Bacaan Ekaristi : Kej. 23:1-4,19;24:1-8,62-67; Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5; Mat. 9:9-13
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas undangan untuk merayakan Misa ini bersama kalian, para pekerja. Yesus datang, Ia memahami apa pekerjaan kita, Ia sangat memahami kita; Ia sungguh sangat memahami kita. Saya juga ingin memanjatkan doa untuk Sandro [Mariotti] kita yang tercinta. Kemarin ayahnya meninggalkan kita. Ayahnya bekerja di sini, di Vatikan. Ia meninggal sebagai orang benar ... Ia bersama teman - temannya berada di pantai dan ...
Sekarang saya ingin mengatakan sesuatu kepada kalian tentang Injil. Yesus melihat seorang laki-laki bernama Matius, duduk di kas pajak. Ia adalah seorang pemungut cukai. Orang-orang ini dihakimi sebagai orang-orang yang paling jahat, karena mereka memang begitu ... karena mereka membuat <orang-orang> membayar pajak dan mengirim uang itu ke orang-orang Romawi, serta mereka akan memasukkan sebagian daripadanya ke dalam kantong mereka. Mereka memberikannya kepada orang-orang Romawi : mereka menjual kebebasan tanah air sehingga karena itulah mereka dibenci. Mereka adalah para pengkhianat tanah air. Yesus memanggilnya. Ia memandangnya dan Ia memanggilnya. Ikutlah Aku. Yesus memilih seorang rasul ... di antara orang-orang itu, orang-orang yang paling jahat. Kemudian Matius ini, yang mengundang untuk makan siang, bersukacita.
Sebelumnya, ketika saya masuk melalui della Scrofa, saya suka pergi - sekarang saya tidak bisa - ke Santo Louis orang Prancis untuk melihat Pertobatan Matius karya Caravaggio, Matius yang memegang uang seperti ini [beliau memperagakannya] dan Yesus, yang menunjuk kepadanya dengan jari-Nya [...] Ia terikat pada uang, dan Yesus memilihnya. Ia mengundang seluruh komplotan untuk makan siang, para pengkhianat tanah air, para pemungut cukai. Melihat hal ini, orang-orang Farisi yang menganggap diri mereka benar, menghakimi setiap orang dan berkata : "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?". Yesus berkata : "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa".
Hal ini sangat menghibur saya, karena saya berpikir bahwa Yesus datang kepada saya, karena kita semua adalah orang-orang berdosa - semua orang. Kita semua memiliki gelar ini; kita sudah lulus. Kita masing-masing tahu dimana dosa kita, kelemahan kita paling kuat. Kita pertama-tama harus mengenali hal ini : tidak seorang pun dari kita, kita semua yang berada di sini dapat berkata : "Aku bukan orang berdosa". Orang-orang Farisi mengatakan hal ini, dan Yesus mengutuk mereka. Mereka tinggi hati, angkuh, mempercayai diri mereka lebih unggul dari orang lain. Sebaliknya, kita semua orang-orang berdosa. Orang-orang berdosa adalah gelar kita dan orang-orang berdosa juga merupakan kemungkinan untuk menarik Yesus kepada kita. Yesus datang kepada kita, Ia datang kepadaku; Ia datang kepadaku karena aku adalah orang berdosa.
Yesus datang untuk hal ini, untuk orang-orang berdosa, bukan untuk orang-orang benar, mereka tidak memiliki kebutuhan tersebut. Yesus berkata : "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa".
Ketika saya membaca hal ini, saya merasa dipanggil oleh Yesus, dan kita semua dapat mengatakan hal yang sama : Yesus datang untukku - kita masing-masing.
Inilah penghiburan dan kepercayaan diri kita : bahwa Ia selalu mengampuni, Ia selalu menyembuhkan jiwa, selalu, selalu. "Tetapi aku lemah, aku akan jatuh lagi ...". Yesuslah yang akan membangkitkanmu, menyembuhkanmu, selalu [...] Inilah penghiburan kita. Yesus datang untukku, [...] memberiku kekuatan, membuatku bahagia, memberiku hati nurani yang tenang. Janganlah takut. Pada saat-saat yang mengerikan, ketika kita merasa terbebani banyak hal yang telah kita lakukan, begitu banyak tergelincir dalam kehidupan, begitu banyak hal, dan merasa terbebani ... Yesus mengasihiku karena aku seperti itu.
Ada yang terlintas dalam pikiran bagian kehidupan seorang santo besar, Santo Hieronimus, yang memiliki kesabaran, dan mencoba untuk bersikap lemah lembut, tetapi kesabaran itu ... karena ia orang Dalmatia, dan orang-orang Dalmatia orang-orang yang kuat ... Ia berhasil mengendalikan jalan keberadaannya dan begitu banyak hal dipersembahkan kepada Tuhan, begitu banyak karya, dan ia berdoa kepada Tuhan : "Apa yang Engkau inginkan daripadaku?". "Kamu belum memberikan segalanya kepada-Ku". "Tetapi Tuhan, aku telah memberikan kepada-Mu ini, dan itu dan itu ...". "Satu hal yang kurang". "Apa yang kurang?". " Berikanlah kepada-Ku dosa-dosamu".
Senang mendengarnya : "Berikanlah kepada-Ku dosa-dosamu, kelemahan-kelemahanmu, Aku akan menyembuhkanmu, kamu berjalanlah terus".
Hari ini, Jumat pertama ini, marilah kita memikirkan hati Yesus, semoga Ia membuat kita memahami hal yang indah ini, dengan hati-Nya yang penuh belas kasih yang hanya mengatakan kepada kita : "Berikanlah kepada-Ku kelemahan-kelemahanmu, berikanlah kepada-Ku dosa-dosamu, Aku mengampuni segalanya". Yesus mengampuni segalanya; Ia selalu mengampuni.
Semoga ini menjadi sukacita kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.