pada Hari Raya Semua Orang Kudus 1 November 2013, Paus Fransiskus merayakan Misa di pintu masuk pemakaman Romawi Verano, dan kemudian memimpin doa khusus untuk yang meninggal dan memberkati makam. Berkonselebrasi dengan Bapa Suci adalah Vikaris Kardinal Roma, Agostino Vallini; Uskup Agung Filippo Iannone, Wakil Direktur Keuskupan Roma; Uskup Auksilier dan pastor paroki Santo Laurensius di Luar Tembok, Pastor Armando Ambrosi. Berikut adalah homili Bapa Suci dalam Misa tersebut.
* * *


Pada hari ini, sebelum matahari terbenam, kita mengingat kembali diri kita di pemakaman ini dan memikirkan masa depan kita; kita berpikir tentang semua orang yang telah pergi dari kita, yang telah mendahului kita dalam kehidupan dan berada dalam Tuhan.

Penglihatan Surga yang kita dengar dalam Bacaan Pertama (Why 7:2-4,9-14) begitu indah : Tuhan Allah, keindahan, kebaikan, kebenaran, kelembutan, dan kepenuhan kasih. Semua ini menanti kita. Mereka yang telah mendahului kita dan meninggal dalam Tuhan ada di sana. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak diselamatkan oleh karya-karya mereka - mereka juga melakukan perbuatan baik - tetapi mereka diselamatkan oleh Tuhan : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" (Why 7:10). Dialah yang menyelamatkan kita, Dialah yang pada akhir hidup kita membawa kita dengan tangan sebagai seorang bapa, justru ke Surga itu para nenek moyang berada. Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" (ayat 13). Siapa orang-orang benar ini, orang-orang kudus yang berada di Surga ini? Jawabannya : "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (ayat 14).

Kita hanya bisa masuk ke dalam surga berkat darah Anak Domba, berkat darah Kristus. Adalah sebenarnya darah Kristus yang telah membenarkan kita, yang telah membuka untuk kita pintu-pintu Surga. Dan jika hari ini kita ingat saudara dan saudari kita ini yang telah mendahului kita dalam hidup dan berada di surga, itu karena mereka dicuci dalam darah Kristus. Ini merupakan pengharapan kita : pengharapan darah Kristus! Sebuah pengharapan yang tidak mengecewakan. Jika kita berjalan dalam hidup dengan Tuhan, Ia tidak pernah mengecewakan!

Dalam Bacaan Kedua (1 Yoh 3:1-3) kita mendengar apa yang Rasul Yohanes katakan kepada murid-muridnya : "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita.... sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti" (1Yoh 3:1-2).
Melihat Allah, menyerupai Allah : ini adalah pengharapan kita. Dan hari ini, tepatnya di hari orang-orang kudus dan sebelum hari orang-orang mati, perlulah untuk memikirkan tentang sedikit pengharapan : pengharapan ini yang mendukung kita dalam kehidupan. Orang-orang Kristiani pertama menggambarkan pengharapan dengan jangkar, seolah-olah hidup adalah jangkar yang dilempar ke pantai Surga dan kita semua berjalan menuju pantai itu, menggenggam tali jangkar. Ini adalah sebuah gambaran yang indah dari pengharapan : memiliki hati yang berlabuh di sana, di mana para nenek moyang berada, di mana orang-orang kudus berada, di mana Yesus berada, di mana Allah berada. Inilah pengharapan yang tidak mengecewakan; hari ini dan besok adalah hari-hari pengharapan.

Pengharapan sedikit seperti ragi, yang memperbesar jiwa Anda; ada saat-saat sulit dalam hidup, tetapi dengan pengharapan jiwa berjalan ke depan dan melihat apa yang menanti kita. Hari ini adalah suatu hari pengharapan. Saudara dan saudari kita berada di hadapan Allah dan kita juga akan berada di sana, oleh rahmat murni dari Tuhan, jika kita berjalan di jalan Yesus. Rasul Yohanes menyimpulkan: "Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (ayat 3). Pengharapan juga menyucikan kita, memperbesar kita; pemurnian dalam pengharapan dalam Yesus Kristus ini membuat kita pergi dengan ketergesa-gesaan, dengan cepat. Dalam hal ini, sebelum terbenamnya matahari hari ini, kita masing-masing dapat berpikir tentang matahari terbenamnya matahari kehidupannya : "Bagaimana terbenamnya matahari saya akan terjadi?” Kita semua akan memiliki suatu terbenamnya matahari, kita semua! Apakah saya melihatnya dengan pengharapan? Apakah saya melihatnya dengan sukacita diterima oleh Tuhan tersebut? Ini adalah sebuah pemikiran Kristiani, yang memberi kita damai. Hari ini adalah hari sukacita, tetapi hari tentram, sukacita yang menemtramkan, sukacita damai. Kita memikirkan terbenamnya matahari begitu banyak saudara dan saudari yang telah mendahului kita, kita memikirkan tentang terbenamnya matahari kita, kapanpun itu akan terjadi. Dan kita berpikir tentang hati kita dan bertanya kepada diri kita sendiri : "Di mana hatiku berlabuh?" Jika bukan berlabuh dengan baik, mari kita melabuhkannya di sana, di pantai itu, mengetahui bahwa pengharapan yang tidak mengecewakan karena Tuhan Yesus tidak mengecewakan.

[Pada akhir Misa. setelah berkat  atas makam, Bapa Suci berdoa bagi para pengungsi yang telah kehilangan hidup mereka]
Saya juga ingin berdoa dengan cara khusus untuk saudara dan saudari tersebut yang telah mati pada hari-hari ini ketika mereka mencari kebebasan, kehidupan yang lebih layak. Kita telah melihat foto-foto, kekejaman padang gurun; kita melihat laut di mana begitu banyak orang yang tenggelam. Marilah kita berdoa bagi mereka. Dan marilah kita juga berdoa bagi mereka yang selamat, dan pada saat ini dalam begitu banyak tulisan tentang keramahtamahan, penuh sesak, mengharapkan bahwa praktek-praktek hukum dipercepat sehingga mereka bisa pergi ke tempat lain, lebih nyaman, di pusat-pusat keramahtamahan lainnya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.