Ada pepatah yang mengatakan "beritahu aku bagaimana kamu berdoa, dan aku akan memberitahu kamu bagaimana kamu hidup; beritahu bagaimana kamu hidup dan aku akan memberitahu kamu bagaimana kamu berdoa. Karena menunjukkan kepadaku bagaimana kamu berdoa, aku akan belajar menemukan Allah yang bagi-Nya kamu hidup, dan tunjukkan bagaimana kamu hidup, aku akan belajar untuk percaya kepada Allah yang kepada-Nya kamu berdoa". Karena kehidupan kita berbicara tentang doa dan doa berbicara tentang kehidupan kita; kehidupan kita berbicara melalui doa kita dan doa kita berbicara melalui kehidupan kita. Berdoa adalah sesuatu yang dipelajari, sama seperti kita belajar berjalan, berbicara, mendengarkan. Sekolah doa adalah sekolah kehidupan dan dalam sekolah kehidupan kita berkembang dalam sekolah doa.
Yesus ingin memperkenalkan para sejawat-Nya ke dalam misteri kehidupan, ke dalam misteri hidup-Nya. Ia menunjukkan kepada mereka dengan makan, tidur, menyembuhkan, berkhotbah dan berdoa, apa artinya menjadi Putra Allah. Ia mengundang mereka untuk ambil bagian dalam hidup-Nya, kedalaman batin-Nya, dan dalam kehadiran-Nya di antara mereka Ia mengizinkan mereka untuk menjamah, dalam daging-Nya, kehidupan Bapa. Ia membantu mereka untuk mengalami, dalam pandangan-Nya, dalam pergaulan-Nya yang penuh kuasa, kebaruan mengatakan "Bapa kami". Dalam Yesus ungkapan ini tidak memiliki jejak rutinitas atau pengulangan belaka. Sebaliknya, ia mengandung arti kehidupan, pengalaman, keaslian. Dengan dua kata ini, "Bapa kami", Ia tahu bagaimana hidup dalam doa dan berdoa dalam kehidupan.
Yesus mengundang kita untuk melakukan hal yang sama. Panggilan pertama kita adalah untuk mengalami kasih Bapa yang penuh kerahiman ini dalam hidup kita, dalam pengalaman-pengalaman kita. Panggilan pertama-Nys adalah untuk memperkenalkan kita ke dalam dinamika baru kasih, dinamika baru keputraan. Panggilan pertama kita adalah untuk belajar mengatakan, "Bapa kami", yaitu, Abba.
"Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!", kata Santo Paulus, "Celakalah aku!". Karena jika aku memberitakan Injil, lanjutnya, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri sebab itu adalah keharusan bagiku (1 Kor 9:16).
Ia telah mengundang kita untuk ambil bagian dalam hidup-Nya, kehidupan ilahi-Nya, dan celakalah kita jika kita tidak ambil bagian, celakalah kita jika kita tidak bersaksi untuk apa yang telah kita lihat dan dengar, celakalah kita. Kita bukan dan tidak ingin menjadi "para pengelola hal ilahi", kita bukan dan tidak ingin menjadi para karyawan Allah, karena kita diundang untuk ambil bagian dalam hidup-Nya, kita diajak untuk masuk ke dalam hati-Nya, hati yang berdoa dan hidup, mengatakan, "Bapa kami". Apa tujuan kita jika tidak mengatakan dengan hidup kita, "Bapa kami"?
Dia yang adalah Bapa kita, Dialah yang kepada-Nya kita berdoa setiap hari dengan bersikeras : Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Yesus sendiri melakukan hal yang sama. Ia berdoa agar murid-murid-Nya - kemarin dan hari ini - tidak akan jatuh ke dalam pencobaan. Apakah bisa salah satu dosa menimpa kita? Apakah bisa salah satu godaan bertumbuh tidak hanya dalam merenungkan kenyataan, tetapi juga dalam menjalaninya? Apakah godaan bisa datang kepada kita dari tempat-tempat yang sering didominasi oleh kekerasan, korupsi, perdagangan narkoba, mengabaikan martabat manusia, dan ketidakpedulian dalam menghadapi penderitaan dan kerentanan? Apakah godaan mungkin kita derita lagi dan lagi ketika dihadapkan dengan kenyataan ini yang tampaknya telah menjadi sistem yang tetap?
Saya pikir kita bisa merangkumnya dalam sebuah kata, "pengunduran diri". Menghadapi kenyataan ini, iblis dapat mengatasi kita dengan salah satu senjata favoritnya : pengunduran. Pengunduran diri yang melumpuhkan kita dan mencegah kita tidak hanya dari berjalan, tetapi juga dari membuat perjalanan; pengunduran diri yang tidak hanya menakutkan kita, tetapi yang juga berakar pada diri kita dalam "sakristi" dan keamanan-keamanan palsu kita; pengunduran diri yang tidak hanya mencegah kita dari memberitakan, tetapi juga menghambat memberikan pujian kami. Pengunduran diri yang tidak hanya menghalangi kita melihat ke masa depan, tetapi juga menggagalkan keinginan kita untuk mengambil risiko dan berubah. Dan maka, "Bapa kita, tidak membawa kita ke dalam pencobaan".
Betapa baiknya bagi kita untuk memasuki ingatan kita ketika kita tergoda. Berapa banyak ia membantu kita untuk melihat "kesanggupan" yang kita buat. Tidak semuanya dimulai dengan kita, dan tidak akan semuanya berakhir dengan kita, dan karena ada baiknya kita melihat kembali pengalaman-pengalaman masa lalu kita yang telah membawa kita ke tempat kita berada hari ini.
Dan dalam pengingatan ini, kita tidak bisa mengabaikan seseorang yang sangat mencintai tempat ini, yang menjadikan dirinya putra tanah ini. Kita tidak bisa mengabaikan orang itu yang bisa mengatakan tentang dirinya : "Mereka membawaku dari pengadilan Gereja dan menempatkanku dalam tugas imamat karena dosa-dosaku. Aku, tidak berguna dan tidak sanggup melakukan usaha besar seperti itu; aku, yang tidak tahu bagaimana menggunakan dayung, mereka memilihku untuk menjadi Uskup Michoacán yang pertama" (Vasco Vázquez de Quiroga, Surat Pastoral, 1554).
Bersama kalian, saya ingin mengingat penginjil ini, yang pertama-tama dikenal sebagai "orang Spanyol yang menjadi seorang Indian".
Situasi orang-orang Indian Purhépechan, yang ia gambarkan sebagai "terjual, dipermalukan, dan tunawisma di keramaian pasar, mengambil potongan-potongan roti dari tanah", jauh dari menggoda dia untuk mengundurkan diri dengan lesu, berhasil dalam menyalakan imannya, memperkuat kasih sayangnya dan mengilhaminya untuk melaksanakan rencana-rencana yang adalah "menghirup udara segar" di tengah-tengah begitu banyak ketidakadilan yang sedang melumpuhkan. Kesakitan dan penderitaan saudara dan saudarinya menjadi doanya, dan doanya menyebabkan tanggapannya. Di antara orang-orang Indian, ia dikenal sebagai "Tata Vasco", yang dalam bahasa Purhépechan berarti, Bapa, ayah, papa ...
Doa inilah, untuk ungkapan ini, yang Yesus mohon dari kita.
Bapa, ayah, papa ... janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan pengunduran diri, jangan masukkan kami ke dalam pencobaan kehilangan ingatan kami, jangan masukkan kami ke dalam pencobaan melupakan para tetua kami yang mengajarkan kami dengan kehidupan mereka untuk mengatakan, "Bapa kami".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.