Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 Maret 2018 : JANGAN MENJADI UMAT KRISTIANI YANG TERPARKIR

Bacaan Ekaristi : Yes 65:17-21; Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; Yoh 4:43-54.

"Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya". Itulah keberatan yang disampaikan Yesus kepada pegawai istana yang meminta-Nya untuk menyembuhkan putranya. Orang-orang tahu bahwa Yesus telah melakukan mukjizat-mukjizat besar; dan dalam Bacaan Injil hari itu (Yoh 4:43-54), Tuhan sepertinya kehilangan kesabaran, karena mukjizat-mukjizat-Nya merupakan satu-satunya hal yang penting bagi mereka. Itulah permenungan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian pagi 13 Maret 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Selanjutnya, Paus Fransiskus merenungkan hal ini : "Di manakah imanmu? Melihat sebuah mukjizat, sebuah keajaiban, dan mengatakan, 'Engkau memiliki kuasa, Engkau adalah Allah'. Ya, itu adalah tindakan iman, tetapi sangat kecil. Karena jelas bahwa orang ini memiliki kuasa yang besar; tetapi iman dimulai di sana, tetapi kemudian iman berjalan maju. Di manakah keinginanmu terhadap Allah? Karena inilah iman : memiliki keinginan untuk menemukan Allah, berjumpa Dia, menyertai Dia, bahagia bersama Dia".

Tetapi apakah mukjizat besar yang diperbuat Tuhan? Bacaan Pertama (Yes 65:17-21) menjelaskannya kepada kita, kata Paus Fransiskus. "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru ... bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan". Tuhan memikat keinginan kita untuk bersukacita sedang berada bersama-Nya.

"Ketika Tuhan melintasi kehidupan kita dan melakukan sebuah mukjizat di dalam diri kita masing-masing, dan kita masing-masing mengetahui apa yang telah perbuat Tuhan dalam kehidupan kita, ini tidak berakhir di sana : inilah undangan untuk berjalan maju, melanjutkan perjalanan, 'mencari wajah Allah', kata Pemazmur; mencari sukacita ini".

Mukjizat-mukjizat, kemudian, hanyalah permulaan, kata Paus Fransiskus. Beliau bertanya apa yang dipikirkan Yesus tentang begitu banyak umat kristiani yang tetap mandeg setelah mereka menerima rahmat yang telah mereka terima, yang tidak melanjutkan perjalanan. Beliau membandingkan mereka dengan seseorang yang akan pergi ke restoran dan puas dengan makanan pembuka, serta yang kemudian akan pulang ke rumah, tidak menyadari bahwa hidangan utama sesungguhnya akan lebih baik lagi :

"Karena ada begitu banyak umat kristiani yang mandeg, yang tidak melanjutkan perjalanan; umat kristiani yang telah kandas dalam persoalan kehidupan sehari-hari - berbagai hal yang baik dalam diri mereka! - tetapi mereka tidak bertumbuh, mereka tetap kecil. Umat kristiani yang terparkir: mereka telah memarkir. Umat kristiani yang terkurung yang tidak tahu bagaimana cara terbang dengan mimpi menuju hal indah yang indah ini yang kepadanya Tuhan memanggil kita".

Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita semua bisa mengajukan pertanyaan kepada diri kita, "Apa yang sebenarnya kuinginkan?" Apakah aku benar-benar menginginkan Allah, dan berusaha untuk menyertai Dia? "Atau apakah aku takut? Apakah aku biasa-biasa saja?" Apakah ukuran keinginanku? Apakah aku puas dengan makanan pembuka, atau apakah aku menginginkan perjamuan yang dipersiapkan di hadapanku?

Bapa Suci mengakhiri permenungannya dengan mendorong mereka yang hadir untuk mempertahankan keinginan mereka, agar tidak merasa puas dengan keberadaan mereka. "Berjalanlah maju sedikit, ambillah resiko", beliau berkata. "Umat kristiani sejati mengambil resiko, ia berjalan keluar dari zona nyamannya".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.