Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH DI PENJARA PALIANO, FROSINONE - ITALIA 13 April 2017

Bacaan Ekaristi : Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18 ; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

Yesus berada di perjamuan bersama mereka dalam Perjamuan Terakhir dan, kata Injil, Ia tahu bahwa saat-Nya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini menuju Bapa. Ia tahu bahwa Ia telah dikhianati dan bahwa Ia akan diserahkan malam itu oleh Yudas. “Telah mengasihi kepunyaan-Nya, yang ada di dunia, Ia mengasihi mereka hingga kesudahan”. Allah mengasihi seperti ini : hingga kesudahan. Dan Ia memberikan nyawa-Nya untuk kita masing-masing, serta Ia membanggakan hal ini dan menginginkan hal ini karena Ia adalah kasih : “Mengasihi hingga kesudahan”. Itu tidaklah mudah karena kita semua adalah orang-orang berdosa; kita semua memiliki keterbatasan, aib, begitu banyak hal. Kita semua mampu mengasihi, tetapi kita tidak seperti Allah, yang mengasihi tanpa memandang akibat-akibatnya, hingga kesudahan. Dan Ia memberi teladan : hal ini harus dipahami, Ia yang adalah “kepala”, yang adalah Allah, membasuh kaki murid-murid-Nya. Pembasuhan kaki adalah kebiasaan yang dilakukan pada saat itu, sebelum makan siang dan sebelum makan malam, karena di sana tidak ada trotoar apapun dan orang-orang berjalan dalam debu. Oleh karena itu, salah satu tindakan menerima seseorang di rumah, dan juga makan, adalah membasuh kakinya. Para budak melakukan hal ini, mereka yang diperbudak melakukan hal ini, tetapi Yesus memutarbalikkan segalanya dan melakukannya sendiri. Simon tidak ingin Ia melakukannya, tetapi Yesus menjelaskan kepadanya bahwa haruslah demikian, bahwa Ia datang ke dunia untuk melayani, untuk melayani kita, untuk menjadikan diri-Nya seorang pelayan bagi kita, untuk memberikan nyawa-Nya bagi kita, untuk mengasihi hingga kesudahan.

Hari ini, ketika saya tiba, ada sambutan orang-orang di jalanan : “Paus sudah tiba, sang kepala, sang kepala Gereja...”. Yesus adalah kepala Gereja; kita tidak sedang bercanda! Paus adalah sosok Yesus dan saya ingin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan-Nya. Dalam upacara ini, pastor paroki membasuh kaki umat. Ada pembalikan : orang yang tampaknya terbesar harus melakukan pekerjaan budak, tetapi menabur kasih. - menabur kasih di antara kita. Saya pergi hari ini tidak memberitahu kalian dan membasuh kaki satu sama lain : itu akan menjadi sebuah lelucon. Tetapi lambang, sosok ya : Saya akan memberitahu kalian bahwa jika kalian dapat memberikan bantuan, melakukan sebuah pelayanan di sini, di penjara, kepada rekan-rekan kalian, lakukanlah.

Karena inilah kasih, inilah sebagai membasuh kaki. Itulah menjadi pelayan orang lain. Sekali waktu para murid sedang mempertengkarkan siapa yang terbesar, yang terpenting di antara mereka. Dan Yesus berkata : “Barangsiapa terpenting di antara kamu, hendaklah ia menjadikan dirinya kecil danpelayan semua orang". Dan inilah apa yang Ia lakukan; Allah melakukan ini dengan kita. Ia melayani kita. Ia adalah pelayan - dari kita semua, yang adalah harta benda yang buruk, semuanya! Tetapi Ia besar; Ia baik. Dan Ia mengasihi kita apa adanya. Oleh karena itu, selama upacara ini kita memikirkan Allah, memikirkan Yesus. Ini bukanlah sebuah upacara yang kurang berarti : ia adalah isyarat untuk mengingat apa yang telah diberikan Yesus <kepada kita>. Setelah ini, Ia mengambil roti dan memberikan Tubuh-Nya kepada kita; Ia mengambil anggur, dan memberikan Darah-Nya kepada kita. Kasih Allah adalah seperti ini. Hari ini marilah kita memikirkan hanya kasih Allah.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.