Bacaan Ekaristi : Bil 21:4-9; Yoh 8:21-30
Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 24 Maret 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus meminta orang-orang Kristiani untuk berdoa di Pekan Suci ini bagi rahmat untuk menerima saat-saat sulit. Bapa Suci mengacu pada bacaan pertama hari itu (Bil 21:4-9) yang menceritakan tentang bagaimana orang-orang Israel bersunggut-sunggut kepada Allah selama perjalanan mereka melalui padang gurun dan tentang bagaimana mereka keberatan dengan "makanan pahit" yang disediakan. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah menawarkan kita keselamatan dengan seribu cara yang berbeda tetapi terlalu sering kita tidak mampu menerima "cara-cara ilahi"-Nya.
Dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 24 Maret 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus meminta orang-orang Kristiani untuk berdoa di Pekan Suci ini bagi rahmat untuk menerima saat-saat sulit. Bapa Suci mengacu pada bacaan pertama hari itu (Bil 21:4-9) yang menceritakan tentang bagaimana orang-orang Israel bersunggut-sunggut kepada Allah selama perjalanan mereka melalui padang gurun dan tentang bagaimana mereka keberatan dengan "makanan pahit" yang disediakan. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah menawarkan kita keselamatan dengan seribu cara yang berbeda tetapi terlalu sering kita tidak mampu menerima "cara-cara ilahi"-Nya.
Beliau mengatakan bahwa dalam perikop Injil Tuhan mengirim ular-ular tedung yang menggigit orang-orang tersebur dan banyak dari mereka yang meninggal. Lalu Musa berdoa untuk orang-orang Israel dan menaati perintah Tuhan, dipasang sebuah ular tembaga pada tiang yang memberikan keselamatan kepada siapa saja yang memandangnya setelah digigit. Hanya pengantaraan Musa, dan lambang salib di mana Kristus akan mati - Paus Fransiskus mengatakan - memberikan keselamatan dari racun ular.
Dan menggambarkan sikap banyak orang Kristiani hari ini sebagai "tidak karuan secara rohani", Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita sering melakukan jenis kesalahan yang sama, "cemberut dan menggerutu".
"Berapa banyak kita orang-orang Kristiani menemukan diri kita 'diracuni' oleh ketidakpuasan hidup. Ya: Allah itu baik tetapi ... kita adalah orang-orang Kristiani tetapi ... orang Kristian semacam ini akhirnya tidak membuka hatinya untuk Keselamatan Allah, tetapi selalu mengemukakan keadaan. "Ya, saya ingin diselamatkan, tetapi dengan cara ini ...". Sikap ini meracuni hati".
Paus Fransiskus mengatakan bahwa tidak menerima karunia Allah dengan cara yang ditawarkan adalah sebuah dosa. Ini meracuni jiwa kita, menghalanginya dari sukacita. Dan Yesus - beliau mengatakan - memecahkan masalah ini dengan mendaki Gunung Kalvari.
"Yesus sendiri mengambil racun itu atas diri-Nya. 'Kesuam-suaman kuku' dari orang-orang Kristiani 'setengah jalan' ini yang menunjukkan antusiasme pada awal perjalanan Yesus hanya menjadi tidak puas di jalan. Satu-satunya cara untuk disembuhkan adalah memandang Salib itu, memandang Allah, yang mengambil atas diri-Nya dosa-dosa kita : dosaku adanya".
Berapa banyak orang-orang Kristiani - Paus Fransiskus menyimpulkan - hari ini "mati di padang gurun kesedihan mereka, bersungut-sungut dan tidak menerima cara Allah".
"Mari kita memandang ular tedung tersebut, pada racunnya, di sana, dalam tubuh Kristus. Racun segala dosa di dunia dan mari kita memohon rahmat untuk menerima saat-saat sulit. Menerima cara ilahi keselamatan, menerima ini 'makanan pahit' ini yang dikeluhkan orang-orang Israel ... Mari kita menerima jalan yang padanya Tuhan menuntun kita. Semoga Pekan Suci ini - yang dimulai pada hari Minggu - membantu kita untuk berpaling dari godaan untuk menjadi "ya, tetapi .... orang-orang Kristiani".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.