Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Januari 2018 : CIRI KHAS DOA KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : 1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12.

Beriman kepada Yesus dan keberanian untuk mengatasi kesulitan seperti yang telah dilakukan oleh banyak orang kudus adalah ciri khas doa kristiani. Hal tersebut disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 12 Januari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengambil inspirasi homilinya dari dua kisah penyembuhan yang diceritakan dalam Injil (Mrk 1:40-45;2:1-12).

Paus Fransiskus merenungkan tentang bagaimana orang-orang yang berdoa kepada Tuhan mendapatkan apa yang mereka mohonkan. Beliau mengingat kembali perikop Injil yang menceritakan dua penyembuhan, yaitu penyembuhan orang kusta dan penyembuhan orang lumpuh. Keduanya berdoa agar mendapatkan, keduanya melakukannya dengan iman : orang kusta, Bapa Suci menggarisbawahi, juga menantang Yesus dengan keberanian, dengan mengatakan : "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku". Dan Yesus segera menjawab : "Aku mau". Jadi semuanya, seperti yang diajarkan Injil, "mungkin bagi orang-orang percaya":

Senantiasa, ketika kita mendekati Tuhan untuk meminta sesuatu, kita harus mulai dari iman dan melakukannya dengan iman : "Aku memiliki iman bahwa Engkau dapat menyembuhkanku, aku percaya Engkau dapat melakukan hal ini" dan memiliki keberanian menantang-Mu, seperti orang kusta ini, orang lumpuh ini. Berdoa dalam iman.

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa, oleh karena itu Injil membawa kita untuk bertanya pada diri kita dalam perjalanan doa kita. Kita tidak melakukan hal ini seperti "burung beo" dan tanpa "ujud" dalam apa yang kita mohonkan, jika ada, Paus Fransiskus menyarankan, kita mohon kepada Tuhan untuk "membantu iman kita yang kecil" bahkan dalam menghadapi kesulitan. Sebenarnya, ada banyak perikop dalam Injil yang di dalamnya mendekati Tuhan adalah sulit bagi mereka yang membutuhkan dan perikop ini berfungsi sebagai teladan bagi kita masing-masing. Bapa Suci melanjutkan, orang lumpuh, dalam Injil Markus hari ini, misalnya, bahkan diturunkan dari atap agar tilamnya mencapai Tuhan yang sedang berkhotbah di antara orang banyak. "Mengambil keputusan akan menemukan sebuah penyelesaian", Paus Fransiskus menggarisbawahi, dan "mengatasi kesulitan" :

Keberanian berjuang untuk sampai kepada Tuhan. Keberanian memiliki iman, pada permulaannya : "Kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku. Kalau Engkau mau, aku percaya". Dan keberanian untuk mendekat kepada Tuhan, ketika ada kesulitan. Keberanian itu ... Seringkali, dibutuhkan kesabaran dan tahu bagaimana harus menunggu saat tersebut, tetapi jangan menyerah, selalu berjalan maju. Tetapi kalau aku pergi dengan iman kepada Tuhan dan berkata : "Tetapi kalau Engkau mau, Engkau dapat memberiku rahmat ini", dan tetapi kemudian ... ketika rahmat tersebut setelah tiga hari belum tiba, perkara lain ... dan saya lupa .

Santa Monika, ibunda Agustinus, kata Paus Fransiskus, berdoa dan "banyak menangis" demi pertobatan putranya, dan berhasil mendapatkannya. Paus Fransiskus mengutip Santa Monika di antara banyak orang kudus yang telah memiliki keberanian besar dalam iman mereka. Keberanian "menantang Tuhan", keberanian "terlibat", bahkan jika kamu tidak segera mendapatkan apa yang kamu mohonkan, karena dalam "doa kamu berusaha keras" dan "jika doa tidak berani maka doa tersebut tidak bersifat kristiani" :

Doa kristiani lahir dari iman kepada Yesus dan selalu berjalan dengan iman mengatasi kesulitan. Sebuah ungkapan untuk dibawa di dalam hati kita hari ini akan membantu kita, dari bapa kita Abraham, yang kepadanya warisan dijanjikan, yaitu, memiliki seorang anak pada usia 100 tahun. Rasul Paulus berkata : "Percayalah" dan dengan ini ia dibenarkan. Iman dan "berangkat" dengan iman dan melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan rahmat yang sedang saya mohonkan. Tuhan mengatakan kepada kita : "Mintalah dan akan diberikan kepadamu". Kita juga memerlukan Sabda ini dan kita percaya, tetapi selalu dengan iman dan mempertaruhkan diri kita. Inilah keberanian yang dimiliki oleh doa kristiani. Jika sebuah doa tidak berani maka doa tersebut tidak bersifat kristiani.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.