Bacaan Ekaristi : Am 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31
Dalam Bacaan Kedua Rasul Paulus menawarkan kepada Timotius, tetapi juga kepada kita, beberapa saran yang dekat dengan hatinya. Antara lain, ia menuntut dirinya "turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela" (1 Tim 6:14). Ia membicarakan hanya sebuah perintah. Tampaknya ia ingin menjaga perhatian kita tetap teguh pada apa yang penting bagi iman kita. Santo Paulus, memang, tidak sedang menunjukkan segala macam titik perbedaan, tetapi sedang menekankan inti dari iman. Pusat ini yang di sekitarnya segalanya berputar, jantung yang berdetak ini yang memberi kehidupan kepada segalanya adalah pewartaan Paskah, pewartaan yang pertama : Tuhan Yesus telah bangkit, Tuhan Yesus mengasihi kalian, dan Ia telah memberikan hidup-Nya untuk kalian; bangkit dan tetap hidup, Ia dekat dengan kalian dan menunggu kalian setiap hari. Kita tidak boleh melupakan hal ini. Pada Yubileum untuk Para Katekis ini, kita sedang diminta untuk tidak bosan mengedepankan dan mengutamakan pesan utama iman : Tuhan telah bangkit. Tidak ada yang lebih penting; tidak ada yang lebih jelas atau lebih relevan daripada ini. Segalanya dalam iman menjadi indah ketika dihubungkan dengan pusat ini, jika ia jenuh oleh pemakluman Paskah. Jika ia tetap terasing, namun, ia kehilangan akal dan kekuatannya. Kita dipanggil selalu hidup keluar dan memaklumkan kebaruan kasih Tuhan : "Yesus benar-benar mengasihi kalian, seperti apa adanya. Berilah Dia ruang : terlepas dari kekecewaan-kekecewaan dan luka-luka dalam kehidupan kalian, memberi-Nya kesempatan untuk mengasihi kalian. Ia tidak akan mengecewakan kalian".
Dalam Bacaan Kedua Rasul Paulus menawarkan kepada Timotius, tetapi juga kepada kita, beberapa saran yang dekat dengan hatinya. Antara lain, ia menuntut dirinya "turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela" (1 Tim 6:14). Ia membicarakan hanya sebuah perintah. Tampaknya ia ingin menjaga perhatian kita tetap teguh pada apa yang penting bagi iman kita. Santo Paulus, memang, tidak sedang menunjukkan segala macam titik perbedaan, tetapi sedang menekankan inti dari iman. Pusat ini yang di sekitarnya segalanya berputar, jantung yang berdetak ini yang memberi kehidupan kepada segalanya adalah pewartaan Paskah, pewartaan yang pertama : Tuhan Yesus telah bangkit, Tuhan Yesus mengasihi kalian, dan Ia telah memberikan hidup-Nya untuk kalian; bangkit dan tetap hidup, Ia dekat dengan kalian dan menunggu kalian setiap hari. Kita tidak boleh melupakan hal ini. Pada Yubileum untuk Para Katekis ini, kita sedang diminta untuk tidak bosan mengedepankan dan mengutamakan pesan utama iman : Tuhan telah bangkit. Tidak ada yang lebih penting; tidak ada yang lebih jelas atau lebih relevan daripada ini. Segalanya dalam iman menjadi indah ketika dihubungkan dengan pusat ini, jika ia jenuh oleh pemakluman Paskah. Jika ia tetap terasing, namun, ia kehilangan akal dan kekuatannya. Kita dipanggil selalu hidup keluar dan memaklumkan kebaruan kasih Tuhan : "Yesus benar-benar mengasihi kalian, seperti apa adanya. Berilah Dia ruang : terlepas dari kekecewaan-kekecewaan dan luka-luka dalam kehidupan kalian, memberi-Nya kesempatan untuk mengasihi kalian. Ia tidak akan mengecewakan kalian".
Perintah yang sedang dibicarakan Santo Paulus membuat kita memikirkan
juga perintah baru Yesus : "supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Dengan mengasihi Allah yang adalah
Kasih diwartakan kepada dunia : bukan oleh kekuatan yang meyakinkan,
tidak pernah dengan pemaksaan kebenaran, tidak sedikit pun oleh tumbuh
terpaku pada beberapa kewajiban agama atau moral. Allah diwartakan
melalui perjumpaan antara orang-orang, dengan kepedulian terhadap
sejarah mereka dan perjalanan mereka. Karena Tuhan bukanlah sebuah
gagasan, tetapi pribadi yang hidup: pesannya ditularkan melalui
kesaksian sederhana dan otentik, dengan mendengarkan dan menyambut
dengan sukacita yang memancar keluar. Kita tidak berbicara dengan
meyakinkan tentang Yesus ketika kita sedih; atau juga kita tidak
meneruskan keindahan Allah hanya dengan homili-homili yang indah. Allah
pengharapan diwartakan dengan mengamalkan keluar Injil kasih pada saat
ini, tanpa takut mempersaksikan untuknya, bahkan dalam cara-cara baru.
Injil hari Minggu ini membantu kita memahami apa artinya mengasihi, dan
lebih dari apa pun bagaimana menghindari resiko-resiko tertentu. Dalam
perumpamaan ada orang kaya yang tidak memperhatikan Lazarus, seorang
miskin yang berada "di dekat pintu rumahnya" (Luk 16:20). Orang kaya
ini, sesungguhnya, tidak melakukan kejahatan terhadap siapa pun; tidak
ada satupun yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang jahat. Tetapi ia
memiliki penyakit yang jauh lebih berat daripada Lazarus, yang "penuh
dengan borok" (Luk 16:20) : Orang kaya ini menderita kebutaan yang
mengerikan, karena ia tidak mampu melihat melampaui dunianya, membuat
perjamuan dan berpakaian halus. Ia tidak bisa melihat melampaui pintu
rumahnya ke tempat Lazarus berada, karena apa yang sedang terjadi di
luar tidak menarik baginya. Ia tidak melihat dengan matanya, karena ia
tidak bisa merasakan dengan hatinya. Karena ke dalamnya keduniawian
telah masuk yang membius jiwa. Keduniawian ini adalah seperti sebuah
"lubang hitam" yang menelan apa yang baik, yang memadamkan kasih, karena
ia menghabiskan segala sesuatunya benar-benar di dalam dirinya. Dan
jadi di sini orang hanya melihat penampilan luar, tidak lagi
memperhatikan orang lain karena ia telah menjadi acuh tak acuh terhadap
semua orang. Orang yang menderita kebutaan berat sering berperilaku
"mengerlingkan mata" : ia terlihat memuji orang-orang terkenal,
orang-orang berpangkat tinggi, orang-orang yang dikagumi oleh dunia,
namun memalingkan pandangannya terhadap banyak Lazarus hari ini,
terhadap orang-orang miskin, terhadap orang-orang menderita yang adalah
orang-orang yang dicintai Tuhan.
Tetapi Tuhan melihat mereka
yang terabaikan dan tercampakkan oleh dunia. Lazarus adalah satu-satunya
orang yang disebutkan namanya dalam semua perumpamaan Yesus. Namanya
berarti "Allah menolong". Allah tidak melupakannya; Ia akan menyambutnya
ke ruang perjamuan dalam kerajaan-Nya, bersama-sama dengan Abram, dalam
persekutuan dengan semua orang yang menderita. Orang kaya dalam
perumpamaan tersebut, di sisi lain, bahkan tidak memiliki nama; hidupnya
berlalu dengan terlupakan, karena barangsiapa hidup untuk dirinya
sendiri tidak menulis sejarah. Dan orang Kristen harus menulis sejarah!
Ia harus keluar dari dirinya sendiri, menulis sejarah! Tetapi
barangsiapa yang hidup untuk dirinya sendiri tidak bisa menulis sejarah.
Ketakberperasaan hari ini menyebabkan jurang yang digali yang tidak
pernah dapat diseberangi. Dan kita telah jatuh, pada saat ini, ke dalam
penyakit ketidakpedulian, keegoisan dan keduniawian.
Ada
rincian lain dalam perumpamaan, sebuah pertentangan. Kehidupan
berlimpah-limpah orang tanpa nama ini digambarkan sebagai suka pamer :
segala sesuatu tentang dirinya menyangkut kebutuhan dan hak. Bahkan
ketika ia sudah meninggal ia bersikeras dibantu dan menuntut apa yang
menjadi pahalanya. Kemiskinan Lazarus, tetapi, ditekankan dengan
martabat yang besar : dari mulutnya tidak ada keluhan atau protes atau
kata-kata menghina yang dikeluarkan. Ini adalah pengajaran yang berharga
: sebagai para hamba dari sabda Yesus kita telah dipanggil untuk tidak
memamerkan penampilan kita, tidak mencari kemuliaan; atau juga tidak
bisa kita sedih atau penuh dengan keluhan. Kita bukan para nabi
kesuraman yang mengambil kesenangan dengan menggali bahaya atau
penyimpangan; kita bukan orang-orang yang menjadi tempat berlindung di
lingkungan kita sendiri, membagi-bagikan penilaian pahit pada masyarakat
kita, pada Gereja, pada segala sesuatu dan semua orang, mencemari dunia
dengan negativitas kita. Skeptisisme yang menyedihkan bukan milik
siapapun yang dekat dengan sabda Allah.
Siapa pun yang
mewartakan harapan Yesus membawa sukacita dan melihat jarak yang sangat
jauh; orang-orang tersebut memiliki cakrawala terbuka di hadapan mereka;
tidak ada dinding menutupi mereka; mereka melihat jarak yang sangat
jauh karena mereka tahu bagaimana melihat melampaui kejahatan dan
melampaui masalah-masalah mereka. Pada saat yang sama, mereka melihat
dengan jelas dari dekat, karena mereka berperhatian terhadap sesama
mereka dan terhadap kebutuhan sesama mereka. Tuhan sedang meminta hal
ini dari kita hari ini : di hadapan semua Lazarus yang kita lihat, kita
dipanggil untuk terganggu, untuk menemukan cara bertemu dan membantu,
tanpa selalu mewakilkan kepada orang lain atau mengatakan : "Aku akan
membantumu besok; Aku tidak punya waktu hari ini, aku akan membantumu
besok". Ini adalah sebuah dosa. Waktu yang dibutuhkan untuk membantu
orang lain adalah waktu yang diberikan kepada Yesus; kasihlah yang
tinggal : itulah harta kita di sorga, yang kita peroleh di bumi.
Dan maka, para katekis yang terkasih, saudara dan saudariku, semoga
Tuhan memberi kita rahmat untuk diperbarui setiap hari dengan sukacita
pewartaan pertama kepada kita : Yesus wafat dan telah bangkit, Yesus
mengasihi kita secara pribadi! Semoga Ia memberi kita kekuatan untuk
menghayati dan mewartakan perintah kasih, mengatasi kebutaan penampilan,
dan kesedihan duniawi. Semoga Ia membuat kita peka terhadap orang
miskin, yang bukan sebuah renungan dalam Injil namun sebuah halaman
penting, selalu terbuka di hadapan semua orang.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.