Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 Februari 2018 : TIDAK ADA ANCAMAN DALAM PENGAKUAN DOSA - HANYA PENGAMPUNAN

Bacaan Ekaristi : Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.

Pelayan sakramen tobat "bagaikan seorang ayah dari seorang anak kecil yang telah berkelakar, dan ia harus membetulkan anaknya. Dan ia tahu bahwa jika ia mendekati anak tersebut dengan tongkat di tangan, semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Ia harus mendekati dia dengan keyakinan dan percaya diri". Demikianlah kata-kata yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 27 Februari 2018, di Casa Santa Marta, Vatikan. Kemudian beliau memperingatkan, "tidak ada ancaman dalam pengakuan dosa - hanya pengampunan". Beliau mengingatkan bahwa Masa Prapaskah adalah masa yang "bermanfaat untuk pertobatan", karena semakin dekat dengan Allah, karena mengubah hidup kita - dan inilah rahmat yang harus kita mohonkan dari Tuhan.

Homili Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Pertama hari ini (Yes. 1:10,16-20) : tentang "panggilan kepada pertobatan" yang sesungguhnya, yang menunjukkan kepada kita sikap tertentu yang diambil Yesus sehubungan dengan dosa-dosa kita : "Ia tidak mengancam", kata Paus Fransiskus, tetapi sebaliknya, memanggil kita "dengan kebaikan, kelembutan, memberi kita kepercayaan diri". "Marilah, baiklah kita beperkara", sabda Tuhan kepada para pemimpin Sodom dan orang-orang Gomora setelah menunjukkan kepada mereka kejahatan yang seharusnya mereka hindari dan kebaikan yang seharusnya mereka lakukan.

"Tuhan bersabda, 'Marilah, baiklah kita beperkara', Mari kita berbicara sebentar. Ia tidak menakut-nakuti kita. Ia bagaikan seorang ayah dari seorang anak kecil yang telah berkelakar, dan ia harus membetulkan anaknya. Dan ia tahu bahwa jika ia mendekati anak tersebut dengan tongkat di tangan, semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Ia harus mendekati dia dengan keyakinan dan percaya diri". Dalam perikop ini, inilah cara Tuhan memanggil kita : 'Marilah, baiklah kita minum kopi bersama. Marilah kita membicarakan hal ini, marilah kita membahasnya. Jangan takut, aku tidak sedang akan memukulmu'. Dan karena ia tahu anaknya sedang memikirkan 'Tetapi aku melakukan sesuatu yang salah ...', ia segera menambahkan, 'Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba'. Jadi, sama seperti seorang ayah yang menghadapi anaknya yang masih muda, Yesus memulai dengan mengilhami keyakinan dan kepercayaan diri, untuk menuntun membawa kita kepada "pengampunan, dan perubahan hati".

Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Kristus berperilaku dengan cara ini ketika memanggil Zakeus dan Matius, serta Ia bertindak dengan cara ini dalam kehidupan kita juga. Ia menunjukkan kepada kita "bagaimana melangkah maju di sepanjang jalan pertobatan". Oleh karena itu, "Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya. Ia tidak ingin memukul kita dan mengutuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya untuk kita dan inilah kebaikan-Nya. Dan Ia selalu sedang mencari jalan untuk sampai ke hati. Dan ketika kita para imam, di tempat Tuhan, harus mendengarkan pengakuan dosa, kita juga seharusnya memiliki sikap kebaikan ini. Seperti yang dikatakan Tuhan : 'Marilah, baiklah kita membahas hal ini. Tidak masalah, ada pengampunan'. Dan sejak awal, tidak ada ancaman".

Pada titik ini, Paus Fransiskus berbagi pengalaman seorang kardinal yang mendengarkan pengakuan dosa. Ketika menghadapi dosa-dosa yang ia pahami sangat berat, ia tidak terlalu memikirkannya tetapi berjalan terus, melanjutkan percakapan : "Dan hal ini membuka hati", Paus Fransiskus menekankan, "dan orang tersebut merasakan kedamaian". Tuhan melakukan hal yang sama pada kita, dengan mengatakan, "Marilah, baiklah kita membahasnya, marilah kita berbicara. Terimalah pengampunan. Ada pengampunan".

Paus Fransiskus akhirnya menambahkan, "Melihat sikap Tuhan ini : [sikap] seorang ayah terhadap anak yang menganggapnya ia sudah besar, bahwa ia sudah dewasa sepenuhnya, tetapi di sana hanya setengah jalan sangatlah membantu saya. Dan Tuhan tahu bahwa di sana kita semua berada di tengah jalan, dan seringkali kita membutuhkan hal ini, kita perlu mendengarkan kata-kata ini : 'Marilah, janganlah takut, marilah. Ada pengampunan'. Dan hal ini mendorong kita. Pergilah kepada Tuhan dengan hati yang terbuka : Ia adalah Sang Bapa yang sedang menantikan kamu".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.