Bacaan Ekaristi : Yes 1:10,16-20; Mat 23:1-12
Allah "dengan murah hati mengampuni" orang-orang yang "belajar berbuat baik", tetapi apa yang tidak Ia ampuni adalah "kemunafikan dan orang-orang kudus gadungan", kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 3 Maret 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Allah "dengan murah hati mengampuni" orang-orang yang "belajar berbuat baik", tetapi apa yang tidak Ia ampuni adalah "kemunafikan dan orang-orang kudus gadungan", kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 3 Maret 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa tidak pernah ada keraguan bahwa Allah lebih menyukai "orang-orang berdosa yang disucikan" - orang-orang yang, meskipun dosa-dosa masa lalu mereka, belajar bagaimana melakukan kebaikan yang lebih besar - bagi "orang-orang kudus gadungan" - orang-orang yang lebih peduli tampil suci ketimbang berbuat baik.
Paus merenungkan bacaan pertama dari Yesaya (Yes 1:10,16-20), yang beliau gambarkan sebagai "undangan dan tidak boleh tidak" yang datang langsung dari Allah: "Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik" membela anak yatim dan janda, yaitu "orang-orang yang tak diingat siapapun". Paus Fransiskus mengatakan kategori ini termasuk "kaum tua yang terbuang", "anak-anak yang tidak bersekolah", dan orang-orang "yang tidak tahu bagaimana membuat tanda salib". Pada dasarnya ini adalah undangan kepada pertobatan :
"Tetapi bagaimana saya bisa bertobat? 'Dengan belajar melakukan yang benar!'. Pertobatan. Anda tidak dapat menghapus kecemaran hati seperti Anda akan menghapus sebuah noda: kita pergi ke binatu dan menyerahkannya untuk dibersihkan ... Kecemaran ini dihapus dengan 'melakukan': mengambil jalan yang berbeda, jalan yang berbeda dari jalan si jahat. 'Belajarlah melakukan yang benar', yaitu, jalan berbuat baik. Dan bagaimana saya berbuat baik? Ini sederhana! 'Mencari keadilan, membesarkan hati orang-orang yang tertindas, membela anak yatim, membela para janda'. Ingatlah bahwa di Israel kaum yang termiskin dan paling membutuhkan adalah para anak yatim dan para janda. melakukan keadilan untuk mereka, pergi ke sana untuk luka-luka umat manusia, di mana ada begitu banyak penderitaan ... dan dengan melakukannya, dengan melakukan yang baik, Anda akan membersihkan hati Anda".
Paus Fransiskus melanjutkan bahwa hati yang dibersihkan dijanjikan pengampunan Allah. Allah tidak memperhitungkan dosa-dosa mereka yang secara nyata mengasihi sesama mereka. "Jika Anda melakukan ini, jika Anda mengambil jalan ini yang kepadanya saya mengundang Anda - Tuhan memberitahu kita - 'sekalipun dosa-dosamu merah seperti kirmizi, mereka akan menjadi putih seperti salju'. Ini berlebihan, Tuhan melebih-lebihkan, tetapi itu adalah kebenaran! Tuhan memberi kita karunia pengampunan-Nya. Tuhan mengampuni dengan murah hati. 'Aku mengampuni kamu sebanyak ini, maka kita akan mengusahakan sisanya ....' Tidak, tidak! Tuhan selalu mengampuni segalanya! Segalanya! Tetapi jika kamu ingin diampuni, kamu harus berangkat pada jalan berbuat baik. Ini adalah karunia!'.
Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan Injil hari, sebaliknya, memaparkan kemunafikan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Beliau merefleksikan tentang orang-orang "yang mengatakan semua hal benar, tetapi melakukan hal yang sebaliknya".
"Kita semua pintar dan selalu menemukan sebuah jalan yang tidak benar, tampak lebih saleh daripada diri kita sesungguhnya: itu adalah jalan kemunafikan". "Mereka berpura-pura bertobat, padahal hatinya adalah sebuah dusta: mereka adalah para pendusta! Itu sebuah dusta ... Hati mereka bukan milik Tuhan, hati mereka milik bapa dari seluruh dusta, Setan. Dan ini adalah kekudusan gadungan. Yesus lebih menyukai orang-orang berdosa seribu kali ketimbang orang-orang ini. Mengapa? Karena orang-orang berdosa mengatakan kebenaran tentang diri mereka sendiri. 'Pergi daripadaku, Tuhan, aku adalah orang berdosa!'. Petrus pernah berkata. Salah satu dari mereka [orang-orang munafik itu] tidak pernah mengatakan itu! 'Syukur kepada Tuhan, bahwa aku bukan orang berdosa, bahwa aku benar ... Dalam minggu kedua Masa Prapaskah kita memiliki tiga kata ini untuk dipikirkan, direnungkan: undangan untuk bertobat, karunia yang akan diberikan Tuhan kepada kita , yang merupakan pengampunan besar, sebuah pengampunan besar, dan perangkap - yaitu, berpura-pura bertobat, seraya memilih jalan kemunafikan".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.